Untuk menghibur Song Wu, Li Wei mengajaknya jalan-jalan ke pasar malam. Tapi gara-gara mereka sama-sama tidak fokus (perhatian Li Wei teralih karena mau membeli jamur yang berasal dari kampung halamannya, sedangkan Song Wu terus jalan sambil melamun), mereka jadi terpisah di tengah keramaian.
Dalam usaha saling mencari satu sama lain, tak sengaja Song Wu menemukan seorang anak kecil hilang yang mencari 'Song Wu'. Hah? Song Wu jelas bingung, bagaimana bisa anak kecil itu mengenalnya? Errr... tapi kayaknya bukan dia yang dimaksud si anak.
"Kau siapa? Aku mencari Song Wu," tangis anak itu.
"Aku adalah Song Wu."
"Kau Song Wu apa?"
Di tempat lain, dalam usahanya meneriakkan nama Song Wu, Li Wei malah didatangi seorang pria muda yang kebingungan karena merasa dirinya-lah yang dipanggil Li Wei. Ah! Jadi dia adalah Song Wu (cowok) yang dicari-cari si anak kecil, yang secara kebetulan banget nama dan marganya mirip dengan Song Wu (cewek).
Kebetulan saat itu juga, Song Wu (cewek) akhirnya muncul dengan membawa anak kecil itu, yang ternyata adalah adiknya Song Wu (cowok). Begitu bertemu, Song Wu dan Song Wu (Pfft!) langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.
Mereka bahkan langsung ngobrol berdua, saling memuji dan mengagumi satu sama lain, seolah dunia milik berdua, yang lainnya ngontrak. (Kayaknya Song Wu akhirnya menemukan jodohnya nih)
Biarpun nama mereka kelihatan sama, namun nama Wu dalam nama mereka masing-masing memiliki arti yang berbeda. Yang cewek yang artinya menari, sedangkan yang cowok artinya bela diri (cocok!).
Song Wu (cowok) mengaku bahwa dia memiliki usaha toko buku. Hmm, pantas saja sikap dan cara bicaranya sangat intelektual. Dia bahkan mengundang Song Wu (cewek) untuk datang ke toko bukunya dan berjanji akan memberikan buku apa pun yang Song Wu (cewek) sukai sebagai balasan karena Song Wu (cewek) telah menyelamatkan adik kecilnya.
Song Wu (cewek) langsung bersemangat mau mampir sekarang juga, tapi Li Wei dengan cepat menghentikannya, tidak etis kan kalau terlalu terburu-buru, lain kali saja dan langsung menyeret Song Wu (cewek) pulang.
Sudah beberapa hari ini Yin An sakit hingga tidak bisa mengikuti rapat pemerintahan. Tuan Besar akhirnya mengirim tabib istana untuk memeriksanya. Ternyata sakitnya gara-gara dia kebanyakan minum obat yang diresepkan si tabib gadungan dari Mochuan waktu itu.
Memang sih obatnya beneran obat, tapi semua itu adalah obat penambah gizi yang jika digabung jadi satu, bukannya bikin sehat malah bikin sakit... atau lebih parahnya lagi, mungkin bisa mengancam nyawa. Waduh! Untungnya tubuh Yin An cukup kuat dan belum mati.
Menurut pemeriksaan tabib istana, sebenarnya Yin An tidak bermasalah di bagian 'itu' kok, seharusnya dia bisa mendapatkan keturunan. Wah! Yin An sontak bangkit dari kasur dengan kebingungan, kalau memang begitu, lalu kenapa selama ini dia belum punya anak satu pun? Di mana letak masalahnya?
Hai Tang yang sempat menguping setengah awal percakapan tabib dan Yin An, langsung pergi dengan antusias memberitahukan masalah ini pada teman-temannya. Sontak saja para wanita itu langsung menggosip heboh sambil mengejeknya. Sayangnya dia tidak sempat bagian akhir percakapan Yin An dengan tabib istana.
Di tengah-tengah kehebohan mereka dalam menggosip, Yin An mendadak muncul dan langsung marah-marah... karena akhirnya dia tahu biang masalahnya. Ternyata istri dan para selirnya selama ini meminum obat semacam KB untuk mencegah kehamilan.
Jelas saja Yin An murka dan merasa terkhianati oleh keluarganya sendiri. Dia paling kecewa pada 'Bai Lu' karena selama ini dia selalu menyayangi 'Bai Lu', lalu kenapa 'Bai Lu' tidak mau mengandung anaknya? Apa 'Bai Lu' kurang puas dengan kehidupan yang dia berikan?!
'Bai Lu' yang awalnya berusaha diam saja mengabaikannya, akhirnya tidak tahan lagi dan sontak balas membanting sumpitnya dengan penuh amarah dan memberitahu Yin An bahwa namanya BUKAN Bai Lu, dia Shuang Jiang.
Kesal, Yin An langsung menghukum para haremnya dengan pukul tangan pakai tongkat. Tapi tetap saja tidak ada satu pun yang bersedia mengaku salah dan lebih memilih dipukul. Untungnya sebelum Yin An sempat memukul Hai Tang, Yuan Ying mendadak muncul menendang pintu bersama Li Wei untuk menyelamatkan para wanita itu.
Kedatangan mereka membuat para gadis istilah matahari semakin berani melawan Yin An. Mereka akui kalau Yin An memang berjasa menyelamatkan hidup mereka, tapi sisi lain, Yin An duluan yang sejak awal menipu mereka, merayu mereka dengan janji-janji manis, tapi nyatanya apa?
Ternyata Yin An hobi membawa pulang wanita baru satu demi satu dan tidak menghormati mereka sedikit pun. Karena itulah, mereka semua menuntut untuk dibebaskan dari tempat ini. Lebih baik tidur di jalanan dan memiliki kebebasan daripada terkurung di tempat ini.
Kesal, Yin An menantang mereka untuk pergi saja kalau mereka berani, meyakini kalau mereka pasti akan mati kelaparan di jalanan tanpa dia. Tapi para gadis matahari tak takut sedikitpun dan langsung berjalan pergi dengan kepala terangkat tinggi-tinggi... semuanya, termasuk Hai Tang yang sontak saja membuat Yin An terjatuh lemas.
Biarpun harus hidup di jalanan, para wanita itu tetap teguh untuk minggat dari rumah ini. Sayangnya, Hai Tang tidak bisa ikut. Dia tidak seperti mereka yang tidak memiliki status resmi sehingga mereka bisa bebas pergi kapan saja. Dia adalah istri resmi yang dipilih langsung oleh Tuan Besar, satu-satunya cara baginya untuk pergi adalah jika dia diceraikan secara resmi.
Biarpun dia sangat ingin kabur bersama mereka, tapi jika dia melakukan itu, maka dia hanya akan menyusahkan keluarganya di Cangchuan. Tapi dia meyakinkan mereka untuk tidak usah mengkhawatirkannya di sini. Dia justru lebih mengkhawatirkan mereka yang sekarang harus hidup di jalanan. Siapa yang akan mau menerima mereka sekarang?
Li Wei mendadak nimbrung, mereka bisa mengandalkan diri mereka sendiri untuk bertahan hidup, tidak harus bergantung pada pria mana pun. Dia dan Yuan Ying sudah memikirkan sebuah rencana untuk membantu mereka semua menghidupi diri mereka sendiri. Yaitu, membuka bisnis restoran bersama.
Mereka semua kan memiliki keahlian masing-masing. Mereka bisa memanfaatkan semua itu untuk restoran mereka. Dengan begitu, mereka bukan hanya akan memiliki penghasilan sendiri, melainkan juga memiliki tempat tinggal.
Ide yang sangat bagus. Yang jadi masalah... selama ini tidak pernah ada wanita yang berbisnis di Xinchuan. Para wanita Xinchuan selalu bergantung pada suami. Pasti akan sangat sulit bagi mereka untuk mewujudkan rencana ini.
Tapi Li Wei tetap positif dan yakin bisa melakukannya, terlebih, semua itu hanya tradisi dan tidak pernah ada larangan resmi bahwa wanita tidak boleh bekerja sendiri. Jadi mereka masih punya peluang. Tidak masalah biarpun nantinya mereka akan digosipkan orang-orang, yang penting mereka bisa mandiri dan berjuang demi diri sendiri.
Lalu apa yang harus mereka jual di restoran mereka? Li Wei punya ide untuk menjual aneka hidangan sembilan wilayah. Mereka semua kan berasal dari berbagai wilayah, mereka bisa memasak hidangan khas dari wilayah masing-masing untuk dijual di restoran. Ide yang bagus, bahkan Yuan Ying pun langsung setuju.
Saat Yin Zheng pulang malam harinya, dia mendapati Li Wei sedang menunggunya dengan semangkok sup kacang merah. Hmm, Yin Zheng sudah sangat mengenalnya dengan baik sehingga dia bisa langsung tahu kalau Li Wei pasti sedang ada maunya. Katakan saja terus terang, ada masalah apa?
Li Wei pun menceritakan kejadian di kediaman Yin An tadi dan jelas saja Yin Zheng shock mendengar semua selirnya Yin An sudah minggat. Masalahnya sekarang adalah para gadis istilah matahari ingin membuka usaha mereka sendiri biar bisa hidup mandiri.
Li Wei dan Yuan Ying juga ingin menggunakan uang pribadi mereka untuk berinvestasi. Yin Zheng kan pernah bilang bahwa wanita boleh mencoba berbisnis setelah pasar malam stabil. Apakah ucapan Yin Zheng ini masih berlaku?
Yin Zheng tak yakin, "wanita berbisnis? Tapi masalah ini belum pernah dibahas dengan Tuan besar. Mungkin akan sedikit merepotkan."
Li Wei sontak lesu mendengarnya dan langsung menarik kembali mangkok supnya. Eiiitss!!! Tunggu dulu, Yin Zheng langsung menarik kembali mangkoknya dan dengan manisnya meyakinkan Li Wei bahwa masalah apa pun bisa didiskusikan. Woah! Li Wei sontak sumringah secerah matahari dan langsung melompat-lompat pergi dengan riang sembari memuji Yin Zheng. Jangan lupa makan sup-nya yah!
Hao Jia sedang berusaha membujuk Yin Song untuk mengizinkannya main keluar rumah. Tapi Yin Song bisa langsung tahu kalau Hao Jia pasti mau bertemu dengan Li Wei. Dia sontak mencengkeram keras tangan Hao Jia dan melarangnya untuk menemui teman-temannya lagi, meyakini kalau mereka semua komplotan.
Setelah itu dia mulai sok romantis merayu Hao Jia, tapi astaga! Dia bahkan jauh lebih buruk daripada Yin An. Dia cuma punya satu istri dan satu selir, tapi malah lupa siapa di antara Fang Ru dan Hao Jia yang suka mie siput, meyakini bahwa Hao Jia-lah yang suka makanan bau itu. Hao Jia iyain ajalah daripada ribet.
Song Wu benar-benar serius jatuh cinta pada Song Wu (cowok), bahkan sekalipun mereka baru bertemu satu kali, tapi Song Wu mantap ingin menikah dengan Song Wu (cowok). Masalahnya, dia tidak tahu bagaimana caranya untuk membuat Song Wu (cowok) menikahinya.
Li Wei punya ide yang didasarkan pada kisah cinta kedua orang tuanya, yang mana ibunya dulu menipu ayahnya untuk menikahinya (Pfft!). Tapi siapa yang bisa membantu mereka untuk melaksanakan rencana itu? Tidak mungkin Yin Zheng. Li Wei punya ide... Yin Qi.
Iya, Yin Qi yang waktu di Mochuan tergagap-gagap karena tidak bisa berakting dengan baik itu, sekarang bersedia membantu mereka berakting jadi perampok di toko bukunya Song Wu (cowok), mau merampok buku. Wkwkwk! Bukan ngerampok duit tapi ngerampok buku.
Lalu datanglah Song Wu (cewek) yang datang bagai super woman menyelamatkan cowok ganteng lemah dan tak berdaya. Dia dan Yin Qi langsung berakting bertarung, tapi aksi tarungnya mereka lebay banget pakai acara saling mengomentari. Yin Qi bahkan langsung menyerah dengan cepat sampai Song Wu (cowok) jadi curiga kalau Song Wu (cewek) mengenal si perampok. Pfft!
Rencananya gagal total, Song Wu sontak mewek sedih sampai Li Wei dan Yin Qi kebingungan bagaimana harus menghiburnya. Namun tiba-tiba pelayan datang mengabarkan kedatangan Song Wu (cowok). Loh? Dari mana dia bisa tahu tempat tinggalnya Song Wu? Itu karena Song Wu (cewek) tak sengaja menjatuhkan plakat gioknya saat dia berakting tarung sama Yin Qi kemarin.
Song Wu (cewek) setulus hati meminta maaf atas perbuatannya dan bersedia membayar ganti rugi atas kerusakan yang dia sebabkan di toko bukunya Song Wu (cowok). Song Wu sebutkan saja jumlahnya berapa.
Song Wu (cowok) awalnya menolak, tapi Song Wu (cewek) keukeuh mau bayar ganti rugi. Song Wu (cowok) akhirnya mau juga menyebutkan jumlahnya, 1000 koin. Jumlah yang terbilang sedikit bagi orang dengan kemampuan ekonomi tinggi seperti Song Wu.
Tapi Song Wu sengaja tidak langsung melunasinya, malah membuat surat hutang. Dia akan membayarnya sedikit demi sedikit setiap hari... biar ada alasan untuk bertemu Song Wu (cowok) setiap hari, begitu. Dia beralasan bahwa dia tidak bisa langsung bayar lunas, soalnya uangnya diatur dengan sangat ketat oleh kakaknya yang super pelit. Pfft!
Song Wu (cowok) setuju. Tapi tetap saja dia penasaran, kenapa Song Wu melakukan hal itu kemarin. Tapi tentu saja Song Wu (cewek) terlalu malu untuk berterus terang, jadi dia hanya bisa meminta maaf setulus hati lalu bergegas kabur.
Tapi tiba-tiba saja dia dihadang oleh 3 orang cowok yang berlomba-lomba mengaguminya. Sebenarnya ketiga cowok itu orang suruhannya Yin Qi untuk memancing kecemburuan Song Wu (cowok), semua ini akhirnya membuat Song Wu (cowok) jadi sadar akan perasaan Song Wu (cewek) terhadapnya.
Song Wu (cewek) pun terus terang mengakui bahwa semua yang dia perbuat adalah demi mendapatkan Song Wu (cowok). Sayangnya, Song Wu (cowok) merasa rendah diri dan merasa dirinya tidak pantas untuk seorang tuan putri seperti Song Wu karena dia hanya rakyat jelata.
Malah adiknya Song Wu yang masih kecil yang jauh lebih bijak darinya dan mengingatkannya untuk mengakui perasaannya saja pada Song Wu (cewek) tanpa perlu memikirkan masalah uang atau jabatan. Suka ya suka.
Menyadari kata-kata adiknya benar, Song Wu (cowok) akhirnya kembali menemui Song Wu (cewek) keesokan harinya. Awalnya dia terlalu canggung sehingga dia beralasan bahwa dia datang hanya untuk mengembalikan plakat gioknya Song Wu yang kemarin.
Song Wu (cewek) hampir saja kesal. Namun untungnya pelayannya Song Wu lebih berani mempertanyakan niatan Song Wu (cowok), kenapa Song Wu (cowok) tidak meninggalkan plakat itu di sini saja kemarin alih-alih membawanya pulang lagi.
Song Wu (cowok) akhirnya berterus terang mengaku bahwa dia melakukannya biar ada alasan untuk bertemu Song Wu (cewek) lagi. Ah! Akhirnya, Song Wu membalas perasan Song Wu.
Yin Zheng dan Li Wei menyaksikan mereka dari kejauhan. Li Wei tentu saja senang, tapi dia masih agak khawatir mengingat mereka belum begitu mengenal Song Wu (cowok). Jadi dia meminta Yin Zheng untuk menyelidiki orang seperti apakah Song Wu (cowok) itu.
Biarpun dia membantu Song Wu (cewek) untuk mendapatkan Song Wu (cowok), tapi jika langsung menikahkan Song Wu begitu saja tanpa menyelidiki si cowok lebih dulu, jelas Li Wei tidak bisa tenang.
Yin Zheng setuju. Tak lama kemudian, dia pergi ke toko buku untuk menginterogasi Song Wu dan menanyakan apa rencana Song Wu ke depannya jika dia ingin memperistri Song Wu.
Song Wu (cowok) sadar bahwa statusnya sekarang tidak sepadan dengan Song Wu (cewek). Namun dia akan berusaha untuk lulus ujian sipil tahun ini dan akan menikahi Song Wu (cewek) setelah dia resmi menjadi pegawai negeri.
Yin Zheng mencoba memancingnya dengan menawarinya jabatan di pemerintahan tanpa perlu ujian, tapi Song Wu benar-benar menjunjung tinggi integritasnya dan tegas menolak. Sikapnya inilah yang akhirnya membuat Yin Zheng yakin kalau Song Wu memang orang baik dan bisa diandalkan.
Bersambung ke episode 20
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam