Sinopsis Scent of Time Episode 3 - Part 1

Keluarga Hua sudah berkumpul di meja makan, sudah kelaparan, tapi tidak ada yang berani makan duluan karena suaminya Hua Qian belum datang juga.

Untungnya Ye Lan akhirnya muncul juga tak lama kemudian sambil beralasan bahwa dia sibuk, makanya datang terlambat. Ayah Hua langsung sumringah saking senangnya. 

Hua Shen malah terlalu bersemangat mau mengajak Ye Lan bersulang padahal mereka bahkan belum makan, untungnya Ibu Hua cepat menghentikannya.

Hua Qian mau langsung makan saja, tapi Ayah Hua dengan cepat memberinya isyarat mata. Memahami maksudnya, Hua Qian akhirnya memberikan potongan daging pertama pada Ye Lan dan semua orang pun mulai makan.

Tapi dasar Hua Shen, dia terus saja memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengajak Ye Lan bersulang sembari meminta Ye Lan untuk memperlakukan adiknya dengan baik. Tapi maksud utamanya sebenarnya adalah menjilat Ye Lan.

Berhubung sekarang Hua Qian sudah jadi Nyonya Keluarga Zhong, Ibu Hua pun diam-diam meminta Hua Qian untuk membantu Hua Shen untuk mencarikannya gadis baik-baik untuk dijadikan istrinya Ye Lan.

Hua Qian malas, lagian gege-nya itu kan sudah punya banyak selir yang tinggal di kediamannya. Kabarnya dia juga membeli banyak pelayan wanita. Kalau dia menikah secara resmi, tidak akan ada tempat untuk semua wanita itu. Ibu Hua tak setuju, pria punya banyak selir itu wajar, tapi tetap harus punya satu istri resmi.

"Benarkah? Lalu kenapa Ibu tidak mencarikan satu pun untuk Ayah?" sindir Hua Qian. Pfft!

Ayah Hua sampai tidak punya kesempatan ngobrol dengan Ye Lan gara-gara Hua Shen. Parahnya lagi, Hua Shen yang sudah mabuk, dengan seenaknya menawarkan pelayan-pelayan cantiknya untuk dikirim ke Ye Lan untuk menemani Ye Lan.

Ayah Hua benar-benar kesal dibuatnya sampai dia mengancam akan menghukum Ye Lan, dan baru saat itulah ye Lan sadar diri dan buru-buru pamit.

Namun saat Ayah Hua hendak bicara dengan Ye Lan, Hua Qian dengan cepat menyela mereka dan buru-buru menarik Ye Lan pulang dengan alasan sudah larut malam.

Pada Ye Lan, Hua Qian beralasan kalau tadi dia buru-buru menyeret Ye Lan pergi hanya karena dia tidak mau ayahnya membahas masalah pekerjaan di acara kumpul keluarga.

Padahal sebenarnya dia sadar betul kalau ayahnya berniat mau menjilat Ye Lan juga. Hua Qian sadar kalau itu sebenarnya justru bisa merusak citranya di mata Keluarga Zhong, karena itulah, dia tidak membiarkan ayahnya bicara dengan Ye Lan.

Berhubung Ayah Hua tadi sudah menyetujui usulannya tentang masalah Ayah Mu, Hua Qian mendadak berinisiatif meminta Ye Lan untuk mempertemukannya dengan Mu Yao sekarang juga. Jelas saja Ye Lan kaget mendengar Hua Qian ternyata tahu kalau dia membantu menyembunyikan Mu Yao.

Dia jadi berpikir kalau Hua Qian pasti mengetahuinya dari mendengar laporan pelayannya tentang kaburnya Mu Yao tadi pagi. 

Tadi siang, Mu Yao dengan menggunakan samaran, nekat menerobos penjara untuk menemui ayahnya dan hampir saja ketahuan sama para pengawal. Namun Ye Lan datang tepat waktu dan Mu Yao pun terselamatkan, dan dibawa kembali ke kamar kurungannya.

Hua Qian meyakinkan Ye Lan bahwa dia sangat mengkhawatirkan Mu Yao, makanya dia ingin bertemu dengan Mu Yao. Ye Lan gugup banget dan jadi takut kalau Hua Qian salah paham, makanya dia buru-buru menjelaskan alasannya menolong Mu Yao adalah hanya karena Mu Yao kenalannya.

"Kau tidak perlu menjelaskannya padaku. Aku tahu kau dan Mu Yao sangat akrab dan pernah berteman baik. Aku hanya perlu bicara dengannya. Aku bukan mencoba mempertanyakanmu," ujar Hua Qian.

Baiklah, Ye Lan setuju. Namun sekali lagi dia meyakinkan Hua Qian bahwa dia menolong Mu Yao hanya karena pertemanan mereka. Dia bersumpah bahwa dia hanya mencintai Hua Qian seorang dalam hidup ini sejak saat Hua Qian menemaninya berjaga di pemakaman. 

Hua Qian hanya menanggapinya dengan senyum kecut, karena sebenarnya Ye Lan sudah salah paham, orang yang Ye Lan kira dirinya itu sebenarnya bukan dia (melainkan Mu Yao). Bahkan sekalipun orang itu adalah dirinya, pada akhirnya, Ye Lan tetap akan jatuh cinta pada Mu Yao, dialah yang sudah bersalah menghalangi mereka.

Ayah Hua merasa putrinya sudah banyak berubah padahal dia baru menikah 3 hari, tidak lagi manja dan ribut seperti dulu, rasanya dia seketika menjadi dewasa setelah menikah. 

Rasanya agak canggung dan aneh, apalagi Hua Qian juga bersikap sangat formal padanya seolah menghadapi orang asing. Tapi ya sudahlah, bagaimanapun, Hua Qian sekarang sudah menjadi bagian dari keluarga lain sekarang. Mereka sudah tidak perlu mengkhawatirkannya mulai sekarang.

Yang harus mereka pikirkan sekarang hanya Hua Shen yang masih juga belum menikah. Baru juga dibicarakan, tiba-tiba Ayah Hua melihat pelayannya Hua Shen mau menyelinap keluar diam-diam. 

Ternyata dia disuruh Hua Shen untuk membawa beberapa wanita ke kediamannya untuk menemaninya. Hadeh! Ayah Hua jelas gregetan dengan ulah putranya yang satu itu. Ibu Hua panik berusaha menenangkan Ayah, tapi kesabaran Ayah Hua benar-benar sudah habis dan langsung beranjak pergi untuk menghukum Hua Shen.

Hua Qian masuk sendirian dan mendapati Mu Yao ketiduran di meja. Melihat Mu Yao membuat Hua Qian hampir saja menjadi dirinya yang jahat seperti di kehidupan sebelumnya dengan berpikir untuk menuntaskan masalah ini dengan cara membvnvh Mu Yao.

Namun untungnya pikiran logisnya cepat kembali sehingga Hua Qian langsung menampar dirinya sendiri, menyadarkan dirinya sendiri untuk tidak mengulangi sejarah kelam kehidupan sebelumnya.

Tamparannya keras banget sampai membuat Mu Yao terbangun. Hua Qian menyapanya dengan ramah, tapi Mu Yao sekarang benci banget sama dia dan bertekad akan balas dendam pada Hua Qian biar seluruh dunia tahu kekejaman dan kemunafikan Hua Qian dan keluarganya.

"Karma itu ada, keluargamu tidak akan pernah hidup tenang!" geram Mu Yao.

"Aku tidak ingin membicarakan masa lalu, tapi bisa kupastikan sekarang, keluargamu akan baik-baik saja."

Mu Yao tak percaya, "permainan apa yang sedang kau mainkan? Katakan. Kau berpura-pura menjadi orang yang bisa kupercaya, apa lagi dari diriku yang bisa kau gunakan untuk keuntunganmu?"

"Aku tidak berusaha untuk memanfaatkanmu..."

"Kau pikir masih bisa menipuku? Apa yang kualami dalam beberapa hari terakhir, sudah cukup untuk menunjukkan sifat aslimu. Kau berpura-pura lemah, tapi berhati iblis. Sejak awal, kau tahu apa yang kau inginkan dariku."

Hua Qian seketika merasa bersalah teringat bagaimana awalnya dia mendekati Mu Yao gara-gara dia melihat Ye Lan menggendong Mu Yao.

Jelas waktu itu mereka tidak ada hubungan apa-apa, Ye Lan cuma menyelamatkan Mu Yao yang hampir terjatuh dari pohon, tapi tetap saja Hua Qian cemburu berat sehingga dia langsung mendekati Mu Yao dengan sikap pura-pura baik dan Mu Yao dengan polosnya mempercayainya.

Hua Qian berusaha meyakinkan Mu Yao bahwa dia benar-benar tidak ada niat untuk menyakitinya sekarang, tapi tentu saja Mu Yao terlalu sulit mempercayainya.

Bagaimana bisa dia mempercayai Hua Qian lagi setelah apa yang Hua Qian perbuat untuk menjebak keluarganya. Hua Qian berusaha menunjukkan penyesalan dan niat baiknya dengan memberinya segelas teh, tapi Mu Yao langsung menampiknya dengan kasar hingga gelasnya pecah.

Mu Yao yang mendengar itu dari luar, sontak khawatir dan akhirnya masuk, tapi malah mendapati pipi istrinya memerah bekas tamparan. Ye Lan sontak kesal mengira Mu Yao menampar Hua Qian dan langsung melabrak Mu Yao.

Hua Qian sontak panik membekap mulut Ye Lan, dia menyangkal dan berusaha meyakinkan Ye Lan kalau dia sendiri yang menampar dirinya sendiri dengan alasan ada serangga di mukanya tadi.

Tapi Ye Lan malah tak percaya dan meyakini kalau Hua Qian terlalu baik, sudah dibuli tapi masih saja membela pembulinya. Hadeh! Hua Qian dengan gigih meyakinkan Ye Lan kalau Mu Yao benar-benar tidak menyakitinya.

"Bayangkan dirimu di posisinya. Wanita paling takut diperlakukan tidak adil, jadi kau harus meminta maaf padanya," ujar Hua Qian lalu buru-buru pergi meninggalkan mereka berduaan. 

Pfft! Dia memang sengaja menjodohkan mereka berdua, karena toh mereka nantinya juga akan jatuh cinta. Dengan cara ini, dia sungguh berharap mereka tidak akan membencinya nanti.

Ye Lan dan Mu Yao sontak bertengkar hebat. Mu Yao masih bersikeras mau melarikan diri dan nekat menyelamatkan ayahnya, tak peduli dia bakalan berhasil atau gagal. Lebih baik melihat ayahnya daripada terkurung di sini.

Tapi Ye Lan keukeuh menolak melepaskannya karena itu terlalu beresiko. Dia menegaskan bahwa dia mengambil resiko menolong Mu Yao karena memikirkan pertemanan Mu Yao dengan Hua Qian.

"Aku tidak pernah memintamu menyelamatkanku atau membantuku merencanakan pelarian. Saat ini, aku hanya ingin kau berhenti menjadi orang yang suka ikut campur."

"Begitukah kau melihatku? Jika bukan karena apa yang kau lakukan, kau pasti sudah..." Ye Lan tidak tega melanjutkan dan akhirnya pergi.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments