Recap Derailment Episode 2

Padahal Xiao Yuan jatuh ke sungai bersama mobilnya, tapi saat dia terbangun, dia malah mendapati dirinya di sebuah err... tempat pembuangan akhir, mungkin.

Aneh sekali, dia bahkan tidak basah sama sekali, tapi dahinya terluka entah karena apa.Dia menemukan sebuah KTP dengan fotonya dan namanya, tapi anehnya, itu bukan KTP-nya karena alamat yang tertera di KTP itu adalah sebuah desa di Sichuan, sedangkan Xiao Yuan tinggal di Chongqing. 

Selain KTP itu, barang-barang lainnya yang dia temukan adalah ponsel aneh pemberian Asisten Xu dan juga beberapa lembar uang. Dengan sompoyongan dia melangkah keluar dari tempat itu, tapi dia masih terlalu lemah dan pada akhirnya pingsan di jalan.

Syukurlah ada orang baik yang lewat saat itu dan langsung membawa Xiao Yuan di truknya. Saat Xiao Yuan sadar, wanita itu dengan ramah meyakinkan Xiao Yuan kalau dia bukan orang jahat, dia cuma kebeutlan lewat setelah mengantarkan barang ke kota. Di kartu pekerjanya, wanita itu bernama Zhang Xiu Qin.

Xiao Yuan mengira kalau Bu Zhang mau pergi ke Chongqing, tapi tidak, Bu Zhang mengaku kalau dia menuju ke Kota Luoshan, Chongqin terlalu jauh dari tempat ini. Benar-benar aneh, padahal kan Xiao Yuan terjatuh ke sungai di Chongqin. Lalu bagaimana bisa dia berakhir di kota lain yang jauh dari Chongqin?

Karena ini area pegunungan, Xiao Yuan pun harus bersabar menunggu sampai mereka tiba di sebuah pom bensin untuk menelepon nomor ayahnya melalui telepon di kasir minimarket pom bensin tersebut.

Pada saat yang bersamaan, Qi Lian baru tiba di pom bensin dengan menggunakan sepeda motor. Sembari menunggu isi bensin motornya, dia pergi dulu ke toilet tapi meninggalkan ponselnya di motornya.

Kedua orang ini tidak sadar bahwa saat Xiao Yuan menelepon nomor ayahnya, telepon itu malah tersambung ke ponselnya Qi Lian yang tertinggal di motor (kok bisa?). Dan tentu saja telepon itu tidak ada yang menjawabnya.

Dan saat menutup teleponnya, Xiao Yuan baru sadar ada yang aneh. Tahun yang tertera di telepon itu adalah tahun 2018 (Hah? Dia time travel?). Xiao Yuan bingung, bukankah tahun ini seharusnya tahun 2025?

Tapi bukan cuma telepon itu, kalender di dinding juga menunjukkan tahun 2018. Tanggal kadaluarsa di kemasan produk makanan juga jelas menunjukkan bahwa tahun ini adalah tahun 2018.

Bahkan saat dia berdebat dengan si kasir tentang masalah tahun, si kasir bersikeras bahwa sekarang tahun 2018 sambil geleng-geleng kepala, mungkin mengira kalau Xiao Yuan sudah gila.

Bingung, Xiao Yuan pun bergegas kembali ke truk. Kebetulan Qi Lian juga baru saja kembali ke motornya saat Xiao Yuan lewat dari belakangnya.

Qi Lian tidak melihat wajahnya, tapi entah mengapa dia seperti merasa familier melihat sosok punggung Xiao Yuan sehingga dia terus memperhatikan Xiao Yuan sampai Xiao Yuan menghilang dari pandangannya.

Baru setelah itu dia memperhatikan ponsel anehnya dan melihat ada misscall yang berasal dari telepon milik minimarket. Dari kasir-lah dia mengetahui bahwa yang meneleponnya barusan adalah wanita yang barusan pergi tadi.

Namun berhubung misinya mencari Xu Jing Yang saat ini lebih penting, Qi Lian pun memutuskan untuk mengabaikan masalah ini dulu.

Dia lalu melanjutkan perjalanan dengan mengikuti maps... hingga akhirnya dia tiba di tempat Xiao Yuan bangun pertama kali. Ah, jadi sinyal itu berasal dari ponsel anehnya Xiao Yuan. Tapi tentu saja sudah tidak ada siapa-siapa di sana, dan dia hanya menemukan bekas darah di batu.

Kasus menghilangnya Xu Jing Yang ini benar-benar aneh. Bukan hanya Qi Lian yang tidak bisa menemukan keberadaannya, bahkan polisi yang menyelidiki kasus ini dan berusaha keras mengumpulkan segala informasi tentang Xu Jing Yang, sama sekali tidak menemukan apa pun tentangnya. Malah semua orang yang pernah mereka tanyai, mengklaim bahwa Xu Jing Yang ini tidak ada. (Hah? Bukannya dia sempat dirawat di rumah sakit dan seharusnya ada catatan medisnya?)

Qi Lian jelas tak percaya. Kalau Xu Jing Yang itu tidak ada, bukankah itu artinya menuduhnya sebagai pembohong atau mengalami delusi? 

Dan bagaimana dengan sinyal di maps itu? Bukankah itu dikiirim oleh Xu Jing Yang? Dan darah yang ada di sana, darahnya siapa?

Xiao Yuan semakin yakin kalau dia memang berada di tahun 2018 setelah mendengarkan siaran radio, dan pastinya itu membuatnya ketakutan dan kebingungan.

Dia berada di tempat asing tanpa ada seorangpun yang dia kenal, tidak bisa menghubungi siapa pun, dan tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya sendiri pula, pastinya dia ketakutan.

Bu Zhang kasihan melihatnya menangis. Karena Xiao Yuan tidak punya tempat tujuan, Bu Zhang akhirnya berbaik hati membawanya pulang ke rumahnya, ke sebuah rusun yang sempit dan agak kumuh.
Dia disambut dengan ketus oleh putri remajanya Bu Zhang yang bernama Zhang Tian, dia bahkan menolak memanggil Xiao Yuan sebagai Jiejie

Namun tentu saja Xiao Yuan tidak bisa tidur malam itu, gelisah sepanjang malam memikirkan kejadian aneh dan konyol yang menimpanya ini. Dia mendadak punya ide, biarpun tahunnya berubah, tapi dia tetap bisa kembali ke Chongqing, kan? Uangnya memang tidak cukup untuk membeli tiket pesawat, tapi pasti cukup untuk membeli tiket kereta ke Chongqing.

Namun keesokan paginya mendadak terjadi hal naas, kepala Bu Zhang kena hantam pot bunga yang dijatuhkan seorang anak kecil dari lantai atas.

Kondisinya cukup buruk sehingga harus segera dibawa ke IGD. Kejadian ini membuat Zhang Tian yang sebelumnya jahat pada Xiao Yuan, mendadak berubah sikap, bahkan mau memanggilnya Jiejie sambil menangis memohon padanya untuk membantunya membiayai pengobatan ibunya.

Padahal uangnya Xiao Yuan sendiri terbatas. Bahkan dengan semua uangnya Xiao Yuan ditambah dengan sedikit uang jajannya Zhang Tian, tetap saja tidak cukup juga untuk membayar biaya rumah sakitnya Bu Zhang. 

Untungnya mendadak ada orang yang berbaik hati menutup kekurangan uangnya, dan orang itu ternyata Qi Lian. Karena Xiao Yuan tidak mengenalnya, jadi dia cuma mengucap terima kasih beberapa kali sebelum kemudian pergi.

Tapi anehnya, Qi Lian malah terus membuntutinya. Tapi dia tidak mengatakan apa-apa, Xiao Yuan jadi mengira kalau dia mau menagih hutang begitu cepat. Padahal Xiao Yuan kan sedang tidak punya uang, dia bahkan tidak mampu membeli makan untuk dirinya sendiri.

Tapi bukan itu yang dipermasalahkan Qi Lian, dia malah mengkhawatirkan luka di kepala Xiao Yuan yang belum terobati, dan anehnya, dia bicara pada Xiao Yuan seolah mereka bukan orang asing.

Xiao Yuan sontak menanggapinya dengan ketus, "Apakah ada hubungannya denganmu? Apa aku mengenalmu dengan baik?"

Qi Lian bingung, dia memang mengenal Xiao Yuan dan seharusnya mereka saling mengenal, makanya dia mengira kalau Xiao Yuan pura-pura tidak mengenalinya. Kok aneh? Padahal Xiao Yuan memang tidak mengenalnya. 


Entah apa yang terjadi, tiba-tiba saja Xiao Yuan merasa pusing lalu pingsan. Saat dia sadar, dia mendapati dirinya dirawat di rumah sakit dengan Qi Lian yang menjaganya. Xiao Yuan sontak panik mengkhawatirkan biaya rumah sakitnya, tapi ternyata Qi Lian sudah membayar semuanya, dan dia pingsan ternyata cuma karena gula darah rendah karena belum makan apa-apa.

Dari ucapan suster, sepertinya Qi Lian berada di rumah sakit ini karena dia pikir bahwa darah yang ada di TKP kemarin adalah milik Xu Jing Yang, makanya dia pikir kalau Xu Jing Yang mungkin berada di rumah sakit ini. Tapi suster bilang tidak ada pasien yang masuk kemarin malam.

 
Qi Lian berbaik hati memberinya segelas air, eh Xiao Yuan malah sinis menuduh Qi Lian sedang menggodanya. Dengan angkuhnya Xiao Yuan memberitahu Qi Lian bahwa dia adalah putrinya CEO Grup Jiang, jadi jangan mimpi bisa mendekatinya.

Qi Lian tak percaya, maka Xiao Yuan pun berniat membuktikannya dengan menelepon nomor ayahnya, tapi pada akhirnya malah bingung karena teleponnya malah tersambung ke nomor ponselnya Qi Lian.

Kenapa bisa nomor ponsel ayahnya, jadi nomor ponselnya Qi Lian? Lebih anehnya lagi, saat Qi Lian mencoba meng-googling tentang ayahnya Xiao Yuan dan Grup Jiang, sama sekali tidak ada informasi apa pun tentang Grup Jiang seolah perusahaan itu tidak pernah ada, dan ayahnya Xiao Yuan sudah meninggal dunia sejak tahun 2009. (Heee? Kalau time travel ke masa lalu, maka seharusnya situasinya tidak akan beda jauh, tapi ini, situasinya sangat amat berbeda. Apa mungkin dia bukan time travel ke masa lalu, melainkan ke dunia lain?)

Shock dan kebingungan, Xiao Yuan langsung pergi sambil menangis. Namun di lorong rumah sakit, entah ilusi atau apa, tiba-tiba saja dia melihat sosok dirinya yang kaya raya, berjalan mendekatinya dan bertanya, "mengapa kau meninggalkanku? Mengapa kau datang ke dunianya?"

Pertanyaan inilah yang membuat Xiao Yuan mendadak sadar bahwa dia sepertinya bukan time travel ke masa lalu, melainkan ke dunia paralel. Dia bukan Jiang Xiao Yuan dari dunia ini, dunia ini juga bukan dunianya. Jiang Xiao Yuan yang satunya langsung mengonfirmasi pikirannya, dia memang bukan berasal dari dunia ini.

"Lalu kau siapa?" tanya Jiang Xiao Yuan. Tapi Jiang Xiao Yuan yang satunya malah cuma mendengus sinis lalu pergi begitu saja.

Berpikir bahwa dirinya masuk ke dunia ini saat dia terjatuh ke sungai, Xiao Yuan pun berpikir bahwa dia pasti bisa kembali ke dunia aslinya melalui cara yang sama.

Makanya dia kemudian nekat terjun ke sungai, tapi orang-orang yang kebetulan ada di sana, mengira dia mau bvnvh diri, makanya mereka pun bergegas menyelamatkannya.

Gara-gara itu, Xiao Yuan akhirnya harus berurusan dengan polisi. Kebetulan, polisi yang menanganinya adalah polisi yang sama yang menyelidiki kasusnya Xu Jing Yang. Xiao Yuan berusaha meyakinkan pak polisi bahwa dia tidak bermaksud bvnvh diri, tapi Pak Polisi ngotot tak mempercayainya.

Pak Polisi semakin yakin kalau Xiao Yuan mau bvnvh diri karena masalah cinta saat Qi Lian datang sebagai penjaminnya, mengira kalau Xiao Yuan patah hati gara-gara cintanya ditolak Qi Lian.

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

0 Comments