Sinopsis Story of Kunning Palace Episode 5 - 2

Dibandingkan memikirkan ujian sore nanti, Nona Yao lebih penasaran dengan reaksi Xue Ning semalam. Menurutnya, itu terlalu berlebihan untuk sesuatu yang seharusnya bukan urusannya Xue Ning. Makanya dia penasaran, apa sebenarnya hubungan Xue Ning dengan Zhang Zhe?

"Aku tidak lain hanya membela Tuan Zhang saja, kau langsung menduga ada sesuatu di antara kami? Jika memang ada sesuatu, apakah kau akan memanfaatkannya sebagai alasan untuk membatalkan pernikahan?"

"Jika kau sungguh tidak ada apa-apa dengannya, kenapa kau begitu peduli dengan pernikahanku?"
"Tuan Zhang Zhe sangat jujur dan memiliki reputasi yang baik, aku hanya orang rendahan, mana berani berhubungan dengannya."

Hanya saja menurut Xue Ning, menyelesaikan perkara terkait pria sejati, seharusnya diselesaikan dengan cara pria sejati juga. Dia mengerti pemikiran Nona Yao, tidak salah juga jika dia ingin membatalkan pernikahannya, tapi tidak seharusnya dia melakukannya dengan cara egois dan hanya memikirkan keuntungan dirinya sendiri.

Nona Yao sinis mendengarnya, memangnya Xue Ning sendiri bisa melakukannya dengan lebih baik seandainya masalah ini terjadi padanya?

"Jika aku menjadi Nona Yao, mendapat pernikahan baik seperti ini, aku akan menikah dengan sangat senang. Kenapa harus dibatalkan?"

Bahkan sekalipun dia ingin membatalkannya, dia juga tidak akan memfitnah orang yang tidak bersalah. Dia akan memberitahu Keluarga Zhang secara terus terang. 

Jika tidak ingin menerima tuduhan gila hormat tapi masih ingin membatalkan pernikahan, lebih baik tidak melakukan apa pun dan menunggu saja di rumah.

"Apa maksudmu? Jangan-jangan kau tahu sesuatu?" heran Nona Yao.

"Sebentar lagi ujian akan dimulai. Daripada kau berdebat denganku di sini, lebih baik belajar lebih banyak," ujar Xue Ning dan langsung pergi menghindarinya.

Yang tidak semua gadis itu sangka, ternyata soal ujiannya benar-benar sesuai dengan bocorannya Xue Ning. Xue Shu yang paling tidak kaget karena dia sebenarnya sudah mendapatkan bocoran soal dari salah satu guru yang dibayar oleh keluarganya agar dia bisa lulus ujian dengan lancar.

Xue Ning dengan sengaja menjawab soal asal-asalan dengan tulisan tangan semrawut acak kadut kayak cakar ayam. Dia bahkan sengaja menambahi bagian akhirnya dengan gambar nggak jelas. Xie Wei kelihatan banget emosi saat melihat kertas jawabannya Xue Ning.

Xue Ning pun senang dan kepedean tingkat dewa kalau Xie Wei pasti tidak akan meluluskannya. Eh tapi Xie Wei malah meluluskannya dengan nilai sempurna sama seperti Xue Shu dan boleh tetap tinggal. Pfft! Xue Ning bingung.

Xue Ning tidak terima, dia benar-benar tidak mau tinggal di istana dan menjadi muridnya Xie Wei. Makanya dia langsung protes, bahkan menuntut agar semua jawaban dipublikasikan biar ada penilaian secara adil.

Sayangnya, tuntutannya berujung protes juga dari para gadis lain, terutama yang nilainya rendah. Mereka kan malu. Nona You bahkan jadi kesal menuduh Xue Ning sengaja melakukan ini untuk mempermalukan mereka untuk dibandingkan dengannya yang mendapat nilai sempurna.

Terpaksalah Xue Ning akhirnya harus mau menerima hasil ini. Intinya, semuanya lulus dengan peringkat nilai yang berbeda-beda. Xie Wei mengumumkan bahwa mereka bisa pulang ke kediaman masing-masing selama dua hari untuk bersiap-siap. Setelah itu, mereka akan masuk istana secara resmi untuk menjadi teman belajar Tuan Putri.

Dalam perjalanan keluar, Xue Ning mendengar para gadis itu menggosipkan Xie Wei. Tapi gosipan mereka semuanya baik. Intinya, di mata mereka, Xie Wei itu tampan, lembut, jujur, berbudi luhur, pintar, setia pada Kaisar, tidak memihak faksi mana pun... pokoknya, dia tuh suci sempurna tanpa cela deh. 

Mendengar semua itu, Xue Ning seketika baru menyadari kesalahannya. Di mata semua orang saat ini, Xie Wei adalah sosok yang sempurna karena dia belum ada hubungan dengan pemberontak. Justru tindakannya sekarang ini seperti menunjukkan pada Xie Wei secara jelas bahwa dia mengetahui lebih banyak daripada orang lain. 

Cemas, Xue Ning pun bergegas pergi menemui Xie Wei sembari mengingat rahasia besar Xie Wei yang secara tak sengaja dia ketahui empat tahun yang lalu.

Flashback.

Waktu itu, Xue Ning berusaha menyelamatkan Xie Wei dengan meminumkan darahnya ke Xie Wei. Dia memang berhasil membuat Xie Wei sadar, tapi kemudian Xie Wei melihat hujan salju lebat yang tiba-tiba saja membuatnya gemetar hebat sebelum kemudian dia mulai menggila, bahkan hampir membvnvh Xue Ning.

Tampak jelas kalau dia bukan hanya sekedar phobia salju karena tiba-tiba saja dia mengoceh panik dan ketakutan seolah berusaha melindungi dirinya sendiri dari entah siapa pun yang ingin membvnvhnya.

Lalu kemudian dia mulai mengoceh tentang Kaisar dan rakyat dan membvnvh semua orang, lalu tiba-tiba saja dia berubah menjadi seperti anak kecil yang merindukan ibunya. Sepertinya dia mengalami gejala ilusi dan sepertinya ilusinya karena trauma masa lalu.

Flashback end.

 

Xue Ning sadar bahwa Xie Wei sudah beberapa kali menguji dan memperingatkannya, bukan cuma demi Yan Lin, tapi juga demi masalah ilusinya dan kata-katanya tentang pemberontakan waktu itu.

Jadi sekarang jelas motif Xie Wei meluluskannya adalah demi menjaganya tetap dekat dengannya. Selama dia ada di sini, maka Xie Wei akan memiliki kesempatan untuk membvnvhnya dengan mudah.

Begitu bertemu, Xue Ning langsung to the point mengonfrontasi alasan Xie Wei mempertahankannya di istana padahal Xie Wei tahu kalau dia tidak ingin masuk istana.

Jawaban ujiannya dia tulis sembarangan, tapi Xie Wei malah memberinya nilai yang bagus. Xie Wei pasti curiga kalau dia masih belum melupakan kejadian empat tahun yang lalu, kan? Takut dia akan membocorkan masalah waktu itu, makanya Xie Wei menjaganya di sisinya agar bisa Xie Wei awasi.

Xie Wei jujur mengakuinya. Dia memang tidak ingin orang-orang mengetahui masalah yang waktu itu. Tapi, Xue Ning sebenarnya bukan ancaman besar baginya. 

Yang dia permasalahkan sampai sekarang adalah apa sebenarnya hubungan Xue Ning dengan Yan Lin. Dia ngotot menolak percaya kalau hubungan mereka cuma sekedar hubungan pertemanan, apalagi beredar kabar bahwa Yan Lin berniat menikahi Xue Ning setelah upacara kedewasaannya nanti.

Xue Ning menegaskan bahwa dia dan Yan Lin hanya berteman baik. Yan Lin adalah sahabatnya. Mereka memang memiliki hubungan yang dalam, tapi bukan hubungan cinta antara pria dan wanita.

Tapi tetap saja Xie Wei curiga padanya. Xue Ning bilang bahwa jawaban ujiannya asal-asalan. Namun terlepas dari tulisannya yang acak kadut, Xie Wei bisa melihat kalau dia tidak asal tulis karena Xue Ning menuliskan berbagai teori dari berbagai buku di jawaban ujiannya ini.

Padahal selama ini Xie Wei tidak pernah mendengar bahwa Xue Ning pernah belajar dengan baik, sungguh dia tidak menyangka kalau Xue Ning ternyata memiliki pengetahuan sebesar ini. 

Apalagi teori-teori ini berasal dari buku-buku yang seharusnya tidak mungkin akan dibaca oleh gadis biasa. Bagaimana bisa dia memiliki pengetahuan seperti ini?

"Jika bukan karena aku tidak percaya hal-hal gaib, takutnya aku akan mengira bahwa Nona Kedua Ning adalah orang yang hidup kembali," ujar Xie Wei. (Hah? Kenapa dia mikir kayak gitu?)

Xue Ning jelas tegang mendengar kecurigaannya, tapi dia berusaha tetap tenang dan beralasan bahwa selama ini dia hanya menyembunyikan diri, itu pun dia lakukan demi menghindari istana dan perselisihan kekaisaran.

Karena itulah, dia memohon pada Xie Wei untuk membiarkannya keluar dari istana. Xie Wei menolak, malah ada dua orang yang menitipkan Xue Ning ke penjagaannya. Yaitu, Ayahnya Xue Ning dan Yan Lin. 

Selain itu, dia sendiri memang sudah menarget Xue Ning untuk masuk istana sejak awal. Dialah yang bertugas menjadi penentu akhir nama-nama yang terpilih. 

Sejak awal, nama Xue Ning sudah disetujui olehnya. Jadi mana mungkin dia membiarkan Xue Ning keluar istana begitu saja? Xue Ning begitu tidak ingin masuk istana, apakah karena Xue Ning takut dia akan membvnvhnya?

Xue Ning sontak berlutut di hadapannya, berusaha meyakinkan Xie Wei bahwa dia sama sekali tidak ada niatan untuk melaporkan Xie Wei ataupun mencelakainya.

Sayangnya Xue Ning tak percaya, bahkan langsung membalikkan ucapan Xue Ning itu. Jika Xue Ning jadi dirinya, apakah Xue Ning akan mempercayai kata-katanya itu? Xue Ning sontak canggung mendengarnya, ya memang sih, dia tidak akan percaya.

"Jadi, jika kau jadi aku, orang ini seharusnya dibvnvh atau tidak?"

Xue Ning tegang, "tapi Guru... aku tidak tidak ingin mati."

"Kau bukan ancaman bagiku. Ancaman yang sebenarnya adalah aku tidak berani percaya padamu tapi ingin mempercayaimu. Aku bukan orang yang tidak ingat budi. Aku tidak ingin melukai penyelamatku. Tapi yang paling penting adalah apakah kau patuh atau tidak. Nona Kedua Ning, pernahkah kau mencoba menyimpan sebuah rahasia tapi tidak bisa memberitahu siapa pun? Menikmati kejayaan dan kekayaan tanpa menunjukkan memiliki harta karun tapi sangat kesepian? Kau adalah orang yang pintar, ada kau yang menemani belajar di istana, kehidupan di istana, pasti akan menjadi lebih menarik."

"Tapi aku tidak mau," batin Xue Ning kesal.

"Yang kau sembunyikan, kebetulan adalah yang ingin aku lihat dengan jelas. Jadi, Jiang Xue Ning, selama setengah tahun ke depan, tolong kau seperti gadis lainnya, berdiam dengan patuh di depanku. Jangan sembarangan mengganggu Yan Lin. Apalagi melakukan hal yang mengganggu Kediaman Adipati Yongyi. Jangan memaksaku, juga jangan membuatku marah."

Hadeh! Apa boleh buat, terpaksa Xue Ning harus bertahan selama setengah tahun ke depan dan bertindak sesuai keadaan saja.

Tak lama kemudian saat melewati Kediaman Yan, Xie Wei malah melihat Yan Lin akrab sama Zhou Yin Zhi. Jelas pemandangan itu membuatnya cemas karena Zhou Yin Zhi adalah berasal dari Pengawal Kaisar yang berada di pihak Adipati Xue.

Tiba di rumah malam harinya, Tuan Jiang menyambutnya dengan gembira, bahkan Xue Hui pun mengucap selamat dengan tulus atas keberhasilannya. Cuma Nyonya Meng seorang yang tak senang, bahkan menuduh Xue Ning bisa lulus karena dia curang dibantu oleh seseorang di istana.

Xue Ning terlalu malas menjelaskan dan membiarkan Nyonya Meng berpikir semaunya. Jelas saja Nyonya Meng jadi semakin yakin kalau Xue Ning memang berbuat curang merebut kesempatannya Xue Hui.

Pikiran itu membuat Nyonya Meng jadi semakin sinis dan benci dengan Xue Ning sehingga dia dengan teganya mengutuk Xue Ning tidak akan pernah bisa menikmati hidupnya di istana bahkan sekalipun dia menjadi permaisuri.

Bersambung ke episode 6

Post a Comment

0 Comments