Papa dan Mommy-nya Quan Quan jadi bertengkar lagi sekarang. Min Hui tidak setuju dengan sikap Xin Qi yang terlalu memanjakan Quan Quan, tapi Xin Qi sama sekali tidak merasa dirinya salah, malah balas mengkritik cara asuhnya Min Hui yang menurutnya tidak bisa memberikan kehidupan terbaik untuk Quan Quan.
Xin Qi bertekad akan memberikan yang kehidupan terbaik untuk putranya, dia tidak ingin putranya hidup menderita. Min Hui tidak setuju, Quan Quan kan tidak menderita, dia tidak butuh segala kemewahan ini. Selain itu, jika Quan Quan menjadi terbiasa dengan terlalu dimanja seperti ini, lalu bagaimana setelah Xin Qi pergi nanti.
Oh jelas tidak dong, Xin Qi menyatakan bahwa dia tidak akan meninggalkan Quan Quan. Dia sudah berjanji pada Quan Quan bahwa dia akan selalu menemani Quan Quan.
"Apa maksudmu? Kau berencana tinggal di rumahku selamanya?"
Tentu saja tidak, dia cuma ingin tinggal bersama Quan Quan. Asalkan Min Hui menyetujui dia membawa Quan Quan tinggal bersamanya, maka dia akan segera memboyong Quan Quan tinggal di rumahnya. Jelas Min Hui tidak akan pernah mengizinkan!
Quan Quan yang sedari tadi sedih mendengar pertengkaran mereka, berusaha menengahi mereka dengan memberitahu mereka bahwa dia tidak ingin mereka bertengkar karenanya, dia hanya ingin mereka bertiga hidup bahagia bersama. Xin Qi menyetujuinya dengan mudah, tapi Min Hui diam saja dengan galau.
Min Hui bahkan jadi tidak fokus kerja gara-gara memikirkan masalah ini terus, dan jadi semakin tidak tenang melihat Xin Qi dengan Quan Quan semakin akrab dan selalu menghabiskan waktu dengan bermain bersama.
Namun segala usahanya untuk mengisyaratkan Xin Qi untuk menjauhi Quan Quan gagal total. Malah saat Min Hui terang-terangan berusaha mengusirnya, Quan Quan lebih membela Xin Qi.
Min Hui pikir kalau Xin Qi nganggur banget karena selalu punya banyak waktu untuk bermain dengan Quan Quan. Namun yang tak disangkanya, usai Quan Quan tidur, dia mendapati Xin Qi lagi melakukan konferensi video dengan klien.
Namun di tengah meeting, laptopnya Xin Qi mendadak bermasalah. Xin Qi jadi kesal padahal ini meeting penting. Min Hui langsung berinisiatif membantu memperbaiki laptopnya Xin Qi dan menyuruh Xin Qi melanjutkan meeting-nya pakai ponselnya dulu.
Min Hui berhasil memperbaikinya dengan cepat. Kebetulan saat itu juga, ada benda yang jatuh, refleks keduanya membungkuk untuk memungutnya, otomatis membuat pandangan mereka bertemu dalam jarak yang begitu dekat dan sontak saja keduanya sama-sama jadi canggung dan gugup karenanya. Mengalihkan topik, Min Hui penasaran kenapa sebenarnya Xin Qi bersikeras tinggal di rumah ini?
"Aku datang demi Quan Quan, atau... kau berharap aku punya tujuan lain? Kau tidak mungkin mengira demi dirimu, kan?"
"Mana mungkin! Kalau begitu aku akan langsung ke intinya saja. Tak peduli apa pun yang kau rencanakan, aku tidak akan membiarkan Quan Quan meninggalkanku."
"Tentu aku tahu bahwa seorang anak harus punya ibu. Kau lupa kalau aku tumbuh di panti asuhan?"
Jujur Xin Qi akui bahwa dia sempat marah saat pertama kali mengetahui bahwa Quan Quan adalah anaknya, marah karena Min Hui nekat melahirkan anak yang sudah pasti akan mengidap penyakit jantung yang menurun darinya. Akibatnya Quan Quan jadi harus menderita dan melakukan operasi yang begitu menyakitkan di usia semuda ini.
Min Hui akui kalau dia memang egois, tapi... "kau mungkin selamanya tidak akan pernah mengerti bagaimana rasanya saat ada nyawa kecil tumbuh di dalam dirimu, kau bahkan bisa merasakan detak jantungnya. Jika kau menyuruhku menggugurkannya dalam keadaan seperti itu, aku tidak sanggup."
"Karena itulah, setelah marah... aku tetap berterima kasih padamu," ujar Xin Q, "terima kasih karena tidak menggugurkannya, membuatku memiliki keluarga kandung di dunia ini dan membuatku tidak sendiri lagi."
Xin Qi tahu kalau dia tidak mungkin tinggal di rumah ini selamanya, tidak mau juga selamanya tinggal di sini, dia hanya ingin memiliki lebih banyak waktu menemani Quan Quan. Tidak masalah biarpun dia harus menderita, dia rela menderita demi Quan Quan.
Di kantornya Min Hui ada pegawai wanita muda baru, lebih tepatnya, asistennya Ding Yi Feng. Min Hui dan Cao Mu jadi kasihan pada gadis baru itu.
Malam harinya, Xin Qi bertemu dengan Cheng Qi Rang yang mengajaknya bertemu untuk meminta maaf atas insiden kecurangan pemungutan suara, tapi si brengsek ini mengklaim kalau dia tidak bersalah dan tidak tahu apa-apa dengan cara menyalahkan Lin Xi Yue sepenuhnya.
Tentu saja tujuan utamanya bukan sekedar meminta maaf, melainkan untuk mempresentasikan proyek lain pada Xin Qi, kali ini proyek program Skrining Dini Tumor Ganas. Xin Qi dengan cepat membaca laporan proyeknya dan langsung bisa melihat potensi dari proyek ini.
Namun saat Xin Qi menanyakan apa syarat yang perusahaan Guan Chao inginkan untuk bekerja sama dengan mereka, Cheng Qi Rang dengan angkuhnya mengajukan syarat akan mereka bekerja sama secara eksklusif selama 10 tahun ke depan sembari berusaha meyakinkan Xin Qi bahwa bekerja sama dengan mereka akan sangat menguntungkan bagi Xin Qi. Tapi tentu saja syarat ini terlalu berat dan meragukan, jadi untuk sekarang ini, dia akan mempertimbangkannya dulu.
Pada saat yang bersamaan, Min Hui dan Cao Mu juga berada di restoran yang sama. Sebenarnya ini acara pertemuan divisi satu untuk menyambut asisten barunya Ding Yi Feng, tapi entah mengapa mereka berdua juga diundang oleh Ding Yi Feng.
Tapi bahkan baru hari pertama saja Ding Yi Feng sudah menunjukkan kebrengsekannya pada asisten barunya tak peduli biarpun si asisten baru tampak jelas tak nyaman. Bahkan semakin lama dia semakin kurang ajar.
Min Hui dan Cao Mu juga semakin tidak nyaman, namun saat mereka hendak pergi, mereka malah melihat Ding Yi Feng menyentuh paha si asisten baru. Min Hui sontak bertindak untuk menyelamatkan si asisten baru.
Tapi Ding Yi Feng malah ngamuk lalu mulai menghina Min Hui, dan mengatai Min Hui bisa menjadi direktur dengan cara merayu pria. Tepat saat dia mengucap semua itu, kebetulan Xin Qi dan Qi Rang baru keluar dari ruang privat mereka.
Ding Yi Feng bahkan mengatai anaknya Min Hui sebagai anak haram yang tidak jelas siapa ayah kandungnya. Sontak saja momen ini sekalian dimanfaatkan Qi Rang untuk menghasut Xin Qi bahwa Min Hui itu wanita murahan yang suka menggoda sembarang pria.
Mereka semua tidak sama sekali tidak sadar betapa murkanya Xin Qi mendengar semua hinaan ini. Bahkan sebelum Min Hui sempat menyiram Yi Feng, Xin Qi mendadak maju menonjok Yi Feng sekuat tenaga. Pfft!
Setelah itu langsung pergi dan Min Hui buru-buru mengejarnya untuk berterima kasih, tapi Xin Qi sontak membentaknya dengan kesal, tidak terima dengan perbuatan Min Hui yang membuat putranya dihina tidak punya ayah.
Tapi hatinya seketika agak melunak saat Min Hui dengan besar hati mengakui kesalahannya, tapi tetap saja dia masih kesal pada Yi Feng. Min Hui meyakinkan bahwa Yi Feng cuma lagi mabuk, dia pasti akan menganggap kejadian ini sebagai kesialan setelah dia sadar dari mabuknya besok.
"Dipikir-pikir, bagus juga punya ayah yang cukup kuat," komentar Min Hui.
Tiba-tiba terdengar suara Cao Mu mencari Min Hui yang sontak membuat Min Hui panik menarik Xin Qi bersembunyi bersamanya, Cao Mu belum tahu tentang hubungannya dengan Xin Qi, bisa ketahuan kalau mereka terlihat bersama. Untungnya Cao Mu cepat kembali setelah gagal menemukan Min Hui.
Keesokan harinya di kantor, Ding Yi Feng baru datang dan langsung marah-marah mengomeli asisten barunya. Min Hui yang kebetulan ada di dekat sana, langsung mengerjai Yi Feng dengan mengirimkan link tautan dengan iming-iming gadis cantik.
Si bodoh Yi Feng langsung saja mengklik link itu dan sontak saja terdengar kata-kata makian lantang membahana yang jelas saja membuat Yi Feng jadi malu. Yi Feng bahkan tidak bisa menghentikannya karena hanya Ming Hui yang bisa. Pfft! Direktur Litbang macam apa yang gampang tertipu oleh link nggak jelas?
Ming Hui mengirimkan sekotak cupcake ke kantornya Xin Qi sebagai ungkapan terima kasih atas semalam, hadiah yang sontak membuat Xin Qi sumringah bahagia. Hardy pun senang melihat bosnya bahagia... soalnya mukanya Xin Qi biasanya galak. Pfft!
Sontak saja Xin Qi langsung meliriknya setajam silet, tapi tidak apa-apa sih, Xin Qi memang lagi bahagia, dia bisa bertemu Quan Quan setiap hari, jadi tentu saja dia bahagia. Baguslah, Hardy mendoakan semoga Xin Qi tidak akan diusir sama Min Hui, biar Xin Qi bahagia selalu dan tidak akan mengomelinya terus. Pfft!
Min Hui menyadari ucapan Xin Qi tentang berbahayanya motor bagi anak kecil itu ada benarnya, karena itulah, hari ini dia berniat memanggil taksi untuk mengantarkan Quan Quan ke sekolah.
"Tapi aku merasa naik sepeda motor itu keren," ujar Quan Quan.
"Benarkah? Kalau begitu, nanti setelah kau berusia 18 tahun, mommy akan mengajarimu mengendarai sepeda motor, oke?"
"Apa Mommy juga bisa mengajari Xin Qi mengendarai sepeda motor juga? Aku ingin mengendarai sepeda motor bersama Xin Qi."
"Quan Quan, menurutmu, aku atau Xin Qi yang lebih baik?"
Astaga! Quan Quan heran dengan para orang dewasa yang suka menanyakan pertanyaan kekanak-kanakan semacam itu. Orang tua temannya juga selalu saja menanyakan pertanyaan semacam itu.
Tanggapan Quan Quan itu membuat Min Hui jadi kepedean kalau Quan Quan pasti menganggap dia lebih baik pada Xin Qi, karena kan dia yang membesarkan Quan Quan. Makanya saat Xin Qi datang menjemput mereka tak lama kemudian, Min Hui dengan penuh percaya diri memberitahu Xin Qi bahwa dia dan Quan Quan tidak akan naik mobilnya Xin Qi mulai hari ini.
Namun Xin Qi dengan mudahnya membujuk Quan Quan untuk mengajak temannya naik mobilnya. Quan Quan langsung setuju dan langsung naik ke mobilnya Xin Qi dengan antusias. Pfft! Min Hui dengan penuh harga diri ngotot menolak ikut. Ya sudah, tidak apa-apa, Xin Qi dan Quan Quan santai saja pergi meninggalkannya. Bye-bye!
Hari ini jadwal uji coba kedua proyek Mist. Sang harinya saat mereka menuju ke rumah sakit Jiaren, Xin Qi melihat langit mendung. Dia sadar betul kalau Min Hui pasti akan kesulitan mendapatkan taksi, karena itulah, dia langsung menyuruh Hardy untuk ke Bai An dulu untuk menjemput Min Hui.
Min Hui memang sedang kesulitan mendapat taksi saat itu dan berniat mau naik subway. Berhubung waktunya sudah mepet, jadi dia langsung saja naik ke mobilnya Xin Qi. Tapi tak sengaja Hardy menyetirnya agak kasar saat harus putar balik sehingga Min Hui jadi oleng tepat menempel ke Xin Qi.
Kebetulan banget kejadian ini terjadi saat jendela mobil terbuka dan Ding Yi Feng yang kebetulan menyaksikan dari seberang, langsung memotret kejadian ini, dan hasil potretnya terlihat seolah Min Hui lagi mesra sama cowok, tapi wajah cowoknya tidak kelihatan.
***
Epilog episode kali ini cuma tentang masa-masa pacaran mereka lima tahun yang indah dan penuh kebahagiaan.
Kisah couple kedua:
Cao Mu kesulitan menggantung baju di jemuran dan hampir saja jatuh kalau saja Jia Jun tidak sigap menangkapnya dan menggendongnya. (Errr... kakinya sudah baikan kah? Kok udah kuat menggendong orang?)
Mereka jadi canggung dan malu-malu meong karenanya. Jia Jun mengaku kalau kakinya sudah agak baikan tapi masih agak sedikit sakit. Namun anehnya, saat Cao Mu menawarkan diri untuk mengantarkan Jia Jun kontrol ke rumah sakit, Jia Jun sontak panik menolaknya.
Namun karena Cao Mu bersikeras, Jia Jun akhirnya tidak bisa lagi menolaknya. Namun setibanya di rumah sakit, tiba-tiba mereka melihat ada anak kecil yang jatuh dan kepalanya terluka cukup parah.
Cemas, Jia Jun sontak lari membawa anak itu ke UGD... tanpa tongkatnya. Pfft! Jadi ternyata dia sudah baikan, tapi sengaja merahasiakannya dari Cao Mu, mungkin biar bisa tinggal lebih lama bersama Cao Mu.
Jelas saja Cao Mu jadi kesal, merasa ditipu dan dipermainkan. Maka begitu Jia Jun kembali dari UGD tak lama kemudian, Cao Mu langsung ngomel-ngomel memarahinya. Jia Jun berusaha meminta maaf, tapi Cao Mu tidak mau dengar saking marahnya.
Sedih, Jia Jun setulus hati mengucap terima kasih pada Cao Mu yang telah merawatnya selama beberapa hari ini dan meminta maaf juga karena telah membohongi Cao Mu. Dia janji tidak akan mengganggu Cao Mu lagi mulai sekarang. Sekali lagi Jia Jun berterima kasih lalu pergi, bahkan sebelum Cao Mu sempat menghentikannya.
Kisah couple ketiga:
Zi Zhu mengajak Dokter Zhou makan malam di restoran khusus couple yang jelas saja membuat Dokter Zhou jadi canggung, tapi Zi Zhu antusias ingin mengenal Dokter Zhou lebih dekat, dan terang-terangan mencoba merayunya.
Tapi nih anak agak-agak halu dan hobi membayangkan situasi mereka akan seperti di drama-drama. Makanya dia langsung praktek minum capuccino, dengan harapan Dokter Zhou akan membantunya mengusap busa kopi di bibirnya.
Sayangnya hasil akhirnya tidak seperti yang dia harapkan karena Dokter Zhou bukan jenis pria romantis seperti yang ada di drama-drama romance dan cuma memberitahunya untuk mengelap bibirnya. Zi Zhu kecewa dan bingung sendiri kenapa bisa beda banget dari drama romance.
Bersambung ke episode 8
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam