Akhirnya menyetujui hubungan Song Wu dan Song Wu, Yin Zheng pun mengajak Li Wei untuk membicarakan masalah ini pada Nyonya He. Bisa dimaklumi kalau Nyonya He takut Song Wu (cowok) cuma ingin memanfaatkan Song Wu (cewek).
Tapi, dia cuma rakyat biasa, sedangkan Song Wu (cewek) adalah seorang tuan putri kerajaan. Tuan Besar jelas tidak bisa menyetujui hubungan mereka, tidak pantas seorang tuan putri menikah dengan rakyat jelata.
Song Wu yang sedari tadi menguping, akhirnya keluar dan dengan penuh keberanian meminta gelar tuan putrinya dicabut. Dia tidak masalah biarpun diusir dari istana karena dia benar-benar menginginkan pernikahan ini dan tidak akan menyesal.
Tuan Besar akhirnya menyetujuinya dan Song Wu pun langsung pergi ke toko buku untuk mengabarkan kabar baik ini. Apakah Song Wu (cowok) masih mau menikah dengannya biarpun sekarang dia cuma seorang rakyat jelata?
Tentu saja. Song Wu (cowok) sama sekali tidak peduli dengan harta ataupun statusnya Song Wu (cewek). Satu-satunya yang dia pedulikan adalah Song Wu (cewek). Terharu, kedua Song Wu pun langsung berpelukan.
Yin Qi mendadak pulang dengan ngambek. Jadi ceritanya, tadi Nyonya Besar memanggil Song Wu dan memarahinya terkait perbuatannya mengejar Song Wu (cowok).
Terus, Yin Qi berniat membela Song Wu. Eeeh, dia malah diketawain cuma gara-gara salah mengucap peribahasa. Pfft! Gara-gara itu, Nyonya Besar menghukumnya menyalin buku. Yin Qi keukeuh kalau peribahasa yang dia ucap itu benar, tidak mungkin salah.
Dia mendadak mengklaim kalau kepalanya jadi pusing gara-gara... dan langsung memanfaatkan kesempatan untuk menyandarkan kepalanya di bahu Shangguan Jing dengan alasan kalau dia capek, mau istirahat sebentar.
Jing tampak jelas tersipu dan gugup karena kedekatan mereka. Kalau begitu, dia memutuskan untuk membantu Yin Qi menyalin buku. Eeeeh, Yin Qi malah mendadak merusak momen romantis mereka dengan mengkritiki tulisannya Jing yang kayak cakar ayam. Jing jadi kesal dan langsung pergi meninggalkannya.
Keesokan harinya, Song Wu berpamitan pada Yin Zheng sekeluarga. Semua orang sedih harus berpisah dengannya. Namun Yin Zheng meyakinkan Song Wu bahwa mereka tetaplah keluarga tak peduli apa pun status Song Wu sekarang.
Namun yang paling sedih adalah Li Wei, mereka yang awalnya musuhan, sekarang jadi sahabat paling dekat dan tidak rela berpisah satu sama lain. Yuan Ying jujur mengaku iri padanya karena Song Wu bisa menjalani kehidupan yang dia inginkan, sesuatu yang selama ini sangat diimpikan oleh Yuan Ying.
Beberapa hari kemudian, Yuan Ying memberitahu Li Wei bahwa mereka harus mengadakan pesta kebajikan setelah sekarang Yin Zheng resmi bergabung di Departemen Urusan Sembilan Wilayah.
Pestanya itu semacam pesta pertemuan antar duta besar dari masing-masing wilayah. Karena Li Wei yang nantinya akan menjadi Nyonya Muda Keenam, jadi Yuan Ying menyuruh Li Wei untuk mulai belajar dari sekarang, dengan cara mengurus pesta itu sendiri.
Li Wei awalnya galau karena ini pengalaman pertamanya, tapi saat Yin Zheng berjanji akan bicara dengan Tuan Besar terkait masalah wanita berbisnis sendiri, Li Wei mendadak semangat untuk mengurus pesta itu.
Li Wei benar-benar serius merencanakan segala detil untuk pesta itu, dan Yuan Ying menyetujui semua idenya. Dia bahkan memberi nilai 8 untuk kemajuan Li Wei yang begitu pesat ini. Yuan Ying yakin sekali bahwa setelah dia pergi nanti, Li Wei pasti akan menjadi Nyonya Muda yang baik.
Tapi Li Wei mengaku bahwa dia sangat berusaha keras kali ini bukan demi menjadi Nyonya Muda yang baik, melainkan agar Tuan Besar akan melonggarkan aturan dan mengizinkan wanita berbisnis di luar rumah. Ini adalah langkah kecil untuk membuka jalan yang lebar bagi kebebasan para wanita di Xinchuan.
Tapi... saat akhirnya tiba waktunya pesta, Su Shen tiba-tiba mendapat perintah dari Nyonya Besar bahwa hanya Nyonya Muda yang boleh menghadiri pesta. Aww, kasihan Li Wei. Padahal dia sudah bekerja keras demi pesta ini.
Yuan Ying tidak terima dan menyuruh Li Wei untuk tetap ikut saja dan mengabaikan perintah tidak masuk akal itu. Tapi Li Wei berbesar hati menuruti perintah itu, pura-pura bersikap seolah dia ikhlas, menyatakan kalau dia akan mengurus rumah saja. Dia mengantarkan mereka pergi dengan penuh senyum padahal hatinya terluka.
Frustasi, Li Wei akhirnya melampiaskannya dengan minum-minum sepanjang hari sampai mabuk sambil mengutuki aturan menyebalkan ini. Dia bahkan mengutuki Yin Zheng, biar Yin Zheng minum sampai mabuk dan menunjukkan wajah aslinya di hadapan semua orang.
Guci araknya sudah habis. Iiish! Li Wei sebal dan langsung asal melemparnya ke belakang, dan BUG! Kena jidatnya Yin Zheng yang mendadak pulang lebih cepat. Wkwkwk!
Merasa bersalah, Li Wei jzdi harus mengurus jidatnya Yin Zheng yang sekarang lebam. Yin Zheng pulang lebih cepat karena mengkhawatirkan Li Wei. Dia benar-benar merasa bersalah karena sudah membuat Li Wei menderita.
"Kelak, jika sedih akan sesuatu, katakan langsung padaku, jangan ditahan."
Li Wei akhirnya curhat kesal mengutuki aturan menyebalkan wilayah ini, aturan yang sepertinya dibuat khusus untuk menyusahkannya. Dia sudah mencurahkan segenap kekuatannya untuk pesta ini, tapi akhirnya malah dilarang pergi dan dia jadi tidak bisa melihat hasil kerja kerasnya sendiri.
Dia tahu kalau Yin Zheng tidak salah apa-apa, Yuan Ying juga tidak salah, tapi tetap saja dia butuh menenangkan diri selama beberapa hari, jadi dia menuntut Yin Zheng untuk membiarkannya sendiri untuk sementara waktu.
Saat Li Wei tengah merenung sedih bersama Baifu, Yuan Ying mendadak muncul dan meminta maaf padanya. Dia benar-benar merasa bersalah pada Li Wei.
Nyonya Besar sengaja membuat aturan itu karena Nyonya Besar sudah mendengar kabar bahwa Yin Zheng lebih menyayangi Li Wei. Karena itulah Nyonya Besar melarang Li Wei pergi agar tidak mempermalukan Yuan Ying.
Tapi Li Wei tetap tegas dengan pendiriannya bahwa dia tidak menyalahkan siapa pun, Yuan Ying dan Yin Zheng sama-sama tidak bersalah dalam masalah ini, yang salah adalah aturan Xinchuan yang menyebalkan ini.
Yuan Ying setuju, "mungkin suatu hari, kita bisa menjadi orang yang mengubah aturan lama."
Biarpun Yuan Ying melakukan segala hal sesuai aturan, tapi bukan berarti dia menyetujui semua aturan itu. Hanya saja, sekarang ini dia belum memiliki kemampuan untuk mengubahnya.
Dia memiliki kemampuan yang lebih hebat dibanding saudara-saudara laki-lakinya, dia punya bakat dalam politik dan kerajaan. Sayangnya, tidak pernah ada pejabat wanita di Jinchuan sehingga dia hanya bisa menuruti aturan dan menikah ke sini. Menjadi pejabat wanita, sepertinya hanya bisa menjadi impian.
Li Wei tidak setuju. Asalkan Yuan Ying tetap teguh untuk mengejar impiannya, maka suatu hari nanti, dia pasti bisa mewujudkannya.
"Terima kasih. Mungkin suatu hari nanti, aku bisa menjadi cukup kuat untuk mengubah aturan dan tidak dipandang sebelah mata lagi oleh dunia. Nantinya, aku berharap bisa membuat lebih banyak wanita bisa bebas berkeliling dunia," ujar Yuan Ying.
"Sepertinya aku tidak punya impian yang begitu mulia. Aku hanya ingin melewati hidup dengan baik dan bebas. Melindungi orang yang ingin kulindungi."
"Kuharap kita dan semua wanita di dunia bisa menjalani hidup yang kita semua inginkan. Dengan begitu, semua kesusahan saat ini akan bermakna."
Para wanita berkumpul di restoran untuk mendiskusikan rencana bisnis mereka. Bahkan Shangguan Jing dan Song Wu juga ingin ikut berinvestasi. Sayangnya, tidak mudah bagi para wanita itu untuk memulai bisnis di tengah budaya patriarki yang mendarah daging sangat kuat.
Tidak ada satu pun pemilik toko di seluruh penjuru kota yang bersedia menyewakan toko mereka pada para wanita itu. Mereka semua jadi putus asa. Apalagi uang mereka sudah hampir habis sekarang. Li Wei bahkan ingin menawarkan gelang pemberian kakeknya untuk membantu mereka, tapi semua orang sepakat menolak.
Ditengah keputusasaan mereka, Jing mendadak muncul membawakan karung kecil tapi sangat berat, yang isinya sebuah patung yang terbuat dari emas murni dan sangat berat milik Si Si. Woah! Seperti biasanya, Si Si sangat rendah hati sampai berkata bahwa hanya sedikit harta ini yang dia miliki. Pfft!
Ini mah jauh lebih banyak daripada gabungan semua uang mereka. Mereka begitu berterima kasih hingga memutuskan bahwa Si Si-lah investor utama mereka, nantinya dia akan memiliki hak penuh untuk membuat keputusan di restoran mereka.
Si Si menolak, dia tidak bisa, Yuan Ying dan Li Wei saja yang mengurus. Jangan khawatir, Yuan Ying janji kalau Si Si pasti akan mendapatkan bagi hasil sesuai harga pasar. Tapi yang jadi masalah sekarang adalah mereka masih belum bisa mendapatkan sewa toko. Harus bagaimana?
Namun tak lama kemudian, sepertinya mereka bisa mendapatkan titik terang saat mereka tak sengaja mendengar percakapan seorang penjaga restoran dengan seorang pelayan. Menurut percakapan mereka, bos pemilik restoran ini kabarnya mau menjual restoran ini karena si bos ingin pulang kampung.
Kebetulan kampung halaman si bos restoran sama dengan kampung halamannya Li Wei, Jichuan. Maka Li Wei, Yuan Ying langsung nimbrung dan berusaha membujuk si penjaga restoran untuk menjual toko ini kepada mereka saja.
Sama seperti yang lain, si penjaga restoran juga berusaha menolak mereka dengan cara baik-baik. Tapi berkat intimidasi dari Shangguan Jing, si penjaga restoran akhirnya bersedia berdiskusi lebih lanjut.
Li Wei mengerti kegalauan Penjaga Toko Zhou yang pastinya tidak akan punya pekerjaan jika restoran ini dijual. Tapi Li Wei berjanji bahwa jika Penjaga Toko Zhou membantu mereka untuk menegosiasikan jual-beli restoran ini sampai deal, maka mereka pasti akan tetap mempertahankan Penjaga Toko Zhou di sini. Dia juga akan diberi komisi yang sesuai.
Tawaran yang menarik. Tapi tetap saja Penjaga Toko Zhou ragu mengingat belum pernah ada wanita yang berbisnis di Xinchuan sebelumnya. Bagaimana kalau mereka gagal dan bangkrut?
Yuan Ying meyakinkannya untuk tidak khawatir. Jika bisnis mereka gagal, mereka akan tetap memberikan gaji pada karyawan selama setengah tahun sampai mereka mendapatkan pekerjaan baru.
Wah! Sungguh tawaran yang sangat bagus.
Penjaga Toko Zhou benar-benar tertarik, apalagi setelah mendengar konsep restoran mereka yang ingin menjual hidangan khas dari sembilan wilayah. Penjaga Toko Zhou sendiri bukan orang asli Xinchuan dan pastinya sering merindukan makanan kampung halamannya. Makanya dia langsung suka dengan konsep restoran mereka.
Jing juga menegaskan bahwa restoran mereka nantinya akan women friendly, ini akan menjadi tempat nongkrong terbaik bagi wanita. Dengan target pasar yang begitu luas ini, mereka yakin bahwa restoran mereka nanti pasti akan sukses. Penjaga Toko Zhou sangat suka dan akhirnya setuju untuk membantu mereka.
Yin Qi dan Yin Zheng ada di luar, diam-diam menunggu para istri dan selir mereka. Yin Qi benar-benar berharap semoga para istri mereka akan berhasil. Yin Zheng sok jaim, pura-pura cuek dengan menyibukkan diri baca buku, padahal begitu para wanita keluar, dia langsung mengintip dengan antusias dan senang melihat para wanita itu keluar dengan penuh senyum.
Bersambung ke episode 21
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam