Setelah semua tersangka dimasukkan ke kamar masing-masing yang mereka tempati malam itu, Jin Yan mendatangi dan menginterogasi mereka satu per satu.
Pertama dia mendatangi Pei Ze dan bertanya apa yang Pei Ze lakukan setelah Wan Wei keluar dari kamarnya malam itu? Pei Ze menjawab kalau dia cuma melakukan kebiasaan rutin tiap malam dan nonton TV, dia bahkan masih ingat detil dari acara sepak bola yang dia tonton malam itu.
Dia lalu mendatangi kamarnya Mai Chen dan Lao Zhou dan sama seperti Pei Ze, jawaban mereka juga tidak ada yang aneh.
Dia lalu mendatangi Xue Qing dan selingkuhannya dan manager Lin yang kamarnya bersebelahan. Selingkuhannya Xue Qing masih bersikeras kalau dia tidak tahu apapun tapi Jin Yan tidak percaya karena mereka mendapati bukti anting-antingnya Wan Wei yang terjatuh tepat di depan kamar selingkuhannya Xue Qing.
Hal itu membuktikan kalau malam itu Wan Wei keluar dari kamarnya, berjalan melewati kamar ini dan terjatuh. Tapi selingkuhannya Xue Qing tetap bersikeras tidak tahu apa-apa.
Selain itu, mereka juga menemukan bukti helai rambutnya Wan Wei yang terjatuh di tepat didepan kamar manager Lin, hal itu membuktikan kalau malam itu korban dan si pelaku sempat terlibat pertengkaran fisik di depan kamar manager Lin. Tapi sama seperti selingkuhannya Xue Qing, manager Lin juga ngotot tidak tahu apa-apa.
Sementara itu, Xun Ran bersama Zi Yu dan Yao Yao berkumpul di sebuah mobil van, mereka tengah mengamati tempat itu dan area sekitarnya dengan menggunakan kamera CCTV.
Zi Yu cemas karena mereka membuat perangkap ini tanpa bantuan tim polisi lain. Tapi Xun Ran berkata bahwa lebih baik sedikit orang saja yang terlibat agar si penguntit tidak mengetahui rencana mereka.
Jin Yan bergabung dengan mereka tak lama kemudian. Sementara Xun Ran dan Zi Yu mengawasi para tersangka, Jin Yan meneropong dan menanti kedatangan si penguntit. Jin Yan yakin si penguntit sebentar lagi pasti akan muncul.
Selama ini, si penguntit selalu berada disisinya, mengamatinya, mendengarkan segalanya, menunggu dalam kegelapan. Tapi selama ini pula Jin Yan sama sekali tidak menemukan jejak keberadaannya, si penguntit itu jelas sangat ahli.
Yao Yao jadi curiga, jangan-jangan si penguntit juga memasang alat sadap di kantor mereka. Jin Yan langsung mengiyakannya.
"Lalu kenapa kau tidak pernah bilang padaku?" protes Yao Yao
"Kalau aku bilang, kau tidak akan bersikap natural"
Tak lama kemudian, ada seorang pengantar makanan yang datang mengantarkan makanan ke kamarnya Pei Ze. Zi Yu dan Xun Ran menduga kalau dia pasti pelakunya, tapi Jin Yan tidak yakin dan melarang mereka bergerak.
Setelah mengamatinya sejenak, Jin Yan memutuskan bukan dia orangnya, si pengantar makanan itu digunakan oleh si pelaku untuk mengetes mereka.
Beberapa lama setelah itu tidak ada perkembangan baru, tapi Jin Yan masih terus fokus dengan pengamatannya sementara Yao Yao malah ketiduran.
Saat Yao Yao terbangun tak lama kemudian, dia melihat Jin Yan masih sibuk dengan pengamatannya tapi sambil memelintir dan mengelus rambutnya.
Bu presdir menunggu dengan cemas di kamar VIP-nya. Tiba-tiba dia dapat sms dari 'Jin Yan' yang memintanya untuk keluar sekarang.
Bu presdir pun langsung keluar dan melihat seorang pria yang membelakanginya. Hmm... jelas pria itu bukan Jin Yan karena Jin Yan masih sibuk di mobil van.
Beberapa saat kemudian, tiba-tiba muncul 4 orang pekerja. Yao Yao mengambil alih teropongnya Jin Yan dan dari pengamatannya, dia melihat si tukang bersih-bersih lah yang tampak sangat mencurigakan.
Jin Yan merebut teropongnya dan mengamati si tukang bersih-bersih itu dalam jarak yang teramat sangat dekat dengan Yao Yao.
"Apanya yang aneh dari dia?" tanya Jin Yan sambil berpaling ke Yao Yao. Dan pada saat yang bersamaan, Yao Yao juga berpaling ke Jin Yan. Dan jadilah bibir mereka tak sengaja saling menempel. hehe.
Kecurigaan Yao Yao terbukti benar saat tiba-tiba saja setelah si tukang bersih-bersih pergi muncul tulisan 'I miss you buddy' yang diproyeksikan dari sebuah proyektor yang dia taruh di tanah.
Jin Yan dan Xun Ran langsung lari ke arah tulisan proyektor itu tapi belum sempat sampai ke sana, alat itu tiba-tiba meledak.
Jin Yan dan Xun Ran lalu pergi mengejar si tukang bersih-bersih tadi tapi dia sudah menghilang dan cuma ada sisa bajunya tergeletak di tanah.
Jin Yan dan Xun Ran terus berusaha mencari sampai ke tengah hutan tapi malah mendapati bu presdir pingsan sementara mobilnya presdir dibawa pergi oleh si pelaku untuk melarikan diri dari sana. Xun Ran langsung pergi mengejar si pelaku sementara Jin Yan membawa pergi bu presdir.
Saat pagi tiba, Jin Yan kembali ke villa dan melihat Pei Ze dibawa pergi oleh polisi. Tapi kemudian dia mendekati para tersangka yang lain dan memberitahu Yao Yao siapa sebenarnya pembunuh Wan Wei sekaligus bos peredaran narkoba di perusahaan itu. Pei Ze?... oh ternyata bukan.
Tersangka utamanya ternyata Lao Zhou, ayah tunggal yang menurut dugaan Yao Yao bukan pelaku karena dia tampak sangat baik hati.
Dan Pei Ze si playboy hanyalah salah satu dari komplotannya yang tugasnya merayu dan memancing para wanita untuk jadi pecandu narkoba dan Wan Wei adalah salah satu dari korban mereka.
Walaupun Lao Zhou mengaku kalau malam itu dia menjaga Mai Chen yang tertidur karena mabuk semalaman tapi Jin Yan menduga kalau Mai Chen tertidur bukan karena mabuk karena mana ada alkohol yang bisa membuat orang pingsan secepat itu.
Dalam rekontruksi kasus versi Jin Yan, kita melihat Jin Yan berperan jadi Lao Zhou yang malam itu melihat Mai Chen gelisah karena ingin menelepon dan menanyakan jawaban Wan Wei.
Tapi Lao Zhou memberinya air putih yang Jin Yan yakini sudah dicampur oleh obat bius karena itulah Mai Chen langsung ketiduran dengan cepat dan tidak bangun-bangun sampai pagi. Dengan begitu Mai Chen tidak akan pernah tahu kalau dia pergi.
Malam itu, setelah Wan Wei pergi dari kamarnya Pei Ze, dia ingin memberi Mai Chen jawaban dan langsung menelepon kamar 104 (kamarnya Mai Chen dan Lao Zhou).
Jika malam itu Lao Zhou benar-benar ada di kamar merawat Mai Chen maka sudah pasti dia akan menjawab telepon dari Wan Wei itu. Tapi menurut catatan telepon villa, teleponnya Wan Wei ke kamar 104 malam itu sama sekali tidak ada jawaban. Itu karena saat Wan Wei menelepon kamar 104, Lao Zhou sebenarnya berada di kamarnya Wan Wei. Lao Zhou diam-diam masuk ke kamarnya Wan Wei lalu menyerangnya.
Wan Wei berusaha melarikan diri dan minta tolong pada semua orang tapi tidak ada satupun yang menjawab jeritannya. Manager Lin mendengarnya tapi dia tidak pernah membuka pintunya, selingkuhannya Xue Qing pun melihatnya tapi dia langsung menutup tirai jendelanya erat-erat. Tidak ada satupun yang mau menolongnya.
Lao Zhou membunuh Wan Wei tepat didepan kamarnya manager Lin lalu membawa jasad Wan Wei ke kamarnya.
Di kamar itu, Lao Zhou mendapati surat pesan bunuh diri yang ditulis Wan Wei. Lao Zhou pun langsung menyayat lengan Wan Wei dengan menggunakan pisau lalu meletakkan pisau itu di tangan Wan Wei yang satunya. Dengan begitu, pembunuhan ini pun akhirnya tersamarkan jadi aksi bunuh diri.
Lao Zhou dengan santainya menyangkal tuduhan Jin Yan karena dia yakin kalau Jin Yan tidak punya bukti. Tapi Jin Yan berkata kalau dia punya bukti. Berdasarkan surat bunuh dirinya, Wan Wei ingin bunuh diri bukan dengan cara menyayat lengannya dan karenanya dia tidak punya pisau.
Pei Ze juga tidak punya pisau. Dan karena pembunuhan malam itu bukan pembunuhan terencana, Lao Zhou jadi tidak punya waktu untuk mencari pisau lain dan akhirnya terpaksa dia menggunakan pisau lipat miliknya sendiri.
Dari mana Jin Yan tahu pisau lipat itu milik Lao Zhou?... dari foto piknik karyawan dimana Lao Zhou terlihat memegang pisau lipat yang sama persis dengan pisau lipat yang dia pakai untuk menyamarkan pembunuhan Wan Wei. Bentuknya sama, warnanya sama dan bahkan cacat kecil yang ada di pisau itupun sama.
Yao Yao benar-benar tidak menyangka, bagaimana bisa Lao Zhou melakukan hal seperti ini bahkan sekalipun dia melakukannya demi anaknya. Yao Yao penasaran sejak kapan Jin Yan mulai mencurigai Lao Zhou? masak hanya karena pisau itu dia langsung curiga?
"Kau mau tahu? ikutlah bersamaku" ujar Jin Yan mengulurkan tangannya pada Yao Yao.
Yao Yao ragu tapi akhirnya dia menggenggam tangan Jin Yan. Jin Yan memulai ceritanya dengan memberi Yao Yao beberapa petunjuk awal.
Pembunuhan ini bukan pembunuhan terencana, semua orang itu baru pertama kali mengadakan rapat di villa itu dan karenanya mereka tidak terlalu akrab dengan tempat itu. Jika pembunuhan ini direncanakan lebih dulu maka si pembunuh tidak akan beraksi di tempat asing.
Malam itu, walaupun Wan Wei sudah menulis surat bunuh dirinya tapi kemudian dia pergi menemui Pei Ze dan menyatakan tekadnya untuk keluar dan memutuskan hubungan dengan Pei Ze.
Pei Ze marah dan mengancamnya tapi Wan Wei berhasil melarikan diri dan Pei Ze memutuskan untuk tidak mengejarnya.
Tapi kemudian, Pei Ze menelepon Lao Zhou untuk memberitahunya tentang masalah ini. Lao Zhou bersumpah kalau dia akan mengurus Wan Wei dan tidak akan memberi Wan Wei kesempatan untuk membongkar rahasia mereka.
Setelah itu, Lao Zhou pun langsung melancarkan aksinya. Membius Mai Chen sampai pingsan lalu menyerang Wan Wei di kamarnya dan menyuntiknya dengan narkoba.
Wan Wei melarikan diri dan masuk ke kamarnya Mai Chen dan minta tolong padanya. Tapi saat itu Mai Chen sudah pingsan dan tidak bisa dibangunkan sama sekali.
Lao Zhou terus mengejarnya jadi terpaksalah Wan Wei keluar dan berteriak minta tolong pada yang lainnya tapi tidak ada satupun yang keluar untuk menolongnya.
Dia tersandung dan terjatuh di depan kamar selingkuhannya Xue Qing lalu berusaha merangkak mencari bantuan manager Lin di kamar sebelah tapi tetap saja tidak ada yang menolongnya.
Dan karena barusan disuntik narkoba, langkahnya jadi lemah dan tidak bisa melarikan diri dengan cepat. Lao Zhou mengejarnya dengan sangat mudah dan berhasil membungkam Wan Wei sampai pingsan didepan kamar manager Lin ,sementara Pei Ze menyaksikan semua itu seperti nonton film. Hmm... jadi sebenarnya waktu itu Wan Wei belum mati.
Setelah itu, Pei Ze membawa Wan Wei kembali ke kamarnya sekali lagi menyuntiknya dengan narkoba. Di sanalah Pei Ze menemukan surat bunuh dirinya Wan Wei dan memutuskan untuk membunuh Wan Wei tapi dengan cara menyamarkannya sebagai aksi bunuh diri. Mereka menaruh Wan Wei di bak mandi lalu menyayat lengan Wan Wei dan membiarkan Wan Wei mati kehabisan darah.
Jin Yan mengaku kalau dia sudah memeriksa semua orang dan mendapati hanya Mai Chen dan Xue Qing yang negatif dari narkoba. Setelah itu Jin Yan mengajak Yao Yao mengunjungi bu presdir yang katanya sudah bangun.
Setibanya disana, bu presdir menatap Jin Yan dengan bingung lalu bertanya "Kenapa kau menci~mku?"
Jin Yan bingung. Ah, tenyata malam itu bu presdir kan pergi menemui orang yang ngaku sebagai Jin Yan. Bu presdir percaya kalau dia Jin Yan. Tapi tiba-tiba saja orang itu langsung menci~mnya dan entah kenapa seketika itu pula dia langsung pingsan.
Jin Yan mengoreksi bahwa bukan dia yang mencium bu presdir tapi si penguntit, lagipula c~~man pertamanya Jin Yan adalah dengan... OMG! ci~mannya dengan Yao Yao itu c~uman pertama? Pfft!
Dalam perjalanan kembali, Yao Yao bertanya apa benar Jin Yan menci~m bu presdir? Jin Yan tentu saja menyangkalnya, pasti si penguntit itulah yang melakukannya.
"Aku hanya menci~m satu orang malam itu" goda Jin Yan. Yao Yao jadi malu. Err... masak c~~man itu juga ci~man pertama-nya Yao Yao?
"Memang kenapa kalau iya? Jangan bilang kalau kau tidak"
"Jangan khawatir. Di masa depan nanti, kalau kau punya pacar, aku tidak akan memberitahunya"
Jin Yan membawa Yao Yao ke kantor polisi. Jin Yan meminta semua bukti untuk memenuhi janjinya menghapus fotonya Yao Yao dari ponselnya Pei Ze.
Masih ingat kalau Pei Ze punya koleksi kuas? Hmm... ternyata Pei Ze itu bukan penyuka kaligrafi ataupun lukisan. Lalu kenapa dia punya kuas?
Karena ternyata dia itu playboy kelas kakap yang suka mengoleksi rambut wanita yang pernah dekat dengannya lalu mengumpulkan semuanya jadi kuas... dan salah satunya adalah helai rambutnya Yao Yao. Jin Yan berjanji akan membakar helai rambutnya Yao Yao yang dikoleksi si Pei Ze itu.
Kasus ini akhirnya selesai tapi si penjahat utama aka orang yang suka nguntit Jin Yan belum ditemukan. Jin Yan keluar dari perusahaan ini dengan alasan dipecat bu presdir. Sementara untuk Yao Yao, bu presdir memenuhi janjinya untuk tetap mempekerjakan Yao Yao di perusahaan ini.
Jin Yan menolak karena dia ingin Yao Yao tetap bekerja padanya tapi Yao Yao menolak dan meminta agar bu presdir memberinya waktu untuk berpikir. Bu presdir setuju.
Saat Zi Yu datang ke apartemennya Jin Yan, Jin Yan memberitahunya kalau Xun Ran sudah menemukan mobilnya bu presdir yang dicuri si penjahat di kaki bukit.
Mobil itu terbakar dan ada sebuah mayat yang ditemukan terbakar di dalamnya. Tidak ada satupun data penduduk yang cocok dengan data DNA mayat yang terbakar itu. Dan karenanya, Jin Yan menyuruh Zi Yu untuk minta copy laporan kasus ini dan mengirimkan salinannya itu ke Susan (si agen FBI).
"Kenapa? Apa asisten kecilmu itu lagi mogok kerja?" goda Zi Yu. Jin Yan langsung kesal.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam