Sinopsis Story of Kunning Palace Episode 9 - Part 2

Jelas dari percakapan mereka kalau mereka berdua ini adalah komplotannya Adipati Xue, makanya mereka juga pilih kasih terhadap Xue Shu, dan takut jika pelajaran politik yang diajarkan pada para gadis ini akan membuat Adipati Xue tidak senang.

Mereka sebenarnya sudah disuruh oleh Adipati Xue untuk merancang sebuah petisi agar Kaisar segera menetapkan penerus tahta, tapi sekarang malah dihentikan. Adipati Xue jadi tidak senang, makanya mereka sekarang takut membuat Adipati Xue semakin marah dengan pelajaran politik para gadis ini.

Guru Zhao punya ide licik untuk mengatasi masalah ini. Mereka ganti saja pelajaran politik ini tanpa sepengetahuan Xie Wei dengan pelajaran Moral Wanita. Guru Wang setuju.

Jadilah pelajaran pertama mereka hari ini malah pelajaran Moral Wanita yang jelas-jelas tidak disukai para wanita itu. Terlebih lagi, pelajaran Moral Wanita itu jelas-jelas isinya merendahkan kaum wanita dan bertujuan untuk mengontrol wanita agar posisi mereka selalu lebih rendah daripada pria. 

Guru Wang bahkan secara tak langsung menyindir Xue Ning sebagai wanita yang semacam itu, tidak bermoral. Jelas saja Xue Ning jadi kesal. Dia ingat betul betapa menyebalkannya para pejabat istana yang sama persis seperti Guru Wang di kehidupan sebelumnya.

Lama-lama dia benar-benar tidak tahan dengan pelajaran kali ini hingga dia langsung saja membanting bukunya dan ceplas-ceplos berkata kalau dia merasa mual. Pfft! 

Jelas saja Guru Wang jadi marah menuduh Xue Ning menghina guru. Xue Ning dengan santainya mengklaim kalau dia mual karena mungkin salah makan atau tadi mencium sesuatu yang bau menjijikkan. 

Kalau terus di sini, takutnya dia akan muntah dan mengganggu suasana belajar mengajar. Jadi Xue Ning pun langsung keluar kelas bahkan tanpa menunggu Guru Wang memberi izin yang jelas saja membuat Guru Wang makin heboh merutukinya.

Kebetulan saat Xue Ning sedang merenung di jembatan kolam teratai, Shen Jie, Yan Lin dan beberapa teman mereka, sedang lewat. Shen Jie langsung menggoda Yan Lin. 

Xue Ning pun senang bisa bertemu Yan Lin lagi, tapi kali ini Yan Lin benar-benar memaksakan dirinya untuk jaga jarak dari Xue Ning, bersikap seolah mereka hanya teman biasa dan tidak dekat, dan semua itu terpaksa dia lakukan demi keselamatan Xue Ning agar Xue Ning tidak akan terlibat jika terjadi sesuatu dengan Keluarga Yan. Xue Ning jelas sedih dengan sikapnya. 

Di saat ini, tiba-tiba saja Xue Ye, Putranya Adipati Xue, muncul hanya untuk menyindir perubahan hubungan mereka dan secara halus menyindir Yan Lin seolah dia cowok brengsek yang bisa seenaknya membuang wanita yang sudah tidak dia inginkan.

Bahkan dengan angkuhnya dia sok berbaik hati untuk menampung Xue Ning yang sudah tidak diinginkan Yan Lin. Yan Lin diam saja, tapi Xue Ning dengan penuh keberanian membela dirinya dan menyindir balik Xue Ye dan hampir saja membuat Xue Ye marah.

Untungnya Shen Jie sigap menengahi mereka dan mengingatkan Xue Ye akan hubungan Xue Ning dengan Zhi Yi. Canggung, Yan Lin pun buru-buru menarik Shen Jie pergi tanpa pamitan pada Xue Ning.

Para pria itu kemudian pergi menemui Xie Wei. Salah satu pria datang dengan tujuan untuk menyerahkan tulisannya tentang pelajaran politik yang dia pelajari. Namun fokus perhatian Xie Wei hanya pada Yan Lin yang hari ini tampak jelas sangat pendiam. Makanya kemudian dia sengaja cari-cari alasan agar Yan Lin tetap bersamanya setelah yang lain pergi.

Saat itulah, Yan Lin melihat Guqin-nya Xue Ning yang ketinggalan di sana dan itu sontak membuatnya melamun sedih lagi. Memperhatikan itu, Xie Wei memberitahunya bahwa beberapa hari yang lalu Xue Ning datang ke sini untuk belajar Guqin dan Guqin-nya ketinggalan.

"Meskipun dia keras kepala dan bandel, pengetahuannya kurang dalam, tapi dia cukup pintar. Pangeran Yan sudah tidak perlu terlalu mengkhawatirkan hal ini."

"Terima kasih, Guru. Tapi alangkah bagusnya seandainya bisa semudah itu tidak khawatir."

Mengalihkan topik, Xie Wei mencoba menanyakan ayahnya Yan Lin yang hari ini tidak ikut rapat pagi di istana. Yan Lin beralasan kalau ayahnya sedang tidak enak badan karena kebanyakan minum semalam.

Xie Wei bisa melihat dengan jelas kalau Yan Lin ada masalah tapi ragu untuk bercerita. Dia tidak memaksa, dan hanya meyakinkan Yan Lin untuk datang padanya dan mempercayainya kapan pun dia ada masalah.

"Terima kasih, Guru. Masalah lainnya, aku bisa menyelesaikannya sendiri. Hanya saja, dia (Xue Ning) sendirian di istana tanpa bantuan. Sifatnya itu juga sangat terus terang. Bisa saja salah bicara dan menyinggung orang. Jika Guru berkenan, bisakah bantu aku menjaganya?"

"Baik."

Begitu Xue Ning kembali ke kelas, Zhi Yi sontak mengkhawatirkannya sambil merutuki si guru tua tadi. Jangankan Xue Ning, Zhi Yi juga jijik dan muak banget dengan pengajaran si guru tua tadi yang jelas-jelas merendahkan wanita seolah wanita bukan manusia.


Saat Xie Wei datang dan melihat buku Moral Wanita itu, dia sontak marah karena pelajaran ini tidak seharusnya diajarkan di kelas ini dan langsung menyuruh mereka membuang buku-buku itu. Zhi Yi yang paling semangat membuang bukunya dan buku-buku milik yang lain.

"Ada begitu banyak aturan terhadap wanita di dunia ini. Menyuruh kalian kemari untuk belajar, bukan untuk mempelajari hal-hal seperti ini. Jika masih ada yang ingin mempelajari moral wanita itu, silahkan pungut kembali (bukunya), aku tidak akan melarang. Mulai pelajaran!"


Seusai kelas, Xie Wei tiba-tiba mengajak Xue Ning untuk ke Paviliun Wenzhao lagi. Xue Ning jelas takut dan berusaha menolak, tapi ternyata Xie Wei mengajaknya ke sana cuma untuk menyuruh Xue Ning mengambil Guqin-nya yang ketinggalan.

Tapi jelas tujuannya mengajak Xue Ning ke sana bukan hanya untuk mengambil Guqin yang ketinggalan. Ternyata dia memperhatikan luka sayatan di tangan Xue Ning yang belum diobati, dan sekarang dia mau membantu mengoleskan obat ke lukanya itu.

Dia bahkan mengakui kalau semalam dia memang salah, tidak seharusnya dia marah pada Xue Ning hanya karena terpicu oleh si kucing putih, dan tidak seharusnya dia membentak Xue Ning padahal Xue Ning hanya mengkhawatirkan Yan Lin. Masalah artefak Ruyi, dia sendiri yang akan mengurusnya.

"Selain itu, Yan Lin melakukan segala cara agar kau masuk ke istana karena dia ingin kau belajar ketrampilan dan pelajaran nyata. Kau awalnya adalah batu giok yang belum diasah. Jika tidak dipahat, akan sangat disayangkan."

"Batu giok yang belum diasah? Anda lihat dari mana kalau aku adalah batu giok yang belum diasah?"

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments