Sinopsis New Life Begins Episode 22

Yin Zheng bersama kedua petugas Departemen Sembilan Wilayah bertemu dengan dua utusan dari wilayah Jinchuan dan Daichuan untuk membicarakan tentang proyek mata uang baru karena hanya kedua utusan itu yang belum menyetujui proyek ini.

Memang tidak mudah untuk meyakinkan kedua pejabat senior yang pikirannya masih kuno dan kolot itu, tapi seperti biasanya, Yin Zheng selalu punya ide-ide jitu untuk membujuk dan meyakinkan para utusan itu... sampai akhirnya dia berhasil juga membuat mereka setuju.

Setelah kedua utusan pergi, Yin Zheng mengundang kedua bawahannya untuk makan bersama. Kedua petugas mengaku kagum pada Yin Zheng. Mereka sudah beberapa kali dinas ke Mochuan dan Danchuan, tapi hanya Yin Zheng seorang yang berhasil menaklukkan kedua Tuan Besar kedua wilayah tersebut.

Li Wei datang tak lama kemudian dengan membawakan beberapa hidangan untuk mereka, dan Yin Zheng dengan sengaja memperkenalkannya pada kedua petugas sebagai istrinya. Dia bahkan menuntut Li Wei untuk tetap tinggal dan menemaninya di sini. 

Dia bahkan membangga-banggakan Li Wei, memberitahu kedua petugasnya tentang kontribusi Li Wei dalam pesta kebajikan waktu itu dan bagaimana Li Wei mengembangkan restoran ini. Li Wei sebenarnya gugup, tapi untungnya dia cepat menguasai diri dan menjamu kedua petugas dengan baik selayaknya seorang istri bos.

Dalam perjalanan pulang tak lama kemudian, Yin Zheng memuji performa hebat Li Wei tadi. Dia benar-benar puas. 

Li Wei yakin banget kalau Yin Zheng dan Yuan Ying pasti sengaja membiarkannya bertemu para petugas itu. Buktinya Yuan Ying tadi bersikeras mau tinggal di rumah dengan alasan mengurus keuangan di rumah.

Memang itu yang diinginkan Yin Zheng. Yuan Ying juga bilang bahwa Li Wei sekarang sudah semakin mandiri. Lebih cepat memperkenalkan Li Wei sebagai Nyonya Muda Keenam itu lebih baik.

"Kau tidak takut orang lain akan menyebar kabar bahwa kau lebih sayang pada selir?"

Menurut Yin Zheng, kalau benar-benar ada gosip semacam itu malah bagus. Dengan begitu, tidak akan ada lagi yang akan berani menikahkan putri mereka padanya.

Si anak manja Yin Yue, mengadukan kejadian di restoran tadi ke kakaknya seolah dia adalah korban. Yin Song yang saat itu sudah mulai mabuk, sontak murka, tapi dia bukan marah karena adiknya dipukuli tapi karena dia yakin banget kalau Yin Zheng menggunakan restoran itu untuk kongkalikong dengan wilayah lain untuk menjatuhkannya. Bahkan Fang Ru dan Yin Yue seketika ketakutan saat Yin Song sedang dalam kondisi mabuk seperti ini.

Tapi Hao Jia malah nekat berusaha membela teman-temannya dan meyakinkan Yin Song bahwa para utusan wilayah lain yang makan di sana hanya makan-makan dan ngobrol biasa.

Yin Song mendadak punya ide memerintahkan Hao Jia untuk jadi mata-matanya dan menyelidiki restoran para wanita itu. Saat Hao Jia menolak (dengan cara baik-baik), Yin Song mendadak menggila, memukul dan mendorong Hao Jia dengan kasar sampai dia tersungkur ke lantai, menuduh Hao Jia mengkhianatinya.

Hao Jia disambut hangat oleh teman-temannya di restoran. Kebaikan mereka inilah yang membuatnya jujur mengakui bahwa dia dikirim kemari oleh Yin Song untuk memata-matai restoran ini.

Dia khawatir karena Yin Song curiga kalau Yin Zheng menggunakan restoran ini untuk kongkalikong dengan wilayah lain. Tapi Li Wei dan yang lain santai saja karena Yin Zheng benar-benar tidak melakukan sesuatu hal yang mencurigakan dan murni membahas urusan kerjaan dengan para wakil wilayah lain di restoran ini. Hao Jia benar-benar iri pada mereka yang sukses mengelola bisnis restoran ini, sedangkan dia malah tidak berguna dan tidak bisa membantu apa-apa.

"Tidak berguna apanya? Omong kosong apa ini? Kak Hao Jia, sikapmu ini tidak benar. Jika kau mengalami kesulitan, beri tahu kami. Kita selesaikan bersama-sama," ujar Li Wei. Yang lain pun sontak menganggu setuju.

Hao Jia benar-benar terharu oleh kebaikan mereka padanya. Mereka bahkan memperlakukannya dengan lebih baik daripada saudara-saudara kandungnya sendiri. 

Shangguan Jing jadi curiga dengan sikap Hao Jia, jangan-jangan Yin Song memperlakukan Hao Jia dengan buruk. Katakan saja terus terang, mereka pasti akan berusaha membantunya. Sayangnya Hao Jia menolak bicara, bersikap seolah dia baik-baik saja padahal jelas-jelas dia tidak baik-baik saja. Sekarang saja dia terus menyalahkan dirinya sendiri atas segala kesialan dalam hidupnnya.

Tapi kemudian Li Wei melihat pergelangan tangan Hao Jia memar yang jelas saja membuat semua teman-temannya marah menyadari Hao Jia disiksa oleh suaminya. Shangguan Jing bahkan langsung emosi dan hampir mau pergi menghajar Yin Song, tapi Hao Jia dengan cepat mencegahnya demi kebaikan dan keselamatan mereka juga. Bagaimanapun, yang mau dia lawan adalah Putra Mahkota, sebaiknya mereka cari aman saja.

Bai Lu menyarankannya untuk kabur saja seperti yang dilakukan para gadis istilah matahari. Hai Tang setuju, tapi agak ragu juga sih mengingat Hao Jia adalah selir resmi yang terdaftar di istana, sedangkan para gadis istilah matahari tidak. Tidak akan mudah bagi Hao Jia untuk melepaskan diri dari Yin Song dan kabur dari istana.

Li Wei yakin kalau Yin Song tidak akan mungkin melaporkan kaburnya Hao Jia karena itu bisa membuatnya malu, jadi dia langsung menyemangati Hao Jia untuk kabur saja. Jing setuju, bahkan menyarankan Hao Jia untuk kabur saja ke Danchuan, keluarganya di sana akan membantu melindungi Hao Jia.

Lalu setelah masalah ini selesai nantinya, Hao Jia bisa tinggal di restoran dan hidup mandiri dengan cara menjual keahliannya dalam bidang membuat teh bunga dan ekstrak bunga.

Bahkan Yuan Ying pun turut mendukung rencana kaburnya Hao Jia dengan menggambar rute beberapa tempat yang bisa Hao Jia tuju di seluruh wilayah dan meyakinkan Hal Jia bahwa dia pasti akan diterima dan dilindungi ke mana pun dia pergi.

Hao Jia begitu terharu dengan dukungan teman-temannya. Tapi.. tiba-tiba saja dia mual-mual yang jelas bukan karena sakit atau keracunan makanan. OMG! Hao Jia hamil. Gagal deh rencana kabur itu.

Yin Song jelas senang dan mendadak perhatian banget sama Hao Jia, tapi sebenarnya fokus utamanya hanya jenis kelamin jabang bayinya Hao Jia. Dia mau putra, harus putra. Jika Hao Jia melahirkan seorang putra, maka itu akan menjadi cucu laki-laki pertama dan dia berjanji akan memberi Hao Jia hadiah. 

Karena tabib tidak bisa memprediksi jenis kelamin si bayi, jadi Yin Song dengan seenaknya memerintahkan Fang Ru untuk memanggil dukun yang terkenal sakti bisa memprediksi jenis kelamin jabang bayi. 

Fang Ru yang tidak pernah bisa hamil selama bertahun-tahun tampak jelas iri dan sedih. Hao Jia sama sekali tidak bisa bahagia. Sekarang dia malah harus terkurung lagi di kediaman ini gara-gara kehadiran bayi ini. Bahkan saat Yin Song sok romantis mau mengecup keningnya, dia sontak berjengit menjauh tak nyaman sekaligus tak enak hati pada Fang Ru.

Li Wei juga jadi semakin khawatir. Sekarang Yin Song pasti akan mengawasi Hao Jia lebih ketat dan pastinya akan semakin sulit bagi mereka untuk bertemu Hao Jia.

Tuan Besar memanggil Yin Zheng dan Yin Qi karena dia sudah mendengar tentang para wanita istana yang membuka bisnis restoran di luar. Yin Zheng dan Yin Qi sontak berlutut demi membela istri dan selir mereka dan meyakinkan Tuan Besar bahwa dibukanya restoran itu tanpa ada maksud tersembunyi, murni hanya untuk mengobati kerinduan orang-orang dari berbagai wilayah untuk mencicipi masakan kampung halaman mereka kembali.

Di Danchuan, wanita bebas berbisnis karena mereka percaya bahwa wanita juga bisa melakukan segala hal yang dilakukan pria. Pembukaan restoran ini adalah salah satu usaha bahwa Xinchuan terbuka terhadap budaya wilayah lain. Harus mereka sendiri yang mengoperasikannya karena mereka punya banyak investor.

Nyonya He juga turut membantu membela para wanita itu di hadapan Tuan Besar dan meyakinkan Tuan Besar bahwa Yin Zheng tidak mungkin berani menggunakan restoran itu untuk kongkalikong dengan utusan wilayah lain. 

Lagipula, wajar saja Yin Zheng menjamu tamu utusan wilayah lain di restoran itu karena dia kan bekerja di Departemen Urusan Sembilan Wilayah, tugas dan pekerjaannya memang berhubungan dengan utusan wilayah lain.

Selain itu, menjamu tamu wilayah lain di restoran itu pasti akan membuat mereka senang karena mereka bisa memakan makanan kampung halaman mereka. Jika mereka senang, maka membahas urusan pekerjaan pun akan lancar. Tapi Tuan Besar tampaknya belum bisa percaya sepenuhnya (gara-gara hasutan Yin Song, pastinya). 

Yin Song memberitahu Hao Jia bahwa dia diperintahkan Tuan Besar untuk mengawasi Yin Zheng. Jika dia benar-benar bermasalah, maka Departemen Administrasi bisa mengambil alih restoran para wanita.
Saat Hao Jia tidak merespon ucapannya dengan alasan kalau dia tidak enak badan, Yin Song sontak mengingatkannya untuk menjaga kesehatannya dengan baik karena bayinya Hao Jia adalah PUTRA pertamanya (Pfft! Kok bisa yakin banget kalau anaknya cowok?).

Bahkan dengan entengnya dia berkata bahwa setelah bayi itu lahir nantinya, dia akan dibesarkan oleh wanita lain, tapi bukan Fang Ru karena Yin Song sudah lama tidak suka sama Fang Ru. 

Hmm, jelas dari ucapannya kalau Yin Song berencana untuk menceraikan Fang Ru entah kapan dan akan menikahi Nyonya baru yang lebih bisa dia kendalikan. Jelas dia merasa inferior terhadap Fang Ru mengingat Fang Ru berasal dari keluarga kaya raya, padahal Fang Ru selalu nurut sama dia. 

Dia bahkan memaksa Hao Jia untuk membuang semua kosmetiknya tak peduli biarpun kosmetik itu berasal dari bahan alami yang tidak membahayakan janin, pokoknya dia akan memastikan segala hal terdekat Hao Jia, aman dari segala bahaya demi bayinya dan memaksa Hao Jia untuk terus makan tak peduli biarpun Hao Jia mual-mual. Demi apa? Demi si bayi.

Dia kepedean banget mengira dirinya romantis, sama sekali tidak sadar dan tidak peduli kalau perbuatannya ini tidak membuat Hao Jia nyaman. Bahkan semakin hari keadaan mental Hao Jia tampak semakin memburuk, yang mungkin saja jika terus dibiarkan bisa berubah menjadi depresi.

Bibi memberitahu Nyonya He bahwa tadi dia memberitahu Yin Zheng tentang kontribusi Nyonya He dalam membela para wanita dan Yin Zheng di hadapan Tuan Besar. Yin Zheng cuma bilang terima kasih.

Nyonya He agak canggung mendengar sikap Yin Zheng yang sangat formal bagai orang asing padanya. Tapi wajar saja sih, mereka tidak pernah dekat sejak Yin Zheng kecil dan semua itu salahnya yang selalu mendorong Yin Zheng menjauh.

Si kecil Yin Zai dengan polos tapi bijak menyarankan ibunya untuk ngobrol langsung saja pada Yin Zheng kalau ada yang ingin dia katakan, "orang dewasa itu bodoh." (Pfft!)

Bibi juga punya informasi lain yang agak mencurigakan. Tadi dia tak sengaja mendengar Yin Song menyarankan Yin An untuk melawan restoran para wanita. Hmm, pasti dia punya rencana licik.

Tak lama setelah itu, Yin An benar-benar melawan restoran para wanita dengan membuka restoran serupa dengan nama restoran hampir sama juga yang lokasinya tepat di depan restoran para wanita, pastinya tujuannya bukan untuk melawan Yin Zheng, tapi untuk balas dendam pada istri dan para gadis istilah matahari.

Dia berani banting harga besar-besaran sehingga banyak pelanggan restoran para wanita pindah ke restorannya. Hai Tang dan para gadis istilah matahari jadi kesal banget sama dia. Yuan Ying tetap tenang seperti biasanya, bahkan dengan cepat dia sudah membuat rencana perlawanan.

Yin An bahkan dengan angkuhnya mendatangi restoran para wanita dan terang-terangan mau merekrut para pekerja restoran mereka, dia bahkan berani mengiming-imingi mereka dengan gaji sangat tinggi.

Tapi para pekerja restoran para wanita ternyata sangat setia dan tidak ada satu pun yang tergoda oleh tawarannya Yin An, jelas karena mereka diperlakukan seperti selayaknya manusia sederajat dan digaji dengan baik oleh para bos mereka yang baik hati.

Sontak saja dia dan Hai Tang jadi bertengkar dan Yin An jadi semakin bertekad untuk mengalahkan mereka. 

Jadilah mereka mulai perang banting harga demi menarik pelanggan yang semakin lama, banting harganya semakin tidak masuk akal. Tapi pada akhirnya Yin An lebih sukses karena lebih berani banting harga semurah-murahnya.

Yuan Ying santai saja, jelas lah, Yin An melakukan ini hanya demi balas dendam tanpa memperhitungkan untung-rugi jangka panjang. Kalau dia begini terus, lama kelamaan dia pasti akan rugi besar. Kalau dia rugi, maka pastinya modal yang harus dia keluarkan akan semakin berkurang yang pada akhirnya akan memengaruhi kualitas rasa masakan restorannya. 

Li Wei sudah membuat resep menu baru, dan Yuan Ying sudah menyetujuinya. Pelanggan bisa bosan jika menunya itu-itu terus. Dengan menu baru ini ditambah dengan harganya yang lebih murah, mereka pasti akan bisa menyaingi restorannya Yin An. Dia sebagai 'Bibinya' Yin An, akan memberi pelajaran pada Yin An.

Malam harinya, para wanita berkumpul di rumahnya Yin Zheng untuk mencicipi resep menu barunya Li Wei yang ternyata memadupadankan beberapa menu berbagai wilayah. Err... yang jadi masalah, menu-menu baru ini agak-agak gimana gitu.

Tahu busuk isi kue wijen yang merupakan perpaduan menu Daichuan dan Cangchuan. Lalu ada mie siput campur arak dan tahu busuk yang merupakan perpaduan Daichuan dan Mochuan. Dan terakhir ada menu perpaduan Yingchuan dan Jichuan, bola nasi ketan fermentasi campur gula merah.

Kecuali yang terakhir, dua menu yang lain adalah makanan-makanan bau busuk menyengat yang jelas membuat para wanita ragu untuk mencicipinya. Hanya Li Wei seorang yang antusias dan berusaha membujuk dan meyakinkan mereka bahwa semua makanan ini enak-enak.

Shangguan Jing dan Hai Tang akhirnya memberanikan diri untuk mencicipinya dan rasanya ternyata memang benar-benar enak. Hanya Yuan Ying yang masih ogah mencicipinya, tapi dia beralasan kalau dia lagi puasa.

Tapi karena semua menu ini judul-judulnya agak menjijikkan, jadi mereka memutuskan untuk mengganti nama-namanya dengan nama-nama yang terdengar lebih puitis.

Rencana mereka sukses besar. Begitu menu-menu baru itu diluncurkan, para pelanggan mereka akhirnya kembali. Dan sesuai perkiraan Yuan Ying, para pelanggan restorannya Yin An satu per satu mulai meninggalkannya dan kembali ke restoran para wanita karena rasa masakan restorannya Yin An sudah tidak enak lagi sekarang.

Yin An tidak terima dan jadilah dia berdebat heboh di tengah jalan dengan Hai Tang dan Bai Lu. Tapi di tengah keributan itu, mereka tiba-tiba saja didatangi Marquis Yue yang menyatakan bahwa kedua restoran mereka ditutup dengan alasan mereka bikin ribut di tengah jalan.

Hmm, yang jadi masalah, Marquis Yue menutup restoran jelas bukan karena keributan mereka. Dia adalah orang dari Departemen Administrasi sekaligus pamannya Yin Song (dari pihak ibunya).

Dari sini jelas maksud Yin Song menghasut Yin An untuk membuka restoran saingan adalah supaya terjadi kekacauan ini dan pada akhirnya dia bisa punya alasan untuk menutup restoran para wanita dan menyelidiki Yin Zheng dan segala hal yang dilakukan Yin Zheng di restoran.

Lucunya, di saat Marquis Yue sedang ceramah panjang lebar dengan gaya sok keren dan sok bijaknya, yang intinya, dia mau mengambil alih restoran ini, Yin An mendadak bisa mendengar suara hati istri dan para gadis istilah matahari karena ceramahnya Marquis Yue sebenarnya sama persis dengan ceramahnya Yin An yang selalu dia ucapkan.

Bahkan saking seringnya dia ceramah itu, Hai Tang dan para gadis istilah matahari sampai hapal. Dia bahkan bisa mendengar komunikasi mata para wanita itu dan mendadak bisa komunikasi telepati dengan mereka. Pfft! 


Tapi berkat kemampuan dadakan inilah, Yin An akhirnya mulai menyadari kesalahannya pada mereka, dan begitu Marquis Yue pergi, Yin An sontak mewek sedih, mengaku salah pada Hai Tang dan para gadis istilah matahari dan mengakui betapa menyebalkannya dirinya yang dulu pada mereka.

Bersambung ke episode 23

Post a Comment

0 Comments