Sekarang Xiao Liu rutin nongkrong dengan Xuan sambil minum-minum. Hubungan mereka mulai semakin akrab dan saling terbuka. Namun Xiao Liu masih merahasiakan identitasnya.
Dia juga berbagi ilmu tentang racun dan pencegahannya. Namun dia beralasan kalau dia membagi ilmunya hanya karena mereka teman.
Saat Xuan menanyakan hubungannya dengan Xiang Liu, Xiao Liu hanya meyakinkan bahwa dia dan Xiang Liu bukan teman, tapi juga bukan musuh. Dia takut pada Xiang Liu tapi tidak benci.
Xiao Liu juga penasaran dengan hubungan Xuan dengan A Nian, apa mereka benar-benar cuma sekedar kakak-adik.
Mendengar itu, Xuan pun mengeluarkan ekor rubah berekor sembilan dan memberitahunya bahwa ini adalah benda kesayangan adik sepupunya, Xiao Yao, yang diberikan kepadanya sebelum mereka berpisah.
Xiao Yao bilang bahwa dia hanya akan meminjamkan benda ini untuk sementara. Namun waktu yang seharusnya sementara itu, sekarang malah sudah 300 tahun.
Xiao Yao hilang sejak dia masih kecil. Orang-orang bilang kalau dia sudah tewas, tapi Xuan selalu berharap bahwa dia masih hidup dan kembali padanya untuk meminta ekor rubah ini kembali.
Xiao Yao adalah putri dari bibi dan gurunya Xuan (Raja Haoling), sedangkan A Nian juga putrinya gurunya (tapi bukan adik kandungnya Xiao Yao), dan dia menyayangi A Nian sebagaimana dia menyayangi Xiao Yao.
Xiao Liu sontak berlinang air mata yang buru-buru dia tutupi dengan pura-pura menghabiskan semangkok araknya. Sayangnya Xuan juga tidak melihat ke arahnya karena Xuan sendiri juga sedih, makanya Xuan tidak tahu kalau Xiao Liu menangis.
Keesokan harinya, Xiao Liu tidak punya uang untuk membayar kue yang hendak dia beli dari siluman kelinci, namun tiba-tiba Jing muncul lagi dengan identitas sebagai Ye Shi Qi dan langsung menyodorkan uang untuk membayar kue itu.
Sayangnya Xiao Liu masih dingin terhadapnya. Kebetulan Xuan melihat mereka dan langsung mengundang mereka masuk ke rumah minumnya dan mengajak Shi Qi untuk main Go dengannya.
Dia tidak mau main dengan Xiao Liu, mengklaim kalau itu karena kemampuan main Xiao Liu sangat buruk. Hmm, tapi sepertinya tujuan utamanya mengajak Shi Qi main adalah karena dia ingin mengakrabkan diri dengan Shi Qi.
Namun Shi Qi hanya peduli pada Xiao Liu dan akan menuruti apa pun keinginannya. Kalau Xiao Liu mau main, maka dia juga akan main. Kalau Xiao Liu tidak mau main, maka dia tidak akan main.
Xuan heran melihat interaksi mereka, "Aku tahu kalau kalian akrab..."
"Siapa yang akrab dengannya?" sangkal Xiao Liu.
"Kami akrab, tapi tidak ada hubungannya denganmu," tukas Shi Qi pada Xuan.
Baiklah, Xuan tidak peduli mereka akrab atau tidak. Namun berhubung Jing hanya mau menuruti Xiao Liu, makanya Xuan membujuk Xiao Liu untuk membiarkan Shi Qi bermain.
Dia sudah lama mendengar kehebatan Tushan Jing, tapi belum pernah punya kesempatan untuk main dan berbagi ilmu dengannya.
Demi Xuan, Xiao Liu akhirnya setuju, tapi dia juga mau main. Xuan setuju, kalau begitu, Xiao Liu yang main, sedangkan Shi Qi yang mengarahkan.
Awalnya Xiao Liu memang mendengarkan arahan Shi Qi. Namun Shi Qi seperti biasanya, menuruti apa pun kemauan Xiao Liu. Saat Xiao Liu memiliki pemikirannya sendiri dan menolak mengikuti arahannya, Shi Qi menyetujuinya saja dengan senang hati, bahkan memuji langkahnya.
Xuan berusaha membujuk dan mengarahkan Xiao Liu karena langkah Xiao Liu sebenarnya sangat buruk, tapi Xiao Liu sangat keras kepala kalau sudah ada maunya dan menolak menuruti apa pun perintahnya.
Xiao Liu malah jadi heran sendiri pada Xuan. Saat dia ingin menarik langkah, Xuan tidak mengizinkan. Namun saat dia tidak ingin menarik, Xuan malah menyuruhnya menarik.
Tidak masalah juga sih biarpun langkah Xiao Liu sangat buruk, karena Shi Qi bisa dengan cepat menyelamatkannya. Xuan semakin lama semakin heran dengan mereka berdua, apalagi dia menyadari bagaimana cara Shi Qi menatap Xiao Liu dengan penuh cinta. Wkwkwk! Dia kan masih mengira kalau Xiao Liu juga cowok. Xuan pusing. (Di antara ketiga pria, cuma Xuan doang yang tidak pernah curiga kalau Xiao Liu itu cewek. Dia buta apa ya?)
Setelah beberapa lama, Shi Qi akhirnya menyatakan kalau dia yang kalah, tapi dia tidak tampak keberatan kalah main Go, jelas karena dia cuma peduli dengan Xiao Liu.
Malah Cang Xuan yang tidak senang. Shi Qi bisa kalah itu gara-gara kecerobohan Xiao Liu. Namun Shi Qi dengan manisnya menyatakan bahwa dia kalah karena kesalahannya sendiri dan bukan karena Xiao Liu. Dia bahkan dengan senang hati setuju untuk mentraktir mereka di kedainya Batu Roh Qingshui.
Namun kegembiraan mereka seketika sirna saat di tengah jalan mereka melihat kereta kuda keluarga Fangfeng lewat dengan begitu angkuhnya, bahkan dengan teganya menembakkan panah pada siapa pun yang berani menghalangi jalan mereka.
Jelas kalau penumpang kereta kuda itu adalah nona Fangfeng, tunangannya Tushan Jing. Menyadari itu, sikap Xiao Liu pun seketika berubah dingin lagi pada Shi Qi, bahkan langsung mengusirnya secara halus lalu pergi berdua dengan Cang Xuan, meninggalkan Shi Qi yang cuma bisa menatap kepergiannya dengan sedih.
Hati Xiao Liu jadi semakin kecut karena hari ini Batu Roh Qingshui ternyata menceritakan tentang Nona Fangfeng yang kabarnya sangat cantik, berbudi luhur dan sangat bucin pada Tuan Muda Kedua Tushan.
Kabarnya, dulu waktu Tuan Muda Kedua Tushan mendadak sakit parah sehari sebelum pernikahan mereka, keluarga Fangfeng ingin membatalkan pernikahan, namun Nona Fangfeng tetap memakai pakaian pengantinnya dan menyatakan bahwa dia akan setia pada keluarga Tushan sampai akhir hayatnya.
Nyonya Tushan (Neneknya Tushan Jing) sangat tersentuh. Karena itulah Nona Fangfeng dibiarkan tinggal di kediaman Tushan dan membantu mengurus urusan rumah tangga. Karena tidak bisa menjadikannya sebagai cucu menantu, jadi Nyonya Tushan menyayanginya selayaknya cucu kandung.
Sekarang kabarnya Tuan Muda Kedua Tushan sudah sembuh dan bertamasya ke Kota Qingshui, makanya Nona Fangfeng juga ikut kemari. Mungkin pernikahan keduanya akan segera dilangsungkan.
Pura-pura tak tahu alasan Tushan Jing terluka parah, Cang Xuan penasaran kenapa Xiao Liu mau menampung Jing. Namun Xiao Liu lebih penasaran dengan Cang Xuan yang jelas-jelas sangat peduli pada Jing. Kenapa?
Cang Xuan mengaku bahwa itu karena Tushan Jing adalah calon Patriark Keluarga Tushan yang kaya raya, bisnis keluarga mereka mencakup seluruh Dahuang. Makanya dia ingin menjadi kawan Keluarga Tushan.
Dia merasa hanya bisa berteman dengan Jing melalui Xiao Liu soalnya dia perhatikan Jing sangat menuruti ucapan Xiao Liu. (Dia berteman dengan Xiao Liu cuma buat dimanfaatkan?!)
Xiao Liu menyangkal, dia yakin kalau Jing menurutinya hanya karena Jing berutang budi padanya. Namun belum tentu dia bisa membantu Cang Xuan.
Hmm... tapi apakah benar Nona Fangfeng Yi Ying itu semulia dan sebucin itu pada Jing? Dia memang tampak seperti seorang wanita yang pemalu dan penurut.
Dia tampak mencemaskan Jing dan terus berusaha tanya-tanya tentang alasan menghilangnya Jing selama 10 tahun ini dan luka seperti apa yang dia alami. Tapi... dibandingkan mencemaskan Jing, dia lebih terdengar seperti kepo doang.
Jing sangat dingin padanya, menolak menjawab apa pun yang dia tanyakan dengan alasan lupa ingatan. Dia bahkan tidak tahan berlama-lama dengannya dan mengusirnya secara halus.
Hmm, jelas Yi Ying ini tidak semulia yang orang kira dan tidak bucin pada Jing. Jelas satu-satunya yang dia cemaskan bukan tentang keselamatan Jing, melainkan apakah Jing benar-benar lupa ingatan atau tidak. Dia tidak yakin kalau Jing hilang ingatan, curiga kalau Jing sedang merencanakan sesuatu.
Dan mungkin... Yi Ying ini punya kekasih rahasia lain. Dia memiliki sebuah anak panah yang sangat dia sayangi dan hargai, yang kemungkinan dibuatkan oleh seorang pria untuknya.
Bahkan saat itu juga, dia mendapatkan pesan dari seorang pria. Jelas dari pesan ini bahwa Yi Ying dan pria misterius itu sedang merencanakan sesuatu. (Errr... apakah dia ada andil dalam masalahnya Jing? Siapa pria misterius ini?)
Di tempat lain, Xiang Liu mendatangi seorang tetua bernama Paman Li Rong yang sepertinya seorang ahli teluh untuk mencari informasi tentang serangga teluh itu.
Dari mendengar keterangannya, Paman Li Rong bisa menduga bahwa pengirim teluh adalah seorang wanita. Biasanya, jika wanita melakukan itu, serangga teluh itu ditargetkan untuk ditanam pada kekasihnya karena itu adalah teluh pasangan. (Pfft! Tuh teluh kan aslinya ditarget untuk Xiang Liu).
Alasan kenapa serangga teluh itu sulit dikeluarkan adalah karena memang ada serangga teluh yang sulit dipelihara. Saat kekuatan jantan dan betina setara, maka pengirim teluh tidak bisa mengendalikan serangga teluh.
Setelahnya, Xiang Liu lalu pergi mendatangi Xiao Liu dan mendapatinya sedang merutuk dan kesal pada dirinya sendiri (kesal karena masih memikirkan Jing).
Xiang Liu langsung saja membawa Xiao Liu pergi bersamanya. Begitu mereka terbang di atas lautan, tiba-tiba saja Xiang Liu dengan liciknya membawa Xiao Liu terjun ke laut bersamanya dengan posisi Xiao Liu di bawah. Namun pada menit terakhir, Xiang Liu mendadak membalikkan posisi mereka sehingga Xiang Liu duluan yang kena air.
Pada saat yang bersamaan, Cang Xuan mendadak diserang sekelompok orang. Kelompok penyerang itu dipimpin oleh seorang wanita yang menyaksikan pertempuran dari atas kuda putih terbangnya.
Tepat saat Xiao Liu jatuh ke air, Cang Xuan seketika merasakan sesak napas sehingga dia mendadak tidak bisa bergerak, dan saat itulah, si wanita di atas men3mbakkan anak panahnya tepat ke d4da Cang Xuan... dan wanita itu ternyata adalah Yi Ying.
Buset nih cewek! Diam-diam menghanyutkan. Baru juga hari pertama dia datang, nggak buah-buang waktu dan langsung beraksi membvnvh orang. Dia ada dendam apa pada Cang Xuan? Misinya sukses, Yi Ying lalu mengirim pesan pada si pria misterius.
Xiang Liu bisa bernapas di air, tapi Xiao Liu tidak, dan Xiang Liu malah sengaja membiarkannya, jelas dia juga sedang berusaha membvnvh Cang Xuan melalui Xiao Liu.
Namun syukurlah saat Xiao Liu sudah hampir sekarat, Xiang Liu mendadak tidak tega dan akhirnya menolongnya dengan memberinya c1vm4n, errr... nggak ding, memberi napas buatan, maksudnya.
Tepat setelah dia membawa Xiao Liu dari air, Xiang Liu tiba-tiba mendapatkan pesannya Yi Ying. Hah? Jadi dia dan Yi Ying komplotan? Jadi karena itu dia menenggelamkan Xiao Liu, biar Yi Ying bisa men3mb4k Cang Xuan dengan mudah. Target utamanya cuma Cang Xuan, tidak ada niatan untuk membvnvh Xiao Liu.
Dia bahkan memberitahu Xiao Liu bahwa satu-satunya cara mengeluarkan serangga teluh itu adalah dengan cara memindahkan teluh itu dari Cang Xuan ke orang lain, mencelakai orang lain.
Xiao Liu mendadak menatapnya dengan penuh harap, memintanya untuk memindahkan serangga teluh itu padanya saja... soalnya satu-satunya orang yang ingin dia celakai cuma Xiang Liu.
Xiang Liu dengan entengnya berkata kalau dia akan membvnvh Cang Xuan saja. Dengan begitu, Xiao Liu tidak perlu pusing memikirkan cara melepaskan teluh itu.
Xiao Liu jelas tidak setuju. Lagian apa salah Cang Xuan? Cang Xuan kan tidak pernah maju ke medan peran dan membvnvh prajurit Chenrong. Dia punya dendam pribadi apa terhadap Cang Xuan sampai ingin sekali membvnvh Cang Xuan? Masa cuma karena dia cucu Raja Xiyan?
Xiang Liu mengakuinya, dia memang ingin membvnvh Cang Xuan karena dia cucunya Raja Xiyan. Jika dia tidak membvnvh Cang Xuan, maka hati nuraninya tidak akan tenang.
"Kau juga punya hati nurani?" sinis Xiao Liu.
"Ada sedikit terhadap Chenrong."
"Konyol!"
"Memang sangat konyol hingga aku pun merasa menyedihkan. Jika tidak ada hati nurani ini, mungkin aku sudah benar-benar menemui Raja Xiyan untuk berdiskusi dan membantunya menghabisi Haoling."
"Entah Hongjiang (jenderal Chenrong) itu orang yang seperti apa, ternyata mampu membuat siluman sepertimu memiliki hati nurani."
"Dia adalah seorang yang bodoh. Seorang bodoh yang menyedihkan. Memimpin sekelompok bodoh dan melakukan hal yang menyedihkan," sinis Xiang Liu.
Xiao Liu tak setuju. Justru Xiang Liu-lah yang menurutnya bodoh dan menyedihkan. Hongjiang tidak bodoh, Hongjiang melakukan ini karena kerelaan hati demi leluhur mereka dan generasi mendatang. Tidak seperti Xiang Liu yang merasa jijik tapi tetap melakukannya.
Xiang Liu beralasan kalau itu karena dia punya sembilan kepala yang sering kontradiksi. Xiao Liu heran mendengarnya, bukankah biasanya Xiang Liu tidak suka orang lain menyebutnya Siluman Kepala Sembilan?
Xiang Liu meralat. Yang tidak dia sukai adalah penghinaan dan rasa jijik di hati orang-orang yang menghinanya. Dia tidak mempermasalahkan Xiao Liu menyebutnya Siluman Kepala Sembilan karena dia tahu kalau Xiao Liu cuma tajam di mulut doang tapi hati Xiao Liu tidak pernah menganggapnya aneh.
"Aku pernah lebih aneh darimu," ujar Xiao Liu tulus.
"Makanya kau bersembunyi di pedalaman gunung dan tidak berani bertemu orang?" Xiang Liu begitu tersentuh sekaligus prihatin sehingga tiba-tiba saja dia mengulurkan tangannya untuk mengelus kepala Xiao Liu.
Sementara itu di rumah Cang Xuan, Panah itu sepertinya beracun. Pendarahannya Cang Xuan tak bisa dihentikan dengan obat-obatan biasa. Bahkan tabib pun kewalahan dan tak tahu harus bagaimana.
Bersambung ke episode 12
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam