Sinopsis Lost You Forever Episode 14 - Part 3

 Xiao Liu pun menutup mata, ingin tidur, tapi dia terus gelisah sehingga tangannya terus bergerak tanpa henti lalu tiba-tiba saja dia meraih ujung baju Shi Qi dan memainkannya.

Dia tahu kalau Shi Qi juga seharusnya istirahat, tapi... dia tidak mau Shi Qi pergi. Shi Qi bisa merasakan kegugupannya, namun saat dia mencoba menanyakan apakah Xiao Liu tidak bisa tidur karena Raja Haoling, Xiao Liu menolak menjawab. 

Shi Qi akhirnya tak menanyainya lebih jauh dan hanya menggunakan kekuatannya untuk membuat Xiao Liu tenang dan tertidur lalu menggenggam lembut tangan Xiao Liu. Dia tidak tahu apa masalah Xiao Liu, tapi apa pun yang terjadi, Shi Qi janji akan selalu menemani Xiao Liu.

Raja Haoling akhirnya memanggil Xiao Liu, namun Xiao Liu terus berusaha menyembunyikan wajahnya selama Shi Qi membopongnya ke aula. Shi Qi dengan lembut menurunkannya di hadapan Raja Haoling, memperkenalkan dirinya sebagai Ye Shi Qi dan memohon pengertian Raja Haoling terhadap Xiao Liu yang tidak bisa memberi hormat padanya karena kakinya terluka.

Xiao Liu masih gugup, tapi dia sadar tidak bisa terus menyembunyikan wajahnya, dan akhirnya memberanikan diri menatap Raja Haoling, wajah yang dikenalnya semasa kecil, orang yang dulu dikenalnya sebagai ayahnya. Xiao Liu hampir menangis melihatnya namun dia berusaha keras menahan emosinya dan buru-buru menundukkan pandangannya lagi sambil tersenyum, bersikap seolah mereka orang asing yang baru pertama kali bertemu.

Raja Haoling juga tak mengatakan apa pun dan hanya menatapnya dengan tajam selama beberapa saat, sebelum kemudian bertanya dengan lembut tentang siapa yang melukai kakinya. 

Cang Xuan tanpa ragu mengakuinya dan memberitahu bahwa alasannya adalah karena Xiao Liu mencoba melarikan diri. Namun yang tidak Cang Xuan sangka, Raja Haoling tiba-tiba mengundang Xiao Liu makan bersamanya.

Jadilah mereka berempat makan bersama. Raja Haoling, Cang Xuan dan Shi Qi makan dengan table manner yang bagus dan anggun selayaknya cara makannya para bangsawan. Xiao Liu seorang yang makan dengan barbar kayak belum makan 3 hari, melahap apa pun yang di hadapannya dengan rakus.

Daging dirobek langsung pakai tangan, sumsum tulang disedot dengan heboh, bahkan air kobokan pun diminum sampai habis tak bersisa. Wkwkwk! Cang Xuan menatapnya dengan kesal, Raja Haoling diam saja sambil sesekali meliriknya tanpa ekspresi. Cuma si bucin Shi Qi yang tetap menatapnya dengan penuh cinta. 

Pelayan yang menyajikan kobokan sampai melotot kaget melihat kebarbarannya. Baru sadar kalau itu air kobokan, Xiao Liu santai beralasan kalau dia ini cuma orang desa, pertama kalinya melihat makanan enak sebanyak ini, makanya dia kalap dan kehilangan aturan. Mohon dimaklumi.

"Kau biasanya suka apa?" tanya Raja Haoling.

"Aku suka uang," jawab Xiao Liu sekenanya, "paling bagus jika bisa berguling di gunung uang setiap hari."

Cang Xuan hampir meledak mendengar jawabannya, tapi Raja Haoling tetap menghadapinya dengan tenang dan santai. Kali ini dia ganti tanya apa makanan kesukaan Xiao Liu. Xiao Liu asal menjawab saja bahwa dia suka makan segala macam makanan, orang desa tidak pilih-pilih makanan.

"Aku sudah menyuruh dapur untuk menyiapkan kue kacang hijau. Jika ada makanan lain yang ingin kau makan, aku akan meminta dapur memasaknya untukmu. Sebelum tidur, kau bisa memakannya sambil mendengar cerita," ujar Raja Haoling.

Cang Xuan yang saat itu sedang menuang arak, seketika membeku menatap Xiao Liu. Dia tahu betul kalau kue kacang hijau adalah makanan kesukaan Xiao Yao, dulu Xiao Yao suka memakan kue kacang hijau sebelum tidur sambil mendengarkan cerita ibunya.

Jika ibunya menegurnya karena dia lebih suka makan camilan sebelum tidur daripada makan malam yang benar, Xiao Yao langsung mendebatnya dan mengingatkannya bahwa ayahnya (Raja Haoling) mengizinkannya makan apa pun yang dia inginkan.

Cang Xuan sampai tidak sadar kalau dia sudah menumpahkan terlalu banyak arak. Bahkan Xiao Liu pun jadi canggung. Namun Xiao Liu cepat-cepat menutupi emosinya dengan mengklaim bahwa dia bisa makan apa saja, lalu buru-buru pamit dan meminta Shi Qi untuk menggendongnya pergi dari sana.

Cang Xuan diam saja. Baru setelah kedua orang itu pergi, Cang Xuan langsung menanyai Raja Haoling tentang identitas asli Xiao Liu. Raja Haoling bilang bahwa dia anak teman lamanya. Makanya Cang Xuan pikir kalau Xiao Liu itu anak dari salah satu dari lima raja pemberontak, tapi kue kacang hijau adalah makanan kesukaan Xiao Yao.

Makan camilan sambil mendengarkan cerita pengantar tidur juga kebiasaan Xiao Yao. Apakah mungkin Xiao Liu itu... Xiao Yao? Raja Haoling mengaku bahwa dia tidak bisa melihat teknik transformasinya Xiao Liu, makanya dia juga tidak tahu siapa Xiao Liu yang sebenarnya, tapi dia memang curiga kalau Xiao Liu adalah Xiao Yao.

Cang Xuan mau bertanya langsung ada Xiao Liu, mau tanya kenapa Xiao Liu pura-pura tak mengenalnya dan tak mengakuinya. Namun Raja Haoling melarangnya, bukan mereka yang memutuskan siapa Xiao Liu, tapi Siao Liu sendirilah yang harus memutuskan siapa dirinya yang sebenarnya.

"Kerusakan di dunia ini bukan hanya atas nama kejahatan. Ada banyak kerusakan atas nama cinta. Kau ingin tahu dia siapa, aku juga ingin tahu. Namun jangan memaksanya, beri dia waktu. Biar dia sendiri yang memberitahu kita."

"Aku tidak mengerti alasannya."

"Kau akan mengerti."

Cang Xuan akhirnya berjalan pergi dengan lesu teringat bagaimana Xiao Liu menggunakan tubuhnya sendiri untuk melindunginya dari serangan Xiang Liu dan berusaha keras menyelamatkannya dari panah beracun.

Cang Xuan seketika berlinang air mata menyadari kalau Xiao Liu sebenarnya sudah lama tahu siapa dia. Sebenarnya Xiao Liu sudah lama memberinya petunjuk tentang siapa dirinya, tapi hati Cang Xuan tertutup oleh kedinginan sehingga dia tidak bisa melihatnya.

Dia langsung pergi ke kamarnya Xiao Liu dan melihat Shi Qi menyodorkan kelengkeng pada Xiao Liu. Dia tahu kalau Xiao Yao tidak suka kelengkeng, dan benar saja, Xiao Liu langsung menolak kelengkeng itu, otomatis membuat Cang Xuan semakin yakin kalau Xiao Liu memang Xiao Yao.

Saat dia masuk  Xiao Yao santai menawarkan kelengkeng padanya dan mengajaknya makan buah bersama. Cang Xuan berjalan mendekatinya dalam diam, sementara Shi Qi terus mengawasi pergerakannya dengan waspada.

Saat Cang Xuan mengulurkan tangannya ke kaki Xiao Liu, Shi Qi refleks menggunakan kekuatannya untuk melukai tangan Cang Xuan karena mengira Cang Xuan mau melukai Xiao Liu lagi. 

Tangan Cang Xuan berdarah namun dia bergeming dan tetap menyalurkan kekuatannya untuk menyembuhkan kaki Xiao Yao. Tercengang menyadari niatan Cang Xuan, Shi Qi akhirnya berhenti melukainya dan memperhatikan mereka dengan kebingungan.

Kekejamannya terhadap Xiao Liu mulai terngiang kembali dalam benak Cang Xuan, berkali-kali dia menyakiti Xiao Liu, dia bahkan pernah meny1ks4 tangan Xiao Liu dengan belatung mayat yang menggerogoti tulang dan daging. Cang Xuan sontak menyesali perbuatan kejamnya pada Xiao Liu.

Xiao Liu mungkin juga menyadari kalau Cang Xuan mengenalinya dan itu sontak membuatnya berlinang air mata juga. Namun dia tetap diam dan pura-pura bodoh.

"Sakit?" tanya Cang Xuan.

"Tidak."

Karena tak bisa memaksa Xiao Liu, Cang Xuan akhirnya beranjak bangkit, meminta Shi Qi untuk menjaga Xiao Liu dengan baik lalu bergegas pergi. Saat itulah Xiao Liu benar-benar menangis. Shi Qi tak mengatakan apa pun, tak menanyakan apa pun dan hanya menemaninya dalam diam.

Bersambung ke episode 15

Post a Comment

0 Comments