Jing datang menemui Cang Xuan. Awal-awal mereka membicarakan masalah karir barunya Cang Xuan sebagai Menteri Transportasi Sungai, Jing untuk merekomendasikan Cang Xuan untuk bekerja sama dengan Feng Long karena Keluarga Chishui sangat memahami transportasi sungai.
Namun jelas tujuan utama kedatangan Jing adalah untuk bertemu Xiao Yao dan meminta Cang Xuan untuk menyampaikan pada Xiao Yao kalau dia ingin bertemu. Namun Cang Xuan memberitahu kalau Xiao Yao saat ini sedang tidak berada di rumah. Kemarin Xiao Yao tiba-tiba bilang kalau dia merindukan Kakek, jadi dia sudah pergi ke Puncak Zhaoyun. Kapan dia akan pulang, Cang Xuan tidak tahu.
Tepat saat itu juga, Sang mendadak muncul mengabarkan bahwa Tuan Putri sudah datang. Jing sudah antusias saja mengira Xiao Yao, tapi ternyata yang datang adalah Ah Nian. Jing kecewa dan akhirnya pamit pergi.
Ah Nian dengan antusias menceritakan petualangannya yang menyelinap keluar istana diam-diam, dengan bangga meyakini kalau dia sangat pintar. Namun karena situasinya saat ini masih rapuh dan berbahaya, maka Cang Xuan memperingatkan Ah Nian agar Ah Nian memperkenalkan dirinya sebagai Temannya Xiao Yao saja jika ada orang yang menanyakan identitasnya. Untuk saat ini, lebih aman memakai identitas sebagai Temannya Xiao Yao daripada sebagai Temannya Cang Xuan.
Ah Nian agak sedih mendengarnya, tapi dia mengerti. Dia tahu kalau ini bukan Haoling, dia janji tidak akan merepotkan Cang Xuan. Namun Cang Xuan dengan manisnya menyangkal, meyakinkan Ah Nian bahwa Ah Nian tidak pernah merepotkannya. Ah Nian sontak berubah ceria lagi mendengarnya. (Dia pintar menyenangkan hati wanita)
Xiao Yao jelas-jelas pergi ke Puncak Zhaoyun demi menghindari Jing. Melihatnya terus menerus berlatih panahan, Raja Xiyan sadar kalau dia sedang gelisah. Tangan Xiao Yao bahkan jadi kapalan gara-gara kebanyakan latihan panahan tanpa sarung tangan khusus seperti gadis-gadis pada umumnya .
Xiao Yao santai menegaskan bahwa tujuannya berlatih memanah beda dengan para gadis-gadis di luar sana. Mereka berlatih panahan untuk berburu, sedangkan dia untuk membvnvh orang.
Raja Xiyan benar-benar mengkhawatirkannya, karena itulah, dia meminta Xiao Yao untuk mencari suami yang baik. Selama dia masih hidup, dia jamin kalau Xiao Yao bisa menikah dengan pria mana pun yang Xiao Yao inginkan.
"Siapa pun boleh? Jika pria ini sudah ada janji pernikahan, apakah juga boleh (Tushan Jing)? Jika pria ini adalah musuh Kakek, apakah juga boleh (Xiang Liu)?"
"Kau ingin pria yang seperti apa?"
"Jalan hidupku berliku sejak kecil hingga dewasa. Saat para gadis mendambakan cinta, aku juga tidak tahu diriku sedang apa, mungkin sibuk bertahan hidup. Mungkin karena terlalu lama sendiri, aku jadi ingin mencari seseorang untuk menemaniku."
Namun Xiao Yao akui kalau dirinya ini seorang pengecut yang sulit mempercayai siapa pun. Bahkan ibu kandungnya saja bisa meninggalkannya. Karena itulah dia tidak percaya bahwa ada pria yang tidak akan meninggalkannya (Tushan Jing, mungkin? Dia setia banget, cuman... ya, gitu deh, dia terhalang oleh keluarganya).
Jenis pria yang paling dia takuti adalah pria-pria seperti Kakek dan Ayahandanya, karena pria-pria seperti mereka akan selalu memiliki prioritas lain yang lebih penting daripada wanita. (Ow, berarti Cang Xuan yang mengejar tahta juga tidak akan pernah disukainya)
Pria idamannya adalah pria akan menjadikannya pilihan pertama meski ada banyak pilihan lain di hadapannya, pria yang tidak akan pernah meninggalkannya apa pun yang terjadi. Pria seperti itulah yang akan Xiao Yao pilih untuk menjadi pasangan seumur hidupnya.
"Sangat sulit. Lebih sulit daripada aku merebut tahta," komentar Raja Xiyan.
"Aku tahu sangat sulit, makanya aku sama sekali tidak memikirkan soal pria. Aku takut begitu memikirkannya, aku akan hancur sendiri. Meskipun hatiku akan sedikit kacau, aku juga akan berusaha mengendalikannya."
"Untuk pertanyaan yang tadi kau tanyakan, kau sendiri sudah punya jawabannya. Jika pria itu terlibat dengan wanita lain, itu membuktikan bahwa di dalam hatinya, kau bukan pilihan pertama. Jika dia memilih menjadi musuhku atau musuh Cang Xuan, itu membuktikan kau tidaklah penting di hatinya. Dia bisa meninggalkanmu kapan saja." (Tiga pria mencintai Xiao Yao, tapi tidak ada satu pun yang cocok menjadi pasangannya Xiao Yao karena berbagai kekurangan mereka masing-masing)
Namun menurut Raja Xiyan, Xiao Yao terlalu banyak berpikir. Yang penting adalah memilih pria yang tepat, maka tidak akan sulit untuk hidup bersama saling menghormati hingga tua.
"Aku tahu, tapi watakku sudah begini. Jika aku tidak bisa bertemu pria itu, aku tidak akan menikah seumur hidup. Dengan statusku, ada banyak hal menarik dan pemandangan indah di dunia. Meski tidak punya pria, hari-hariku juga bisa dijalani dengan baik."
Baiklah. Raja Xiyan akan membebaskannya untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Cang Xuan adalah seseorang yang ditakdirkan tidak bisa bebas seumur hidupnya, tapi Xiao Yao bisa. (Aww, dia benar-benar menyayangi Xiao Yao).
Cang Xuan mendatangi Biro Kanal Kota Xiyan tapi malah mendapati para pemilik perahu belum ada yang berangkat karena belum mendapat izin melintas padahal mereka sudah sangat amat mendesak untuk mengirim barang-barang musiman segar yang bisa membusuk jika tidak cepat sampai.
Petugas birokrasi tampak jelas sengaja mempersulit dan berlama-lama dengan alasan aturan ini-itu, bahkan sampai menyalahkan para tukang perahu. Dia sama sekali tidak ada hormat-hormatnya pada Cang Xuan, jelas kalau dia ini juga kroninya para paman.
Namun begitu melihat Jing muncul, dia langsung bergegas menyambutnya bak tamu kehormatan. Baru saat Jing bicara dan menuntut masalah pengiriman barang-barang yang tertunda gara-gara tukang perahu belum ada yang dikasih izin melintas, si petugas mendadak panik dan buru-buru menyelesaikan masalah perizinan para tukang perahu.
Cang Xuan setulus hati berterima kasih padanya. Cang Xuan sadar betul kalau ini adalah ulah kedua pamannya untuk membuatnya berselisih dengan para penduduk, dan alasan ini akan bisa digunakan kedua paman untuk menjatuhkannya.
Jing dengan rendah hati mengklaim bahwa ini bukan karena dirinya, dia hanya meminjam kekuatan Keluarga Tushan, dan meyakinkan Cang Xuan bahwa Cang Xuan sudah cukup kuat saat ini, jadi pasti ada banyak yang akan berpihak pada Cang Xuan.
"Semoga saja nasib baik, sungguh menghampiri aku yang sudah hampir tumbang ini," doa Cang Xuan penuh harap.
Cang Xuan lalu membawa Ah Nian ke Puncak Zhaoyun dan memperkenalkannya pada Raja Xiyan. Ah Nian langsung berterus terang mengaku bahwa dia sudah sering mendengar cerita tentang Raja Xiyan dari Cang Xuan sejak dia masih kecil, makanya dia merasa akrab dengan Raja Xiyan. Jadi... bolehkah dia memanggil Raja Xiyan sebagai 'Kakek' seperti Cang Xuan?
Raja Xiyan langsung suka padanya, "selama Ayahandamu tidak keberatan, tentu saja boleh."
Ah Nian pun senang dan langsung mengubah panggilannya, "Kakek!"
Kakek bahkan menghadiahinya sebuah gelang giok yang merupakan peninggalan Neneknya Cang Xuan. Gelang ini sendiri ada dua, yang satu untuk Xiao Yao, jadi yang satunya, Kakek hadiahkan untuk Ah Nian.
Wah! Ah Nian suka banget dan langsung menerimanya dengan senang hati. Dia bahkan langsung setuju saat Raka Xiyan mengundang mereka untuk tinggal beberapa hari di sini.
Bersambung ke part 3
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam