Recap The Kinnaree Conspiracy Episode 14 & Episode 15

Kinnaree pura-pura membiarkan Jan dan Juang pergi, padahal di tengah jalan, mereka berdua tiba-tiba dihadang sekelompok preman yang mau membvnvh mereka. Untungnya Pudsorn cs datang tepat waktu.

In pura-pura melawan Jan, padahal diam-diam membiarkan Jan kabur (Pfft! Nggak jelas banget jadi orang. Dia sendiri membantu Jan kabur, tapi saat Pudsorn membantu Jan, dia malah ngamuk-ngamuk).


In awalnya berniat mengamankan Juang di penjara, tapi gara-gara Pudsorn tidak memahami maksudnya dan jejeritan heboh menuntutnya untuk melepaskan Juang dan In juga tidak mau repot-repot menjelaskan maksudnya, In akhirnya mengalah dengan menempatkan Juang ke penjagaan keluarganya Pudsorn.


In sendiri tak sengaja terluka saat pura-pura bertarung dengan Jan. Dia menolak diobati, tapi ujung-ujungnya dia jadi sakit karena infeksi, jadi ibunya langsung memanggil Pudsorn dan memaksa In untuk mau diobati, tapi Pudsorn malah sengaja memanfaatkan saat itu untuk balas dendam dengan cara menjahit lukanya In dengan agak kasar biar In kesakitan.
 
 
Saat tengah membuntuti Kinnaree, Jan menyaksikan Kinnaree dengan kejamnya meracuni Jin Hok lalu membvnvh anak buahnya Jin Hok. Setelah itu, Kinnaree juga menghabisi Tuan Chay. 

Jan juga akhirnya mengetahui bahwa Kinnaree juga bekerja sama dengan orang-orangnya Arungaya Putra yang merupakan para pengungsi dari Makassar yang sebelumnya pernah terlibat dalam Pemberontakan Makassar. 
 
 
Masih mempercayai gurunya, Pudsorn mendatangi Hong Shin Sae lagi untuk mendiskusikan masalah racun dari ketiga kasus ini dan meminta Hong Shin Sae untuk mencarikan racun jamur E-Luang itu untuknya, sama sekali tidak sadar kalau Hong Shin Sae sebenarnya memiliki racun itu. Malah sebenarnya, Kinnaree mendapatkan racun itu dari mencuri milik Hong Shin Sae.

Hong Shin Sae menolaknya secara halus dengan alasan kalau dia ada pekerjaan di tempat lain. Jelas-jelas sikap Hong Shin Sae sangat aneh, tapi Pudsorn terlalu mempercayainya. Padahal pekerjaan yang dimaksud Hong Shin Sae itu adalah membantu Ayahnya Kinnaree. 
 
 
Yang jadi masalah, Hong Shin Sae terlalu polos mempercayai Kinnaree. Awalnya dia mengira kalau dia hanya diminta untuk mengobati Raja. Tapi setelah sampai rumahnya Kinnaree, dia baru diberitahu bahwa tugasnya yang sebenarnya adalah meracuni Raja dengan jamur E-Luang. Hong Shin Sae jelas tidak mau, tapi dia sudah tidak bisa kabur sekarang.
 


Setelah beberapa lama berdebat, Pudsorn akhirnya punya kesempatan untuk memberitahu In tentang pesannya Jan untuk mengawasi Ayahnya Kinnaree. In sontak cemas dan curiga karena sebelumnya dia mendengar dari Yommaraj bahwa Ayahnya Kinnaree hendak membawa seorang tabib ahli pengobatan Cina untuk mengobati Raja.
 
 
Jan menyelinap masuk ke rumah Kinnaree untuk mencuri Kain Yang Kinnaree, dan saat itulah dia bertemu dengan Hong Shin Sae yang disekap Pudsorn. Karena Jan tidak bisa menyelamatkannya, jadi Hong Shin Sae hanya menitip pesan padanya untuk disampaikan pada Pudsorn bahwa dia disekap di sini.
 
 
Tapi begitu mendengar informasi itu dari Jan, Pudsorn malah nekat mau pergi ke sana hanya dengan membawa Jeeb dan Mee, tanpa bantuan In dan Robaire. Untungnya In dan Robaire sebelumnya sudah curiga dengan menghilangnya Hong Shin Sae secara tiba-tiba, ditambah kabar bahwa Ayahnya Kinnaree mau membawa tabib herbal Cina untuk mengobati Raja.

Saat Pudsorn cs ketahuan oleh ayahnya Kinnaree, In dan Robaire dengan cepat menyelamatkan mereka. Tapi sayangnya, mereka gagal menyelamatkan Hong Shin Sae. In langsung menyeret Pudsorn ke kliniknya Hong Shin Sae untuk mencari jamur itu.
 
 
Kinnaree ngotot meyakinkan kalau gurunya tidak mungkin pengkhianat. In ngotot menuduh Hong Shin Sae-lah pelaku yang menaruh racun di semua kasus dan pasti akan meracuni Raja. Ujung-ujungnya dia jadi begitu emosi hingga dia mulai menghina Ayahnya Pudsorn lagi sebagai pembunuh.

Tersulut emosi, Pudsorn refleks menampar In dan memberitahunya kebenaran tentang kematian istrinya dan bahwa istrinya In-lah penyebab dari kematian ayahnya. Tapi In ngeyel menolak mempercayainya dan menuduhnya berbohong. 

(Sebenarnya dalam masalah ini, semua orang salah sih. In cuma butuh closure tentang kematian istrinya, tapi semua orang di keluarganya Pudsorn malah lebih memilih untuk merahasiakannya. Apa mereka pikir In akan lebih tenang dan bisa move on jika tidak tahu apa-apa tentang kematian istrinya? Yang ada malah bikin dia kayak orang gila)
 
 
Tidak tahan lagi melihat putrinya menderita gara-gara In, Ibunya Pudsorn akhirnya mendatangi In dan memperlihatkan surat-surat yang dikirim Ayahnya Pudsorn selama dia pergi mengisolasikan dirinya bersama Istrinya In di tengah hutan.
 
 
Surat itu menceritakan secara detil tentang sakitnya Istrinya In (cacar), dedikasi dan perjuangan Ayahnya Pudsorn demi kesembuhan Istrinya In tak peduli biarpun dia sendiri sudah tertular cukup parah, perkembangan kesehatan Istrinya In yang semakin hari justru semakin memburuk, hingga akhirnya, suatu hari, Istrinya In menyerah. 

Sebelum menghembuskan napas terakhirnya, Istrinya In berpesan kepada Ayahnya Pudsorn agar mereka merahasiakan kebenaran kematiannya dari In. Namun jika suatu hari In mengetahui tentang kematiannya, dia meminta agar mereka menyampaikan pesannya tentang sebuah puisi romantis yang pernah In bacakan untuknya.

Bulan tinggi di angkasa, seindah engkau, cintaku.
Ketenangannya membuatku menjadi tahanan cinta.
Hari-hari aku tidak melihat bulan adalah hari-hari paling gelap.
Jika aku harus terpisah darimu, aku pasti akan merana.
Langit malam akan menjadi gelap gulita.
Tanpamu, jantungku akan berhenti berdetak.

 
 
Puisi itulah yang akhirnya berhasil membuat In percaya. Sikapnya bahkan mulai berubah lebih lembut dan lebih sopan saat kemudian dia mendatangi Pudsorn untuk memohon pada Pudsorn untuk menunjukkan surat terakhir Ayahnya Pudsorn.
 


Dalam surat terakhir itu, Ayahnya Pudsorn mengaku bahwa dia mengkremasi jenazah Istrinya In untuk mencegah penularan. Menyadari dirinya sendiri tidak akan selamat dan demi menyelamatkan semua orang dari wabah, Ayahnya Pudsorn memutuskan untuk mengakhiri segalanya dengan mengubur dirinya sendiri.
 


Walaupun kenyataan ini begitu pahit, tapi In akhirnya mendapatkan kebenaran yang selama ini dia butuhkan dan bisa lega karenanya. Dia langsung meminta maaf setulus hati atas segala sikap buruknya pada keluarga Pudsorn. Akhirnya, dia bisa merelakan kematian istrinya dan memutuskan untuk berhenti minum-minum.
 
 
Bahkan keesokan harinya, dia mendatangi Pudsorn lagi sambil menampilkan senyum Pepsodent, berniat mau meminta maaf, tapi berhubung gengsinya masih terlalu tinggi, jadi kata-kata sederhana itu sulit sekali terucap dari mulutnya.

Tapi setelah Pudsorn menyindirnya, In akhirnya memberanikan diri untuk bicara dan meminta maaf atas segala prasangka buruknya terhadap Ayahnya Pudsorn dan sikap buruknya terhadap Pudsorn selama ini.

Dia bahkan berniat ingin mengungkapkan perasaannya pada Pudsorn, tapi Pudsorn dengan cepat menyela dan menarik batas di antara mereka. Jelas dia punya perasaan terhadap In, tapi hubungan mereka yang sebelumnya, membuatnya jadi ragu.
 
 
Malam sebelumnya, Pudsorn mendapat kabar penting dari Jan bahwa orang-orang Makassar berencana untuk membobol penjara untuk menyelamatkan Putra. Kabar sepenting seperti ini, bukannya langsung disampaikan ke In, mereka malah ribet membahas tentang hubungan mereka. (Sebenarnya prioritas mereka tuh keselamatan negara atau perasaan mereka? Heran saya)
 
 
Baru keesokan harinya Pudsorn menyampaikan kabar ini ke Robaire. Untungnya mereka berhasil menghentikan dan menyergap orang-orang Makassar tepat waktu, dan akhirnya berhasil membuat Putra mau bekerja sama mengungkap siapa dalang di balik pemberontakan ini. 
 
 
Selain itu, Robaire juga punya kabar penting lain. Kemarin Wichayen diserang seseorang, dia selamat, namun insiden itu membuatnya jadi semakin gencar untuk melaksanakan misinya. Robaire bahkan diperintahkan untuk mengirim surat ke Bangkok. Robaire yakin kalau surat itu adalah perintah bagi Armada Perancis untuk bergerak menuju Ayutthaya dan Kerajaan Lavo.
 

Di tengah jalan menuju Lavo, Hong Shin Sae berhasil kabur. Lalu tak lama kemudian, Ayahnya Kinnaree mendapat kabar bahwa orang-orang Makassar berbalik mengkhianati mereka. Ayahnya Kinnaree jadi panik ingin segera kabur ke Song Kwae, tapi Kinnaree masih bertekad untuk menemukan Hong Shin Sae.
 
 

Atas desakan Saraphee, Pudsorn akhirnya memberitahu In bahwa dia mendapatkan semua informasi dari Jan. Dia meyakinkan In bahwa Jan sangat setia pada negara.

Semua kebenaran akhirnya mulai terungkap, termasuk koneksi antara Veena dengan Kain Yang Kinnaree tersebut. Veena-lah orang yang mencetak pola kain Kinnaree itu. Dia berasal dari India dan keluarganya memiliki bisnis percetakan kain dan menerima pesanan dari berbagai negara.
 
 
Sekitar setahun yang lalu, Kapten Paul datang ke mereka dengan membawa pesanan besar yang katanya pesanan Raja Siam, termasuk di antaranya adalah Kain Yang Kinnaree. Tapi Kapten Paul meminta mereka untuk meniadakan nomor seri khusus untuk Kain Yang Kinnaree.
 


Suatu hari, Veena dipaksa orang tuanya untuk menikah dengan orang tua kaya. Veena tidak mau karena dia sudah punya kekasih. Akhirnya dia dan kekasihnya sepakat untuk kabur dengan membawa perhiasan rubi.
 


Kebetulan saat itu, kapalnya Kapten Paul hendak berangkat menuju Siam, jadi mereka menyelinap masuk diam-diam dengan membayar salah satu pekerja kapal yang memberi mereka sedikit makanan sepanjang jalan.
 

Namun sialnya, mereka dengan cepat ketahuan Kapten Paul yang kemudian dengan kejamnya membvnvh kekasihnya Veena. Karena itulah Veena dendam kesumat pada Kapten Paul. Veena sendiri selamat karena Kapten Paul berniat untuk menjualnya begitu tiba di Ayutthaya.
 

Tapi kekejaman Kapten Paul, tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kekejaman Kapten Jean. Setibanya di Ayutthaya, Kapten Jean mendadak menyerbu kapalnya Kapten Paul dan mengancamnya untuk menyerahkan Kain Yang Kinnaree itu, jelas dengan niatan mau menggunakan Kain Yang Kinnaree itu untuk melawan si pemilik kain. 
 
Alasannya apa? Kemungkinan karena adanya konflik dalam bisnis mereka karena salah satu partner bisnisnya Kapten Jean adalah Ayahnya Kinnaree.

Bukan hanya merebut kain itu, Kapten Jean juga merebut Veena karena waktu itu Kapten Jean pikir kalau dia adalah cowok. Veena melihat sendiri Kapten Jean memakai Kain Yang Kinnaree itu seperti cowok banci.

Tapi begitu mengetahui kalau Veena adalah wanita, Kapten Jean langsung mengh4jarnya dengan kejam lalu memerintahkan Eiang untuk menjualnya ke rumah b0rdir. Selama itu, Veena bagaikan hidup dari satu neraka ke neraka lainnya... hingga akhirnya dia bertemu dengan Pudsorn.
 


Hong Shin Sae sebenarnya sempat diselamatkan oleh Pudsorn dan memberikan kesaksiannya kepada Saraphee tentang Kinnaree dan mengaku bahwa dia sudah menyembunyikan jamu beracun itu di tempat yang aman, tapi sekarang, Hong Shin Sae malah kabur dan kembali ke kliniknya hanya untuk mengecek jamur beracun itu.

Jamur itu masih aman, tapi tiba-tiba dia melihat Choi datang. Hong Shin Sae langsung panik menyembunyikan jamur itu kembali ke dalam lubang rahasia di dinding rumahnya.
 

Saat Pudsorn cs tiba di sana, Hong Shin Sae sudah tidak ada ditangkap oleh Choi. Tapi untungnya jamur itu masih aman tersembunyi dan ditemukan oleh Pudsorn.
 
 

Hong Shin Sae berbohong ke Kinnaree kalau dia sudah menghancurkan jamur itu. Kinnaree sontak murka hingga dia langsung menampar Hong Shin Sae keras-keras. Dia tidak percaya jamur itu sudah dihancurkan dan langsung mengancam Hong Shin Sae untuk jujur.

Tapi Hong Shin Sae lebih memilih mati demi menjaga kehormatan dan martabatnya sebagai dokter daripada membantu Kinnaree mengkhianati negara, dan langsung membvnvh dirinya sendiri yang sontak saja membuat Kinnaree histeris.

Bersambung ke episode 16

Post a Comment

0 Comments