Sinopsis Lost You Forever Episode 15 - Part 2

Raja Haoling menjelaskan bahwa waktu itu negara sedang dalam keadaan kacau balau dan tidak aman. Para pamannya Xiao Yao (lima raja pemberontak) tengah melakukan kudeta. Raja Haoling takut Xiao Yao akan terkena imbas kemalangan, karena itulah dia membiarkan Xiao Yao di Gunung Yu agar dia tetap aman.

Dia berpikir akan menjemput Xiao Yao setelah berhasil mengalahkan pemberontakan kelima raja. Namun ternyata Xiao Yao malah nekat turun gunung diam-diam seorang diri.

Raja Haoling sungguh menyesalinya. Seandainya dia tahu kalau Xiao Yao akan berbuat senekat itu, dia pasti akan lebih memilih menempuh bahaya asalkan Xiao Yao tetap di sisinya.

"Lalu... apakah kau kau adalah ayahku?"

"Aku adalah ayahmu," tegas Raja Haoling, "meski kau enggan memanggilku ayah, aku akan selamanya menjadi ayahmu." (kalimat ini kok rasanya terdengar agak aneh ya?)

Mendengar itu, Xiao Yao sontak memeluknya erat dan memanggilnya 'Ayah' berulang kali dengan berlinang air mata penuh haru. Raja Haoling pun bahagia karena putrinya yang hilang selama 300 tahun, akhirnya kembali.

Setelah Xiao Yao tenang, dia baru memperhatikan Shi Qi yang sedari tadi memperhatikan segalanya dalam diam, dan jadi merasa bersalah padanya karena menyembunyikan identitasnya yang sebenarnya.

Raja Haoling tahu betul bagaimana hubungan mereka, namun jelas dia tidak senang karena dia tahu betul kalau Tushan Jing sudah memiliki perjanjian pernikahan dengan keluarga Fangfeng. Jing sampai tegang dibuatnya, dia tidak ingin mengakuinya, tapi terpaksa dia harus mengakuinya.

Raja Haoling sontak menatapnya semakin tajam, dan baru mengalihkan pandangannya saat Xiao Yao menegurnya. Raja Haoling menawari Xiao Yao untuk tinggal di istana yang dulu ditinggali mendiang Ibunya Xiao Yao.

Namun Xiao Yao menolak, dan lebih memilih tetap tinggal di istana kediamannya Cang Xuan karena dia ingin ngobrol dengan Cang Xuan. 

Tentu saja Cang Xuan dengan senang hati setuju, namun sedetik kemudian dia menyadari tatapan tajam Raja Haoling yang sontak membuatnya gugup sehingga dia buru-buru berkata bahwa jika nanti Xiao Yao sudah mendapatkan tubuh perempuannya kembali, tidak akan pantas jika mereka tinggal bersama satu atap.

Raja Haoling akhirnya memutuskan menyetujui mereka tinggal satu atap untuk sementara waktu. Nanti kalau kepulangan Xiao Yao sudah diumumkan ke seluruh dunia, baru Xiao Yao pindah ke istana lain.

Tak lama kemudian, Jing dan Cang Xuan bekerja sama memapah Xiao Yao ke meja makan, di mana sudah ada Sang yang menunggu mereka dengan wajah sedih. Sang benar-benar merasa bersalah atas sikap kasarnya pada Xiao Liu selama mereka tinggal di Kota Qingshui, merasa bersalah karena tidak mengenali Xiao Liu adalah Xiao Yao. Dia rela dihukum apa pun.

Melihat Xiao Yao bingung, Cang Xuan memberitahu Xiao Yao bahwa Sang ini adalah lebah di pohon murbei yang rutin Xiao Yao beri minum arak semasa Xiao Yao kecil dulu. Xiao Yao sebenarnya sama tidak ada dendam padanya dan menyapanya dengan ramah, dan mengucap selamat karena dia sudah sukses bertransformasi ke dalam tubuh manusia.

Tapi dia mau menghukum Sang. Hukumannya yaitu, Sang harus menghasilkan murbei setiap tahun untuk difermentasikan jadi arak. Pfft! Sang terharu. Tentu saja dia setuju, dia bahkan sudah menyimpan banyak sekali murbei khusus untuk Xiao Yao. Dia sudah semangat saja mau bercerita lebih banyak, tapi Cang Xuan dengan tidak sabaran mengusirnya pergi sekarang juga. 

Karena kedua tangan Xiao Yao terluka, jadi dia kesulitan untuk makan sendiri. Jing sigap ingin menyuapinya, tapi Cang Xuan dengan cepat menyela dan mengingatkan Jing bahwa Xiao Yao adalah adiknya, jadi dia sendiri yang akan menyuapi Xiao Yao. Terpaksa Jing harus mengalah.

Xiao Yao kagum juga melihat Cang Xuan yang pandai menjaga orang. Tentu saja itu karena Cang Xuan juga mengalami kesulitannya sendiri selama 300 tahun ini. Dia pernah menjadi pasukan garis depan sebagai anonim, dia dan para prajurit lain saling menjaga satu sama lain.

Oh... Xiao Yao mengerti sekarang tentang kenapa Cang Xuan tidak pernah risih berinteraksi dengan rakyat jelata, dia bahkan memiliki aura rakyat jelata.

"Guru dan Kakek menyuruhku untuk banyak latihan. Lagi pula, aku juga tidak ada urusan lain."

Tepat saat itu juga, para pelayan muncul membawakan air kobokan di mangkuk bunga teratai. Xiao Yao jadi malu teringat kejadian waktu itu, apalagi Cang Xuan malah tambah menggodanya dengan menyodorkan kobokan itu untuk dia minum.

Raja Haoling mengirim pesan ke Raja Xiyan dan Mu Wang di Gunung Yu tentang kepulangan Xiao Yao. Dia benar-benar bahagia dan lega karena putrinya akhirnya kembali, dan langsung memainkan sebuah cincin yang dia pakai di jari kelingkingnya (cincin yang sepertinya sangat berharga baginya) sembari menggumam pada mendiang Ibunya Xiao Yao... "Heng, putri kita akhirnya kembali. Akhirnya aku kembali mendengarnya memanggilku... Ayah."

Berduan di gazebo, Shi Qi bertanya-tanya dia harus memanggil Xiao Yao apa sekarang. Xiao Yao memperkenalkan nama aslinya sebenarnya adalah Haoling Jiu Yao. Sejak kecil, ayah dan ibunya  memanggilnya Xiao Yao karena dia punya tanda lahir bunga persik di dahinya. 

Namanya memiliki arti bunga persik rimbun, penuh vitalitas dan kemakmuran. Namun sekarang, sebaiknya Jing memanggilnya sebagai Xiao Liu saja. Shi Qi sebenarnya tidak peduli siapa Xiao Liu yang sebenarnya, namun tetap saja dia khawatir dan takut.

"Begitu ada keinginan, maka akan lahir kekhawatiran. Begitu ada rasa suka, maka akan lahir ketakutan. Jika tidak takut malah aneh." (sepertinya dia khawatir karena dengan kembalinya status royalnya Xiao Yao, berarti hubungan mereka akan jauh lebih rumit)

"Aku tidak mengerti ucapanmu."

Tepat saat itu juga, Cang Xuan kembali dengan membawakan arak yang selama ini dia simpan untuk Xiao Yao dan meminta Xiao Yao untuk menceritakan kisah hidupnya setelah dia meninggalkan Gunung Yu.

Xiao Yao awalnya agak ragu untuk bercerita. Namun dia sadar bahwa pada akhirnya dia harus menceritakannya cepat atau lambat. Namun dia hanya akan menceritakannya satu kali, jadi jika nanti Ayah dan Kakek menanyakan hal yang sama, Xiao Yao meminta Cang Xuan untuk membantunya menyampaikan ceritanya ini pada mereka.

Xiao Yao bercerita bahwa awalnya dia berencana kembali ke Gunung Lima Dewa bersama dua orang pelayan Istana Haoling yang waktu itu dikirimkan ayahnya ke Gunung Yu. Namun saat mereka tengah beritirahat di tengah jalan, dia mendengar kedua pelayan itu menggosipkannya.

Dari gosipan merekalah, Xiao Yao baru tahu bahwa ayah dan ibunya sebenarnya sudah bercerai. Mereka bilang bahwa ibunya berselingkuh dengan pria lain, makanya Raja Haoling menceraikannya. 

Mereka bilang kalau dia sebenarnya bukan anak kandungnya Raja Haoling, melainkan anak haram hasil perselingkuhan ibunya. Raja Haoling sudah tidak menginginkannya lagi, makanya Raja Haoling membiarkannya tinggal di Gunung Yu selama 70 tahun dan tak pernah datang menjemputnya.

Seorang anak kecil menghadapi gosip sepahit itu dari mulut orang lain, pastinya dia sangat sedih dan kebingungan. Akhirnya dia urung pergi ke Gunung Lima Dewa dan diam-diam pergi sendiri ke Jizhou karena dia dengar ibunya mati di Jizhou.

Dia tak percaya kalau ibunya sudah meninggal karena sebelum pergi berperang, ibunya sudah janji padanya akan kembali. Makanya dia pergi ke Jizhou dengan memegang harapan bahwa ibunya masih hidup. Namun dia tak pernah bisa menemukan ibunya, dan akhirnya dia terus mengembara tanpa tujuan.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments