Sinopsis New Life Begins Episode 23

Li Wei kesal banget. Fakta kalau mereka disuruh mendata para utusan wilayah lain yang pernah makan di sini, jelas menunjukkan kalau restoran mereka ditutup karena perintah Yin Song yang ingin melawan Yin Zheng.

Di istana, Yin Qi dan Yin An bekerja sama melakukan protes pada Tuan Besar tentang tindakan Marquis Yue. Tapi Yin Zheng beda, dia justru sengaja mengalihkan perhatian Tuan Besar pada proyek mata uang baru, proyek yang jelas lebih besar dan lebih penting dibandingkan mengurusi masalah satu restoran.


Tentu saja Tuan Besar juga menyadari apa maksud Yin Zheng yang sebenarnya. Malah sebenarnya dia juga merasa perbuatan Yin Song kali ini memang agak kelewatan. Dilihat dari situasi sekarang ini, Tuan Besar yakin kalau Yin Song hanya berpikir berlebihan tentang kecurigaannya bahwa Yin Zheng memanfaatkan restoran untuk bekerja sama dengan wilayah lain.

Tuan Besar juga sudah menyelidiki Yin Zheng, dan sama sekali tidak mendapati sesuatu hal yang mencurigakan sedikit pun. Saat pesta kebajikan waktu itu juga mereka hanya membahas masalah urusan Departemen Urusan Sembilan Wilayah. Malah sekarang Tuan Besar merasa Yin Zheng jauh lebih bisa diandalkan dibandingkan Yin Song.

Dengan itu, Tuan Besar akhirnya mengeluarkan titah pencabutan Departemen Administrasi dari urusan restoran. Yin Zheng cs langsung membawa titah itu ke restoran tepat saat si Marquis sedang menekan para wanita untuk mundur dari restoran dan jadi full IRT saja.

Tapi Marquis kesal dan tidak terima mundur begitu saja, apalagi Yin Zheng pakai acara mengancamnya segala. Untungnya Yin An cepat bertindak menengahi situasi dan bisa lebih bijak membujuk Marquis Yue. 

Tapi tetap saja Marquis Yue sengaja balas dendam pada Yin Zheng dengan menuntut Yin Zheng untuk minum arak dan meminta maaf padanya. Tapi dia sengaja terus menerus menuntut Yin Zheng minum karena dia tahu kalau Yin Zheng tidak kuat minum alkohol.

Yin Zheng tetap menurutinya lagi-lagi, bertahan sekuat tenaga sampai akhirnya Marquis menyerah dan pergi, dan baru setelah itu Yin Zheng pun menyerah dan pingsan.

Su Shen membantu Li Wei mengurus Yin Zheng. Dia benar-benar kasihan pada tuannya ini. Para Tuan Muda yang lain sejak kecil sudah dilatih menjamu tamu dan minum-minum oleh Tuan Besar. 

Sedangkan Yin Zheng selalu diabaikan sejak kecil, makanya kemampuan minumnya sangat buruk.
Su Shen memberitahu Li Wei bahwa Yin Zheng sudah menduga sejak awal bahwa dia pasti harus meminum arak, tapi dia tetap melakukannya demi membela Li Wei. Dulu, dialah yang harus mengurus Yin Zheng setiap ini terjadi. Namun sekarang, Su Shen menyerahkan tugas ini di Li Wei.

Tiba-tiba Yin Zheng ngelindur, "jika kau ingin membuka restoran, buka saja. Kakak Kedua boleh menindasku. Tapi takkan kubiarkan dia menindasmu. Takkan kubiarkan dia menindasmu."

Li Wei begitu terharu mendengarnya, "terima kasih. Kelak, aku akan selalu menemanimu."

Yin Song masih saja meyakini kalau restoran itu mencurigakan, padahal Yin Jun dan Marquis Yue sudah berusaha berpikir positif mengingat mata-matanya Tuan Besar belakangan ini juga mengawasi Yin Zheng dan restoran itu jauh lebih ketat daripada mereka, dan tidak mendapati ada apa pun yang mencurigakan. 

Pokoknya Yin Song keukeuh kalau Yin Zheng pasti kongkalikong sama orang-orang wilayah lain dan memerintahkan Marquis untuk terus mengawasinya sampai mereka mendapatkan rahasianya Yin Zheng.

Beberapa hari kemudian, Yin Zheng makan hotpot bersama kedua kakaknya, Yin An dan Yin Qi. Tapi jelas ini bukan acara makan biasa, Yin Zheng dan Yin Qi berniat menyiksa Yin An dengan sengaja terus menerus menyebut 'Kakak Ipar Ketiga'... eh bukan... 'Mantan Kakak Ipar Ketiga' di setiap kalimat yang mereka ucapkan dan menyindir Yin An secara halus tentang sikapnya yang tidak baik pada Mantan Kakak Ipar Ketiga dan para gadis istilah matahari, makanya mereka semua pergi meninggalkannya.

Yin An lama-lama tidak tidak tahan lagi mendengar cercaan mereka dan langsung beranjak pergi ke restoran untuk mengakui kesalahannya. Yin Qi tak yakin kalau dia mau mengakui kesalahan, Yin An pebisnis, jadi mungkin dia mau membahas kerja sama.

Seperti sebelumnya, restoran mereka langsung ramai didatangi berbagai pelanggan, apalagi strategi pemasaran mereka cukup baik sehingga berhasil menarik minat pelanggan. 

Jing awalnya ingin mengusir Yin An, tapi Hai Tang memutuskan mengizinkannya masuk, tapi ada syaratnya. Yaitu, Yin An harus memiliki memesan makan senilai minimal 10 tael perak.

Hari ini Li Wei membagi-bagikan gaji semua orang dengan uang kertas, mata uang baru yang sudah resmi beredar. Dia benar-benar menangani urusan manajemen dengan baik, termasuk pembagian bagi hasil sesuai jumlah investasi semua orang.

Karena bisnis mereka berjalan dan berkembang dengan sangat baik, Hai Tang dan Jing usul agar mereka buka cabang atau memperluas bisnis ke sektor usaha lain. Mereka semua kan berasal dari berbagai wilayah dengan keahlian masing-masing yang bisa mereka manfaatkan untuk membuka berbagai bisnis.

Usulan yang sangat bagus. Yuan Ying jadi berpikir untuk membentuk Asosiasi Bisnis Wanita untuk membantu para wanita Xinchuan bekerja di luar rumah. Kasihan para wanita Xinchuan yang selalu dikekang. 

Tentang masalah itu, Jing jadi punya niat untuk mengajar bela diri bagi para wanita yang ingin belajar bela diri. Untuk sekarang ini gratisan dulu, selanjutnya bisa mereka bahas nanti. Hai Tang langsung semangat mau daftar jadi murid pertamanya Jing biar dia bisa menghajar Yin An.

Tiba-tiba Song Wu datang, dia dan Li Wei sontak berpelukan heboh saking kangennya. Song Wu sekarang sudah menikah dan suaminya menyerahkan urusan toko buku kepadanya karena sekarang suaminya itu sudah lulus ujian negara.

Yang jadi masalah, Song Wu kurang mengerti bisnis dan manajemen toko, makanya dia datang kali ini untuk berguru pada mereka. Li Wei menyarankannya untuk belajar langsung ke Yuan Ying, tapi Yuan Ying menilai bahwa Li Wei sekarang sudah lulus, jadi sudah bisa menerima murid sendiri. Woah! Oke! Li Wei langsung semangat menerima Song Wu jadi murid pertamanya... jangan lupa bayar, nggak gratis lo yah!

Saat mereka hendak pulang tak lama kemudian, hujan mendadak turun deras. Suaminya Song Wu adalah suami pertama yang menjemput sang istri. Si pengantin baru mesra banget sampai Li Wei kepo ingin mengintip apa yang mereka lakukan di bawah payung. Hehe.

Tak lama setelah mereka pergi, suami kedua yang datang adalah Yin Zheng yang keluar dari kereta dengan begitu tampan dan gagah sampai Li Wei tersepona eh terpesona.

Sekarang hanya tinggal Jing yang belum dijemput suaminya. Tapi bahkan setelah beberapa lama menunggu, Yin Qi malah belum datang. Kecewa dan tidak bisa menunggu lebih lama lagi, Jing akhirnya memutuskan untuk pulang hujan-hujanan.

Namun di tengah jalan, Yin Qi mendadak muncul menjemputnya dengan payung setengah rusak, badannya basah kuyup dan belepotan. Ternyata tadi dia telat dan tidak sempat menyiapkan kereta kuda gara-gara dia dimarahi oleh Tuan Besar. 

Makanya dia bergegas lari menjemput Jing, tapi malah tersandung dan terjatuh sampai membuat payungnya rusak. (Aww, kasihan tapi so sweet juga). Jing terharu dan menarik Yin Qi ke bagian payung yang masih bisa dipakai sehingga mereka sepayung berdua.

Yin Qi sebenarnya ingin sekali merangkulnya, tapi terlalu takut. Tapi akhirnya dia berani juga merangkul Jing mendekat dengan alasan agar Jing tidak kehujanan. Saat Jing mengaku bahwa dia ingin membuka usaha sendiri, Yin Qi tanpa ragu langsung menyetujuinya dan mendukungnya untuk melakukan apa pun yang dia inginkan. 

Tidak terasa waktu cepat berlalu, sekarang sudah tahun baru lagi. Li Wei dan Yu Ping berniat mau mengagetkan Yuan Ying, tapi Yuan Ying malah lempeng tak bereaksi, malah mengomelinya karena masih bersikap seperti anak kecil padahal sekarang umurnya sudah bertambah satu tahun. 

Li Wei menghadiahinya sebuah penghangat tangan. Lalu setelah Jing memberinya hadiah juga, Li Wei dan Yu Ping langsung lari-lari dengan heboh kayak dua anak kecil hiperaktif.

Li Wei juga ingin mengagetkan Yin Zheng, tapi Yin Zheng juga sama dengan Yuan Ying, tidak kaget sama sekali. Li Wei kecewa. Tapi sudahlah, dia dengan imutnya meminta hadiah dari Yin Zheng. Yang tak disangkanya, angpaonya Yin Zheng gede banget. Woah! Apa isinya?

Yin Zheng langsung mengulurkan tangan meminta jatah hadiahnya juga. Tapi Li Wei malah sengaja menggodanya dengan memberikan hadiah untuk Su Shen, Hao Jia dan calon bayinya Hao Jia dulu.

Tapi jangan khawatir, Li Wei pastinya punya hadiah juga untuk Yin Zheng. Malah hadiah untuk Yin Zheng gede banget. Yin Zheng sontak sumringah dan semangat ingin membukanya sekarang, tapi Li Wei malu dan memaksa Yin Zheng untuk membukanya nanti saja, tapi Yu Ping malah dengan cerewetnya memberitahu Yin Zheng bahwa itu dibuat sendiri oleh Li Wei. Li Wei kan jadi malu dan langsung menyeretnya pergi.

Hadiahnya ternyata sepasang sepatu. Wah! Yin Zheng senang banget. Dia langsung mencobanya, tapi ADUH! Apaan nih? Yin Zheng langsung merogoh ke dalam sepatu dan ASTAGA! Masih ada jarum besar tertinggal di dalamnya. Wkwkwk! Dasar Li Wei.

Yin Zheng sampai harus mengecek lagi sepatu itu, memastikannya benar-benar aman sebelum kemudian mencobanya lagi, dan sepatu itu benar-benar pas di kakinya. Yin Zheng senang, hadiah dari ayang. Xixixi.

Sekarang saatnya Li Wei membuka semua hadiahnya. Hadiah dari Yuan Ying ternyata plakat giok yang biasanya hanya dimiliki istri resmi. Ini artinya, Yuan Ying akan menyerahkan urusan rumah tangga kediaman sepenuhnya pada Li Wei nanti. Ah, tanggung jawab Li Wei terasa sangat berat sekarang.

 

Sedangkan hadiahnya Yin Zheng ternyata segepok duit. Wow! Sungguh pria yang romantis jalur realistis. Hidup memang butuh duit. Tahun baru ini pasti akan menjadi lebih baik.

Yin Qi juga tak kalah romantis dari adiknya. Dia memberi kejutan untuk Jing dengan membuat hujan salju buatan pakai bulu angsa karena dia tahu kalau Jing kangen melihat salju seperti di Danchuan. Jing begitu tersentuh dan langsung memeluknya.

Suasana berbeda 180 derajat di kediaman Yin Song. Sama sekali tidak ada keceriaan ataupun kehangatan keluarga. Mereka makan bersama sebagai satu keluarga, tapi suasananya begitu dingin dan kaku.

Diperparah dengan fakta bahwa Yin Song cuma peduli pada 'Putranya' (kayak iya aja anaknya sudah pasti cowok), membuat Hao Jia jadi semakin frustasi sampai dia tidak nafsu makan, tapi dia tetap memaksakan diri untuk makan makanan yang tidak enak itu hanya karena takut sama Yin Song.

Hanya Fang Ru satu-satunya yang peduli dan mengkhawatirkannya, tapi dia juga tidak berdaya melawan Yin Song. Dia sadar betul kalau Hao Jia tidak nyaman bersama Yin Song, tapi Yin Song terlalu narsis tingkat dewa, mengira dirinya romantis dengan menemani Hao Jia makan dan menjanjikan akan memberi hadiah untuk Hao Jia setelah Hao Jia melahirkan putra nanti.

Yin Song kepedean mengira kalau mengurung Hao Jia di kediaman itu demi kebaikan Hao Jia, tidak sadar kalau Hao Jia begitu frustasi ingin keluar rumah. Bukan cuma tidak menghormati selirnya, Yin Song bahkan tidak menghormati istri resminya sedikitpun, malah sengaja memerintahkan Fang Ru untuk melayani Hao Jia, dan jelas dia puas banget merendahkan istri resminya.

Biarpun teman-temannya Hao Jia mengirimkan banyak hadiah untuknya, tapi tetap saja Hao Jia tidak merasa bahagia... kecuali saat dia menerima surat dari ibunya. Tapi bagaimana selir sepertinya bisa menerima surat dari keluarga? Tentu saja semua itu berkat bantuan Fang Ru.

Surat itulah yang berhasil membuat Hao Jia menjadi sedikit terhibur hingga dia berlinang air mata penuh haru karena hanya ibunya satu-satunya yang menyuruhnya menjaga kesehatannya, peduli padanya, tidak seperti Yin Song yang hanya peduli pada janin dalam perutnya.


Pelayannya jadi khawatir melihatnya menangis dan mengusulkan untuk memanggil Li Wei untuk menemani Hao Jia. Tapi Hao Jia menolak karena tidak ingin merepotkan teman-temannya. Apalagi kehidupan Li Wei sekarang sudah mulai membaik sekarang.

Dia benar-benar iri pada teman-temannya yang kehidupannya lebih baik dan lebih bebas darinya. Tapi dia tidak menyalahkan siapa pun karena dia sadar bahwa dia sendiri yang salah memilih jalan.

Bersambung ke episode 24

Post a Comment

0 Comments