Sinopsis Love Me If You Dare Episode 12

 Sinopsis Love Me If You Dare episode 12

 

Di asrama, Xiao Ran memberitahu kedua temannya tentang cerita yang dia dengar dari sepupunya bahwa polisi sudah menetapkan Su Bei sebagai pembvnuhnya Ming Huai.

Bahkan menurut polisi malam itu ada saksi mata yang melihat Su Bei dan Xiao Ling naik ke bukit, jadi pasti salah satu dari merekalah pembvnuhnya atau mungkin juga kedua orang itu pembvnuhnya. 

Dan Su Bei juga sudah mengakui perbuatannya, Su Bei bilang kalau dia melakukannya seorang diri dan tidak ada hubungannya dengan Su Bei sama sekali. Xiao Ran tidak menyangka kalau Su Bei menyukai Xiao Ling.

Mendengar itu, Xiao Lu yang sedari tadi hanya diam, tiba-tiba bereaksi keras mengklaim kalau Su Bei tidak mungkin menyukai Xiao Ling. 

Xiao Ran kaget melihat reaksi Xiao Lu dan berkata kalau Su Bei sendiri yang berkata seperti itu, Su Bei mengaku ke polisi kalau dia membvnuh Ming Huai sendiri dan tidak ingin wanita yang dicintainya dalam masalah, bahkan Xiao Ling sudah dibebaskan sekarang. Xiao Lu dengan penuh keyakinan, berkata kalau itu tidak benar.


Jin Yan dan Yao Yao sedang berada di lapangan basket, mereka duduk bersebelahan dengan sangaaaaat dekat dan membahas masalah ini sementara Xiao Ling berada di barisan depan mereka. 

Yao Yao penasaran, Bagaimana Jin Yan yakin kalau pembvnuhnya adalah Xiao Lu. Jin Yan berkata bahwa Yao Yao bisa mendapatkan jawaban atas kasus ini dengan menganalisa perilaku orang-orang yang terlibat.

Yao Yao mengaku kalau dia sebenarnya juga mencurigai Xiao Lu berdasarkan beberapa hal. Misalnya, pembvnuhan Ming Huai jelas-jelas dilakukan karena kecemburuan si pembunvh pada korban jadi tidak mungkin pembunvhnya Su Bei. 

Kedua, dengan menghilangnya uang 4 juta Yuan bisa diduga mungkin pelaku butuh uang dan melihat keadaan ekonomi Xiao Lu maka besar kemungkinan dia pembunvhnya. Dan ketiga, Xiao Lu bilang malam itu dia tidur sendirian di asrama, hal itu membuktikan kalau dia tidak punya alibi.


Itu aja? tanya Jin Yan. Jin Yan lalu memberitahu Yao Yao tentang beberapa poin yang membuatnya yakin kalau Xiao Lu lah pembvnuhnya. 

Poin pertama adalah jarak, sangat sulit untuk menggorok leher korban dengan sayatan sefatal itu. Pelaku tidak mungkin berdiri didepan korban karena jika pelaku berdiri didepan korban maka percikan darah korban pastinya akan muncrat ke tubuh dan wajah pelaku. 

Karena itulah, si pembunvh pasti menggorok leher korban dari belakang dan dalam jarak yang sangat dekat. Dengan jarak mereka yang sedekat itu maka bisa dipastikan korban dan pelaku punya hubungan akrab atau intim. 

Jin Yan memberitahu Yao Yao bahwa saat 2 orang yang akrab saling berinteraksi, maka mereka akan duduk berdekatan dalam jarak yang sangat dekat antara 0,6 sampai 1,2 m.


"Jarak 0,6 m adalah jarak yang in~~m. Kau dan aku berada dalam jarak yang in~~m" kata Jin Yan. Sontak, Yao Yao langsung geser menjauh. hehe.


Jadi intinya, korban malam itu duduk sangat dekat bersama teman dekatnya dan karena itulah dia tidak menaruh curiga ataupun waspada. Poin kedua adalah uang, Jin Yan menduga seperti ini bukan karena Xiao Lu berasal dari keluarga yang kurang mampu dan butuh uang, tapi karena uang yang berada di tasnya Ming Huai sudah berlumuran darah. 

Ming Huai mati dalam posisi dimana darahnya terpercik ke depan sementara tasnya yang berisi uang tergeletak di belakang. Hal itu berarti darahnya Ming Huai merembes sampai ke belakang dan mengenai tas dan uangnya, dan proses perembesan darah sampai mengenai tas dan uang yang terletak di belakang korban itu pastinya butuh waktu cukup lama. 

Jadi bisa dipastikan kalau Ming Huai sudah mati cukup lama sebelum akhirnya uang itu diambil seseorang. Kemungkinan sekitar setengah jam setelah korban meninggal, menurut keterangan coroner.

Lalu apakah seseorang yang mengambil uang itu adalah si pembvnuh? Tidak... jika si pembvnuh punya niat untuk mengambil uang korban maka tidak ada alasan baginya untuk menunggu sampai selama itu apalagi sampai uangnya bersimbah darah. 

Jadi, yang membvnuh Ming Huai dan mengambil uangnya pasti 2 orang yang berbeda. Poin ketiga adalah pernyataan Xiao Lu banyak kekurangannya. Tapi belum sempat menjelaskan poin ketiga ini, mereka melihat Xiao Ling beranjak pergi. Jin Yan dan Yao Yao pun langsung beranjak pergi.


Xiao Ling berjalan sendirian menuju bukit tempat Ming Huai dibunvh. Diam-diam, Xiao Lu mengikutinya dari belakang sambil membawa sebilah pisau dan menatapnya dengan pandangan membvnuh. 

Xiao Ling gelisah... tapi kemudian dia menoleh ke Xiao Lu dan saat itu pula tiba-tiba mereka mendengar suara Su Bei "Kau yang membunvhnya. Kau pembunvhnya tapi aku yang harus bertanggung jawab!"


Mendengar tuduhan Su Bei, Xiao Lu langsung membela diri yang secara tak langsung mengakui kejahatannya.

"Tidak. Aku menaruh ponsel itu di lokernya Wei Si Yuan. Kupikir polisi akan menangkapnya tapi mereka malah melepaskan"

Su Bei tidak mengerti memangnya apa yang dilakukan Ming Huai sampai Xiao Lu membvnuhnya? Xiao Lu berkata karena selama ini Ming Huai selalu pamer tentang hubungannya dengan Su Bei didepannya, Xiao Lu selalu berkata betapa baiknya Su Bei padanya, tentang kencan mereka bahkan sampai menunjukkan foto pasangan mereka.

"Kau siapa? Aku bahkan tidak tahu siapa kau!"


Xiao Lu ngotot kalau Su Bei mengenalnya karena dia dan Su Bei ditakdirkan bersama dan karenanya hanya dia seorang yang boleh mencintai Su Bei. 

Xiao Lu berjalan mendekati Su Bei tapi Su Bei langsung mundur menjauh dan saat itulah, Xiao Lu mulai menyadari kehadiran Jin Yan, Yao Yao dan beberapa polisi yang mengerubunginya. 

Xiao Lu mengira kalau Su Bei lah yang menghubungi polisi, dia tidak mengerti kenapa Su Bei menelepon polisi padahal dia melakukan ini untuk Su Bei.

Dalam delusinya, Xiao Lu berkata bahwa satu-satunya orang yang Su Bei sukai hanya dia seorang karena hanya dia yang mencintai Su Bei secara diam-diam dan tidak pernah mengganggunya. 

Dia berbeda dari Ming Huai dan semua wanita lain yang selama ini mengerubungi Su Bei dan mengganggunya. Dia menyingkirkan Ming Huai pun demi Su Bei.


"Katakan, bagaimana caramu menyingkirkannya?" tanya Jin Yan.

"Mudah sekali membunvh wanita bodoh"


Malam itu, Xiao Lu berbohong memberitahu Ming Huai bahwa tadi dia dapat pesan dari Su Bei yang berkata kalau dia akan menemui Ming Huai di tempat biasa jam 10 malam. 

Xiao Lu lalu bertanya apa dia boleh ikut tapi Ming Huai dengan dinginnya mengingatkan Xiao Lu bahwa mencuri pacar teman sendiri adalah perbuatan yang memalukan.


Dia lalu membuntuti Ming Huai secara diam-diam dan melihat Si Yuan juga membuntuti Ming Huai. Di kaki bukit, dia melihat Si Yuan berusaha mencegah Ming Huai menemui Su Bei tapi Ming Huai langsung mendorong Si Yuan dan berlari naik bukit. 

Setelah Si Yuan pergi, Xiao Lu pun langsung bergerak mendekati Ming Huai dan membunvhnya saat Ming Huai sedang membaca sms balasan dari Su Bei.


Dan setelah membvnuh Ming Huai, Xiao Lu tidak langsung pergi. Dia mengambil ponsel Ming Huai lalu bersembunyi di belakang pohon. Dia sengaja menunggu Su Bei dan begitu Su Bei muncul dan melihat mayat Ming Huai, Xiao Lu langsung yakin kalau dia benar, Su Bei tidak pernah menyukai Ming Huai. 

Karena reaksi Su Bei saat melihat mayat Ming Huai bukan sedih, hanya terkejut apalagi kemudian Su Bei kembali ke TKP untuk mengambil uangnya Ming Huai. 

Setelah itu Xiao Lu menaruh ponsel Ming Huai di lokernya Si Yuan untuk mengkambing hitamkan Si Yuan. Tapi yang tidak disangkanya, polisi malah membebaskan Si Yuan.


"Su Bei, hanya aku seorang yang benar-benar mencintaimu. Hanya aku yang benar-benar ingin bersamamu, tahu tidak?"

"Kalian semua terlalu mencintainya. Tapi sebaliknya, dia tidak mencintai kalian semua" ujar Yao Yao.

Xiao Lu marah mendengarnya, dia langsung menyerang Yao Yao sambil berteriak dan bersikeras kalau Su Bei mencintainya. 

Refleks, Yao Yao langsung mundur menjauh tapi malah terjatuh terguling-guling. Jin Yan bertindak cepat memelintir Xiao Lu dan menghentikan aksinya.


Polisi langsung membekuknya dan membawanya ke kantor polisi. Su Bei juga ikut ditangkap dan beberapa orang menonton keributan ini. 

Cemas, Jin Yan langsung menggendong Yao Yao tanpa mempedulikan orang-orang yang melihat mereka. Yao Yao malu karena banyak orang dan minta diturunkan tapi Jin Yan menolak.


Jin Yan meletakkan Yao Yao di joknya Andy dan langsung melihat lebam di kepala dan pergelangan kaki Yao Yao. Andy juga ikut cemas dan langsung ceramah panjang lebar tentang luka dan cara pengobatannya. 

Jin Yan berkata kalau lebam di kakinya tidak sebesar yang ada di kepalanya Yao Yao. Yao Yao bertanya apakah hal itu akan membuatnya jadi bodoh?

"Tidak masalah. Kalau kau jadi bodoh, kau kan masih punya aku. Terlebih IQ-ku 180" kata Jin Yan.

Yao Yao langsung protes "Menghibur macam apa itu?"


Saat mereka hendak pulang, Yao Yao langsung celingukan. Jin Yan tahu kalau Yao Yao pasti mencari si flower cannibal yang selama ini menguntitnya. 

Karena tidak ingin membuat Yao Yao cemas, Jin Yan memberitahu Yao Yao kalau orang yang selama ini membuntutinya sudah mati.


Sesampainya di apartemen, Jin Yan lagi-lagi menggendong Yao Yao sampai kamarnya. Dia lalu pergi ke kamarnya sendiri untuk mengambil beberapa bungkus es lalu kembali ke kamarnya Yao Yao dan membantu Yao Yao mengobati lebamnya dengan es-es itu.


Yao Yao lalu meminta Jin Yan untuk melanjutkan pembicaraan mereka yang tadi, tentang apa sebenarnya kekurangan dalam pernyataan Xiao Lu. Jin Yan berkata bahwa saat seseorang berbohong maka mereka akan membuat pernyataan yang sangat jelas dan tanpa cela sedikitpun. 

Bagi manusia, hal yang mempengaruhi ingatan adalah emosi dan bukannya waktu atau pengulangan. Misalnya jika hari ini Yao Yao menceritakan pada temannya tentang apa yang dia rasakan hari ini, bagaimana Yao Yao akan mengatakannya?


"Waktu aku dikejar Huo Xiao Lu, aku terjatuh. Rasanya sakit sekali. Sekitar jam 9..."

"Berhenti. Apa kau menyadarinya? Saat kau mengingat kembali waktu saat kau terjatuh, hal pertama yang kau ingat adalah bagian yang berhubungan dengan emosi. Kau dikejar Xiao Lu, sakit. Ini karena emosi yang mendikte pikiranmu, bukan urutan kronologis ketika hal itu terjadi"


Maka jika teman baik yang terbvnuh, hal itu pasti menciptakan dampak emosi yang besar pada para gadis itu. Bahkan sekalipun mereka sedang diinterogasi polisi maka perasaan kuat merekalah yang akan mereka ingat. Tapi tidak demikian dengan Xiao Lu. 

Dalam pernyataan Xiao Lu, dia menyebutkan dengan sangat jelas jam-jam berapa saja dia melakukan apa. Misalnya dia bangun jam 9 malam lalu jam 11 kedua teman sekamarnya kembali ke asrama lalu jam 11.30 petugas memeriksa semua kamar. 

Pernyataan Xiao Lu yang sangat kronologis itu jelas sudah dia persiapkan sebelumnya. Karena itulah apa yang dia katakan pada mereka waktu itu bukan ingatan tapi pengulangan.

Ditambah lagi, Xiao Lu banyak menambahkan berbagai rincian dalam penyataannya. Seperti misalnya dia merasa tidak enak badan jadi minum segelas wine dan tidur. 

Biasanya, seorang pembohong akan mengatakan kebohongannya lengkap dengan berbagai rincian karena rincian akan membuat si pembohong merasa benar dan aman.


Jin Yan gelisah di kamarnya, memikirkan Yao Yao. Keesokan harinya, dia berdandan memakai jas dan dasi lalu menelepon untuk pesan kamar suite. 

Dia lalu pergi menemui Yao Yao di apartemennya, dia memencet bel pintunya lalu menunggu Yao Yao sambil berpose keren. Tapi sayang, pintunya malah tidak dibuka-buka.


Jin Yan langsung menelepon Yao Yao yang ternyata sudah berada di kampus bersama teman-temannya. Jin Yan lalu bertanya dengan penuh harap, apakah Yao Yao akan pulang untuk makan siang? 

Sayangnya, Yao Yao berkata kalau nanti dia akan makan siang di kantin. Jin Yan kecewa dan cemberut tapi beberapa saat kemudian Yao Yao mengirim sms yang mengingatkannya untuk makan siang. Jin Yan langsung senyum lagi.


Jin Yan lalu menelepon Zi Yu dan mengajaknya makan siang bersama. Sesampainya di restoran, Jin Yan mengejutkan Zi Yu dengan sebuah berita "Aku jatuh cinta pada Yao Yao."

Saking kagetnya, Zi Yu sampai menyemburkan air yang sedang diminumnya.

Zi Yu senang, akhirnya Jin Yan menyadari perasaannya lalu mengajaknya bersulang dan mengucapkan selamat. Tapi dia penasaran, apa rencana Jin Yan untuk mengejarnya?


"Aku sudah punya rencana"


Setelah makan siang, Jin Yan pergi ke toko bunga. Penjual bunga merekomendasikan beberapa bunga tapi Jin Yan langsung menetapkan pilihannya begitu dia melihat sebuket anggrek.

Jin Yan lalu kembali ke apartemennya Yao Yao. Lagi-lagi dia memencet belnya lalu berpose keren sambil membawa buket bunganya. 

Sayangnya, lagi-lagi pintunya tidak dibuka-buka karena Yao Yao belum pulang. Jin Yan langsung menelepon Yao Yao dan bertanya tak sabaran, Yao Yao mau pulang jam berapa? Yao Yao berkata kalau dia sedang di supermarket dan mungkin akan pulang 1 jam lagi.


Terpaksalah akhirnya Jin Yan membawa bunga anggreknya pulang dengan wajah kecewa. Dia melihat Chen Mo sedang jalan-jalan di ruang tamu dan tiba-tiba saja dia punya ide bagus. Mengikat sebatang anggrek di tempurungnya Chen Mo lalu membawa Chen Mo ke apartemennya Yao Yao.


Jin Yan lalu memencet bel pintunya lagi lalu menunggu sambil berpose keren lagi. Pintunya akhirnya terbuka... tapi yang buka pintu malah Xun Ran. 

Dia datang mengunjungi Yao Yao setelah mendengar insiden yang Yao Yao alami kemarin. Jin Yan langsung kecewa apalagi saat Yao Yao muncul, dia malah mengira Jin Yan datang karena ada kasus baru.


Xun Ran lalu memberitahu Jin Yan kalau dia dan Yao Yao mau pergi ke bar. Jin Yan tidak mau membiarkan mereka berduaan, jadi dia langsung memaksa ikut. (Yah... kasihan Chen Mo dan bunga anggreknya)

Malam harinya, mereka bertiga jalan-jalan di pinggir sungai. Yao Yao dan Xun Ran berjalan berdampingan sementara Jin Yan mengikuti dari belakang kayak penguntit. heee.


Melihat Jin Yan dan Yao Yao saling berjauhan dengan canggung, Xun Ran langsung menuntut Yao Yao untuk mengaku sudah sejauh apa hubungannya dengan Jin Yan? Apakah hubungan mereka sudah sampai pada tahap mau menikah?

Yao Yao langsung menyangkalnya. Menurutnya, masalah itu masih terlalu jauh karena Jin Yan selama ini cuma memikirkan masalah pekerjaan. 

Kalau Yao Yao masih ragu dan bingung apakah Jin Yan menyukainya atau tidak, dia punya ide bagus untuk menguji perasaan Jin Yan. Idenya adalah?...

"Kita berdua bermesraan untuk memancingnya. Jika dia pria sejati maka dia tidak akan tahan"

Tapi Yao Yao langsung menolak ide itu. Karena walaupun rencana itu bisa memancing perasaan Jin Yan padanya, tapi bagaimanapun juga, dia tidak mau membuat Jin Yan marah dan merasa tidak nyaman. Xun Ran tampak kecewa mendengarnya, dia tidak mengerti kenapa Yao Yao bersikap selunak ini pada Jin Yan.


Mereka lalu kembali melanjutkan perjalanan sambil saling berdiam canggung. Jin Yan memecahkan keheningan dengan bertanya apa yang mereka bicarakan tadi?

Xun Ran berkata kalau mereka cuma sedang membicarakan masalah hubungan Yao Yao karena sejak Yao Yao membantu Jin Yan memecahkan kasus pembvnuhan berantai, beberapa teman polisinya naksir Yao Yao. Yao Yao langsung mempelototi Xun Ran dan berkata kalau dia sedang tidak mencari pacar sekarang ini.


Di bar, Jin Yan pesan margarita sementara Xun Ran pesan bir. Saat pelayan bertanya Yao Yao minum apa, Jin Yan dan Xun Ran langsung balapan berkata "Sama denganku"

Mereka semua langsung saling melirik dengan canggung sampai Yao Yao berkata pada pelayan kalau dia pesan bir, Jin Yan kecewa.


Tiba-tiba, Yao Yao menatapnya dengan pandangan sendu lalu menyatakan cinta padanya. Yao Yao berkata kalau dia tidak bisa berhenti memikirkan Jin Yan sejak mereka pertama kali bertemu dan sekarang dia tidak bisa lagi mengendalikan perasaannya pada Jin Yan.

Jin Yan dengan gaya sok coolnya menerima cinta Yao Yao lalu mengajak Yao Yao bersulang margarita...


Padahal kenyataannya, Yao Yao sedang asyik ngobrol akrab dengan Xun Ran sambil minum bir. (hahaha!).


Tiba-tiba Yao Yao meminta Xun Ran untuk naik ke panggung dan bernyanyi. Jin Yan jadi makin cemburu. Yao Yao lalu bertanya apakah Jin Yan tidak mau menyanyi?

Jin Yan bilang tidak, kenapa juga dia harus bernyanyi. Diam-diam, Yao Yao meng-sms Zi Yu untuk bertanya tentang kemampuan menyanyinya Jin Yan. 

Jawaban Zi Yu?... "Aku tidak pernah melihat orang yang begitu tuli nada lebih daripada dia."


Yao Yao langsung tersenyum geli membaca sms itu. Jin Yan jadi penasaran dan menuntut Yao Yao untuk memperlihatkan ponselnya tapi tentu saja Yao Yao tidak memberitahukannya dan menolak memberikan ponselnya.


Dari panggung, Xun Ran berkata bahwa dia mendedikasikan lagu ini untuk teman baiknya (Yao Yao) dan temannya (Jin Yan) "Aku berharap mereka akan bahagia."

Jin Yan senang "Akhirnya orang menyebalkan itu mengatakan sesuatu yang menyenangkan."


Di suatu tempat, seorang pria tampak depresi dan didekatnya terlihat ada minyak tanah. Pria itu tiba-tiba menyalakan korek api lalu membakar dirinya.



Bersambung ke episode 13

Post a Comment

0 Comments