Tak lama kemudian, Xue Ning sengaja pura-pura mabuk, dan Xie Wei tahu kalau dia cuma pura-pura. Makanya dia sengaja bersikeras mengantarkan Xue Ning pulang.
Begitu mereka sudah jauh, Xie Wei langsung menegurnya untuk mengakhiri aktingnya dan bertanya penasaran tentang hubungan Xue Ning dengan Zhou Yin Zhi. Mereka akrab?
Xue Ning menyangkal. Ada sedikit pertemanan di antara mereka, tapi tidak akrab-akrab banget kok. Masa Xie Wei lupa, Yin Zhi dulu datang ke ibu kota bersama mereka tapi kemudian mereka terpisah saat mengalami kejadian pembvnvhan di tengah jalan.
Lalu setelah mereka berdua keluar dari gunung dengan susah payah, mereka bertemu dengan Yin Zhi yang membawa orang-orang dari Kediaman Jiang untuk mencari dan menyelamatkan mereka. Xue Ning meyakinkan bahwa apa pun yang sedang dilakukan Yin Zhi sekarang, dia sama sekali tidak ada hubungannya.
"Kau tahu apa yang dia lakukan?"
"Membantu Keluarga Xue melawan Keluarga Yan. Hari ini aku sudah membujuknya, dia tidak akan mencelakai Keluarga Yan lagi."
"Untuk sementara ini, aku percaya bahwa kau tidak berniat mencelakai Yan Lin. Tapi pertikaian kekaisaran tidak sesederhana yang kau pikirkan. Aku tidak peduli apa hubunganmu dengan Zhou Yin Zhi atau orang di belakangnya, tapi kuharap kau jangan ikut campur lagi. Jika tidak, tidak perlu menungguku untuk membvnvhmu, kau bahkan tidak bisa melindungi dirimua sendiri."
"Kalau begitu, aku juga ingin memberanikan diri bertanya kepada Guru. Apa hubungan anda dengan Yan Lin?"
"Apa maksudmu ini?"
"Anda berasal dari Keluarga Xie di Jinling, tidak ada hubungannya dengan Keluarga Yan. Beberapa tahun ini di ibu kota, anda dan Keluarga Yan kelihatannya tidak ada hubungan, tapi anda berulang kali menjaga Yan Lin. Dan kemunculan Zhou Yin Zhi hari ini, Guru juga datang untuk menyelidiki. Xue Ning berani menebak, rahasia yang anda sembunyikan, berhubungan dengan Keluarga Yan."
"Apa hubungannya ini denganmu?"
"Karena Yan Lin juga temanku. Sama seperti niat Guru, aku juga tidak ingin ada bahaya di sisinya."
Namun tepat saat itu juga, sebuah anak p4nah melesat masuk, untungnya Xue Ning cepat menyadarinya dan sigap menyelamatkan Xue Ning. Ada sebuah lambang giok tertancap di pan4h itu, sepertinya itu lambang Raja Pingnan.
Karena itulah Xie Wei mengutus anak buahnya untuk mengirimkan Xue Ning pulang, sementara dia sendiri pergi mencari si peman4h.
Sementara itu di kediaman Keluarga Yan, Zhou Yin Zhi mengikuti saran Xue Ning dan jujur mengakui alasannya yang sebenarnya mendekati Yan Lin, dan dia mengaku bahwa dia hari ini memutuskan untuk mengakui segalanya berkat Xue Ning yang mengkhawatirkan Yan Lin.
Dia jujur mengaku bahwa dia merasa tersentuh oleh kebaikan Yan Lin dan meyakinkan Yan Lin bahwa dia pasti tidak akan memalsukan bukti tanpa dasar jika memang benar Keluarga Yan tidak ada hubungan dengan Raja Pingnan.
Tapi masalahnya, setelah dia diam-diam menyelidiki kediaman ini, dia menemukan bukti bahwa Ayahnya Yan Lin memang berhubungan melalui surat dengan sisa pemberontak Raja Pingnan.
Malam itu juga, Yan Lin langsung mempertanyakan kebenaran masalah ini pada ayahnya. Dan yang tidak disangkanya, ayahnya mengakuinya. Namun dia sama sekali tidak ada niatan untuk memberontak, melainkan karena ada alasan lain.
"Apa kau masih ingat kakak sepupumu, Xue Ding Fei?" Tanya Adipati Yan. (Heh? Jadi mereka sebenarnya ada hubungan kekerabatan dengan Keluarga Xue?)
Yan Lin ingat kalau dia pernah mendengar Adipati Yan bercerita padanya waktu dia masih kecil. 20 tahun yang lalu Raja Pingnan melakukan pemberontakan. Kakak sepupunya mati ditvsvk Raja Pingnan demi melindungi Kaisar.
Yan Lin jadi penasaran dengan pembahasan ini, apakah ada alasan lain di balik kematian kakak sepupunya? Adipati Yan mengaku tak tahu, tapi surat yang dikirimkan Raja Pingnan padanya mengatakan bahwa Xue Ding Fei belum mati, melainkan ada padanya. (Jangan-jangan, Xie Wei? Karena itukah dia sangat melindungi Yan Lin?)
Yan Lin tak percaya begitu saja. Raja Pingnan kan pemberontak yang kejam, tidak mungkin mereka membiarkan kakak sepupunya bertahan hidup. Mungkin surat itu bertujuan hanya untuk memengaruhi Adipati Yan, untuk menggoyahkan Adipati Yan, dan mengadu domba Keluarga Xue dan Keluarga Yan.
Tapi Adipati Yan percaya. Dia tidak bisa membiarkan secercah harapan hancur begitu saja. Xue Ding Fei adalah anaknya mendiang Bibinya Yan Lin.
Karena kejadian 20 tahun yang lalu itu, Bibinya Yan Lin sakit parah sampai tidak bisa berkata-kata dan hanya bisa menatap Adipati Yan dengan berlinang air mata. Bahkan saat akhirnya dia menghembuskan napas terakhirnya, matanya tidak menutup.
Satu hal yang belum Yan Lin ketahui, dulu yang bersalah atas apa yang terjadi pada Xue Ding Fei justru adalah Keluarga Xue. Saat itu Xue Ding Fei hanyalah seorang bocah berusia tujuh tahun, tapi dia malah dipaksa untuk maju menghadapi pedang paling kejam. (Ah! Pasti Xie Wei, karena itu dia memiliki trauma)
Makanya Adipati Yan mengirimkan surat balasan yang menanyakan keberadaan Xue Ding Fei. Namun sialnya, surat itu malah jatuh ke tangan lawan mereka.
Pada saat yang bersamaan, Xie Wei pergi menemui Gongyi Cheng, dan sontak saja kedua orang itu langsung saling sindir begitu bertemu. Gongyi Cheng menuduh Xie Wei berniat membelot dari Raja Pingnan dan mengingatkannya akan tujuan utama mereka adalah untuk menghancurkan kedua keluarga berkuasa itu.
Meraka harus membuat Keluarga Yan dituduh atas kejahatan mengkhianati negara. Setelah Keluarga Yan jatuh, saat itulah mereka harus bertindak.
Xie Wei tetap tenang menyangkal tuduhan Gongyi Cheng dan meyakinkannya bahwa dia sangat mengerti alur rencana mereka. Malah, selama ini dia sudah merencanakan segalanya dan berteman dengan banyak menteri demi rencana mereka ini.
Gongyi Cheng tak percaya. Kalau memang begitu, lalu kenapa Xie Wei malah menghalangi Pengawal Kaisar menyelidiki kasus, bahkan menghasut Kaisar untuk mengalihkan kasus ini ke Departemen Hukum.
Xie Wei dengan lihainya beralasan kalau itu gara-gara ulah Gongyi Cheng yang membuat Kaisar curiga, makanya dia harus melakukan ini demi mengalihkan kecurigaan Kaisar.
Dia meyakinkan Gongyi Cheng bahwa dia pasti akan menghancurkan pemerintahan Kaisar. Tapi jika Gongyi Cheng tidak mempercayainya dan bersikeras untuk ikut campur, ya terserah dia saja.
Akan tetapi, dia memperingatkan Gongyi Cheng untuk tidak lagi melakukan kelicikan seperti yang Gongyi Cheng lakukan untuk membvnvhnya di Restoran Chengxiao waktu itu.
Jika Gongyi Cheng berniat membvnvh rekan mereka atas nama Raja Pingnan sebagai kedok, Xie Wei bersumpah tidak akan tinggal diam begitu saja.
"Ibu kota adalah wilayahku. Tuan harus berhati-hati saat bertindak," sinis Xie Wei.
Gongyi Cheng tak gentar, "kau jangan lupa. Nyawamu diberikan oleh Raja. Jika ingin menyenangkan keduanya, kau hanya akan binasa."
Bersambung ke part 3
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam