Hua Qian dengan cepat mendapatkan kabar tentang ulah gege-nya di restoran. Karena Ayah dan Ibu Hua sedang tidak berada di tempat, terpaksa Hua Qian yang harus pergi ke sana untuk menyelesaikan masalah ini.
Hua Shen awalnya sudah senang saja, mengira Hua Qian datang untuk membantunya, bahkan mengadukan kedua pria ini pada Hua Qian kayak anak kecil mengadu ke ibunya. Tapi yang tak disangkanya, Hua Qian malah menatapnya dengan dingin dan sama sekali tidak ada niat untuk membantunya.
Namun bahkan sebelum dia melakukan apa pun, salah satu pengawalnya Xi Wu terang-terangan sinis melabrak dan menyindir Hua Qian, bahkan sampai menyinggung tentang kelicikan Hua Qian dalam menjerat Ye Lan untuk menikah dengannya.
Mendengar kedua pria ini mengetahui tentang hal ini dan melihat sikap mereka yang sama sekali tidak takut menghadapinya, Hua Qian langsung sadar kalau kedua pria ini bukan orang biasa, tapi dia juga tidak tahu siapa majikan kedua pria itu.
Namun bahkan sebelum dia sempat menjawab sindiran mereka, Rong Zhou tiba-tiba saja nekat maju menonjok si pengawal karena dia tidak terima Hua Qian dipelakukan seperti itu. Sayangnya, dia sama sekali bukan lawan si pengawal yang dengan mudah menghajarnya.
Kali ini Hua Qian tidak tinggal diam begitu saja dan langsung memerintahkan pengawalnya untuk menangkap Pengawalnya Xi Wu. Tapi... dia juga bersikap adil dengan memerintahkan agar Gege-nya ditangkap juga. Pfft!
Dia memerintahkan agar kedua orang ini dibawa ke Hakim Wang untuk diadili secara adil, biar Hakim sendiri yang akan menilai dan memutuskan penyelesaian masalah ini.
Dia tidak mengenali Rong Zhou, makanya sekali lagi dia dengan ramah menanyakan namanya. Tapi lagi-lagi, gara-gara suaranya Rong Zhou sedang lemah dan serak gara-gara pukulan si pengawal, Hua Qian jadi salah dengar lagi, mengira namanya Zhou Yong.
Dia setulus hati berterima kasih atas kebaikan Rong Zhou, tapi dia juga meminta Rong Zhou untuk memikirkan dirinya sendiri dulu sebelum membantu orang lain. Bagaimanapun, tidak ada yang lebih penting daripada diri kita sendiri.
Dia tidak tahu dan tidak peduli apapun alasan Rong Zhou melindunginya, tapi yang pasti, Rong Zhou berniat baik melakukan ini untuk melindunginya. Karena itulah, dia menyatakan bahwa Keluarga Zhong akan bertanggung jawab membayar biaya pengobatan Rong Zhou.
Dia menghargai kebaikan Rong Zhou, tapi dia juga mengingatkan Rong Zhou bahwa belum tentu orang lain akan membalas kebaikan Rong Zhou seperti dirinya.
Pengawal kedua yang sifatnya lebih tenang, langsung berusaha meminta maaf atas saudaranya dan berusaha membujuk Hua Qian agar dia tidak membawa masalah ini sampai ke pengadilan.
Hua Qian menyatakan bahwa dia bisa melepaskan masalah ini, tapi bukan dia yang menentukan keputusan akhirnya, melainkan orang yang terlibat langsung. Yaitu, si pemusik.
Si pemusik setuju untuk melupakan masalah ini asalkan Hua Shen berhenti mengganggunya. Hua Shen yang juga tidak mau dibawa ke hadapan Hakim, jelas langsung menyetujuinya tanpa ragu.
Tapi Hua Qian tetap menolak melepaskan gege-nya dengan mudah, jadi dia memerintahkan para pengawal bahwa gege-nya harus dihukum di rumah sampai orang tua mereka pulang.
Tak sengaja Hua Qian melihat si pengawal kedua melirik ke lantai atas. Tapi saat Hua Qian mengikuti arah pandangannya, sudah tidak ada siapa-siapa di sana, karena Xi Wu sudah masuk kembali ke kamarnya.
Curiga dan penasaran, Hua Qian diam-diam memerintahkan Qian Zhi untuk membuntuti dan mencari tahu tentang kedua pria tadi.
Namun bahkan sebelum dia sempat menyelesaikan ucapannya, Xi Wu mendadak muncul memuji sikap dan cara Hua Qian dalam menangani masalah tadi dan mengaku kalau dia terkesan, lalu tiba-tiba saja dia meminta Hua Qian untuk memberinya tumpangan pulang.
Hua Qian sebenarnya ingin menolak, tapi berhubung itu tidak sopan, akhirnya terpaksa dia harus memaksakan senyum dan menyetujuinya.
Hampir sepanjang perjalanan, mereka lebih banyak diam. Hua Qian mencoba memancing pembicaraan biar tidak canggung, tapi Xi Wu sendiri cuma menjawabnya dengan jawaban super singkat.
Pada akhirnya mereka cuma diam saja sepanjang jalan. Hua Qian sebenarnya tidak nyaman, hubungan mereka kan, bisa dibilang, saudara ipar. Makanya satu kereta dengan Xi Wu sebenarnya kurang pantas. Dia bingung, apa sih sebenarnya maunya Xi Wu?
Saking sibuknya melamun, Hua Qian bahkan tidak sadar kalau mereka sudah sampai di depan Taman Zhong. Saat inilah Xi Wu baru mau bicara, itupun cuma untuk mengingatkan Hua Qian kalau mereka sudah sampai dan dia mau lewat, soalnya roknya Hua Qian menghalangi jalannya.
Hua Qian tampaknya agak tegang saat Xi Wu lewat di depannya, tapi dengan cepat dia menyadarkan dan mengingatkan dirinya sendiri bahwa Xi Wu juga nantinya akan jatuh cinta pada Mu Yao.
Tapi bahkan sampai malam tiba, Hua Qian masih belum mendapatkan informasi tentang kedua pria di restoran tadi dan itu membuatnya jadi gelisah. Dia yakin kalau kedua pria itu bukan orang sembarangan.
Kedua pria itu tidak pernah muncul di kehidupannya yang sebelumnya, makanya Hua Qian bingung kenapa sekarang muncul begitu banyak orang dan hal-hal yang sebelumnya tidak ada?
"Apakah hidupku berubah bersama pilihan baruku? Namun, hal-hal penting mungkin tidak berubah."
Tak lama kemudian, Ye Lan tiba-tiba datang untuk makan malam dengan Hua Qian. Dia penuh perhatian pada Hua Qian, tapi Hua Qian benar-benar tidak nyaman. Dia bahkan secara tidak langsung, menolak lauk pemberian Ye Lan.
Ye Lan berpikir kalau Hua Qian pasti cuma ngambek karena dia belum pernah mendatangi Hua Qian sejak mereka resmi menikah. Dia juga sudah mendengar tentang apa yang terjadi di restoran tadi, makanya dia penasaran kenapa Hua Qian tidak meminta bantuannya untuk menangani masalah gege-nya tadi?
Hua Qian dengan sopan beralasan bahwa dia hanya tidak ingin merepotkan Ye Lan yang sibuk sepanjang hari mengurusi banyak hal. Lagipula itu cuma masalah sepele.
Jika sampai Ye Lan ikut menanganinya, takutnya orang-orang akan menganggap mereka sebagai perundung. Lagipula, gege-nya juga mau mendengarkannya, jadi dia bisa mengatasi masalah itu sendiri.
Ye Lan jadi canggung menyadari Hua Qian sekarang malah terasa jauh. Namun karena mereka sudah menikah sekarang, Ye Lan tiba-tiba mengumumkan bahwa dia akan memenuhi tugasnya sebagai suaminya Hua Qian.
Hua Qian hampir tersedak mendengarnya. Jelas dia tidak mau, bahkan terang-terangan menampik tangan Ye Lan saat Ye Lan berniat mau menyentuhnya, dan jelas saja itu membuat suasana di antara mereka jadi semakin canggung.
"Bagaimana dengan Mu Yao? Bagaimana kau akan memperlakukannya?" tanya Hua Qian.
Ye Lan sontak tegang mendengar pertanyaan itu, "aku akan bertanggung jawab karena sudah menikahimu."
"Bukan itu yang kutanyakan. Kenapa kau tidak meluangkan waktu untuk berpikir, alih-alih membuat keputusan dengan gegabah atau akan menjadi tidak adil bagi kita semua."
"A Qian..."
"Sudah larut malam. Selamat malam, Tuan," usir Hua Qian.
Ye Lan akhirnya pergi dengan kecewa. Bibi Li sontak heboh mengkritiki sikap Hua Qian yang malah melepaskan kesempatan sebaik ini, tapi keputusan Hua Qian sudah bulat. Dia tahu suaminya tidak sepenuhnya memikirkannya, dan yang paling penting, dia tidak mau membuat kesalahan yang sama seperti di kehidupannya yang sebelumnya.
Kembali ke kediamannya, Ye Lan melihat Mu Yao menunggunya di depan pintu selayaknya pelayan yang baik. Ye Lan tak senang, mau sampai kapan Mu Yao tinggal di sini? Jangan bilang kalau dia suka menjadi pelayan?
Mu Yao jujur mengaku bahwa tujuan utamanya tinggal di sini adalah untuk menyelidiki dan menemukan orang yang menjebak keluarganya.
Ye Lan ngotot tak percaya kalau Hua Qian ada keterlibatan dalam kasus, makanya dia tidak senang dengan sikap Mu Yao yang masih bersikeras menolak melepaskan perkara ini.
"Apa aku bilang kalau Hua Qian menjebak ayahku? Kau yang paling tahu dan hanya membohongi dirimu sendiri."
"Aku tidak akan berdebat denganmu. Qian adalah istriku. Dia tidak bersalah. Jika kau bersikeras menentangnya, aku tidak bisa membiarkanmu tinggal di sini lagi."
Dia mengklaim bahwa dia mengambil resiko untuk menyelamatkan Mu Yao dan menerima Mu Yao di sini hanya karena masa lalu. Terserah Mu Yao saja mau mengatakan apa pun ke orang lain.
"Aku pernah tertipu oleh kepolosan yang kau bilang dia miliki. Sekarang aku telah melihat sifat aslinya, tapi kau belum. Bagiku, Hua Qian seganas ular."
Mu Yao meminta waktu tiga bulan. Jika dalam tiga bulan dia tidak bisa membuktikan bahwa ayahnya dijebak, dia janji akan meninggalkan tempat ini dan tidak pernah kembali. Dia juga tidak akan mengatakan hal-hal buruk tentang Ye Lan ataupun Hua Qian.
"Jika kau mempercayainya, kenapa kau mengkhawatirkan penyelidikanku? Aku juga ingin tahu, apakah dia menjebakku atau aku yang salah paham."
Ye Lan ngotot tak percaya bahwa istrinya dan keluarganya terlibat. Dia sudah menyelidikinya dan sama sekali tidak menemukan adanya keterlibatan Keluarga Hua dalam kasus itu. Orang yang membawa kasus itu, sama sekali tidak ada hubungan dengan Keluarga Hua.
"Tentu saja, kau tidak tahu apa yang dia katakan padaku. Kau tidak akan percaya meski aku memberitahumu."
Mu Yao bersumpah, dia hanya ingin mengungkapkan kebenaran atas kasus keluarganya dan bukan berniat memfitnah Hua Qian. Jika benar Hua Qian tidak ada hubungan, Mu Yao bersumpah tidak akan menyakitinya.
Jika dia melanggar janji, maka dia akan mati dan membusuk di neraka. Melihat tekad dan kesungguhan Mu Yao, Ye Lan akhirnya mengalah dan setuju untuk memberinya waktu tiga bulan.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam