Recap Road Home Episode 28, Episode 29 & Episode 30 [END]

Keesokan harinya, Lu Chen berbincang dengan Dokter Xu yang memberitahunya tentang awal mula pertemanannya dengan Gui Xiao. Mereka pertama kali bertemu di rumah sakit beberapa tahun silam, saat Gui Xiao sedang bersedih karena masalah di keluarganya dan juga karena pertengkarannya dengan pacarnya. 

Dokter Xu-lah yang menemani dan menyemangati Gui Xiao melalui masa-masa itu. Mereka jadi semakin akrab saat ibunya Gui Xiao dirawat di rumah sakit tempat dia kerja, dan sejak itu, mereka menjadi teman baik sampai sekarang.

Rekan-rekan tim SWAT datang menjenguknya (BTW, bukankah Ming Yu belum lama operasi kaki ya? Kok bisa sembuh secepat ini? Sebagai orang yang pernah operasi patah tulang, aku tahu banget kalau sembuhnya tuh lama, makanya bagian yang ini terasa tidak masuk akal). Semua orang datang karena setelah Lu Chen keluar dari rumah sakit nanti, entah kapan mereka bisa bertemu kembali.

Prihatin dengan keadaan Lu Chen yang harus selalu menjalankan misi padahal sudah punya anak dan istri, Ming Yu menyatakan bahwa dia yang akan maju jika lain kali ada misi lagi, soalnya dia lebih bebas, dia tidak punya istri dan anaknya juga diasuh di rumah Lu Chen dan Gui Xiao.

Ngomong-ngomong tentang istri, Lu Chen mendadak nakal menggunakan ponselnya Ming Yu untuk menelepon Duan Ruo lalu mengisyaratkan yang lain untuk memelintir Ming Yu dan memaksanya untuk menyatakan perasaannya pada Duan Ruo.

Tapi dasar Ming Yu malah bertele-tele membahas Xiao Nan, dan jadilah mereka membahas tentang masalah sekolahnya Xiao Nan. Ming Yu iya-iyain aja semua yang Duan Ruo sarankan, memberinya kebebasan penuh untuk membuat keputusan di 'keluarga mereka', lalu tiba-tiba dia bertanya, "Duan Ruo, apa kau mau menikah denganku?"

Pfft! Cuma disuruh menyatakan perasaan malah melamar. Semua orang jelas kaget mendengarnya. Tapi kekagetan semua pria tidak ada apa-apanya dibandingkan shock-nya Duan Ruo.

Ming Yu meyakinkan bahwa dia sangat serius, dia belum seserius ini sepanjang hidupnya. Kalau Duan Ruo bersedia menikah dengannya, maka Duan Ruo akan menjadi satu-satunya wanita baginya seumur hidup, yang lain akan dia anggap alien. Semua gajinya akan dia berikan pada Duan Ruo, cukup sisakan sedikit saja untuknya buat makan.

Masalah keluarga akan dia serahkan sepenuhnya ke Duan Ruo, kalau Duan Ruo mau melahirkan anak juga boleh, dia akan rutin datang mengunjungi mereka di hari libur. Duan Ruo minta waktu untuk memikirkannya dulu, tapi Ming Yu menuntut jawaban sekarang juga.

Dia mengaku bahwa dia sudah lama jatuh cinta pada Duan Ruo, dia sudah mulai memikirkan Duan Ruo sejak mereka pertama kali bicara di telepon. Apakah Duan Ruo juga menyukainya? Kalau iya, maka sebaiknya mereka menikah saja.

Yang tak disangkanya, Duan Ruo langsung setuju, dan baru setelah menutup telepon, Duan Ruo menyadari betapa gegabahnya keputusannya barusan. Status hubungan mereka bahkan tidak jelas, malah mendadak setuju untuk menikah. Tapi... Duan Ruo bahagia juga sih, dia bahkan mendadak antusias ingin membeli cincin pasangan.


Tim SWAT pun turut bahagia untuk kapten mereka. Lu Chen bahkan memberinya hadiah angpao cukup besar, namun jumlah yang dia berikan juga tidak sembarangan, itu adalah jumlah hari sejak saat Ming Yu bergabung ke tim SWAT hingga hari ini. Lu Chen menghafalnya dengan detil karena dialah yang sejak awal melatih Ming Yu.

Keesokan harinya, Lu Chen akhirnya melihat putrinya. Dia ingin melihat saat Gui Xiao menyusui putri mereka, tapi Gui Xiao masih malu dan langsung menutup tirai. 

Berhubung selama ini Lu Chen belum pernah bertemu dengan ibu mertuanya, Gui Xiao pun menyuruhnya untuk menelepon ibunya. Ibu dengan ramah meyakinkan Lu Chen bahwa dia berbeda dari Ayah Gui, dia tidak pernah sekalipun menentang hubungan mereka. Malah dulu Gui Xiao pernah memperlihatkan hasil ujian bahasanya Lu Chen padanya dan Ibu langsung kagum dengan salah satu tulisan Lu Chen. 

Malam harinya, giliran Guo Xiao yang kembali mengunjungi Lu Chen. Dia pikir Lu Chen sudah tidur, tapi begitu dia mendekat, Lu Chen tiba-tiba menariknya ke dalam pelukannya. Mereka mesra banget sampai-sampai perawat menyuruh Gui Xiao untuk tinggal di kamar ini saja.

Hari ini mereka berdua akhirnya diperbolehkan pulang. Gui Xiao ingin Lu Chen menamai bayi mereka setelah pulang ke Beijing nanti, tapi sekarang saja Lu Chen sudah punya nama untuknya: Lu Chu Yang. Chu Yang artinya matahari pagi, mirip dengan Chen Xiao yang artinya fajar pagi.


Begitu kembali ke markas SWAT Tianwen, semua orang sontak menyambutnya dengan penuh semangat, senang karena kapten mereka akhirnya kembali dengan selamat.

Dua setengah tahun kemudian... Lu Chen dan Gui Xiao akhirnya akan mengadakan pesta pernikahan juga. Acaranya besok, jadi hari ini kedua pengantin disuruh tinggal terpisah, sesuai tradisi, calon pengantin tidak boleh saling melihat sebelum hari H.

Karena itulah, Gui Xiao dan putrinya menginap di rumah Xiao Shan, sedangkan Lu Chen tinggal di bengkel bersama Hai Dong dan Hai Jian Feng. Padahal cuma berpisah sebentar, tapi keduanya sama- terus gelisah memikirkan satu sama lain saking kangennya.

Maka untuk mengalihkan pikirannya, Gui Xiao pun mengajak Xiao Shan jalan-jalan di tepi sungai. Namun secara bersamaan, Lu Chen dan teman-temannya juga jalan-jalan di tempat yang sama.

Otomatis keduanya saling melihat dari kejauhan dengan bahagia. Mereka benar-benar berjodoh di mana-mana. Tapi Xiao Shan dengan tegas mengajak Gui Xiao pulang karena tradisi tetap harus dijalankan.

Kenapa butuh waktu dua setengah tahun untuk mengadakan pesta pernikahan?... Karena Lu Chen harus melunasi hutang ayahnya dulu. Sekarang segalanya sudah beres, jadi Lu Chen pun memutuskan untuk menyerahkan rekening banknya ke Gui Xiao. Pokoknya sekarang semua harta dan asetnya, termasuk orangnya adalah milik Gui Xiao.

Akhirnya tibalah hari pernikahan mereka, Lu Chen ganteng dan gagah banget pakai tuxedo. Para rekan SWAT pun sudah datang untuk menemaninya menjemput sang pengantin wanita.

Lu Chen begitu terpana dan terharu melihat pengantinnya yang sangat cantik hari ini. Seharusnya mereka menjalankan berbagai macam tradisi, tapi demi Lu Chen, sang pahlawan yang telah banyak berjasa bagi negara, Xiao Shan sengaja menghilangkan banyak rintangan tradisi pernikahan untuknya. Lu Chen cuma disuruh menggendong pengantinnya turun dan bagi-bagi angpao.

Dalam pidatonya, Lu Chen bercerita tentang kisah awal perkenalannya dengan istrinya di lapangan sekolah dan mengaku bahwa dia jatuh cinta sejak pandangan pertama, dan sejak saat itu, dia selalu mengingat namanya, Gui Xiao, yang artinya jalan kembali pada fajar pagi.

Sontak saja para tamu undangan langsung heboh menyoraki Lu Chen untuk mencium pengantinnya. Maka Lu Chen pun langsung menciumnya mesra. 

Acara inti selesai, kedua pengantin pun ganti baju dan bergegas makan dan menyuapi putri mereka sebelum kemudian berkeliling menyapa para tamu undangan.


Ayahnya Lu Chen sekarang sudah jauh lebih ramah pada semua orang, termasuk ke rekan-rekan SWAT-nya Lu Chen. Dia juga sudah tobat dari kenarsisannya. Saat rekan-rekannya Lu Chen memujinya karena telah mendidik Lu Chen dengan baik, Ayah Lu menyangkal dan mengakui bahwa yang mendidik Lu Chen dengan baik adalah pamannya, seniornya Lu Chen yang berprofesi di bidang yang sama dengan mereka (atau lebih tepatnya, mendiang ayah tirinya Lu Chen). 

Dengan besar hati dia mengakui bahwa 'mendiang Pamannya Lu Chen' adalah orang yang sangat baik dan jujur, dan kebaikannya itu diajarkan dan diturunkan pada Lu Chen. Karena itulah, biarpun Lu Chen adalah anak kandungnya, namun Lu Chen memiliki temperamen seperti pamannya.

Rekan-rekan SWAT di Qining tidak bisa hadir, jadi mereka hanya bisa menelepon untuk mengucapkan selamat menikah pada si pengantin pria.


Usai acara, kedua pengantin pergi honeymoon berdua, sedangkan putri mereka dijaga oleh gege-nya aka Xiao Nan (BTW, kenapaXiao Nan nggak tumbuh setelah dua setengah tahun berlalunya ya?) dan Duan Ruo. 

Errr, lebih tepatnya sih, bukan honeymoon tapi kencan menelusuri masa lalu mereka, pergi ke tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi dan menyimpan kenangan masa lalu mereka, termasuk ke lapangan sekolah tempat mereka pertama kali berkenalan dan pom bensin tempat mereka pertama kali bertemu kembali setelah putus bertahun-tahun lamanya, dan mengulang kembali pertemuan mereka waktu itu.

"Apa kau masih ingat siapa aku?" tanya Gui Xiao.

"Ingat. Jadi abu pun aku akan tetap mengingatmu."

"Kalau begitu, mari kita berbaikan."

******

Sinopsis Episode 30:

Episode 30 nih sebenarnya cuma epilog ya, menceritakan kisah awal pertemuan mereka dari sudut pandang Lu Yan Chen. Jauh sebelum mereka berkenalan di lapangan sekolah, Lu Chen sudah terlebih dulu memperhatikan Gui Xiao dari kejauhan. Dia tahu kalau Gui Xiao berteman dengan adik sepupunya, makanya dia kemudian cari-cari alasan untuk tanya-tanya tentang temannya adik sepupunya itu. 

Dari si adik sepupu-lah, Lu Chen mengetahui namanya adalah Gui Xiao. Dan dari dia pula, mereka akhirnya berkenalan tepat di bawah pohon di lapangan sekolah. Sejak saat itu, mereka selalu saling memikirkan satu sama lain.


Lu Chen juga selalu berusaha menarik perhatian Gui Xiao padanya. Suatu hari saat ada pertandingan basket, Lu Chen melihat Gui Xiao juga menonton. Dia yang awalnya cuma duduk santai di pinggir lapangan, seketika maju ke lapangan untuk unjuk kebolehannya bermain basket dan sukses membuat Gui Xiao mengaguminya.


Suatu hari, Gui Xiao pernah dicegat dan dikepung beberapa cowok. Untungnya Lu Chen kebetulan lewat, dan langsung menyelamatkan Gui Xiao dari para cowok itu. 

Keesokan harinya, Gui Xiao mendengar ada beberapa cowok yang berkelahi kemarin malam. Sontak saja dia langsung khawatir mengira Lu Chen dihajar para berandalan itu. Tapi ternyata dia mendapati Lu Chen baik-baik, Gui Xiao jadi canggung dan langsung melewatinya begitu saja seolah mereka tak kenal, tapi Lu Chen bisa melihat kalau Gui Xiao memperhatikannya. 

Sejak saat itu, Lu Chen mulai sering menunjukkan perhatian pada Gui Xiao. Pernah dia membelikan dua teh botol, bersikap seolah dia membelikannya untuk adik sepupunya sekalian Gui Xiao, padahal tujuan utamanya jelas untuk Gui Xiao.

Pernah pula saat adik sepupunya mengeluh bahwa menu di kantin sekolah tidak enak, Lu Chen langsung berinisiatif memasakkan untuknya, tapi dia membuatnya cukup banyak sehingga adik sepupu bisa membaginya untuk Gui Xiao.

Gui Xiao langsung suka begitu mencicipinya, tapi kemudian dia mendengar si adik sepupu berkata bahwa Lu Chen akan melanjutkan studi di akademi kepolisian yang jauh dari Beijing sehingga mungkin akan sulit bertemu nantinya.

Sayang banget kalau Lu Chen punya pacar, mereka bakalan jarang bertemu padahal sebenarnya siapapun yang jadi pacarnya Lu Chen tuh beruntung banget karena Lu Chen sangat baik dan pintar masak.


Saat mereka merayakan kelulusan Xiao Shan di tempat bilyar, Lu Chen waktu itu sedang sedih karena gagal ujian nasional gara-gara ayahnya, namun kehadiran Gui Xiao menghibur hatinya. Beberapa hari kemudian, Gui Xiao diberitahu temannya bahwa Lu Chen mengulang kelas.


Suatu hari, Lu Chen pernah terlambat ke sekolah dan tidak memakai seragam juga gara-gara ayahnya yang mabuk. Dia dihukum guru gara-gara itu, namun Gui Xiao menyelamatkannya dengan memberinya lencana sekolah, dan itu berhasil membuat pak guru melepaskannya dari hukumannya.

Bukan cuma itu saja, Gui Xiao juga dengan senang hati memberinya beberapa soal ujian agar Lu Chen bisa belajar dari situ. Suatu hari, Hai Jian Feng memberinya sebotol teh botol, tapi Gui Xiao langsung menolak dan secara jelas menegaskan bahwa mereka hanya teman. Namun saat Lu Chen mentraktirnya es krim dengan alasan sebagai ungkapan terima kasih atas soal ujiannya, Gui Xiao sama sekali tidak menolak, malah senang.

Saat akhirnya tiba waktunya ujian nasional, mereka diam-diam saling menyemangati satu sama lain. Lu Chen sering kali menyadari kalau Gui Xiao memperhatikannya, dan fakta itu membuatnya senang.


Namun usai kelulusan, dia mengetahui dari Hai Dong bahwa Gui Xiao sebentar lagi akan pulang ke orang tuanya karena ternyata rumah yang selama ini Gui Xiao tinggali itu adalah rumah bibinya.


Informasi inilah yang kemudian mendorong Lu Chen untuk nembak Gui Xiao, tapi bukan dengan cara menyatakan perasaannya secara langsung, melainkan dengan cara memastikan perasaan Gui Xiao terhadapnya lebih dulu.

Karena itulah dia meminta bantuan adik sepupunya untuk mengundang Gui Xiao ke rumah sakit. Dia menyuruh adik sepupunya untuk menyebutkan secara spesifik bahwa dia (Lu Chen) yang mengundang Gui Xiao. 

Begitu Gui Xiao benar-benar datang memenuhi undangannya, Lu Chen langsung to the point menanyakan perasaan Gui Xiao padanya... "apa kau menyukaiku?"

Gui Xiao tersipu malu mendengar pertanyaannya, tidak mengiyakan tapi juga tidak menyangkal. Maka Lu Chen pun langsung berbalik membelakanginya dan mengulurkan tangannya, menyuruh Gui Xiao untuk memberikan tangannya padanya sebagai jawaban atas pertanyaannya.

Gui Xiao memberikan tangannya padanya, dan begitulah, mereka pun jadian... yang kisah selanjutnya sudah kita ketahui.

~ THE END ~

*****

Chemistry Jing Bo Ran dan Tan Song Yun tuh keren banget, benar-benar terasa kayak orang pacaran beneran. Akting mereka juga keren banget. Cuma satu masalahku sama drama ini, plotnya, terutama plot masa lalu mereka. 

Kurasa aku akan bisa lebih nyambung dengan ceritanya secara keseluruhan seandainya plotnya urut aja dari masa lalu ke masa depan aja, dan bukannya bolak-balik, adegan masa lalu ditunjukkan sepotong-sepotong di sana-sini yang pada akhirnya membuatku banyak bingung dengan detil masa lalu mereka.

Selain itu, tiga episode terakhir ini malah membuatku jadi lebih bingung karena beberapa detilnya beda dari yang pernah disampaikan di episode-episode awal. Tapi overall, dramanya oke lah. Terima kasih semuanya, bye~~~

Post a Comment

0 Comments