Sinopsis Story of Kunning Palace Episode 7 - Part 3

Para gadis termasuk Zhi Yi tidak ada yang mau ikut campur dan berniat mau pergi. Tapi saat inilah Xue Ning mendadak punya ide untuk memanfaatkan Zhi Yi.

Dia pura-pura ketakutan dan bertanya-tanya apakah dia juga akan dihukum seperti itu jika suatu hari nanti dia melakukan kesalahan. Dia khawatir kalau kasim itu akan mati kalau hukumannya diteruskan. Kalau kasim itu mati, pasti arwahnya akan gentayangan dan mengganggunya. Biksu di kuil pernah bilang kalau dia gampang diganggu makhluk halus.

Untungnya Zhi Yi percaya dan akhirnya mau juga ikut campur menyelamatkan Zheng Bao dan mengakhiri hukumannya saat itu juga. Xue Ning pun senang. Walaupun tampaknya Zhi Yi-lah yang menyelamatkannya, tapi Zheng Bao cukup tajam dan tahu siapa penyelamatnya yang sebenarnya.

Setelah itu, Zhi Yi membawa teman-teman barunya untuk menemui Ibu Suri. Tapi Ibu Suri hanya peduli untuk menyapa dan memanjakan keponakan kesayangannya, Xue Shu, dan mengabaikan para gadis lain yang masih berlutut.

Xue Ning sebal dan diam-diam merutuki Ibu Suri yang pernah menjadi ibu mertuanya di kehidupan sebelumnya itu. Pada dasarnya, hari ini Ibu Suri memang sedang bad mood. Bahkan Permaisuri yang sekarang pun harus ikut jadi korban. Dan itu terjadi gara-gara Kaisar menghukum Adipati Xue.

Dia memuji gadis yang lain, tapi saat Xue Ning menyapanya, satu-satunya yang keluar dari mulutnya hanya ejekan dan hinaan. Xue Ning jelas kesal, tapi dia tetap menampilkan senyum palsunya dan beralasan kalau dia memang kurang berpendidikan karena besar di pedesaaan. 

Dia beralasan bahwa dulu dia pernah diramal akan mengalami bencana, makanya orang tuanya mengirimnya untuk dibesarkan di desa, makanya dia sembrono dan tidak tahu sopan santun.

"Hari ini bertemu Ibu Suri, hamba merasa sangat panik. Kelak pasti akan mendisiplinkan diri untuk menemani Putri Agung belajar. Pasti tidak akan berani bermalas-malasan."

"Gaya bicaramu sangat dewasa."

Baiklah, Ibu Suri tidak akan mempermasalahkannya lagi. Dia juga sudah mendengar bahwa selain kesayangannya Zhi Yi, Xue Ning juga kesayangannya Yan Lin. Lebih baik dia tidak mempersulit Xue Ning, takutnya seluruh Keluarga Yan nantinya akan semakin tidak suka padanya.

Tepat saat itu juga, Kasim Liu dari Menteri Urusan Istana datang membawakan sebuah artefak bernama artefak Ruyi. Namun setelah melihatnya, Ibu Suri mendadak murka membanting artefak Ruyi itu sampai patah, lalu menuduh Kasim Liu sebagai pemberontak dan memerintahkannya untuk ditangkap.

Semua orang sontak ketakutan karenanya. Kasim Liu pun panik bukan main berusaha membela dirinya karena dia hanya diperintah oleh Kaisar. Sayangnya tidak ada yang mempercayainya.

Xue Ning diam-diam melirik patahan artefak itu dan melihat ada sebuah kalimat di bagian belakang berbunyi 'Tiga Ratus Jiwa Setia'. Kalimat itulah yang membuat Ibu Suri murka dan menuduh Kasim Liu sebagai pemberontak karena itu adalah kalimat terlarang di istana karena berhubungan dengan pemberontakan Raja Pingnan.

Xie Wei dengan cepat mendapat kabar tentang masalah ini dan langsung curiga kalau ini berhubungan dengan Gongyi Cheng. Masalahnya, hanya orang-orang mereka yang tersebar di istana, Gongyi Cheng pasti menggunakan orang-orangnya mereka. Tujuannya jelas untuk menjebaknya.

Kalau pihak istana terus menyelidiki, sudah pasti pada akhirnya akan mengarah ke Xie Wei. Tepat saat itu juga, tiba-tiba ada perintah dari istana yang menyuruh Xie Wei untuk segera menghadap Kaisar sekarang juga.

Pastinya, Kaisar memanggilnya untuk membicarakan tentang artefak Ruyi itu. Xie Wei pun tetap tenang berakting menuduh Raja Pingnan sebagai pelakunya.

Orang-orangnya Raja Pingnan pasti sudah berhasil menyusup masuk istana. Siapa lagi kalau bukan dia yang akan begitu berani menggunakan 'Tiga Ratus Jiwa Setia' ini.

Apalagi belakangan ini sering muncul pemberontak yang membuat kekacauan di ibu kota. Memang, yang mereka lakukan cuma trik-trik kecil percobaan pembvnvhan. 

Namun sekarang Xie Wei yakin bahwa semua yang mereka lakukan itu adalah untuk mengecoh dan menutupi siasat yang mereka lakukan di istana. Pantas saja beberapa waktu yang lalu, Departemen Pengawal Kaisar dan Departemen Hukum sama-sama tidak bisa menemukan apa-apa biarpun sudah menyelidiki semuanya.

Kaisar kesal, "ternyata begitu. Tua bangka ini sungguh licik. Jika dia tidak mati, aku tidak akan tenang!"
"Yang Mulia, tindakan Raja Pingnan ini adalah untuk menyebabkan kekacauan di ibu kota dan menggoyahkan fondasi kita."

Karena itulah, Xie Wei menyarankan agar kasus artefak Ruyi ini diselidiki dengan seksama, tapi jangan dilakukan secara terang-terangan. Dia beralasan bahwa itu bisa membuat orang-orang ketakutan, itu akan sesuai sekali dengan rencana pemberontak.

"Aku sudah tahu apa yang harus kulakukan sekarang. Aku senang karena mempunyai pejabat sepertimu. Kau boleh pulang dan istirahat lebih awal."

Tepat setelah Xie Wei keluar, Adipati Xue muncul dari persembunyiannya. Dia memang sudah menguping sedari tadi karena dia mencurigai Xie Wei. 


Kasim menunjukkan artefak Ruyi itu pada Ibu Suri karena adanya titah palsu yang mengatasnamakan Kaisar. Titah palsu itu sudah pasti dibuat oleh orang yang berada di sisi Kaisar. Dan kebetulan sekali, artefak Ruyi itu masuk istana bertepatan dengan saat Xie Wei mengusulkan untuk menjadi pengajar Tuan Putri. 

Makanya mereka mencurigai Xie Wei dan menyarankan Kaisar memanggil Xie Wei malam ini untuk mengujinya. Namun untungnya Kaisar mempercayai Xie Wei dan percaya kalau Xie Wei setia padanya dan negara.

Apakah Xie Wei tidak mengetahuinya?... Tentu saja Xie Wei sebenarnya tahu kalau Adipati Xue bersembunyi sedari tadi, soalnya dia sudah mendapat kode dari mata-matanya yang bertugas menjadi kasim, makanya dia mengatakan semua itu tadi pada Kaisar untuk menghindari kecurigaan terhadapnya.

Gara-gara masalah ini juga, Xue Ning dan para gadis lainnya (kecuali Xue Shu) dipaksa untuk menunggu sambil berlutut di luar, padahal mereka bahkan tidak salah apa-apa dan tidak ada hubungannya dengan kasus itu.

Untungnya ada Xue Ning yang pintar bicara dan bernegoisasi hingga akhirnya mereka diizinkan untuk menunggu di samping saja daripada berlutut semalaman.

Tepat saat mereka berdiri, salah satu gadis hampir jatuh karena kram. Xue Ning refleks menariknya dan bertepatan saat itu, Shen Jie baru datang dan juga refleks membantu gadis itu sehingga tangannya secara tak sengaja bersentuhan dengan tangannya Xue Ning.

Keduanya jadi canggung, dan tepat saat itu juga, Xue Shu baru muncul dan jelas curiga dengan pemandangan itu. Xue Ning buru-buru menarik tangannya dan Xue Shu pun buru-buru mengalihkan perhatian Shen Jie dengan memintanya masuk menemui Ibu Suri. Untungnya, berkat kedatangan Shen Jie, para gadis itu akhirnya diizinkan untuk pulang duluan.

Bersambung ke episode 8

Post a Comment

0 Comments