Dari pengakuan Duo Bing, Lian Hua baru mengetahui bahwa Duo Bing ternyata adalah keponakannya Shan Gu Dao karena ternyata Shan Gu Dao adalah adiknya ibunya Duo Bing.
Shan Gu Dao hilang sejak dia masih kecil. Saat akhirnya Ibunya Duo Bing menemukannya dan mengetahui bahwa Gu Dao berkecimpung di dunia persilatan, Ibunya Duo Bing merahasiakan hubungan mereka karena Ibunya Duo Bing tidak pernah menyukai dunia persilatan. Alasan ini pula yang membuat orang tua Duo Bing tidak menyetujui keinginan Duo Bing untuk berkelana di dunia persilatan.
Karena dia sakit-sakitan, makanya dulu Gu Dao berusaha mengajarinya ilmu bela diri agar dia kuat, tapi waktu itu fisik Duo Bing benar-benar lemah sehingga mengangkat bel4ti saja tidak kuat. Gu Dao sepertinya, orangnya tidak sabaran, makanya dia jadi cepat kesal karena itu.
Namun kemudian muncullah Li Xiang Yi yang memberinya pedang kayu kecil yang lebih ringan untuk membantunya berlatih ilmu dasar. Xiang Yi bahwa berkata bahwa jika dia sudah bisa menggunakan pedang itu dan berlatih ratusan ilmu pedang, Xiang Yi akan mengangkatnya jadi murid.
Sebelum pergi, Xiang Yi juga mengingatkannya untuk tidak sampai kehilangan pedangnya, karena seorang pendekar harus memegang erat pedangnya sendiri demi memeratakan seluruh ketidakadilan di dunia ini.
Itulah pertemuan pertama dan terakhir mereka. Bahkan sekarang Duo Bing sudah tidak ingat seperti apa wajah Xiang Yi.
Namun ucapan Xiang Yi waktu itulah yang menyemangati Duo Bing untuk memulihkan diri dan berlatih ilmu pedang dengan sungguh-sungguh. Namun sayangnya, sekarang saat akhirnya dia pulih dan mampu memegang erat pedangnya sendiri, Xiang Yi malah sudah tiada.
Lian Hua masih ingat anak itu, sungguh tak disangka kalau anak itu sekarang sudah tumbuh sebesar ini dan duduk di sampingnya. Namun tentu saja dia diam saja dan merahasiakan identitasnya, tapi dengan manisnya dia menyemangati Duo Bing dengan memuji kehebatan ilmu bela dirinya Duo Bing, tapi juga menasehati Duo Bing untuk tidak terus menerus memikirkan apa-apa yang tidak seharusnya dia pikirkan (melupakan Li Xiang Yi).
Mereka melanjutkan malam itu dengan terus minum-minum sampai mabuk, tapi saat Duo Bing terbangun keesokan harinya, dia malah mendapati Lian Hua dan rumah portabelnya sudah menghilang tanpa jejak. (Pfft! Kasihan Duo Bing)
Racunnya Lian Hua mulai kambuh menyerang dirinya, lebih cepat dari prediksi. Lian Hua harus menggunakan tenaga dalamnya yang tersisa untuk menekan racun itu agar racun itu tidak sampai naik ke otaknya.
Flashback.
10 tahun yang lalu... usai pertempuran yang membuatnya tenggelam di laut, Xiang Yi terbangun dan mendapati dirinya terdampar di pantai. Dengan tertatih-tatih dia berjalan kembali ke Sekte Sigu, tapi di tengah jalan, dia mendengar keluh kesah para penduduk yang mengutuki para pesilat.
Bagaimana masyarakat tidak kesal? Saat para pesilat mengira kalau mereka sedang menegakkan kebenaran, tapi dalam prosesnya, mereka justru menghancurkan dan meluluhlantakkan kehidupan rakyat yang tidak bersalah dan hanya ingin hidup damai.
Hati Xiang Yi hancur penuh rasa bersalah mendengar semua itu. Apalagi setibanya di depan gerbang Sekte Sigu, dia mendapati murid-murid sekte banyak yang menjadi korban. Banyak yang mati, dan lebih banyak yang terluka parah. Dari kejauhan, dia menyaksikan para anggota sekte mulai berseteru yang membuatnya jadi semakin sedih.
Beberapa dari mereka yang selamat, kesal setengah mati dan memutuskan untuk menempuh jalan sendiri-sendiri sambil mengutuki Xiang Yi dan keegoisannya yang membuat mereka terjebak siasat liciknya Aliansi Jinyuan dan berakhir jadi seperti ini.
Beberapa senior (yang sekarang menjadi empat ketua Balai Baichuan), tidak ingin membubarkan sekte dan masih mengharapkan kembalinya Xiang Yi.
Namun yang lain setuju agar sekte dibubarkan dan meyakini kalau Xiang Yi sudah mati. Satu orang yang paling vokal untuk membubarkan Sekte Sigu adalah Xiao Zi Jin.
Waktu itu, salah satu wanita yang bernama Qiao Wan Mian, sepertinya, sekilas melihat Xiang Yi, tapi Xiang Yi dengan cepat menyembunyikan diri.
Sedih dan patah hati, Xiang Yi akhirnya pergi kembali ke pantai dan berjalan tak tentu arah sampai akhirnya dia pingsan.
Saat akhirnya dia kembali membuka matanya, dia mendapati dirinya diselamatkan oleh biksu kenalannya, Master Wuliao, dialah yang membantu Xiang Yi menekan efek racun itu agar tidak sampai menjalar ke otaknya. Jika tidak, maka Xiang Yi bakalan jadi gila.
Master Wuliao berusaha menasehati untuk kembali ke Sekte Sigu agar dia dan rekan-rekannya bisa bekerja sama mencari cara menyembuhkan Xiang Yi dari racunnya, apalagi Master Wuliao memperkirakan waktunya Xiang Yi hanya akan bertahan paling lama 10 tahun.
Sayangnya, Xiang Yi sangat keras kepala menolak kembali, pasrah dengan nasibnya yang cuma tinggal 10 tahun, dan membiarkan seluruh dunia meyakini kalau dia sudah mati dengan meminta Master Wuliao untuk merahasiakan keberadaannya dari semua orang.
Flashback end.
Usai menekan racun itu, Lian Hua memperhatikan cincin giok yang dia ambil dari jempolnya Pengurus Piao dan langsung tahu kalau ukiran cincin itu adalah corak tersembunyi Aliansi Jinyuan. Dari cincin itulah, dia mendapat petunjuk yang mengarahkannya ke Kota Yu.
Di tempat lain, Duo Bing dan kedua pelayannya sudah mulai kehabisan uang, tidak ada lagi barang berharga nganggur yang bisa dijual. Duo Bing sebenarnya masih punya satu aksesoris giok, tapi dia menolak menjualnya karena ini pemberian orang tuanya. Bisa tamat riwayatnya kalau sampai giok ini dia gadaikan.
Kedua pelayannya juga tidak punya apa-apa. Namun ada satu yang menarik perhatiannya. Wangfu ternyata mengambil beberapa surat-surat milik Pengurus Piao yang niatnya mau dia bakarkan untuk mendiang ibunya.
Namun setelah Duo Bing membacanya, dia mendapati surat-surat itu ternyata bukan surat-surat biasa karena setelah beberapa kalimat di satukan, ternyata itu adalah kode yang mengatakan bahwa jejak Aliansi Jinyuan di Kota Jiazhou sudah ketahuan.
Surat ini ditujukan pada Tabib Iblis dari Aliansi Jinyuan. Menurut informasi, Tabib Iblis sangat hebat dalam meracik obat dan racun, bahkan mampu menghidupkan orang yang sudah mati, namun tidak pandai bela diri dan tidak memiliki tenaga dalam, licik dan banyak akal bulusnya.
Ah... semua itu... mirip sekali dengan Lian Hua. Jelas saja Duo Bing dan kedua pelayannya langsung meyakini kalau Lian Hua pastilah Tabib Iblis.
Li Er, pelayan wanitanya Duo Bing, yakin banget kalau Lian Hua pasti sengaja membvnvh Pengurus Piao untuk membungkamnya karena Pengurus Piao membocorkan jejak Aliansi Jinyuan.
Duo Bing juga curiga. Kebetulan, dari surat itu, Duo Bing mendapatkan petunjuk yang juga mengarahkannya ke Kota Yu. Duo Bing dan kedua pelayannya pun bergegas pergi ke sana.
Di tengah jalan, mereka tak sengaja menemukan beberapa mayat tergeletak di jalan. Sepertinya mayat prajurit yang sudah lama mati di medan perang, jadi mereka mengabaikannya dan fokus mencari Lian Hua hingga mereka menemukan rumah portabelnya Lian Hua di tengah hutan.
Orangnya tidak ada, tapi jelas Lian Hua tidak bermaksud meninggalkan rumah ini begitu saja. Jadi mumpung orangnya tidak ada, mereka pun menggeledah rumah itu.
Duo Bing jadi semakin yakin kalau Lian Hua memang orang Aliansi Jinyuan saat dia menemukan potongan kain yang dia kenali sebagai potongan kain Jubah Mutiara Kemenangan yang dulu pernah dipakai Di Fei Sheng. (Padahal kain itu dijadikan kain lap, yang seharusnya artinya, kain itu tidak berharga bagi Lian Hua) Meyakini kalau Lian Hua ada di sekitar sini, mereka pun bergegas pergi mencarinya.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam