Sementara Ah Nian masih asyik bercengkerama dengan Kakek, Cang Xuan keluar untuk menemui Xiao Yao yang saat itu sedang menyibukkan diri membersihkan anak panahnya di ayunan.
Xiao Yao tidak akan menemuinya, takutnya Ah Nian malah jadi kesal kalau melihatnya, jadi Xiao Yao mau pergi latihan memanah saja.
"Apa kau sedang berusaha menghindari Tushan Jing?" tanya Cang Xuan.
Xiao Yao berbohong menyangkal, dia cuma mau pergi menemui Fangfeng Bei yang sudah menunggunya untuk latihan panahan. Cang Xuan lebih tidak senang lagi kalau Xiao Yao terlalu akrab dengan Bei, tuh orang sudah sangat terkenal sebagai pria yang tidak serius dan cuma mementingkan kesenangan duniawi.
Boleh-boleh saja bermain dengannya, tapi Xiao Yao tidak boleh lupa kalau Keluarga Fangfeng sudah berada di pihak para paman. Jangan sampai terlalu akrab sehingga Xiao Yao jadi ceroboh dan membahayakan dirinya sendiri. Tenang saja, Xiao Yao meyakinkan bahwa dia tidak akan pernah melupakan kejadian penyerangan malam itu.
Dia mau pergi... tapi... dia akhirnya menyerah dan jujur mengakui kalau dia memang sedang menghindari Tushan Jing karena dia sedang marah pada Jing. Karena itulah, dia penasaran apakah mungkin Jing menitipkan pesan kalau Jing ingin bertemu dengannya?
Cang Xuan sebenarnya tak ingin menyampaikannya, tapi dia terpaksa mengiyakan. Sebenarnya dia tidak enak juga harus memanfaatkan Xiao Yao, tapi, dia jujur mengakui kalau dia sedang membutuhkan dukungan Jing, karena itulah, dia ingin Xiao Yao menemui Jing.
Oke, Xiao Yao setuju. Cuma bertemu saja, kan? Gampang! Lagipula, biarpun bukan demi Cang Xuan, cepat atau lambat juga dia tetap akan bertemu lagi dengannya.
"Aku sungguh Gege yang baik. Bukan hanya menyuruh Meimei-ku untuk tidak boleh marah, tapi juga harus membuat Meimei-ku merendah pada pria lain," ujar cang Xuan menyindir dirinya sendiri.
"Jika sejak awal aku memikirkan masalah merendah dan teraniaya, takutnya aku mungkin sudah mati di tangan siluman rubah ekor sembilan."
Tak lama kemudian, Xiao Yao berlatihan panahan dengan Bei lagi, tapi tiba-tiba saja Xiao Yao mengarahkan panahnya ke Bei dan menuntut siapa sebenarnya Bei. Bei keukeuh mengklaim kalau dia adalah Fangfeng Bei, tapi Xiao Yao masih sulit mempercayainya. Awas saja kalau suatu hari nanti dia mengetahui kalau Bei membohonginya, akan dia lepaskan anak panah ini ke jantung Bei.
Bei santai sambil berjalan mendekati Xiao Yao, "di hatimu sebenarnya kau mengharap aku ini siapa? Teman yang ingin kau racuni?"
Xiao Yao sontak melepaskan anak panahnya, sayangnya, meleset cuma beberapa senti dari telinga Bei. Bei tetap santai dan playboy seperti biasanya, dia perhatikan suasana hati Xiao Yao sepertinya sedang buruk, jadi dia menyarankan agar sebaiknya Xiao Yao menyudahi latihannya hari ini.
Xiao Yao menolak, hari ini tidak latihan hanya karena suasana hati buruk, besok tidak latihan karena suasana hati terlalu baik. Hidup dengan memanjakan diri seperti itu, pada akhirnya hanya akan bikin kecanduan. Lalu apa gunanya dia latihan panahan?
Bei kagum juga dengan pemikirannya. Dia akhirnya tidak cuma diam melihat dan mulai aktif mengoreksi postur tubuh Xiao Yao hingga Xiao Yao akhirnya berhasil juga memanah tepat sasaran.
Namun kemudian dia melihat tangan Xiao Yao merah-merah karena terlalu sering latihan dan itu tampaknya membuatnya khawatir (nggak ingat kah kalau kamu hampir membvnvh Xiao Yao?!).
Tentu saja dia tidak memperlihatkan kekhawatirannya dan dengan cepat mengomentari Xiao Yao yang tidak terlihat seperti Tuan Putri pada umumnya. Xiao Yao santai mengakuinya, dia memang Tuan Putri yang tidak lazim.
"Bagaimana jika berhenti menjadi Tuan Putri dan ikut berkelana bersamaku?" usul Bei, dan dia tampaknya serius.
"Baiklah," Xiao Yao setuju, tapi ada syaratnya, "selama kau bisa melepaskan segalanya, aku akan pergi bersamamu."
Bei menatapnya selama beberapa saat dengan galau, entah memikirkan apa. Namun beberapa detik kemudian, dia cuma menanggapinya dengan tertawa, secara tidak langsung, dia menolak permintaan Xiao Yao. (Halah! Kamu yang maju duluan, kamu juga yang mundur duluan. Kamu menginginkan Xiao Yao, tapi tidak bisa memenuhi keinginan terbesar Xiao Yao, tidak bisa menjadikan Xiao Yao sebagai pilihan pertama dan utama)
Hari ini Jing datang lagi ke kediaman Cang Xuan, dia diberitahu kalau Cang Xuan belum kembali dari Puncak Zhaoyun, tapi Xiao Yao sudah pulang. Akhirnya! Jing langsung meminta Sang untuk menyampaikan pesan ke Xiao Yao bahwa dia ingin bertemu.
Xiao Yao langsung bangun saat mendengar suara Jing, dia bahkan langsung dandan dan memastikan dirinya cantik lebih dulu sebelum akhirnya keluar menemui Jing. Errr... tapi ternyata dia masih ngambek, malah memanfaatkan momen ini untuk membuat Jing cemburu dengan memperlakukan Jing seolah dia cuma temannya Cang Xuan lalu pergi berdua bersama Bei.
Namun setibanya di depan pintu, Xiao Yao mendadak baru ingat permintaan Cang Xuan yang menginginkannya untuk bertemu Jing. Ingatan inilah yang akhirnya membuat Xiao Yao mendadak mengubah keputusannya dan jujur memberitahu Bei bahwa dia baru ingat kalau dia harus melakukan sesuatu untuk Cang Xuan, jadi maaf, dia tidak bisa menemani Bei main hari ini. Bagaimana kalau lain hari saja?
Wajah Bei yang awalnya penuh senyum, seketika berubah dingin menakutkan, sama persis seperti saat Xiang Liu sedang marah dan itu sontak membuat Xiao Yao membeku ketakutan.
Namun dengan cepat pula Bei menguasai emosinya dan cepat-cepat menampilkan senyum ramahnya kembali dan setuju untuk menggantinya lain hari. Bei pun pergi, meninggalkan Xiao Yao yang masih merinding ketakutan dengan ekspresi Bei tadi.
Jing yang awalnya sedih, sontak berubah cerah meronah begitu Xiao Yao kembali, tak peduli biarpun wajah Xiao Yao masih jutek, dan langsung menyerahkan sebuah kotak pada Xiao Yao, isinya adalah Pil Ikan Ungu yang dia dapatkan khusus untuk Xiao Yao.
Awalnya dia mau mencarikan Pil Ikan Merah seperti yang didapatkan Hou waktu itu, tapi susah sekali mencarinya karena Pil Ikan Merah benar-benar sangat langka, jadi dia hanya bisa mendapatkan Pil Ikan Ungu ini untuk Xiao Yao.
"Pasti sulit mencarinya, ya?"
"Tidak repot."
"Tidak repot? Bahkan Keluarga Tushan yang kaya raya hanya bisa mendapatkan sebutir yang warna ungu. Kelak jika memberikan barang pada gadis, kau harus mengatakan betapa besar usahamu dalam mendapatkannya. Begini baru terlihat tulus"
"TIDAK!" refleks Jing, maksudnya, "tidak ada gadis lain, hanya ada kau."
Canggung, Xiao Yao beralih bertanya, "jika mengulum benda ini, apakah sungguh bisa bernapas di dalam air?"
Jing antusias mengiyakannya, dia bahkan sudah mengujinya sendiri, dia bisa tahan di dalam air antara satu sampai dua malam. Namun dia bisa selama itu juga karena dia punya energi roh, jadi khusus Xiao Yao, dia menyarankan agar tidak sampai 20 jam.
Xiao Yao tercengang mendengarnya, "demi mengujinya, kau berada di dalam air satu sampai dua malam?"
Jing mengiyakannya, dan Xiao Yao malah mendadak ngambek lagi. Jing kan jadi bingung dan dengan polosnya bertanya apakah Xiao Yao merasa tidak sehat?
"Aku bukan tidak sehat. Aku hanya... Aku hanya sangat sebal padamu! Setiap kali aku sudah bertekad bulat untuk melepaskanmu, kau selalu punya cara untuk membuatku luluh!"
Jing sedih, "maaf. Aku tahu tidak seharusnya aku muncul." (Hadeh! Bukan itu maksudnya, Bang!)
Xiao Yao jelas kesal mendengarnya hingga dia langsung melemparkan Pil Ikan Ungu itu, "kau ini sungguh dungu! Kau tidak mengerti apa pun! Aku sungguh tidak mengerti kenapa orang-orang itu menyebutmu cerdas?!" (Xiao Yao, kamu tuh galak amat kalau sama Jing. Kasihan Jing-nya, dia diam aja kalau dimarahi. Coba kalau sama Xiang Liu, mana berani kamu galak-galak sama Xiang Liu)
Di tempat lain, Bei mendatangi kedai yang waktu itu dia datangi bersama Xiao Yao dan duduk sendirian dengan sedih sekaligus marah. Si pemilik kedai santai saja menanyakan wanita yang waktu itu datang bersamanya, tapi malah mendapat tanggapan dingin dari Bei yang membuatnya jadi canggung.
Bersambung ke episode 24
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam