Sinopsis New Life Begins Episode 10

Song Wu menguping percakapan Yin Zheng dan Li Wei tentang masalah Li Wei yang berniat mendapatkan peringkat pertama di Sekolah Inner Garden. Song Wu jelas tidak akan membiarkan itu terjadi.

Sebenarnya, tanpa campur tangan Song Wu pun, Bibi Yan curiga dengan kelakuan semua orang karena teman-temannya Li Wei berniat membantunya mendapatkan juara satu tapi dengan cara mengumpulkan kertas jawaban kosong atau jawaban ngasal. 

Errr... sebenarnya jawabannya tidak asal sih, hanya saja mereka menulis berdasarkan pemikiran mereka sendiri, sedangkan pemikiran mereka yang lebih modern itu jelas bertolak belakang dengan pengajaran Bibi Yan yang masih memegang teguh ajaran kuno tentang wanita.

Walaupun jawabannya Li Wei sendiri bertolak belakang dengan pengajaran Bibi Yan, tapi hanya jawaban dia yang paling serius dan tidak nyeleneh seperti yang lain, makanya itu membuatnya curiga pada mereka. Ditambah dengan Song Wu yang mendadak muncul, berinisiatif sendiri untuk bersekolah di sini. 

Dan pastinya, karena Song Wu tumbuh di istana, dia lebih mengerti tentang aturan wanita istana. Makanya Bibi Yan menyatakan Song Wu sebagai juara satu dan memutuskan menghukum mereka semua. Dia bahkan mau melaporkan perbuatan mereka ini ke Nyonya Besar biar suami-suami mereka kena hukuman.

Tapi Li Wei sontak melindungi semua orang dengan menyatakan bahwa semua ini adalah kesalahannya sendiri, dan berjanji akan lebih serius belajar mulai sekarang. Jika di ujian selanjutnya dia berhasil mendapat peringkat pertama, Li Wei memohon agar Bibi Yan tidak melaporkan masalah ini ke Nyonya Besar. Jika di ujian selanjutnya dia gagal, Bibi Yan hukum dia saja tanpa melibatkan yang lain. Bibi Yan setuju soalnya dia yakin banget kalau Li Wei sudah pasti gagal.

Gara-gara masalah ini Yin Zheng diomeli oleh ibunya yang menuduhnya tidak becus mendidik istri. Song Wu sontak memanfaatkan kesempatan ini untuk membujuk Nyonya He untuk menceraikan Yin Zheng dan Li Wei, dan mencarikan istri lain yang lebih baik untuk Yin Zheng.

Nyonya He berkata kalau dia akan mempertimbangkannya, tapi Yin Zheng dengan cepat memotongnya dan menegaskan bahwa Li Wei adalah istrinya satu-satunya. Baik-buruknya Li Wei akan dia tanggung sendiri. Dia bahkan langsung pergi begitu saja.

Song Wu sontak protes ke Yin Zheng sepanjang jalan dan menuduh Yin Zheng sekarang berubah sejak ada Li Wei. Yin Zheng santai meralat, Song Wu lah yang sekarang banyak berubah. Dulu Song Wu memanggilnya Kakak Senior dengan hormat, sekarang Song Wu malah sembarangan memanggilnya Zheng Gege. 

Yin Zheng menegaskan bahwa Song Wu adalah anak angkat Nyonya He, yang itu artinya, dia adalah kakaknya Song Wu dan Li Wei adalah kakak iparnya Song Wu. Jadi Song Wu harus menghormati Li Wei.

Tepat saat itu juga, Yin Zheng melihat Li Wei sedang menunggunya di gazebo, jadi dia langsung mengusir Song Wu. Li Wei meminta maaf, karena dia, Yin Zheng jadi dimarahi Nyonya He. Tapi dia berjanji bahwa mulai sekarang, dia akan serius belajar dan berusaha keras untuk menjadi juara pertama.

"Kita saling berbagi suka dan duka. Kelak asal ada aku, kau tidak perlu takut," ujar Yin Zheng. (so sweet). Li Wei senang karena awalnya dia pikir kalau Yin Zheng marah padanya, tapi ternyata tidak.

Malam harinya, Li Wei belajar bersama Yin Zheng. Kali ini dia benar-benar belajar dengan serius dan mengerjakan semua soal dengan benar. Li Wei pun mulai semakin nyaman bersama Yin Zheng hingga dia bahkan tidak keberatan memakan sisa makanannya Yin Zheng.

Tapi ada hal lain yang lebih menarik perhatian Yin Zheng. Dia heran kenapa hanya untuk belajar dengannya saja... Li Wei mesti berdandan?Pfft! 

Li Wei dengan canggung beralasan kalau itu karena dia suka kecantikan saja dan langsung bergegas mau pergi. Tapi Yin Zheng dengan cepat mencegahnya untuk memberitahunya bahwa beberapa hari lagi dia harus pergi dinas ke Jinchuan.

Karena dia tidak ingin Li Wei sendirian selama dia pergi, jadi dia akan meninggalkan Su Shen di sini untuk menjaga Li Wei dan mengingatkan Li Wei untuk mengirim surat padanya jika ada apa-apa.

Pokoknya Li Wei tetap harus belajar dengan giat hingga bisa mendapatkan juara satu. Ada yang ingin Yin Zheng katakan setelah dia kembali nanti. Li Wei mengiyakannya dengan malu-malu lalu berjalan pergi sambil diam-diam mengelus dadanya yang pasti lagi dag-dig-dug-der. Hehe.

Akhirnya tibalah hari keberangkatan Yin An dan Yin Zheng. Yin An sibuk bernarsis ria dengan menyuruh pelukis untuk melukis potret dirinya ala-ala pahlawan naik kuda. Sementara di belakangnya, Li Wei sedang mengikatkan mantelnya Yin Zheng selayaknya istri membenahi baju suami.

Yin Zheng dengan manisnya meminta Li Wei untuk menunggunya. Li Wei pun berjanji akan berusaha keras sampai dia bisa menjadi juara satu. Li Wei mengantarkan suaminya pergi dengan senyum hangat.


Berbeda banget dengan Hai Tang dan para gadis istilah matahari yang mengantarkan kepergian suami mereka dengan muka sinis, tak sabaran ingin dia segera minggat, dan begitu Yin An pergi, sontak saja mereka langsung lompat-lompat heboh sambil berteriak kegirangan.

Di Sekolah Inner Garden, Li Wei menggunakan sayur-sayuran dalam pelajaran merangkai bunga. Usahanya berhasil, dia yang biasanya selalu mendapat nilai buruk, hari ini sukses mendapat pujian dari gurunya yang menilai hasil rangkaiannya unik dan menarik.


Di tengah jalan menuju Jinchuan, Yin Zheng dan Yin An tiba-tiba dikepung sekawanan bandit. Yin An takut dan berniat mengalah saja, yang penting selamat. Tapi yang tak disangkanya, Yin Zheng ternyata pintar bela diri dan mampu melawan para bandit itu seorang diri. Keren!

Yin Zheng bahkan cukup ganas saat menginterogasi dan menakut-nakuti para bandit itu... hingga akhirnya mereka mengaku siapa dalang yang memberi mereka informasi tentang mereka. Ternyata pelakunya adalah pelukis yang dibawa Yin An, jadi sekarang dia diikat dan ditinggalkan sendirian di tengah hutan.


Yin An benar-benar kagum, tidak menyangka kalau Yin Zheng ternyata pintar bela diri dan langsung kepo tanya-tanya tentang dari mana Yin Zheng belajar bela diri, aliran apa, dll.

Setibanya di Jinchuan, Yin An melihat beberapa gadis cantik dan langsung jatuh cintrong hingga dia langsung berusaha menggoda mereka buat menambah koleksi gadis istilah mataharinya.

Untungnya Yin Zheng cepat datang dan langsung menyeretnya pergi untuk melaksanakan misi utama mereka, menemui Tuan Besar Jinchuan yang langsung to the point menuntut mereka bayar hutang.

Yin An berusaha membujuk Tuan besar Jinchuan dengan menggunakan hubungan kekerabatan mereka, tapi Tuan Besar Jinchuan sama sekali tidak peduli dengan yang namanya persaudaraan, hutang uang tetap wajib dibayar.

Untungnya ada Yin Zheng yang lebih pintar berkomunikasi politik dengan meyakinkan Tuan Besar Jinchuan bahwa Xinchuan pasti akan membayar tapi mereka memohon agar diizinkan membayar dengan cara mencicil sebanyak 3 kali dalam kurun waktu satu tahun, mereka juag bersedia membayar bunga.

Saat Tuan besar masih juga keras kepala, Yin Zheng langsung menebak  bahwa Jinchuan menuntut pembayaran hutang pasti karena mereka butuh untuk menekan bandit. Pfft! Tebakannya tepat sasaran. 

Yin Zheng mengaku bahwa mereka sudah menangkap para bandit itu dalam perjalanan kemari dan sudah menyerahkan mereka ke pemerintah setempat. Yin Zheng meyakinkan bahwa Xinchuan juga pasti akan membantu Jinchuan dengan mengirimkan pasukan untuk menekan para bandit itu.

Tuan Besar akhirnya menyetujui permintaan bayar hutang dengan mencicil itu. Dia juga langsung suka sama Yin Zheng dan kepintarannya. 

Apalagi kemudian dia mendapat informasi dari bawahannya bahwa Yin Zheng lah yang paling banyak berkontribusi dalam mendapatkan uang untuk pembayaran uang muka hutang. Intinya, Yin Zheng belakangan ini banyak menorehkan prestasi di pemerintahan Xinchuan dan mungkin bisa masuk pemerintahan mulai tahun depan.

Bahkan tiba-tiba saja dia dan istrinya mulai kepo menanyakan biodatanya Yin Zheng. Bingung, Yin Zheng santai saja menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka tanpa sadar kalau dia sedang dinilai untuk menjadi calon menantu untuk putri mereka. Setelah kesepakatan dengan Jinchuan selesai, Yin Zheng sudah tidak sabaran ingin segera pulang ke selirnya.

Di Xinchuan, Li Wei belajar sendirian dan tanpa sadar melamun menatap kursi kosongnya Yin Zheng, jelas-jelas sedang merindukan Yin Zheng. Su Shen datang saat itu membawakan beberapa catatan kisi-kisi ujian yang Yin Zheng tulis sebelum pergi.

Dia berusaha meyakinkan Li Wei bahwa Yin Zheng sangat perhatian pada Li Wei, tapi Li Wei masih meyakini kalau Yin Zheng melakukan semua ini hanya supaya dia bisa masuk pemerintahan.

Hadeh! Su Shen memberitahu bahwa Tuan Besar pasti akan mengizinkan Yin Zheng masuk pemerintahan jika Yin Zheng sukses dengan misi Jinchuan kali ini. Li Wei bisa jadi juara satu atau tidak itu sama sekali tidak berpengaruh

"Lalu kenapa dia bersikeras ingin aku mendapat juara satu?"

"Itu karena... Tuan Muda melarang saya bicara."

Su Shen mencoba mendesaknya untuk memikirkannya sendiri, tapi sayangnya, Li Wei sama sekali tidak bisa nyambung. Hadeh! Su Shen frustasi.


Ujian Sekolah Inner Garden dimulai, soal pertama ternyata sesuai tebakannya Yin Zheng. Li Wei senang, dia sudah menghapalnya. Banyak yang tidak bisa menjawab, bahkan Song Wu saja mau menyontek Li Wei, tapi ketahuan sama Bibi. Ujian matematika juga Li Wei bisa menjawab dengan lancar.

Malam harinya, Li Wei antusias menunggu kepulangan suaminya di depan gerbang tak peduli biarpun udaranya sangat dingin. Dia langsung sumringah saat akhirnya Yin Zheng muncul, tapi secepat kilat dia menyembunyikan ekspresinya dan ganti pasang tampang sedih.

Yin Zheng kan jadi bingung dan penasaran. Yu Ping dan Su Shen juga kompakan pasang tampang sedih, memberitahu Yin Zheng bahwa ini gara-gara ujiannya Li Wei tadi siang.

Yin Zheng dengan manisnya meyakinkan Li Wei untuk tidak sedih, dia sama sekali tidak peduli Li Wei dapat juara berapa pun, yang penting jangan bersedih hanya karena ujian.

"Aku dapat... juara satu!" seru Li Wei girang banget. Yin Zheng pun senang lalu memberikan jujube asam emas yang dia janjikan pada Li Wei

.

Berbeda dengan Yin Zheng yang disambut hangat oleh selirnya, Yin An malah tidak mendapat sambutan satu pun dari sekian banyak istri dan selirnya. Tidak ada seorang pun di antara wanita itu yang bersedia menyambut kedatangannya, tapi Yin An terlalu narsistingkat dewa sehingga dia tetap berpikir positif bahwa istri dan para selirnya pasti kecapekan menunggunya pulang dan sekarang ketiduran. Pfft!

Berkat keberhasilan Yin Zheng, Tuan Besar pun mengizinkan Yin Zheng masuk pemerintahan lebih awal. Para tuan muda pun senang, kecuali Yin Song dan Yin Jun. Tuan Besar bahkan menghadiahinya rumah baru di luar istana.

Kesempatan ini sekalian dimanfaatkan Yin Zheng untuk meminta izin Tuan Besar untuk mengangkat Li Wei menjadi istri resminya. Yin Zheng meyakinkan Tuan Besar bahwa Li Wei sekarang sudah banyak berkembang, dia bahkan sudah berhasil menjadi juara satu di Sekolah Inner Garden. Tuan Besar awalnya ragu, tapi akhirnya dia setuju juga. Yin Zheng senang.

Yin Zheng kemudian membawa Li Wei melihat-lihat rumah baru mereka, tapi dia sengaja tidak memberitahu Li Wei dulu tentang masalah pengangkatannya jadi istri resmi. Li Wei menyadari rumah baru ini desainnya persis seperti rumahnya di Jichuan. 

Ah! Tapi sayangnya Li Wei terlalu bodoh untuk menyadari tentang apa sebenarnya alasan Yin Zheng memilih rumah ini sebagai rumah baru mereka. Dia bahkan susah nyambung dan tidak mengerti kenapa Yin Zheng menyebut rumah baru ini sebagai 'rumah kita'.

Malah saat Yin Zheng memintanya untuk mendekor interior rumah ini, Li Wei santai saja menyetujuinya, dia akan membantu Yin Zheng mendekor rumah ini sebelum dia pulang kampung. Aww! Poor Yin Zheng.

Canggung, Yin Zheng juga memintanya untuk menamai rumah ini. Li Wei jelas bingung dan tak enak hati, dia yang mendekorasi dan memberi nama, takutnya nanti istri barunya Yin Zheng tidak akan senang. Yin Zheng meyakinkan bahwa itu tidak akan jadi masalah.

Baiklah, kalau begitu, Li Wei usul agar rumah ini diberi nama 'Jingyuan', artinya berpikir dengan tenang, sangat cocok sesuai karakternya Yin Zheng. Tapi masalahnya, dia tidak sadar kalau itu puisi sedih.

"Hatiku bukan batu kerikil, tidak dapat dipindahkan. Hatiku bukan karpet, tidak dapat digulung."

Puisi yang seolah mengisyaratkan bahwa Yin Zheng tidak akan bisa mendapatkan hati Li Wei. Jelas saja Yin Zheng jadi semakin sedih. Namun dia tetap berbesar hati menyetujui usulan Li Wei tentang nama rumah ini lalu langsung pergi begitu saja.

Su Shen yang tidak tahan lagi melihat penderitaan tuannya, sontak mengonfrontasi Li Wei, "kenapa Anda masih belum mengerti? Kenapa Anda menancapkan pisau ke hati Tuan Muda? Tidak akan ada istri baru. Tuan Muda ingin menobatkan Anda sebagai Nyonya."

Tapi Li Wei malah masih saja belum mengerti, "kenapa?"

Astaga! Su Shen sampai frustasi, tentu saja karena Yin Zheng tidak ingin Li Wei menjadi bahan gosip di kampung halamannya karena statusnya yang cuma seorang selir. Yin Zheng selalu memikirkan kebaikan Li Wei dan ingin selalu menjaga Li Wei. Yin Zheng bahkan tidak akan memaksa Li Wei tinggal biarpun dia sebenarnya dia tidak rela Li Wei pergi.

Coba pikir, apakah perlu Li Wei yang mendekor rumah ini? Apa perlu Li Wei yang menamainya? Kenapa Li Wei pikir Yin Zheng memilih rumah yang desainnya mirip dengan rumah Jichuan dari sekian banyak rumah? Tapi Li Wei masih saja belum mengerti. Hadeh!

"KARENA DIA MENYUKAI ANDA!!! DIA SUNGGUH MENYUKAI ANDA! Selir, anda membuatku kesal!" heboh Su Shen saking frustasinya sama Li Wei.


Selama beberapa hari kemudian, Li Wei sibuk menata dekorasi rumah baru itu. Yin Zheng belakangan ini menghindari Li Wei, tapi tetap membantu menggambar dekorasi taman yang dia kirim lewat Yu Ping, lukisannya bahkan mirip banget dengan dekorasinya Li Wei. 

Wah! Yu Ping kagum, Yin Zheng benar-benar memahami Li Wei. Bahkan Yu Ping saja bisa melihat dengan jelas kalau Yin Zheng benar-benar menyukai Li Wei. Li Wei jadi tersipu malu mendengarnya. Maka kemudian dia memerintahkan Yun Ping untuk mengirim pesan ke Yin Zheng bahwa dia ingin membahas dekorasi kandangnya Baifu.

Tak lama kemudian, Yin Zheng akhirnya datang menemuinya dengan membawakan desain kandang Baifu dan dengan canggung berterima kasih atas bantuan Li Wei mendekor rumah. 

"Tuan Muda Sudan tidak marah lagi padaku?"

"Aku memang tidak marah padamu."

Canggung, Yin Zheng bergegas pamit, tapi Li Wei dengan cepat menghentikannya dan menanyai niatan Yin Zheng menyuruhnya mendapat peringkat pertama di Sekolah Inner Garden. Bukan untuk membantu Yin Zheng masuk pemerintahan, kan? Yin Zheng jujur mengakuinya, dia ingin menobatkan Li Wei sebagai istri resminya.

"Kelak, pasti akan ada wanita yang lebih baik," ujar Li Wei.

"Tidak akan ada wanita lain. Apa yang orang-orang kira kusukai, sebenarnya itu bukan keinginan hatiku."

"Jadi, sebenarnya, maksudmu..."

"Benar. Aku menyukaimu."

Bersambung ke episode 11

Post a Comment

0 Comments