Karena sekarang Xin Yan sudah ditetapkan sebagai pemimpin baru Lanhai Yixing, Xing Cheng mendadak memutuskan bahwa dia dan Man Ning akan tinggal bersama mulai sekarang. Selain agar dia bisa menjaga Man Ning, juga agar dia bisa lebih mudah mengajari Man Ning tentang seluk beluk bisnis dan manajemen perusahaan agar nantinya Man Ning tidak akan melakukan kesalahan lagi pada rapat pemegang saham Minggu depan.
Man Ning tetap tidak setuju, ranjangnya kan cuma satu. Xin Yan santai saja menyuruh Man Ning untuk pindah tidur di mana saja. Di sofa atau di kamar mandi atau di karpet juga boleh.
"Kau ingin aku tidur di karpet?"
"Jika tidak..." Xin Yan tiba-tiba berjalan mendekati Man Ning dengan nada menggoda, "apa kau ingin aku tidur denganmu?"
Man Ning sontak mundur sembari menyangkal dengan gugup, "si-siapa juga yang mau tidur denganmu?"
"Kenapa tidak? Kita sudah bertunangan."
"Siapa bilang? Kita tidak pernah mengadakan acara pertunangan."
Xing Cheng terus saja mendekat hingga Man Ning terjatuh ke ranjang dan Xing Cheng langsung menindihnya sambil menggoda, apakah itu artinya Man Ning ingin mereka berdua mengadakan acara pertunangan?
Man Ning menyangkal dengan gugup... tepat saat kedua teman Xing Cheng muncul yang jelas saja membuat semua orang jadi canggung. Xing Cheng dan Man Ning pun sontak saling menjauh. Mereka berdua datang cuma untuk membantu memindahkan barang-barangnya Xing Cheng ke kamar ini.
Geli, Fang Xiang meyakinkan mereka untuk lanjut saja, anggap saja mereka tidak ada. Dia bahkan menyarankan Man Ning untuk kejam sedikit pada Xing Cheng, soalnya selama ini Xing Cheng tidak pernah teriak 'sakit'. (Pfft! Saran yang menyesatkan)
Bahkan Yuan Shuai, yang walaupun tetap lempeng seperti biasanya, juga langsung ikutan menggoda mereka dengan memberi mereka jempol. Man Ning malu banget. Fang Xiang pun langsung menyeret Yuan Shuai pergi dan meninggalkan mereka berduaan.
Tapi Xing Cheng tidak setega itu kok untuk membiarkan Man Ning tidur di karpet dan menyatakan bahwa dia sendiri yang akan tidur di sofa. Dia santai saja menarik syal di lehernya di hadapan Man Ning, tidak sadar kalau dia membuat Man Ning tambah gugup.
Intinya mereka cuma akan tinggal sekamar, tapi selebihnya, segalanya tetap sama seperti biasanya. Tapi tetap saja Man Ning masih belum terbiasa dengan kehadiran pria di kamarnya sehingga dia jadi susah tidur dan terus menerus mengintip Xing Cheng.
Tapi Xing Cheng tiba-tiba menatapnya, memergokinya lagi ngintip yang sontak saja membuatnya berguling dengan gugup dan langsung menutup mata, berusaha untuk tidur.
Pagi-pagi sekali, Man Ning mendadak dibantu kan Xing Cheng yang memaksanya untuk lari pagi. Saat Man Ning kecapekan, dia tidak membiarkan Man Ning istirahat, malah menggenggam tangannya dan menyeretnya lari bersama.
Seharian ini dia habiskan untuk menyiapkan penampilan Man Ning untuk acara rapat pemegang saham Minggu depan. Semuanya dia yang memilihkan, menentukan... dan memakaikannya ke Man Ning.
Saat dia memilihkan sepatunya Man Ning, dia langsung berlutut di hadapan Man Ning untuk membantunya memakaikan sepatu itu. Bahkan pemilihan warna lipstik dan aksesoris rambut pun, dia sendiri yang menentukan dan memakaikannya ke bibir dan rambut Man Ning, tidak sadar kalau dia membuat Man Ning jadi gugup.
Suatu malam, Xing Cheng bermimpi buruk, mimpi kejadian kecelakaan di masa lalu. Hmm, kayaknya ini kecelakaan orang tuanya Xin Yan. Lalu kenapa Xing Cheng memimpikan kecelakaan itu? Apa dia juga terlibat dalam kecelakaan itu?
Mimpi kecelakaan itu kemudian berlanjut ke mimpi Xing Cheng tenggelam (Ah! Pantesan Xing Cheng tampak begitu trauma saat melihat lukisan ombak laut). Mimpi itu begitu traumatis hingga Xing Cheng gemetar hebat dalam tidurnya.
Man Ning sampai terbangun gara-gara itu dan sontak cemas. Dia mencoba membangunkan Xing Cheng, tapi begitu terbangun, Xing Cheng refleks menc3k1knya.
Baru beberapa detik kemudian dia sadar dan langsung melepaskan tangannya dengan gemetaran dan memperingatkan Man Ning untuk tidak mendekatinya saat dia sedang tidur.
Lin Mu Fan dipaksa ayahnya untuk kencan buta. Yang tak disangkanya, wanitanya ternyata Tang Lin. Dia adalah wanita yang pernah mencoba membujuk Mu Fan untuk pindah ke perusahaannya.
Tang Lin juga dipaksa kencan buta oleh kakaknya. Dia sama sekali tidak tertarik dan tidak berminat pada Mu Fan, dan dengan tegas menyatakan bahwa mereka tidak akan pernah bersama karena Mu Fan bukan tipenya.
Tapi... dia masih berminat terhadap bakatnya Mu Fan dan masih belum menyerah untuk membujuk Mu Fan untuk pindah ke perusahaannya. Sekarang ini Lanhai sedang mengalami krisis, ditambah pimpinan baru mereka yang tidak punya pengalaman bisnis apa pun dan entah apakah dia bisa memimpin perusahaan atau tidak.
Karena itulah, Tang Lin meminta Mu Fan untuk memikirkan penawarannya dengan baik. Jika sampai Lanhai bangkrut, maka bakatnya Mu Fan akan tersia-sia di perusahaan itu. Tang Lin yakin bahwa tujuan Mu Fan pastilah bukan hanya sebatas Lanhai, melainkan penghargaan internasional di bidang desain perhiasan.
Dia meyakinkan bahwa hanya dia yang bisa membantu mewujudkan impian Mu Fan tersebut dan akan menunggu jawaban Mu Fan dalam kurun waktu 48 jam... atau lebih tepatnya, sebelum dimulainya rapat pemegang saham Lanhai.
Hari ini akhirnya tibalah saatnya rapat pemegang saham, perusahaan sudah ramai sejak pagi. Begitu dia tiba di ruang rapat, para pendukungnya Jia Kai langsung membulinya habis-habisan dan Jia Kai cuma diam menikmati pemandangan itu.
Man Ning agak gugup awalnya, tapi dia bisa menguasai diri dengan baik, bersikap selayaknya seorang pemimpin dan melawan bulian orang-orang itu dengan elegan, dengan penuh percaya diri meyakinkan mereka bahwa dia bisa membawa perusahaan ini mengatasi berbagai rintangan dan membawa perusahaan ini kembali ke puncak industri.
Dia juga mengumumkan bahwa mulai hari ini, Xing Cheng juga masuk ke perusahaan ini. Xing Cheng tampak jelas bangga dengan kehebatan Man Ning hari ini.
Tapi yang tidak Man Ning ketahui, Rao Mei Na adalah pegawai baru di perusahaan ini, di departemen desain. Parahnya lagi, dia sempat melihat Man Ning sekilas dan hampir saja mau memanggilnya, tapi untungnya pandangan matanya cepat-cepat dihalangi oleh Yuan Shuai.
Mei Na jadi kesal. Tapi begitu melihatnya, Mei Na mendadak jatuh cinta pada pandangan pertama pada Yuan Shuai yang shuai (tampan). Pfft! Tapi Yuan Shuai hanya peduli untuk memastikan keamanan situasi dan begitu yakin Man Ning sudah menghilang dari pandangan, dia pura-pura seolah dia cuma salah mengenali orang lalu buru-buru pergi, mengabaikan Mei Na yang ingin sekali berkenalan dengannya.
Baru setelah aman di kantor barunya, Man Ning akhirnya bisa bernapas lega, sebenarnya di rapat tadi dia lumayan gugup juga. Xing Cheng langsung to the point mengajak Man Ning untuk kerja dengan serius.
Pekerjaan pertama Man Ning adalah menyelesaikan krisis obligasi luar negeri lalu menyuruh Man Ning untuk memanggil sekretarisnya dan suruh si sekretaris untuk mengirimkan semua data obligasi luar negeri.
Man Ning awalnya gugup harus mengurus pekerjaan sebesar itu di hari pertamanya kerja. Namun dia segera menguasai diri dan memberi perintah pada sekretaris dengan penuh percaya diri.
Pada saat yang bersamaan, Jia Kai yang sebal banget dengan perubahan situasi di ruang rapat tadi, mendadak punya ide untuk menyabotase masalah obligasi luar negeri.
Xing Cheng dengan cepat menyadari ada yang tidak beres dengan data keuangan yang sedang mereka pelajari ini. Percuma meminta data lagi dari departemen keuangan, jadi Xing Cheng menyuruh Fang Xiang untuk meretas departemen keuangan, dan dari situlah mereka mengetahui ada yang aneh. Manajer keuangan yang bertanggung jawab atas data-data aset luar negeri, hari ini mendadak cuti sebulan, dia bahkan sudah pesan tiket ke luar negeri berangkat siang ini.
Xing Cheng pun langsung putar arah dan ngebut mengejar mobil itu hingga berhasil menghadangnya di tengah jalan. Si manajer langsung lari, Xing Cheng terhalang supirnya si manajer, tapi Man Ning berhasil menyudutkannya di tangga.
Jia Kai tidak bisa tenang karena masih belum mendapat kabar dari si manajer keuangan, takut data-data itu jatuh ke tangan Xing Cheng. Jia Kai sama sekali tidak takut pada Xin Yan, tapi dia sadar kalau Xing Cheng itu tidak bisa diremehkan.
Dan anehnya, entah kenapa Jia Kai selalu merasa kalau dia familier dengan Xing Cheng, seperti pernah melihatnya di suatu tempat. Lebih anehnya lagi, Jia Kai melihat hubungan Xin Yan dan Xing Cheng tidak tampak seperti pasangan sungguhan. Dia jadi penasaran dan langsung menurun sekretarisnya untuk menyelidiki kedua orang itu.
Dalam kepanikannya, si manajer nekat membuang tasnya. Man Ning sontak panik ingin turun mengambilnya, tapi tiba-tiba Xing Cheng muncul, berjalan ke arah si manajer sambil melepaskan dasinya dengan gaya seksinya lalu menggunakan dasi itu untuk mengikat leher di manajer dan menggantung si manajer di railing yang kontan saja membuat si manajer ketakutan.
Bersambung ke episode 6
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam