Jing meyakinkan Xiao Yao bahwa dia yakin kalau Yi Ying juga sebenarnya tidak menyukainya. Raut wajah Yi Ying saat melihat bekas-bekas lukanya jelas-jelas menunjukkan kalau dia keberatan, dan Jing yakin kalau dia tidak salah lihat.
Tidak banyak orang yang bisa mengabaikan penampilan luar. Tidak akan ada banyak orang yang masih akan memandangnya jika dia kehilangan status marga Tushan-nya dan kekayaannya.
"Xiao Yao, tidak semua orang bisa memelukku saat aku dalam keadaan kotor dan compang-camping tanpa ragu-ragu sepertimu."
Xiao Yao dengan canggung mengaku bahwa awalnya dia juga tidak berniat menolong Jing. Namun kemudian dia menyadari bahwa dirinya juga tidak lebih baik daripada Jing saat dalam keadaan terpuruk.
Yi Ying beda dengannya, Yi Ying tumbuh dalam perlindungan keluarga, wajahnya juga cantik, jadi wajar saja kalau Yi Ying sedikit pemilih.
"Kau yang paling cantik," ujar Jing.
"Meski aku dalam keadaan berantakan seperti ini?"
"Iya."
"Meski aku tahu kau berbohong, tapi aku tetap suka mendengarnya."
Jing meyakinkan kalau dia mengatakan yang sebenarnya. Xiao Yao pasti belum tahu bahwa semua orang di Dahuang sedang membicarakan Xiao Yao dan memuji kecantikannya. Xiao Yao sangat baik, Jing sadar kalau dia sebenarnya tidak sepadan untuk Xiao Yao karena masih banyak pria lain yang lebih sehat, pintar dan tampan. Pikiran itu benar-benar membuat Jing tertunduk sedih dan tidak percaya diri.
Tak senang melihat Jing terpuruk seperti ini, Xiao Yao langsung memerintahkan Jing untuk mengangkat wajahnya dan menatap matanya..."bagaimana bisa kau keberatan dengan dirimu sendiri hanya karena Fangfeng Yi Ying keberatan denganmu. Orang lain menilaimu dari wajah, kekayaan, dan penampilan luar. Apa kau sendiri tidak tahu siapa dirimu?"
"Aku..."
Xiao Yao perlahan mendekatinya sembari mengaku bahwa semalam, seorang pria lain memaksanya untuk menc1vmnya, namun sekarang, Xiao Yao ingin menc1vm Jing... dan langsung menc1vm bibirnya.
Kaget, Jing buru-buru menarik diri. Namun Xiao Yao ingin lebih dan langsung memejamkan matanya, mengundang Jing untuk menc1vmnya. Perlahan, Jing pun mendekat untuk menc1vmnya, namun saat hampir mencapai bibirnya, Jing tiba-tiba berubah haluan dan cuma meng3cvp lembut kening Xiao Yao. (Aww, sopan sekali, nggak kayak Xiang Liu)
Xiao Yao bingung, kenapa tidak di bibir? Jing cuma menjawab bahwa sekarang belum waktunya, dia tidak sama seperti pria lain yang akan langsung menerkam gadis yang dengan rela hati menyerahkan diri mereka pada pria.
"Kalau begitu, kapan kita berdua... kapan kita berdua bisa melakukannya?"
"Aku... aku tidak tahu."
Dalam hatinya, sebenarnya alasan Jing tidak menc1vm bibir Xiao Yao bukan karena dia tidak ingin melakukannya, melainkan karena dia menginginkan cintanya Xiao Yao. Dia tidak mau Xiao Yao melakukannya hanya karena mengasihaninya. Karena itulah, kapan mereka bisa melakukan itu, sepenuhnya diputuskan oleh Xiao Yao, bukan olehnya sendiri.
Tepat saat itu juga, mendadak terdengar suara Cang Xuan menggelegar memanggil Xiao Yao. Sudah waktunya berpisah, Xiao Yao pun pamit lalu bergegas keluar sendirian menemui Cang Xuan.
Melihatnya berantakan, Cang Xuan jadi cemburu dan salah paham, mengira Xiao Yao bersenang-senang dengan Jing sepanjang malam. Xiao Yao sinis mendengarnya, memangnya penampilannya ini terlihat seperti orang yang habis bermain dengan senang sepanjang malam?
Kalau bukan karena adik tersayangnya Cang Xuan itu, dia pasti sudah pulang dan tidur. Adik tersayangnya Cang Xuan itu membuatnya berendam semalaman di laut. Oh, Cang Xuan mengerti. Namun dia mengingatkan bahwa dilihat dari jarak kekerabatan, Ah Nian itu adalah adik tersayangnya Xiao Yao.
Oh, baiklah, karena Ah Nian adalah adik tersayangnya, maka Xiao Yao mau memberi anak itu pelajaran. Cang Xuan tanya apakah dia tidak mau ganti baju dulu sebelum balas dendam? Oh jelas tidak dong! Ini adalah bukti perbuatan Ah Nian!
Ah Nian sebenarnya agak menyesal dan khawatir juga karena Xiao Yao belum pulang, takut Xiao Yao mati. Namun kemudian Xiao Yao menerobos kamarnya dan mengunci pintu. Sikap Ah Nian pun seketika berubah sok angkuh lagi.
Xiao Yao sontak menyiramnya dengan air yang dia campur obat khusus untuk menyegel energi rohnya Ah Nian untuk sementara waktu sehingga Ah Nian hanya bisa melawannya dengan tangan kosong.
Sontak saja kakak-adik itu langsung bertarung sengit, jambak-jambakan dan cakar-cakaran. Namun tanpa energi rohnya, jelas Ah Nian tidak sebanding dengan Xiao Yao... sampai akhirnya Xiao Yao berhasil menaklukkannya dengan cara membedong tubuh Ah Nian yang sudah babak belur.
Ah Nian tidak terima, menuduh Xiao Yao dipedulikan Cang Xuan dan upacaranya dihadiri banyak orang hanya karena status ibunya yang lebih tinggi dan kakeknya yang merupakan Raja Xiyan.
Oh, Xiao Yao mengerti. Ternyata Ah Nian selama ini diam-diam mengeluhkan masalah status ibunya yang lebih rendah. Ah Nian sontak menyangkal keras dan menegaskan kalau ibunya adalah ibu terbaik di dunia. Xiao Yao tidak boleh mengatai ibunya!
BUK! Xiao Yao sontak menonjok sebelah mata Ah Nian sampai lebam dan itu berhasil membuatnya diam dan tak berani melawan lagi. Xiao Yao pun mulai melunak dan memberitahu Ah Nian untuk tidak iri terhadap status tinggi ibunya. Sejatinya, Xiao Yao justru menginginkan orang biasa sebagai ibu.
Karena status sebagai Putri Jenderal, Ibunya Xiao Yao harus pergi meninggalkannya untuk berperang dan tidak pernah kembali. Padahal ibunya sudah berjanji akan pulang, namun yang pulang ternyata hanya kabar kematiannya.
Dia tak percaya kalau ibunya tega meninggalkannya, makanya dia terus menunggu di Gunung Yu selama 70 tahun. Seandainya Langit memberinya kesempatan untuk memilih ibu, Xiao Yao lebih memilih ibunya Ah Nian, ibu yang bisa menemani putrinya tumbuh dewasa, menjaganya dan tidak akan menelantarkannya, apalagi ditindas orang lain. Bagaimana kalau mereka bertukar ibu? Ah Nian jelas menolak, ibunya adalah miliknya.
Baiklah, kalau begitu, Xiao Yao memberinya dua pilihan. Pertama, mereka terus hidup seperti ini, tidak rukun dan Ah Nian terus cari masalah dengannya. Namun konsekuensinya, Ayahanda mereka jadi menderita.
Jika Ayahanda mereka menderita, maka Ibundanya Ah Nian juga akan menderita dan pada akhirnya Ah Nian akan kehilangan Cang Xuan. Dia yakin bahwa Ah Nian sebenarnya sadar kalau dia jauh lebih penting di hati Cang Xuan, jadi kalau Ah Nian terus menyakitinya, sudah pasti Cang Xuan tidak akan pernah memaafkan Ah Nian. Karena ini kan Ah Nian terus merasa cemburu padanya?
Pilihan kedua, mereka bisa hidup dalam damai dan tidak saling mengganggu. Hasilnya, Ayahanda mereka akan senang, Ibunya Ah Nian akan bisa hidup dengan tenang, dan Cang Xuan akan tetap melindungi dan menyayangi Ah Nian.
"Apa tidak ada pilihan ketiga?" tanya Ah Nian sambil berusaha menahan tangisnya.
Ada. Yaitu mereka berdua menjalani hidup sebagai kakak-beradik yang akrab. Jadi Ah Nian bukan cuma memiliki ayah dan gege yang baik, tapi juga seorang Jiejie yang memanjakannya. Cih! Ah Nian ogah! Xiao Yao tahu kalau itu mustahil, makanya dia tidak mengungkitnya.
Xiao Yao akhirnya berbaik hati melepaskan bedongannya, tapi Ah Nian malah mendadak menamparnya. Sontak saja Xiao Yao refleks mau menonjoknya lagi, tapi kali ini Ah Nian beneran menyerah dan meyakinkan bahwa dia cuma menampar Xiao Yao sebagai sebagai balasan kekerasan Xiao Yao tadi, jadi sekarang mereka impas, dan dia setuju untuk mengambil pilihan kedua.
Dia janji mereka tidak akan saling menganggu satu sama lain. Baiklah, Xiao Yao setuju dan mereka pun menyepakatinya dengan berjanji jari kelingking. Xiao Yao memperingatkan Ah Nian untuk tutup mulut terkait masalah kerja sama Ah Nian dengan Xiang Liu untuk membulinya tadi, dia juga akan merahasiakannya. Jika Cang Xuan sampai tahu, sudah pasti Cang Xuan tidak akan memaafkan Ah Nian.
Di tempat kencan rahasia mereka, si bucin Yi Ying tak ingin berpisah dengan Hou, tapi Hou tampak santai saja dan tak terlalu peduli. Malah kemudian, Yi Ying menemukan sebuah sapu tangan bersulam bebek mandarin dari dalam bajunya Hou (simbol kesetiaan cinta).
Tampak gugup sesaat, Hou beralasan kalau itu disiapkan pelayan di rumah. Yi Ying jelas tak percaya dan langsung pergi dengan kesal. (Dia jelas-jelas cowok red flag, tapi jelas Yi Ying gampang tergoda).
Karena Jing mau pulang besok, Xiao Yao berniat menemui Jing di kediaman Keluarga Chenrong, tapi malah diberitahu kalau Jing sedang keluar, main bersama teman-temannya.
Selain Feng Long dan Cang Xuan, Jing masih saja berbaik hati mengajak gege-nya main juga. Dengan polosnya masih bersikeras berusaha memperbaiki hubungannya dengan gege-nya.
Kebetulan, Xiao Yao sedang melihat-lihat sebuah kotak perhiasan di sebuah kios saat Xin Yue mendadak muncul dan langsung berusaha merebut kotak perhiasan yang disukai Xiao Yao dengan angkuhnya. Tak ada seorang pun yang mengenalinya karena Xiao Yao memakai topi bertudung panjang.
Bahkan saat Yi Ying memberitahunya bahwa benda ini kualitasnya kurang bagus, Xin Yue tetap ngotot mau membelinya... buat pelayannya. Jelas kalau dia hanya tidak mau mengalah saja.
Mungkin karena keberadan Yi Ying yang membuatnya tak nyaman, Xiao Yao akhirnya memutuskan untuk mengalah saja. Namun saat dia hendak pergi, tiba-tiba Cang Xuan memanggilnya dengan diikuti Jing dan kedua pria lainnya.
Jing dan Xiao Yao sontak saling melempar senyum manis, namun tak ada seorang pun yang menyadarinya, apalagi wajah Xiao Yao tersembunyi di balik topi bertudung panjang. Cemburu, Xin Yue sinis mengira kalau dia teman ceweknya Cang Xuan.
Namun saat Cang Xuan memberitahu bahwa wanita ini adalah Meimei-nya, semua orang langsung menyapa Xiao Yao dengan sopan, bahkan Xin Yue pun mendadak berubah sikap dan menghadiahkan kotak perhiasan itu pada Xiao Yao.
Demi kesopansantunan, Xiao Yao pun menerimanya. Kebetulan, mereka semua mau berlayar dengan kapal pesiar, dan Xin Yue langsung mengajak Xiao Yao ikutan. Xiao Yao langsung setuju... hanya karena ada Jing.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam