Sinopsis Road Home Episode 10

Di bandara saat hendak berangkat dinas, Gui Xiao tiba-tiba ditemui oleh ayahnya. Hubungan mereka tampak jelas renggang dan canggung entah karena apa, mungkin ada masalah di dalam keluarga mereka. 

Ayah Gui jelas sedang berusaha menyambung kembali hubungan ayah dan anak mereka, tapi justru Gui Xiao menarik batas di antara mereka. 

Saat Ayah Gui menawari Guo Xiao rumah dan mobil, Gui Xiao langsung menolak semuanya dengan alasan dia mampu beli mobil sendiri dan belum ada keinginan untuk pindah dari rumah sewaannya yang sekarang, lalu dia cepat-cepat bekerja sama dengan Duan Ruo untuk cari-cari alasan untuk bergegas menghindari Ayah.

Di tempat lain, Lu Chen bersama tim barunya tengah melakukan pertandingan militer dengan tim SWAT dari kota lain. Tak lama setelah itu, dia mendapat telepon dari Ming Yu yang mengabarkan bahwa dia belum sempat mengambil KK-nya Xiao Nan karena kesibukannya.

 

Tepat di tengah telepon mereka, Ketua SWAT Qining menyuruh Ming Yu untuk menyuruh Lu Chen balik ke Qining karena Lu Chen belum menyelesaikan prosedur akhir pemindahannya. Sekalian, Lu Chen juga harus serah terima kasus yang sebelumnya belum selesai Lu Chen tangani, kali ini ada petunjuk baru tentang kasus itu.


Kembali ke kantor di Beijing, Gui Xiao baru selesai rapat saat bosnya mendadak datang dan mengajak semua orang makan bersama. Tapi tiba-tiba Gui Xiao mendapat telepon dari Gurunya Xiao Nan yang membuatnya harus bergegas pergi sekarang juga dan tidak bisa ikut makan bersama. Si bos kecewa.

Tak lama kemudian, Gui Xiao mengajak Xiao Nan makan siang bersama setelah menjemputnya dari sekolah. Jadi ceritanya, tadi Xiao Nan menunggu jemputan sangat lama, makanya Gui Xiao ditelepon Bu Guru untuk menjemput Xiao Nan.

Selama Lu Chen bekerja di markasnya, dia menitipkan Xiao Nan di rumahnya Hai Dong, makanya Hai Dong-lah yang seharusnya mengantar jemput Xiao Nan, tapi masalahnya, sekolahnya Xiao Nan cukup jauh dari lokasinya Hai Dong, ditambah dengan macet, makanya Hai Dong baru bisa datang tak lama kemudian. 

Hai Dong pula yang belakangan ini harus mengajari PR-nya Xiao Nan, yang jadi masalah, ada satu mata pelajaran yang benar-benar tidak bisa dia kuasai, bahasa Inggris.

Karena situasi ini tidak mengenakkan bagi semua orang, jadi Gui Xiao usul agar Xiao Nan tinggal di rumahnya saja. Kebetulan dia tidak akan pergi dinas, jadi dia bisa menjaga Xiao Nan sekaligus bisa mengajarinya mengerjakan PR. Hai Dong awalnya tak enak, tapi karena Gui Xiao memaksa, akhirnya dia setuju dan sangat berterima kasih padanya.

Jadilah Xiao Nan kembali tinggal dan belajar di rumah Gui Xiao, dan kebetulan Duan Ruo juga menginap malam ini. Melihat Gui Xiao dan Duan Ruo sama-sama sibuk dengan pekerjaannya, Xiao Nan penasaran mereka sedang mengerjakan apa.

Gui Xiao menjawabnya dengan jujur, tak peduli Xiao Nan mengerti atau tidak. Sedangkan Duan Ruo malah sengaja membohonginya, berpikir bahwa anak kecil tidak mungkin mengerti.

Memang sih, anak kecil tidak mungkin mengerti pekerjaan mereka, tapi Gui Xiao tidak suka dengan cara Duan Ruo menghadapi anak kecil dan langsung menegurnya untuk berkata jujur dan apa adanya saja pada Xiao Nan.

Kenapa begitu? Karena seperti inilah cara didik Ibunya Gui Xiao dulu, dan Gui Xiao suka dengan cara ajar ibunya ini, membuatnya jadi penasaran dengan banyak hal yang pada akhirnya membuatnya jadi semangat untuk belajar, makanya dulu Gui Xiao selalu menjadi juara kelas.

Mengalihkan topik, Gui Xiao mengajak Duan Ruo untuk tidur dengannya malam ini, tapi Duan Ruo malah berkata bahwa dia sudah berjanji pada Xiao Nan untuk tidur dengannya. Xiao Nan bilang padanya bahwa saat dia tinggal di rumah Gui Xiao, Xiao Nan tidak berani ke toilet sendirian tengah malam, soalnya rumah ini luas banget.

"Dia tidak pernah memberitahuku," bingung Gui Xiao.

"Kau tuan rumah, dia anak yang pengertian, dia malu mengatakannya langsung padamu."

"Dasar anak ini, malah tidak malu memberitahu tamu."

Keesokan harinya, Duan Ruo terbangun oleh bunyi telepon. Dia kira ponselnya yang berbunyi, jadinya dia mengangkat telepon itu dalam keadaan setengah mengantuk. Namun yang tak disangkanya ternyata ini ponselnya Xiao Nan dan yang menelepon adalah Ayahnya Xiao Nan. (Hmm, apakah akan ada benih-benih cinta di antara kedua orang ini? Sekarang sih mereka cuma bersopan santun selayaknya dua orang asing, tapi siapa tahu di masa depan nanti?)

Lu Chen mengetahui Xiao Nan berada di rumah Gui Xiao saat Ming Yun menelepon dan memintanya untuk mentraktir Gui Xiao, mewakilinya sebagai ungkapan terima kasih karena Gui Xiao dan rekan kerjanya sudah membantu menjaga Xiao Nan.

Tak lama kemudian, Lu Chen menjemput Xiao Nan dari kantornya Gui Xiao dan mengajak Gui Xiao makan bersama mereka. Namun karena Gui Xiao belum selesai bekerja, Lu Chen ingin mencari tempat minum saja sambil menunggu Gui Xiao. 

Gui Xiao tidak setuju jika dia mengajak Xiao Nan ke tempat minum, itu bisa membuat anak kecil jadi nakal di kemudian hari, lagipula, Xiao Nan harus fokus mengerjakan PR-nya.

"Tidak kusangka kau ternyata pandai menjaga anak kecil," puji Lu Chen.

"Aku juga sebelumnya tidak tahu kalau ternyata aku bisa menjaga anak kecil seorang diri."

Berhubung dia masih akan lama dan agar Xiao Nan fokus mengerjakan PR-nya, jadi dia memberikan kunci rumahnya pada Lu Chen dan meminta mereka menunggunya di sana saja.


Yang tidak Lu Chen sangka, rumahnya Gui Xiao ternyata luas dan mewah, dan sepertinya fakta ini membuatnya agak merasa inferior. Saat Gui Xiao pulang tak lama kemudian,Lu Chen ternyata sudah memasak untuk mereka, tapi sikapnya agak lebih dingin dari sebelumnya.

Setelah itu, dia langsung pamitan pulang bersama Xiao Nan. Namun sedetik kemudian, Lu Chen mendadak mengetuk pintu rumahnya lagi. Sepertinya dia mendadak berubah pikiran dan tidak lagi mempermasalahkan perbedaan ekonomi mereka dan menekan egonya demi hubungan mereka, bahkan sekarang dia sudah penuh senyum lagi dan langsung mengajak Gui Xiao main ke bengkel. Gui Xiao tentu saja langsung setuju dengan antusias.


Namun bahkan belum 5 menit mereka di bengkel, Ayah Lu malah mendadak muncul. Lu Chen pun buru-buru membawa Gui Xiao keluar. Biarpun belum pernah bertemu langsung, Gui Xiao tahu kalau dia Ayahnya Lu Chen karena dia mengenali suaranya saat Ayah Lu marah-marah dari balik pintu dulu. Lu Chen jadi tidak enak hati karena masalah ini, akhirnya dia memutuskan untuk membawa Gui Xiao ke tempat lain.

Lu Chen ternyata membawa Gui Xiao ke tempat bilyarnya Qin Feng, sudah tutup sebenarnya, tapi Lu Chen punya kuncinya, dikasih sendiri oleh Qin Feng karena Qin Feng menyuruhnya untuk memeriksa CCTV tempat ini.

Mumpung di sini, sekalian saja mereka juga mengenang masa lalu. Gui Xiao ingat betul kalau dulu Lu Chen duduk di depan jendela di pojok ruangan. Dulu itu terkesan kalau Lu Chen cuma menyendiri dari semua orang, tapi sebenarnya dia duduk di sana karena di sana lah dia bisa melihat Gui Xiao datang.

Mengingat masa lalu hubungan mereka, Gui Xiao jadi bertanya-tanya berapa kali mereka pernah bertengkar sampai putus.

"Tidak pernah," jawab Lu Chen.

"Tidak mungkin. Aku ingat ada beberapa kali."

"Putus harus ribut dan dilakukan kedua belah pihak. Kecuali yang terakhir, hanya kau yang selalu mengumumkan secara sepihak ingin mencampakkanku. Jadi tidak bisa disebut putus."

"Baiklah. Cuma bertengkar sepihak."

Gui Xiao masih ingat pertengkaran pertama mereka adalah saat foto kelulusan. Waktu itu teman sekelasnya Lu Chen menggoda Lu Chen dan bilang bahwa teman sebangkunya Lu Chen menyukai Lu Chen. Dipikir-pikir, Gui Xiao masih cemburu sekarang. Lu Chen rasa itu wajar.


Tiba-tiba satpam muncul mengganggu mereka, mengira mereka menerobos masuk tanpa izin. Tapi untungnya kesalahpahaman cepat teratasi dan Lu Chen akhirnya hanya fokus memperbaiki CCTV.

Bersambung ke episode 11

Post a Comment

0 Comments