Sinopsis New Life Begins Episode 26

Li Wei cs mendiskusikan rencana untuk membantu Hao Jia kabur. Karena Yin Song menolak menceraikan Hao Jia, maka satu-satunya cara adalah membujuk Nyonya Besar untuk mengusir Hao Jia dari istana.

Sekarang sudah mulai beredar rumor di istana bahwa Hao Jia adalah pembawa bencana. Mungkin rumor ini bisa membuat Nyonya Besar mempertimbangkan untuk mengusir Hao Jia dari istana, tapi sisi negatifnya, bisa merusak reputasi Hao Jia. Li Wei rasa Hao Jia sudah tidak peduli dengan masalah reputasi lagi, yang penting sekarang adalah menjalani hidup dengan baik.

Jadilah semua orang saling bekerja sama untuk menyelamatkan Hao Jia. Yin Qi berusaha memohon pada Tuan Besar untuk mengeluarkan Hao Jia dari kediamannya Yin Song, tapi Tuan Besar menolak karena masalah ini bisa merusak reputasi Yin Song dan keluarga kerajaan.

Tapi karena Yin Qi terus protes, Tuan Besar jadi semakin kesal hingga dia memutuskan menghukumnya dengan hukuman cambuk walaupun sebenarnya dia tidak tega. Dulu setiap kali Yin Qi dihukum, dia pasti akan heboh, tapi kali ini Yin Qi diam saja menerima hukumannya tanpa bersuara sedikit pun. 

Lalu giliran Yin An yang berusaha menghasut Nyonya Besar untuk melepaskan Hao Jia dari istana dengan menggunakan rumor yang belakangan beredar di istana, bahwa Yin Qi katanya suka dan ingin merebut Hao Jia dari Yin Song. 

Dia berusaha meyakinkan Nyonya Besar bahwa gosip ini bisa merusak reputasi keluarga kerajaan jika mereka tidak melepaskan Hao Jia yang merupakan sumber masalah bagi kedua pria. Lebih baik mengusirnya dari istana sejauh-jauhnya daripada membuatnya mati hanya demi menghentikan gosip tak sedap.

Sayangnya Nyonya Besar juga sama seperti Tuan Besar, keras kepala menolak ikut campur urusan rumah tangga Yin Song demi menjaga reputasi Yin Song... sampai saat dia mendapat kiriman tusuk konde dari Nyonya He.

Tusuk konde itu adalah pemberian Nyonya Besar untuk Nyonya He dulu saat Nyonya He pertama kali masuk istana. Dulu mereka berteman akrab. Tapi kemudian Nyonya He lebih disayang Tuan Besar hingga melahirkan anak. Sejak saat itu, hubungan mereka mulai menjauh.

Nyonya He belum siap menjadi ibu di usia semuda itu sehingga dia mengalami depresi setelah melahirkan anaknya. Dia jadi seperti orang kerasukan dan bermuka masam pada semua orang hingga Tuan Besar tidak lagi mengunjunginya. Waktu itu Nyonya Besar lumayan senang karenanya... sampai saat Nyonya He hampir bunuh diri.

Ingatan masa lalu akan Nyonya He yang hampir mati inilah yang akhirnya melunakkan hati Nyonya Besar untuk mau melepaskan Hao Jia dari istana.

Titah Nyonya Besar akhirnya turun juga, Hao Jia bisa meninggalkan istana tak peduli biarpun dia digosipkan sebagai pembawa bencana. Dia ingin menjalani hidupnya sendiri tanpa harus menggantungkan hidup pada pria mana pun.

Tapi masalahnya sekarang, biarpun dia sudah bisa meninggalkan kediaman Yin Song, bagaimana dengan bayinya? Bagaimana caranya dia bisa membawa bayinya pergi bersamanya?

Oh jangan khawatir, tentu saja semua orang sudah membuat rencana untuk itu juga, dengan cara memanfaatkan dukunnya Yin Song. Lagi-lagi Yin An yang harus bertindak untuk itu. Dia dan Hai Tang berhasil menangkap si dukun dan membujuknya untuk menghasut Yin Song terkait bayi itu, karena Yin Song kan percaya banget sama si dukun, percaya segala macam takhayul yang diucap si dukun.

Sebagai gantinya, Yin An janji akan bahwa dia akan memastikan si dukun sekeluarga tidak akan kekurangan makan seumur hidup. Woah! Tawaran yang menarik si dukun langsung setuju dan pergi saat itu juga. 

Hmm... apakah Yin An sungguh-sungguh akan memberi makan si dukun sekeluarga secara gratis seumur hidup? Oh tentu saja tidak. Yang dimaksud si licik Yin An adalah memberi makan si dukun sekeluarga... di penjara seumur hidup. (Pfft! Pinter!)

Keesokan harinya, Yin Song mendapatkan kabar dari si dukun bahwa bayi perempuannya Hao Jia itu pembawa sial, tidak baik jika dibesarkan di istana. Sesuai perkiraan semua orang, Yin Song langsung percaya dan akhirnya memutuskan mengusir bayi itu bersama ibunya.

Tapi Yin Song dengan kejinya menuntut Hao Jia untuk mengembalikan semua pemberiannya, termasuk semua lapis baju yang sedang dia pakai. Beuh! Untungnya sebelum Yin Song sempat memaksa melepaskan lapisan terakhir bajunya Hao Jia, Fang Ru mendadak muncul menyelamatkannya dan mengklaim bahwa baju dalam yang dipakai Hao Jia itu adalah pemberiannya lalu mengusir Hao Jia. Hao Jia pun pergi dengan penuh terima kasih pada Fang Ru.

Yin Song jadi kesal banget sama Fang Ru. Ya, seperti biasanya, dia cowok patriarki yang tidak terima dilawan sama istrinya. Tapi Fang Ru sudah tidak takut lagi padanya. Ditambah dengan latar belakangnya yang merupakan keluarga konglomerat pemilik puluhan tambang mineral, jelas Fang Ru tidak akan lagi mau tunduk pada Yin Song.

Apalagi sekarang dia sudah tahu kebusukan Yin Song terhadapnya yang hanya memanfaatkannya sampai Yin Song nantinya naik tahta dan bisa menceraikannya dengan mudah. Karena itulah, mumpung sudah seperti ini, sekalian saja mereka hidup seperti ini seterusnya, hidup bersama dengan saling membenci satu sama lain.

Akhirnya, Hao Jia bisa melangkah keluar dari kediaman Yin Song terkutuk itu. Pelayannya mengantarkannya keluar dengan sedih, tentu saja sebenarnya dia ingin ikut tapi tidak bisa. Hao Jia sendiri memang tidak bisa membawanya karena sudah pasti tidak akan bisa menggaji si pelayan.

Tapi mulai sekarang, Hao Jia bertekad untuk hidup mandiri seperti si pelayan, bekerja sendiri untuk menghidupi dirinya sendiri dan bayinya. Sekarang karena mereka sudah bukan majikan dan pelayan lagi, Hao Jia ingin si pelayan memanggilnya 'Kakak'.

Terharu, si pelayan dengan senang hati memanggilnya 'Kak Hao Jia'. Tersentuh karena Hao Jia sekarang memandangnya sebagai teman sederajat, si pelayan memberikan sepatunya untuk Hao Jia yang akan memulai perjalanan baru hidupnya. Si pelayan mendoakan yang terbaik untuknya, memberikan payung padanya sebelum kemudian melepaskannya pergi.

Sudah bebas sekarang, Hao Jia pun ditampung teman-temannya di restoran. Dia akan tinggal di sini mulai sekarang, dan sekarang semua wanita itu sedang berkumpul untuk merayakan kebebasan Hao Jia.
Li Wei dengan imutnya meyakinkan Hao Jia untuk tinggal di restoran ini dengan tenang dan makan makanan masa nifasnya dengan lahap, dia jamin kalau dia akan membuat Hao Jia jadi gendut.

Eh ngomong-ngomong, Li Wei mendadak punya ide. Bagaimana kalau mereka menjual makanan masa nifas untuk para wanita yang baru melahirkan? Ide bagus! Hai Tang juga mengusulkan agar mereka membuka toko baru yang menjual barang-barang kebutuhan ibu dan anak.

Yuan Ying setuju, sekalian mereka bisa memberikan edukasi pada para wanita tentang kehamilan dan depresi pasca persalinan. Dengan begitu, mereka bisa membantu para ibu dan anaknya untuk sehat bersama.

 

Ide mereka sukses besar. Penjualan makanan masa nifas laris manis dengan dibarengi mendengarkan edukasi tentang depresi pasca persalinan. Bahkan Yin An juga turut membantu membawakan pelukisnya, kali ini bukan untuk melukis dirinya sendiri, melainkan untuk melukis gambar-gambar para ibu dan anak di sini, dan membuat kumpulan gambar yang menceritakan kesulitan wanita melahirkan untuk dijadikan bahan edukasi.

Kesuksesan mereka menjual makanan nifas dan edukasi tentang depresi pasca persalinan itu dengan cepat sampai ke telinga Nyonya He sehingga dia langsung memanggil Li Wei menghadapnya, karena sebagai penyintas depresi pasca melahirkan, tentu saja dia penasaran.

Pembicaraan ini membuat Li Wei penasaran dengan Nyonya He sendiri. Dia dengar dari Yin Zheng bahwa dulu Nyonya He juga pernah mengalami depresi sampai tidak mau melihat bayinya sendiri.

Kaget menyadari Yin Zheng sudah mengetahui masalah itu, Nyonya He jujur mengaku bahwa dulu, dia memang sama seperti Hao Jia setelah melahirkan Yin Zheng. Dia masih sangat muda waktu pertama kali masuk istana. 

Dengan cepat dia hamil padahal dia sama sekali tidak siap untuk menjadi seorang ibu. Dia sendiri masih anak-anak tapi sudah melahirkan anak. Mendengar anaknya menangis setiap malam membuatnya jadi semakin depresi. Semakin Yin Zheng menangis, dia jadi semakin ingin kabur... hingga pada akhirnya dia tidak berani menemui bayinya sendiri dan sekarang dia merasa sangat bersalah pada Yin Zheng.

Li Wei prihatin mendengarnya. Dia mengerti penderitaan Nyonya He, "saat seorang wanita yang menjadi ibu, dia menyerahkan diri sendiri demi anak. Itu bukan hal yang mudah. Mungkin, sudah saatnya Anda memaafkan diri Anda sendiri."

Li Wei mengerti kenapa dulu Nyonya He tidak bisa membesarkan Yin Zheng sendiri. Tapi jika sekarang dia ingin memperbaiki kesalahannya, maka tidak seharusnya dia hanya melimpahkan semua kasih sayangnya pada anaknya yang lain. Masa lalu tidak bisa diubah, tapi dia bisa memperbaiki hubungan mereka sekarang dan masa mendatang.

Yin Zheng yang sedari tadi menguping mereka diam-diam, akhirnya memutuskan untuk menampakkan diri. Li Wei pun pamit untuk membiarkan ibu dan anak itu bicara berdua.

Canggung, Nyonya He bertanya-tanya apakah Yin Zheng membencinya. Yin Zheng mengaku bahwa sekarang, setelah kejadian yang terjadi belakangan ini, dia bisa mengerti keadaan Nyonya He dulu.
Yin Zheng penasaran apakah dulu Nyonya He ingin bunuh diri karena dirinya? Nyonya He menyangkal, semua itu adalah salahnya sendiri. Malah seharusnya Nyonya He meminta maaf pada Yin Zheng.

Dia baru mengerti bagaimana menjadi ibu yang baik setelah melahirkan Yin Zai. Karena itulah, rasa bersalahnya terhadap Yin Zheng selama bertahun-tahun, dia limpahkan dengan memberikan semua kasih sayang pada Yin Zai. Dia benar-benar menyesal tidak bisa menemani Yin Zheng tumbuh. 

"Sebenarnya Ibu tidak perlu menyesal. Sekarang juga masih sempat diperbaiki," ujar Yin Zheng. Aww!

Setelah itu, Li Wei menemani Yin Zheng jalan-jalan di pasar. Dia memang tidak langsung pergi tadi, karena dia tahu kalau Yin Zheng pasti ingin bicara dengan seseorang setelah berbincang dengan ibunya. 

Yin Zheng berterima kasih pada Li Wei atas semua yang dia lakukan untuk membantu memperbaiki hubungannya dan ibunya. Sungguh dia tidak menyangka kalau dia akan mendapatkan permintaan maaf dari ibunya. Sudah lama dia dan ibunya tidak bicara baik-baik.

Tapi setibanya kembali ke restoran, tiba-tiba mereka mendapat masalah baru. Belakangan ini banyak uang palsu yang beredar di pasar, bahkan restoran mereka juga jadi korban dan jumlah uang palsu yang mereka dapatkan cukup banyak.

Yin Zheng dan Yin An langsung membawa masalah ke Tuan Besar. Yin Song mengklaim bahwa menurut penyelidikan Departemen Administrasi, peredaran uang palsu ini belum begitu berbahaya bagi negara karena jumlahnya masih sedikit.

Yin Zheng jelas tak setuju tapi Yin Song sontak kesal menyentaknya dan mengingatkan bahwa kasus ini adalah urusan Departemen Administrasi. Tapi Tuan Besar juga lebih setuju dengan Yin Zheng dan memerintahkan Yin Song untuk segera menginvestigasi kasus ini.

Yin Song jadi kesal sama Yin Zheng. Begitu mereka keluar, dia langsung memperingatkan Yin Zheng untuk berhenti ikut campur terlalu banyak. Tapi Yin Zheng sama sekali tak gentar, uang palsu bisa beredar jelas adalah kelalaian Departemen Administrasi, karena hanya dengan memiliki cetak asli, si pelaku baru bisa membuat uang palsu.

Tapi Yin Song dengan santainya berkata bahwa urusan percetakan uang baru itu diurus oleh Yin An, secraa tidak langsung, dia menyalahkan Yin An. 

Jelas saja begitu Yin Song pergi, Yin Zheng sontak curiga akan keterlibatan Yin Song dengan kasus ini. Dia yakin kalau Yin Song menyerahkan urusan percetakan uang ke Yin An, untuk menjebak Yin An. 

Saat dia membuat desain uang baru, dia benar-benar memikirkan segalanya dengan teliti agar sulit dipalsukan. Fakta kalau uang palsu itu bisa dibuat semirip mungkin, jelas menunjukkan kalau pelakunya pasti memiliki cetak aslinya. Tapi Yin An bingung, untuk apa pula Yin Song terlibat dalam kasus ini, keuntungannya tidak seberapa dan tidak berarti bagi Yin Song.

Yang penting sekarang adalah mencegah beredarnya uang palsu lebih banyak. Maka para wanita pun membantu dengan cara mengumpulkan semua uang palsu yang dimiliki oleh para pelanggan mereka untuk ditukarkan dengan seporsi sayur.

Memang sih mereka bisa merugi, tapi Yuan Ying dan Li Wei tetap berusaha berpikir positif. Toh setidaknya nanti Departemen Administrasi akan mengganti semua uang palsu yang terkumpul.

Bersambung ke episode 27

Post a Comment

0 Comments