Sinoopsis Back From the Brink Episode 2 - Part 1

Di Desa Tongluo, Tian Yao hidup dengan nama A Fu, Cucunya Nenek Xiao, seoranng nenek yang penglihatan dan pendengarannya kurang baik, namun beliau benar-benar nenek yang penyayang dan baik hati.

Kekurangan inilah yang dimanfaatkan salah satu tetangga kurang ajar bin kepo bernama Bibi Zhou yang berniat mau menipu uangnya Nenek Xiao. Dia mengadu ke Nenek Xiao tentang perbuatan A Fu yang menculik seorang gadis semalam, tapi Nenek Xiao malah salah paham mengira Bibi Zhou sudah mencarikan jodoh untuk A Fu.

Nenek Xiao sontak antusias mengeluarkan sekotak uang yang khusus dia persiapkan untuk maharnya A Fu. Bibi Zhou sontak antusias mau merebut uang itu, tapi dia tidak bisa merebutnya begitu saja karena Nenek Xiao mau melihat dulu gadisnya.

Bibi Zhou langsung membawa Nenek Xiao ke gudang tempat A Fu menyekap Yan Hui. Nenek Xiao langsung suka sama dia, tapi lucunya, Nenek Xiao malah salah paham mengira tali tambang yang mengikat tangan Yan Hui adalah gelang.

Bibi Zhou buru-buru mengeluarkan Nenek Xiao dari sana dengan alasan meminta Nenek untuk menyiapkan acara pernikahan lalu mengancam Yan Hui untuk menikah dengan A Fu malam ini juga. Yan Hui langsung sadar kalau orang ini sangat licik dan cuma mau menipu keluarga ini untuk mendapatkan keuntungan.

Bibi Zhou sinis mengagumi kepintaran Yan Hui. Tapi bodo amat, pokoknya malam ini Yan Hui harus melakukan ritual pernikahan dan uang mahar ini akan menjadi milik Bibi Zhou. Kesal, Yan Hui sontak menendang b0k0ng Bibi Zhou .

Saat Tian Yao baru pulang malam harinya, dia jelas bingung melihat rumah sudah dihias dengan berbagai pernak-pernik pernikahan dan semua orang sedang berpesta dan bersuka cita untuknya. Namun sayangnya, tidak ada seorang pun ang sadar bahwa semua ini justru membuat Tian Yao trauma teringat pernikahannya dengan Su Ying yang berakhir jadi bencana.

Ingatan traumatis itu sontak membuatnya murka mengobrak-abrik segalanya dan mengusir semua orang. Semua orang jadi ketakutan dan kebingungan, namun hanya Nenek Xiao seorang yang dengan lembut menggenggam tangannya.

Nenek Xiao benar-benar tulus ingin mencarikan jodoh untuk A Fu karena dia tidak ingin A Fu kesepian. ketulusan Nenek Xiao-lah yang berhasil menenangkan emosi Tian Yao sehingga dia akhirnya mau juga memaksakan dirinya untuk mendatangi pengantinnya yang sudah menunggunya di kamar pengantin dengan kedua tangan masih terikat tali tambang.

Tian Yao membuka tudung pengantinnya dengan kesal dan hal pertama yang Yan Hui katakan padanya adalah minta makan, lapar. Pfft! Yang tidak Yan Hui sangka, ternyata Tian Yao pergi seharian adalah untuk membelikannya bakpao karena dia tahu kalau Yan Hui suka bakpao. Yan Hui bingung, kok Tian Yao bisa tahu?

Karena tidak ingin mengakui kalau dia membuntuti Yan Hui, jadi dia membuat Yan Hui mengira kalau dia adalah siluman ular yang waktu itu diburu oleh Yan Hui, makanya dia tahu.

Mengira dia beneran si siluman ular, Yan Hui sontak mendorongnya ke ranjang, dan jadilah mereka bergulat heboh, yang sontak saja membuat para pengintip di luar salah paham, padahal mereka saling serang sampai akhirnya Yan Hui berhasil mengalahkannya dan menuntutnya untuk mengembalikan Mutiara Api yang dia curi.

Tian Yao santai mengklaim kalau dia akan memberikan Mutiara Api itu besok, soalnya Mutiara Api itu tidak ada di sini sekarang. Dia mengklaim bahwa Mutiara Api itu adi dalam dinding pembatas di belakang gunung.

"Kau terus memakai trik sebelum ini, mengapa sekarang begitu mudah (memberi informasi)?" curiga Yan Hui.

Tian Yao beralasan kalau itu karena dia tidak bisa mengalahkan Yan Hui. Dia hanya ingin segera terlepas dari masalah ini, jadi setelah Yan Hui mendapatkan Mutiara Api-nya nanti, sebaiknya Yan Hui segera pergi.

 
"Kau begitu terburu-buru ingin mengusirku, apakah mungkin kau ingin mengacau di desa setelah aku pergi?"

"Aku tinggal di desa, hanya untuk membalas budi pada Nenek Xiao."

Yan Hui ragu, masa siluman ular kayak dia sebaik itu? Tapi baiklah, dia akan mencoba mempercayainya untuk saat ini. Tapi awas saja kalau dia sampai berbuat licik, Yan Hui bersumpah akan menjadikannya sup ular. Dia lalu menendang Tian Yao dari kasur dan menyuruh Tian Yao tidur di lantai malam ini.

Keesokan harinya saat hendak membawa Yan Hui naik getek, Tian Yao merasakan kehadiran seseorang yang mengawasi mereka. Namun dia memutuskan untuk diam saja dan menyembunyikannya dari Yan Hui.

Dia lalu membawa Yan Hui ke sebuah gua di gunung. Namun begitu perahu semakin mendekat, ternyata ada dinding pembatas tak kasat mata yang menghalangi mereka.

Hmm, jelas Tian Yao bermaksud agar Yan Hui membuka dinding pembatas itu dengan menggunakan kekuatan spiritualnya karena dia sendiri tidak bisa melakukannya (karena dia kehilangan kekuatan spiritualnya).

Namun yang tak disangkanya, Yan Hui juga tidak bisa karena dia juga tidak memiliki Energi Spiritual karena Kesadaran Spiritualnya bahkan belum terbuka. Tian Yao jelas kecewa dan kesal karenanya.

Heran sekaligus curiga dengan Tian Yao, Yan Hui pun mendekati Nenek Xiao dan mencoba mencari tahu tentang Tian Yao/A Fu. Nenek sedang membuat sepatu untuk Yan Hui, Yan Hui berusaha menolaknya, tapi Nenek benar-benar tulus ingin membuatkannya sepatu. Dan berhubung Nenek juga tidak bisa mendengar dengan baik, jadi dia terus saja melanjutkan membuat sepatunya dengan riang.

Yang tidak Yan Hui sangka, Tian Yao ternyata benar-benar cucu yang baik dan berbakti pada Nenek, dan dia tanpa sadar jadi kagum pada Tian Yao.

Yan Hui jadi penasaran kenapa Tian Yao begitu baik pada Nenek, dan di mana cucu Nenek yang sebenarnya?

Tian Yao mengaku karena Nenek sangat baik padanya. Sedangkan cucu yang asli sudah meninggal dunia, dan Nenek tidak mengetahuinya.

Prihatin, Yan Hui pun berjanji tidak akan memberitahu orang lain tentang identitas Tian Yao yang sebenarnya setelah dia mendapatkan Mutiara Api-nya nanti. Jadi kapan Tian Yao bisa membuka dinding pembatas itu? Tian Yao cuma menjawab segera tapi tidak menyebutkan detail kapan waktunya.

Keesokan harinya, Yan Hui kesal karena harus mengerjakan pekerjaan dapur sendirian gara-gara Tian Yao sudah pergi pagi-pagi sekali. Tiba-tiba Bibi Zhou muncul lagi, tapi kali ini bersama suaminya.

Mereka berniat mau mencuri sayuran di dapurnya Nenek gara-gara kesal dikasih hadiah sepatu usang. Bibi Zhou bahkan seenaknya melempar sepatu usang itu... tepat mengenai kepala Yan Hui. Pfft!

Bibi Zhou dengan angkuhnya mengira kalau Yan Hui gampang dibuli hanya karena dia sudah berhasil memaksa Yan Hui menikah dengan A Fu, tidak sadar kalau dia sedang membuat masalah dengan orang yang salah.

Yan Hui sontak menampar kedua suami istri itu bolak-balik, bolak-balik, bolak-balik berkali-kali, dilakukan di hadapan semua warga desa yang otomatis melongo heboh saking kagetnya menyadari betapa ganasnya Istrinya A Fu.

Di hutan, Tian Yao menemukan si Siluman Ular yang sedang berusaha memperbaiki Mutiara Api yang retak gara-gara ulahnya Yan Hui. Tian Yao mengingatkan bahwa elemen api itu bertentangan dengan energi inti Siluman Ular, jadi dia menyarankan Siluman Ular untuk berhenti menggunakan kekuatannya untuk memperbaiki benda itu. 

Dia lalu membuatkan formasi purba yang bisa membantu penyembuhan lukanya Siluman Ular sekaligus bisa menguji energi spiritualnya Siluman Ular.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments