Recap The Forbidden Flower Episode 13 & Episode 14

He Ran penasaran ingin melihat foto-foto masa mudanya Xiao Han. Tong Tong pun memberinya sebuah album foto berisi foto-fotonya Xiao Han sejak masih bayi, tapi yang paling menarik perhatiannya adalah fotonya Xiao Han saat dewasa bersama Si Gemuk dan dua orang wanita, salah satu wanita tampak berdiri di sisi Xiao Han. Hmm, apakah wanita ini mantannya Xiao Han?

Tidak ada foto lainnya selain ini, Tong Tong menduga mungkin foto-foto mantannya Xiao Han sudah dibakar sama Ibunya Xiao Han. Dia tidak tahu apakah Xiao Han sendiri masih menyimpan foto mantannya atau tidak, jadi dia menyarankan He Ran untuk mencari sendiri saja di rumah di Desa Xiaozhou, siapa tahu di simpan di sana.

Tong Tong mengklaim kalau mantannya Xiao Han lebih cantik daripada He Ran, dia juga hebat, pernah memenangkan penghargaan internasional. Iiiish! He Ran sontak menegurnya untuk diam saking kesal dan cemburunya.

Hari ini waktunya He Ran pulang, tapi tentu saja keduanya tak rela berpisah satu sama lain. He Ran sontak lari kembali ke pelukannya dan dengan mantap menyatakan dia tidak akan pergi meninggalkan Xiao Han lagi, dan akhirnya Xiao Han pun memutuskan untuk pulang bersamanya juga.

Mereka akhirnya kembali ke Desa Xiaozhou dan menjalani hari-hari penuh kebahagiaan di sana. Suatu malam saat nongkrong di meja bilyar, He Ran merengek minta diajari bilyar. Xiao Han mengklaim tidak pandai main bilyar, tapi saat dia diejek seseorang, dia sontak terprovokasi dan langsung menunjukkan keahliannya bermain bilyar yang ternyata jago banget. Lalu setelah berhasil memasukkan semua bola, dia mengakhirinya dengan kecupan manis di bibir He Ran.

Mereka selalu mesra di mana pun dan kapan pun, mereka bahkan sampai tidak sadar bahwa saat mereka bermesraan di jalan, mereka dilihat oleh Paman Han yang kebetulan lewat. Tapi Paman Han tampak jelas menyetujui hubungan mereka dan senang mereka balikan.

Suatu malam, He Ran mendadak ingat ucapan Tong Tong untuk mencari foto mantannya Xiao Han di rumah ini. Maka kemudian, He Ran beralasan ingin makan semangka hanya untuk menjauhkan Xiao Han dari rumah untuk sementara waktu.

Tapi bukannya menemukan foto mantan, Xiao Han malah menemukan foto bunga kaktus yang ternyata sudah mekar sejak lama, sejak mereka taruhan waktu itu. Tepat saat itu juga, Xiao Han mendadak kembali dan jelas saja dia langsung tersipu malu begitu He Ran menggodanya dengan foto itu. Dia sontak merebut foto itu sebelum kemudian mencium mesra He Ran.

Keesokan harinya, He Ran melihat kaos-kaosnya Xiao Han putih semuanya. Membosankan. Jadi dia memutuskan untuk membuatnya lebih ceria dengan melukis kata 'Aku Cinta Kamu' dalam berbagai macam bahasa dan warna-warna cerah.

Karena He Ran sudah pergi terlalu lama, jadi hari ini dia memutuskan untuk pulang dan beralasan ke ibunya bahwa dia pergi main dadakan bersama teman-temannya. Awalnya Ibu kurang senang karena pastinya dia mengkhawatirkan He Ran, tapi karena sekarang dia juga ingin memberi He Ran kebebasan biar He Ran punya teman, jadi dia memutuskan untuk tak mempermasalahkannya lebih jauh. Dia hanya mengingatkan He Ran untuk jaga kesehatan di mana pun dia berada.


Kebetulan Keluarga Han berkunjung hari ini. Untungnya Han Yu tidak ikut karena sibuk dengan tur konser dengan band barunya. Saat Ibu mengomeli He Ran untuk tidak bepergian jauh, Paman dan Bibi Han kompak membela He Ran dan menasehati Ibu untuk memberi sedikit kebebasan pada He Ran, lagipula He Ran sekarang sudah dewasa.


Begitu mereka berduaan, Paman Han langsung terus terang mengaku bahwa dia pernah melihat He Ran bersama Xiao Han. He Ran sontak panik meyakinkan Paman Han bahwa dia duluan yang mencari Xiao Han, dia benar-benar serius terhadap Xiao Han.

Paman Han meyakinkan bahwa dia tahu kalau mereka serius dan dia bukannya tidak menyetujui mereka kok. Dia bahkan yakin bahwa mereka berdua serius terhadap satu sama lain sejak saat dia melihat lukisan Bunga Gerbera di rumahnya Xiao Han waktu itu.

He Ran senang mendengarnya, dia pikir kalau Paman Han akan seperti yang lain yang menginginkannya untuk bersama Han Yu. Paman Han sinis mendengarnya, dia sendiri saja tidak menyukai keponakannya yang satu itu, cowok kekanak-kanakan.

"Kau lebih cocok bersama dengan pria yang dewasa, stabil dan bertanggung jawab," ujar Paman Han.

Keesokan harinya sebelum pergi kerja, Ibu pamitan dulu pada He Ran sekaligus memberi izin pada He Ran untuk main keluar kalau dia mau. Ibu benar-benar ingin memberinya kebebasan.

"Pokoknya, Ibu berharap kau bisa lebih bahagia."

Aww, akhirnya. He Ran sampai tercengang mendengar ketulusan ibunya.

He Ran dan Xiao Han melewati hari-hari mereka dengan penuh kebahagiaan. Suatu hari, He Ran mendadak bermanja ria minta dipeluk dan Xiao Han dengan senang hati menurutinya.

Tapi kemudian He Ran malah, lagi-lagi, memintanya untuk jadi model. Kali ini Xiao Han keukeuh menolak, dia bersedia menuruti apa saja keinginan He Ran yang lain asalkan bukan jadi model. Oh, baiklah kalau tidak mau jadi model. Kalau begitu, jadi kanvas saja. Pfft!


Jadilah Xiao Han harus mengorbankan lengannya untuk dijadikan kanvas lukisnya He Ran. Dia duduk diam dengan sabar, bahkan sampai mati rasa demi menyenangkan He Ran.

Tapi He Ran tidak puas dengan hanya satu lengan, dia butuh area kanvas yang lebih luas, jadi dia langsung merobek singletnya Xiao Han dan menggambar jantung dan bunga Gerbera di punggungnya, dan Xiao Han akui kalau gambarnya memang bagus. Tapi bagaimana dia bisa mandi dengan semua ini?

"Tidak boleh mandi! Catnya bisa luntur kalau kena air."

"Lalu bagaimana kalau aku berkeringat?"

"Tidak masalah. Aku tidak merasa kau jorok."

Oh begitu? Xiao Han mendadak nakal mencium mesra He Ran. Dia sudah mengorbankan waktu, tenaga dan tubuhnya untuk He Ran, jadi sekarang giliran He Ran.

Hari ini bunga-bunga Bougenville-nya Xiao Han banyak yang rontok. Tapi Xiao Han dengan penuh kesabaran memungutinya satu per satu alih-alih pakai sapu karena dia tidak mau merusak bunganya. Bagaimana pun, bunga-bunga ini sudah tumbuh dengan susah payah.

He Ran tiba-tiba punya ide yang lebih bagus. Dia menggambar seorang penari lalu menempelkan bunga-bunga itu satu per satu sehingga jadilah gambar gaun bunga. Nanti tinggal diawetkan dan diberi pigura, maka bunga-bunga ini akan abadi. Xiao Han senang dan jadi semakin cinta pada pacar tercintanya ini.

Malam harinya usai mandi, He Ran dengan imutnya duduk di pangkuan Xiao Han, mengeluhkan kamar mandi mereka yang tidak ada bak mandinya lalu meminta Xiao Han untuk mengajaknya kencan besok, dan Xiao Han hanya menjawabnya dengan ciuman mesra.


Yuan Qi belakangan ini baru bekerja di kota ini dan ternyata dia bekerja di perusahaan Ibunya He Ran, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang minuman sehat. Dan yang paling tak disangka-sangka, begitu melihat Ibunya He Ran, dia langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. (Wkwkwk! He Ran suka om-om, Yuan Qi suka tante-tante)

Sebenarnya, Yuan Qi ini mahasiswa yang berprestasi. Tapi di kantor, Yuan Qi banyak diremehkan orang-orang, dia bahkan tidak diberi pekerjaan. Jelas dia tidak senang dengan itu, apalagi orang-orang juga selalu menggosipkannya. Akhirnya, karena tidak punya kerjaan dan malas mendengar gosipan orang-orang tentangnya, dia lebih suka menghindar dengan menenangkan diri (atau lebih tepatnya, tidur siang) di gudang penyimpanan.

Sedangkan Ibunya He Ran, walaupun dia melakukan pekerjaannya dengan baik, namun sebenarnya dia selalu tegang dan stres. Bahkan hari ini, dia langsung gemetaran hebat seusai rapat. Hari ini kebetulan obat penenangnya habis, jadi dia harus cari cara lain untuk menenangkan dirinya.

Akhirnya dia memutuskan untuk masuk ke gudang penyimpanan yang dia pikir sedang kosong dan minum miras di sana sambil makan junk food dengan rakus. Bah! Padahal dia adalah pakar makanan sehat. 

Dia hampir saja ketiduran, tapi begitu sekretarisnya menelepon, dia langsung menyadarkan dirinya, buru-buru merapikan penampilannya, menyingkirkan bau alkohol dari tubuhnya dan kembali ke sikap profesionalnya, sama sekali tidak sadar bahwa Yuan Qi ada di sana, sedari tadi mengintipnya dari tempat persembunyiannya dengan geli, dan jelas dia suka dengan keunikan Ibunya He Ran.

Hari kedua, lagi-lagi dia melihat Ibunya He Ran minum-minum di siang bolong lalu marah-marah pada seseorang di telepon karena orang itu tidak becus kerja lalu kemudian melampiaskan kemarahannya dengan memukuli piano. 

Tapi bukannya ilfeel, Yuan Qi justru makin suka sama dia. (Pfft! Selera Yuan Qi ini aneh ya ternyata, dia bukan cuma suka sama tante-tante tapi juga suka cewek kasar, depresi, dan hobi mabuk).

Hari ketiga, Yuan Qi melihat Ibunya He Ran melakukan kebiasaan rutinnya, minum-minum sambil makan junk food, tapi kali ini sambil nonton drama biar ada alasan buat nangis, padahal dramanya rom-com.

Saking antusiasnya mengintip, Yuan Qi tak sengaja menjatuhkan boneka tempat dia bersembunyi. Sontak saja Yuan Qi panik takut ketahuan dan langsung menyembunyikan wajahnya pakai topeng.

Sebenarnya, awalnya Ibunya He Ran tidak menyadarinya karena sudah mabuk dan tertidur. Yuan Qi sepelan mungkin menyelimutinya, tapi dia malah tak sengaja menginjak mainan bebek yang langsung berbunyi nyaring dan otomatis membangunkan Ibunya He Ran.

Yaaa... ketahuan deh. Ibunya He Ran sontak mencopot paksa topengnya dan memperingatkannya untuk tutup mulut. Tapi sikapnya malah membuat Yuan Qi jadi semakin suka sama dia.

 

Namun sejak saat itu, Ibunya He Ran jadi tidak pernah lagi ke gudang dan harus bergantung pada obat lagi. Dia bahkan jadi sering melamun memikirkan Yuan Qi sampai dia hampir tidak fokus bekerja gara-gara itu, mungkin takut Yuan Qi akan menggosip tentangnya.

Tapi suatu hari saat dia sedang rapat, tiba-tiba Yuan Qi datang terlambat dan kedatangannya sontak membuat Ibunya He Ran jadi tegang sampai dia hampir tidak konsen dengan presentasinya.

Bahkan gara-gara itu, Ibunya He Ran mendadak membatalkan keikutsertaannya dalam acara makan malam menyambut para pegawai baru (yang salah satunya adalah Yuan Qi), padahal Yuan Qi menyarankan agar mereka makan ayam goreng di resto terdekat karena dia tahu kalau Ibunya He Ran suka ayam goreng.

Tapi ujung-ujungnya dia tetap datang juga karena khawatir, mengira Yuan Qi akan membocorkan rahasianya. Padahal Yuan Qi diam saja, bahkan saat Ibunya He Ran berbohong ke semua orang bahwa dia setiap hari hanya makan makanan dan minum minuman sehat, dan berbohong bahwa dia tidak pernah bertemu Yuan Qi.

Parahnya lagi, biarpun Yuan Qi sudah tutup mulut, tapi Ibunya He Ran malah sengaja menyiksanya dengan mendadak memberinya baaaaanyak kerjaan, mulai dari A sampai Z, yang harus dia selesaikan sendiri dalam waktu yang begitu singkat. Semua pegawai jadi kasihan sama Yuan Qi, jelas-jelas dia sedang ditarget sama Ibunya He Ran.

Yuan Qi jadi harus begadang selama beberapa hari hanya demi menyelesaikan proposalnya. Sebenarnya dia berhasil menyelesaikannya tepat waktu, tapi Ibunya He Ran sengaja mengabaikan proposalnya, mengklaim kalau proposalnya tidak berguna.

Yuan Qi jelas kesal menyadari Ibunya He Ran sengaja mempersulitnya dan secara tak langsung memaksanya untuk mengundurkan diri dari perusahaan. Ibunya He Ran terus terang mengiyakannya, dia tunggu surat pengunduran dirinya Yuan Qi.

Sementara itu di Desa Xiaozhou, He Ran tak sengaja bertemu dengan seorang gadis cantik yang mencari Desa Xiaozhou. Hmm, siapakah gadis cantik itu?

Bersambung ke episode 15

Post a Comment

0 Comments