Yao Yao dengan dibantu beberapa polisi sibuk menata kantor barunya. Setelah selesai, dia meminta Jin Yan untuk memulai pekerjaan.
Tapi Jin Yan malah lebih mikirin menu makan malam mereka nanti malam. Tiba-tiba Yao Yao ditelepon sahabatnya yang memberitahunya tentang mayat yang dia temukan di hutan.
Mereka berdua dan tim polisi pun langsung pergi ke TKP. Korban bernama Ruan Ming Huai, mahasiswa universitas Jiang Zhou jurusan ekonomi dan manajemen dan ternyata dia adalah teman sekamarnya Xiao Ran (sepupunya sahabatnya Yao Yao).
Senjata yang digunakan untuk membunuhnya adalah sebuah pisau yang ditemukan didekat korban. Bukan cuma leher saja yang digorok, bahkan tubuh dan wajah korban tampak penuh dengan luka tusuk dan sayatan. Selain pisau, hanya ada jejak sepatu di sekitar korban.
Jin Yan memperhatikan senjata itu dan keadaan mayat, ia lalu melihat cara si pembunuh membunuh korban dengan membayangkan dirinya jadi si pembunuh.
Dari bayangannya itu, Jin Yan menyimpulkan bahwa pembunuhan ini adalah pembunuhan yang dilakukan dengan terburu-buru dan kekanak-kanakan.
Dilihat dari keadaan mayat, si pembunuh adalah orang yang tidak punya rasa kemanusiaan dan tampak jelas sangat menikmati pembunuhan yang dilakukannya.
Karena bahkan setelah korban mati pun, si pembunuh tidak langsung pergi malah melanjutkan aksinya dengan terus menerus menusuk korban dan sengaja merusak wajah korban dengan menyayat seluruh wajahnya.
Jelas pembunuhan ini dilakukan karena kebencian dan kecemburuan pada korban. Jin Yan memperingatkan polisi bahwa pembunuh ini harus dihentikan karena jika tidak maka dia pasti akan melakukan pembunuhan lagi.
Korban diperkirakan mati antara jam 9 sampai jam 11 malam. Hampir semua barang-barang korban masih ada di tas, kecuali ponsel. Jelas saja hal itu aneh, karena tidak mungkin gadis muda jaman sekarang tidak punya ponsel.
Polisi pun langsung berpencar untuk mencari ponsel korban. Tapi mereka tidak bisa menemukannya di manapun, jadi sudah pasti si pembunuh lah yang mengambil ponsel korban.
Xun Ran berinisiatif menyuruh anak buahnya untuk mencari tahu dan melacak nomor ponsel korban saja dan minta data call history ponsel korban dari perusahaan komunikasi.
Jin Yan tampaknya punya petunjuk tapi dia ingin membantu mengembangkan kemampuan analisisnya Yao Yao jadi dia membuat teka-teki untuk Yao Yao.
"Si pembunuh dari kampus ini atau dari luar kampus ini?"
"Dari kampus"
"Karena itulah si pembunuh bisa saja mahasiswa, dosen atau orang lain yang bekerja di kampus ini"
"Pertanyaan kedua, apakah dia datang kemari sendiri atau dipaksa orang lain?"
Yao Yao menduga pasti korban datang sendiri ke tempat ini karena walaupun pembunuhan itu terjadi di malam hari tapi tempat ini dekat kampus jadi kalau dia dipaksa oleh orang maka pasti ada saksi mata.
Tapi seorang gadis malam-malam datang atas keinginannya sendiri ke tempat seperti ini untuk bertemu siapa? Atau siapa yang memintanya untuk bertemu di tempat ini?
"Pacar" duga Yao Yao "Ini adalah tempat yang umum digunakan oleh pasangan muda untuk kencan. Dia pasti datang kemari untuk kencan"
"Benar, kencan maut"
Mereka lalu pergi menginterogasi 3 teman sekamarnya korban (Xiao Ran, Xiao Lu dan Ying Zi) dan sekali lagi Yao Yao lah yang bertugas menginterogasi mereka. Xiao Ran berkata kalau Ming Huai adalah orang yang memang suka keluar malam dan tidur di luar.
Xiao Ran dan Xiao Lu mengaku bahwa terakhir kali mereka melihat Ming Huai adalah kemarin malam sekitar jam 7 (err... Xiao Lu bilangnya jam 8, yang bener yang mana?) didepan gedung administrasi.
Ming Hui ternyata adalah satu dari anggota organisasi kelas yang tugasnya mengumpulkan uang makan anak-anak.
Saat mereka bertemu dengannya kemarin malam, Ming Huai hendak membayar uang sebesar 4 juta Yuan ke kantor administrasi tapi kantor itu sudah tutup.
Mereka semua lalu kembali ke kamar asrama mereka, Xiao Lu berkata kalau kemarin malam dia merasa tidak enak badan dan tertidur sampai sekitar jam 9 malam. Saat dia bangun, dia tidak melihat ada orang di asrama. Xiao Ran dan Ying Zi baru kembali sekitar jam 11 malam.
Saat Jin Yan bertanya apakah Ming Huai punya pacar, Ying Zi berkata kalau Ming Huai menyukai seorang pria bernama Su Bei. Awalnya Su Bei tidak terlalu mempedulikan Ming Huai tapi perlahan sikap Su Bei pada Ming Huai mulai berubah bahkan seminggu yang lalu mereka keluar nonton film dan makan bersama, walaupun dia tidak terlalu yakin apakah kencan mereka waktu itu sudah bisa disebut sebagai pacaran.
Diduga uang jatah makan 4 juta Yuan yang ada ditangan Ming Huai dia bawa saat Ming Huai keluar asrama kemarin malam. Tapi karena uang itu tidak ditemukan di TKP maka sudah pasti uang itu dibawa pergi si pembunuh.
Mereka lalu pergi mencari Su Bei yang ternyata pemain basket ganteng yang sangat terkenal dan punya banyak pengagum cewek. Yao Yao akhirnya mengerti kenapa Ming Huai mengejar Su Bei "Dia memang cowok cakep."
"Penmpilan luar hanya bisa memberikan kepuasan dangkal dan singkat. Dia tidak punya pesona jangka panjang" (Pfft! cemburu nih?)
"Sesulit itukah bagimu untuk menerima kalau dia tampan?"
"(lirik Su Bei bentar) Baiklah, dia memang tampan... tapi aku jauh lebih tampan."
Setelah pertandingan usai, mereka langsung menginterogasi Su Bei. Jin Yan bertanya apakah kemarin Su Bei kencan dengan Ming Huai.
Su Bei berkata tidak. Yao Yao tidak percaya karena saat Ming Huai mati kemarin malam, dia mengenakan baju favoritnya, memakai make-up dan lagi tempat kematian Ming Huai kemarin malam adalah tempat yang sering dipakai untuk pacaran.
Su Bei mengaku kalau dia dan Ming Huai memang pernah pergi ke tempat itu tapi kemarin malam dia tidak kencan dengan Ming Huai karena dia kemarin menonton pertandingan sepak bola di asrama.
Tapi dia juga mengaku kalau kemarin memang ada yang aneh, karena kemarin dia dapat sms dari Ming Huai yang mengatakan 'aku sudah disini, kau dimana?'. Dia bahkan menunjukkan bukti sms itu dan sms balasannya pada Ming Huai 'apa maksudmu disini? aku di asrama'. Tapi setelah itu sms-nya tidak dibalas.
Jin Yan menduga mungkin ada orang lain yang menggunakan nama Su Bei untuk memancing Ming Huai datang ke tempat itu.
Su Bei tidak tahu tapi dia mengaku kalau ada pria lain yang sebenarnya naksir Ming Huai, pria itu teman kelasnya Ming Huai di SMA, pria itu bahkan memilih universitas ini demi mengejar Ming Huai. Tapi Su Bei tidak peduli dan tidak tahu apapun tentang pria itu, bahkan namanya pun dia tidak tahu.
Xun Ran akhirnya mendapatkan data call history ponsel korban... bukan cuma itu saja, dia juga berhasil melacak keberadaan ponsel korban yang sinyalnya berasal dari sebuah loker milik salah satu mahasiswa bernama Wei Si Yuan. Hmm... siapakah Wei Si Yuan?
Pada saat yang bersamaan, Yao Yao dan Jin Yan kembali bicara dengan Xiao Ran untuk mencari informasi tentang pria yang naksir Ming Hui.
Xiao Ran berkata kalau pria itu pernah datang ke asrama mereka dan dia orangnya agak pendiam. Tapi setelah Ming Huai mulai mengejar Su Bei, pria itu tidak pernah datang lagi. Nama pria itu adalah Wei Si Yuan.
Saat polisi menemukan Si Yuan, mereka langsung membawanya ke kantor polisi, menginterogasinya bahkan menuduhnya membunuh Ming Huai karena marah gara-gara Ming Huai menyukai pria lain.
Si Yuan menyangkal keras, dia tidak membunuh Ming Huai dan tidak akan pernah menyakitinya.
Tapi dia mengaku kalau kemarin malam sekitar jam 10, dia berada di depan gedung asramanya Ming Huai dan melihat Ming Huai keluar dengan dandanan cantik. Melihat itu, Si Yuan sangat yakin kalau Ming Huai pasti mau kencan dengan Su Bei.
Dan karenanya, dia memutuskan untuk mengikuti Ming Huai. Dia melihat Ming Huai naik ke bukit. Waktu itu dia masih berada di kaki bukit dan ragu selama kurang lebih setengah jam untuk ikut naik atau tidak.
Tapi pada akhirnya, dia memutuskan untuk tidak mengikuti Ming Huai lagi dan pulang kembali ke asramanya. Lalu bagaimana menjelaskan ponsel Ming Huai yang ditemukan di lokernya Si Yuan? Si Yuan tampaknya benar-benar tidak tahu apapun tentang ponsel itu, malah bingung sendiri.
Sementara itu, Yao Yao dan Jin Yan makan malam bersama. Yao Yao berterima kasih padanya karena Jin Yan mau menerima kasus ini padahal biasanya Jin Yan hanya mau menerima kasus-kasus besar.
Jin Yan mengaku kalau dia mengambil kasus ini karena Yao Yao. Yao Yao mengira kalau Jin Yan berkata seperti itu karena mayat itu ditemukan oleh sahabatnya.
Tapi Jin Yan langsung mengoreksi bahwa dia mengambil kasus ini bukan karena kasus ini berhubungan dengan sahabatnya tapi karena "Tingkat kesulitan kasus ini sangat cocok untukmu. Pembunuh ini banyak meninggalkan petunjuk. Kau hanya perlu menata dan menyelidiki bukti-bukti itu dan jawabannya pasti akan ada di sana. Si pembunuh ini sama sepertimu. Kurang berpengalaman, kurang bijak dan emosional. Kalau kau diberi cukup waktu maka kau pasti akan bisa memecahkan kasus ini. Untuk kemampuanmu yang masih dibawah rata-rata, aku akan memberimu beberapa petunjuk"
"Kalau begitu aku harus berterima kasih padamu" ujar Yao Yao sinis
Malam harinya, ketiga teman sekamar Ming Huai berjalan bersama sambil membahas siapa kira-kira pembunuhnya. Xiao Ran penasaran, apa mungkin Su Bei pembunuhnya. Jika iya lalu apa alasannya, apa karena Ming Huai menyukai Su Bei atau karena uang 4 juta Yuan.
Xiao Lu yang sedari tadi cuma diam mendengarkan, kali ini tiba-tiba angkat bicara dan berkata kalau alasannya karena Su Bei. Hmmm... mencurigakan!
Xun Ran mempelajari video interogasi Si Yuan dan akhirnya memutuskan kalau Si Yuan mungkin bukan pelakunya mengingat ukuran sepatu Si Yuan dan jejak sepatu di TKP berbeda ukuran.
Sementara tentang ponsel korban yang ditemukan di lokernya Si Yuan, Xun Ran yakin si pembunuh menaruh ponsel itu disana dengan tujuan untuk menjebak Si Yuan.
Pertama, karena lokernya Si Yuan gampang dibuka, kedua karena di ponsel korban sama sekali tidak ada suatu petunjuk yang mengarah Si Yuan dan lagi kalau Si Yuan yang mengambilnya maka tidak mungkin dia tidak membersihkan jejak darah yang masih menempel di ponsel itu.
Keesokan harinya, Jin Yan dan Yao Yao menginterogasi salah satu penggemarnya Su Bei yang bernama Xiao Ling. Yao Yao menanyainya tentang perasaan cemburu Xiao Ling pada Ming Huai.
Xiao Ling berkata kalau Su Bei itu tidak menyukai wanita semacam Ming Huai "Gadis itu, selain uang, apa lagi yang dia miliki?"
Jin Yan to the point menanyakan alibi Xiao Ling malam itu. Hmmm... alibi Xiao Ling tampak mencurigakan karena dia bilang malam itu dia jalan-jalan sendirian dan baru kembali pulang ke asrama jam 11.30 malam.
Yao Yao jadi mulai mencurigai Xiao Ling apalagi Xiao Ling tampaknya menyembunyikan sesuatu. Jin Yan berkata kalau Xiao Ling mengatakan sesuatu yang penting, dia tidak mau memberitahu apa yang Xiao Ling katakan dan menyuruh Yao Yao untuk menebaknya sendiri.
Oooh! Ternyata Su Bei juga mencurigakan. Malam-malam, Su Bei celingukan kanan-kiri memastikan tak ada yang melihatnya lalu naik ke atas bukit dengan membawa sebuah tas yang isinya sepatu. Ia lalu mengubur sepatu itu.
Tapi saat dia turun, dia dihadang oleh Xiao Ling. Ternyata pada malam pembunuhan itu, Xiao Ling melihat Su Bei turun dari bukit. Dan karena itulah, dia yakin sekali kalau Su Bei lah yang membunuh Ming Huai.
Dan dia makin yakin setelah tadi melihat Su Bei membuang sepatu yang pasti Su Bei gunakan saat dia membunuh Ming Huai. Tapi karena Xiao Ling tergila-gila pada Su Bei, Xiao Ling berjanji tidak akan memberitahu siapapun.
Jin Yan masuk ke apartemennya Yao Yao untuk apa lagi kalau bukan untuk minta makan kayak anak kecil minta makan ke ibunya XD. Saat Jin Yan mulai makan, Yao Yao memberitahunya kalau dia sudah tahu hal penting apa dari perkataan Xiao Ling.
Xiao Ling mengira kalau Ming Huai itu punya banyak uang padahal sebenarnya Ming Huai berasal dari keluarga biasa. Mungkin Ming Huai berkata pada Su Bei kalau dia anak orang kaya.
"Atau mungkin juga, Ming Huai rela menghabiskan uangnya demi Su Bei" duga Jin Yan
Polisi menemukan sidik jari Su Bei di tasnya Ming Huai. Hmm... apakah Su Bei pelakunya?
Sejak malam itu, Su Bei jadi sulit menghindar dari Xiao Ling sampai lama-lama dia jadi capek dan marah-marah pada Xiao Ling. Dia bahkan sudah tidak mau peduli dengan ancaman Xiao Ling yang mengancam akan melaporkannya ke polisi.
Dia lalu pergi ke sebuah gudang kosong untuk menemui beberapa preman. Ah, ternyata dialah yang mengambil uang 4 juta Yuan milik Ming Huai.
Dia menyerahkan uang itu pada mereka tapi begitu para preman itu melihat uangnya bersimbah darah, mereka langsung menghajar Su Bei sampai babak belur. Untunglah polisi tiba saat itu juga.
Su Bei langsung dibawa ke kantor polisi dimana dia mengaku kalau dulu Ming Huai pernah memberinya uang untuk taruhan karena dia suka taruhan.
Pada malam pembunuhan itu, Su Bei bukan cuma menonton siaran sepak bola tapi juga taruhan tapi dia kalah. Xun Ran langsung menuduhnya membunuh Ming Huai agar dia bisa merampas uangnya. Su Bei menyangkal keras dugaan itu.
Su Bei mengaku bahwa setelah kalah taruhan bola malam itu, dia memang pergi ke bukit untuk menemui Ming Huai tapi setibanya disana dia melihat Ming Huai sudah mati.
Dia sebenarnya langsung melarikan diri tapi kemudian dia memutuskan untuk kembali dan mengambil uangnya Ming Huai.
Xiao Ling juga kembali di interogasi dimana polisi menuduhnya menyaksikan pembunuhan yang Su Bei lakukan dan memanfaatkan hal itu untuk memeras Su Bei agar Su Bei mau pacaran dengannya.
Wew, nih Xiao Ling kayaknya gila beneran deh. Dia bersikeras kalau Su Bei itu benar-benar mencintainya dan malam itu mereka berduaan sepanjang malam sambil menghitung bintang.
Yao Yao yang ikut melihat sesi interogasi Su Bei, yakin sekali kalau Su Bei berkata jujur. Berdasarkan cara pembunuh menyayat dan merusak wajah Ming Hua, jelas hal itu dilakukan karena rasa cemburu akan kecantikan Ming Huai.
Jika Su Bei pembunuhnya maka tidak ada alasan baginya untuk merusak wajah Ming Huai, kenapa juga seorang pria cemburu pada kecantikan seorang wanita.
Yao Yao juga memperhatikan roknya Ming Huai tampak sangat kotor dan penuh lumpur padahal tanah di sekitar TKP tidak ada lumpur, kemungkinan ada orang lain yang sengaja mengotori pakaian korban dengan lumpur.
Dan juga tidak ada tanda-tanda perlawanan maka kemungkinan si pelaku adalah orang yang Ming Huai kenal. Yao Yao menyimpulkan, pembunuhnya pasti wanita dan dia adalah orang yang Ming Huai kenal.
Jin Yan memberitahu Yao Yao bahwa terkadang pria gay juga bisa merusak wajah wanita cantik demi melampiaskan kemarahan mereka.
Tapi bagaimanapun, dia setuju kalau pembunuhnya adalah wanita. Yao Yao menduga pasti Xiao Ling tapi Jin Yan tidak sependapat.
"Kau sudah tahu siapa pembunuhnya" Yao Yao tidak mengerti, kalau Jin Yan memang sudah tahu siapa pembunuhnya lalu kenapa dia tidak memberitahukannya ke polisi. Jin Yan mengaku bahwa walaupun dia sudah tahu siapa pembunuhnya tapi dia tidak punya bukti untuk menangkapnya.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam