Awalnya dia tampak tenang... tapi sesaat kemudian, tiba-tiba dia bangkit dengan penuh amarah lalu berkata entah pada siapa.
"Dengar! Aku sudah lelah memainkan permainan tak berarti ini. Membosankan! Kekanak-kanakan! Dia hanya ingin mengontrolku. F***, f***, f***"
Entah dia siapa dan apa maksudnya dan bahkan sebelum kita dapat jawabannya, kita sudah dialihkan ke adegan lain.
Di tengah-tengah sebuah kota, Jian Yao atau nama panggilannya Yao Yao (
Sandra Ma) tampak menyeret sebuah koper sebelum akhirnya sebuah mobil berhenti didepannya. Dia dijemput adiknya Jian Xuan, dan temannya yang berprofesi sebagai polisi, Li Xun Ran (
Wang Kai).
Yao Yao berkata pada Xun Ran kalau dia tidak mau langsung pulang ke rumah karena ada tempat lain yang ingin ditujunya.
Xun Ran mengantarkannya ke sebuah villa yang terlihat sangat mewah dan indah sekaligus terkesan sangat seram karena letaknya yang sangat terpencil di tengah-tengah gunung dan bahkan tidak ada villa atau rumah lain di sekitar villa mewah itu.
Ternyata Yao Yao mau ada wawancara di villa itu, wawancara jadi penerjemah. Memang Yao Yao sudah punya pekerjaan tapi ingin melakukan pekerjaan penerjemahan ini mumpung dia ada waktu sebelum pekerjaan utamanya dimulai dan lagi bayarannya lumayan sebagai penghasilan tambahan.
Anehnya, villa itu tampak sangat sepi dan tidak ada orangnya... tapi tiba-tiba Jian Xuan melihat sosok seseorang yang tengah mengintip mereka dari salah satu ruangan bertirai di lantai atas. Jian Xuan takut tapi Yao Yao malah tampak penasaran dengan orang yang sedang mengintip mereka itu.
Karena Jian Xuan memaksa untuk segera pergi, mereka akhirnya pergi. Jian Xuan heran apa mereka berdua tidak takut. Xun Ran memberitahu Jian Xuan kalau dia dan Yao Yao tidak pernah takut hantu bahkan sejak mereka kecil.
Sementara mereka dalam perjalanan pulang, di tempat lain entah dimana, tampak sosok seseorang err... kayaknya sih anak kecil yang tangan dan kakinya di rantai di sebuah meja atau semacamnya (ga jelas).
Dia berusaha sekuat tenaga melepaskan ikatan tangan dan kakinya tanpa hasil dan tiba-tiba terdengar suara derak pintu terbuka. Iiiih!!!
Sementara itu di rumah, Yao Yao dapat email pemberitahuan bahwa dia harus datang wawancara ke villa besok jam 1. Jian Xuan cemas karena dia masih yakin kalau villa itu berhantu. Dia bahkan dengar dari temannya yang katanya pernah melihat hantu di villa itu, hantu tengkorak pria.
Temannya bilang, si hantu tengkorak ini suka muncul di balkon bahkan di siang bolong sekalipun. Hantunya sangat pucat, kurus kering dan tidak punya mata dan hanya ada 2 lubang di tempat matanya seharusnya berada. Tapi Yao Yao sama sekali tidak mempercayainya dan bersikeras ingin pergi ke villa itu besok.
Setelah mengantarkan Yao Yao dan Jin Xuan pulang, Xun Ran kembali ke kantor polisi dimana dia sedang menangani kasus hilangnya 5 anak (Oh, mungkin anak yang dirantai itu???).
Xun Ran lalu menelepon Yao Yao untuk menanyakan kapan wawancaranya? Xun Ran sebenarnya ingin mengantarkan Yao Yao tapi begitu Yao Yao memberitahunya kalau wawancaranya besok, Xun Ran terpaksa tidak bisa menemaninya karena dia harus mengerjakan kasus anak hilang yang dia yakini diculik oleh organisasi perdagangan manusia. Xun Ran mengingatkannya untuk berhati-hati dan melaporkan segala kegiatannya besok padanya.
Keesokan harinya, Yao Yao pergi sendirian ke villa itu. Dan sesuai perintah Xun Ran, dia langsung meng-sms Xun Ran setibanya dia disana. Begitu Yao Yao mengetuk pintu, kunci pintunya langsung membuka otomatis tapi tidak ada seorangpun yang membukakan pintunya. Hmm... aneh.
Yao Yao akhirnya membuka pintu itu sendiri dan begitu dia sudah masuk, pintu itu langsung menutup kembali dan mengunci secara otomatis.
"Halo, apa ada orang?"
Tidak ada jawaban. Penasaran, Yao Yao memutuskan untuk terus masuk mencari si pemilik rumah sampai akhirnya dia memutuskan untuk duduk menunggu di ruang belajar.
Di kantor polisi, Xun Ran masuk ke ruang kantor kepala polisi yang sekaligus ayahnya untuk melaporkan dugaannya akan kasus ini, Xun Ran yakin kelima kasus ini pasti saling berhubungan.
Tapi pak kepala tampak tidak terlalu antusias dengan dugaan Xun Ran karena menurutnya dugaan Xun Ran tidak punya cukup bukti.
Yao Yao tengah melihat-lihat koleksi buku di rak saat tiba-tiba dia mendapati seorang pria yang muncul dari tangga. Pria itu mengamati Yao Yao sesaat sebelum akhirnya memperkenalkan dirinya sebagai '
Bo Jin Yan', pemilik rumah ini. Sekilas, Yao Yao tampak bingung tapi kemudian dia membalas senyum Bo Jin Yan.
Tak lama kemudian, Jin Yan mencuci tangannya sambil menawari Yao Yao mau minum kopi, teh atau wine? (hah? ada gitu orang wawancara kerja ditawarin wine? o.0) Yao Yao menjawab dia mau teh.
Jin Yan ternyata mengetahui tentang Yao Yao dari seorang profesor yang merekomendasikan Yao Yao sebagai muridnya yang paling hebat.
Jin Yan lalu menyerahkan sebuah dokumen hasil penelitian pada Yao Yao dan meminta Yao Yao menerjemahkannya kedalam bahasa Cina. Dan berhubung sekarang ini adalah wawancara kerja jadi penerjemahan dokumen itu hanya sebagai tes.
Yao Yao membuka dokumennya dan langsung mendapati banyak foto-foto tubuh manusia yang terpotong dan berlumuran darah.
Yao Yao terkejut tapi dia tidak terlihat panik dan tidak takut. Jin Yan memperhatikan reaksi Yao Yao sesaat sebelum meminta maaf dan mengklaim kalau dia lupa mengambil foto-foto itu. Dokumen yang dia terjemahkan adalah laporan kasus pembunuhan dan pemerk~saan.
Dengan bantuan sebuah kamus, Yao Yao langsung bekerja menerjemah dokumen itu. Selama Yao Yao sibuk menerjemah, Jin Yan diam-diam melirik ke balkon lantai atas seolah ada seseorang disana padahal tidak ada siapapun.
Jin Yan lagi-lagi mencuci tangannya saat tiba-tiba Yao Yao mengumumkan kalau dia sudah selesai. Jin Yan kaget, kok cepet banget. Jin Yan lalu meneliti hasil penerjemahan Yao Yao.
Saat Jin Yan sibuk meneliti terjemahannya, Yao Yao dapat sms dari Xun Ran yang cemas. Yao Yao memberitahunya kalau dia sedang wawancara sekarang. Jin Yan bertanya apakah yang meng-smsnya barusan pacarnya, Yao Yao hanya menjawab dengan senyum.
Setelah meneliti hasil penerjemahan Yao Yao, Jin Yan bertanya apakah Yao Yao sudah punya pekerjaan? Yao Yao mengiyakannya, dia akan bekerja sebagai pegawai kantor di perusahaan ekspor impor internasional.
Mendengar itu, Jin Yan malah menyayangkannya karena jadi pegawai kantor biasa hanya akan menyiakan-nyiakan bakat penerjemahan Yao Yao. Saat mereka sibuk berbincang, tiba-tiba ada seseorang yang turun dan memperhatikan mereka dari balkon yang tadinya dilirik Jin Yan.
Jin Yan lalu menyuruh Yao Yao untuk menebak apa kira-kira profesinya? Yao Yao dengan penuh percaya diri berkata bahwa walaupun Jin Yan melakukan berbagai hal yang seolah menunjukkan dirinya adalah dokter ahli bedah (seperti bau alkohol yang menyengat dari tbuhnya, mencuci tangan berulang kali dan dokumen yang dia terjemahkan barusan tampak seperti dokumen medis), tapi Yao Yao sangat yakin kalau Jin Yan bukan dokter ahli bedah. Kenapa?
Karena Yao Yao memperhatikan saat Jin Yan membuat teh dan menyendok daun teh tadi, Jin Yan tak sengaja menumpahkan beberapa daun tehnya. Hal itu menunjukkan kalau tangan Jin Yan tidak stabil.
Jin Yan membuat dua jenis teh tapi dia tak sengaja menukar kedua tutup guci tehnya, itu menunjukkan kalau Jin Yan kurang cermat. Jin Yan sangat terbuka jadi mungkin pekerjaannya adalah sesuatu yang membutuhkan banyak kreatifitas.
Yao Yao juga memperhatikan Jin Yan punya tangan yang bisa mengetik cepat, jadi mungkin dia adalah pengembang software komputer. (dia ini penerjemah apa detektif sih?) Jin Yan langsung kagum dengan ketepatan dugaan Yao Yao.
"Baiklah, aku sudah memutuskan untuk mempekerjakanmu sebagai penerjemah"
"Terima kasih. Tapi... bukankah seharusnya anda harus menanyakannya dulu pada tuan Bo Jin Yan?" (Hah?...)
Oh, ternyata Yao Yao sudah tahu kalau pria yang mengaku sebagai Bo Jin Yan ini sebenarnya bukan Bo Jin Yan yang asli. Dan dia mengetahuinya dari sebuah majalah terbuka yang tergeletak di meja dan di majalah itu ada artikel tentang dirinya dan fotonya dan dari situlah Yao Yao bisa menebak dengan benar tentang pekerjaannya. Pria itu akhirnya mengaku dan memperkenalkan namanya yang asli adalah Fu Zi Yu, dia adalah temannya Bo Jin Yan.
Setelah selesai wawancara, Yao Yao dijemput Xun Ran. Yao Yao memberitahu Xun Ran kalau dia diterima. Setelah Yao Yao dan Xun Ran pergi, Zi Yu langsung mengkonfrontasi Bo Jin Yan (
Wallace Huo - dia orang yang dirantai dan teriak-teriak kayak orang gila di adegan opening) dan bertanya apakah Jin Yan sengaja menaruh artikel majalah itu untuk dilihat Yao Yao?
Jin Yan dengan santainya mengiyakannya, dia sengaja melakukan itu untuk mengetes ketelitian Yao Yao. Zi Yu tidak mengerti untuk apa mengetes kepintaran dan ketelitian Yao Yao kalau Jin Yan cuma berencana mempekerjakan Yao Yao sebagai penerjemah sementara.
"Aku tidak mau orang bodoh yang menerjemah untukku. Aku ingin orang yang pintar dan sangat cermat agar penerjemahan mereka bisa merefleksikan konten aslinya. Jika mereka tidak mengerti detil laporannya maka mereka tidak akan bisa mengerti jiwa dari makna kata-katanya"
"Lalu apakah si Jian Yao ini bisa mengerti sebuah jiwa seperti jiwamu?"
"Tidak akan ada yang bisa mengerti"
Yao Yao mendapat kiriman surat kontrak dari Jin Yan. Saat Xun Ran membaca nama Bo Jin Yan, tiba-tiba dia merasa aneh karena sepertinya dia pernah mendengar nama itu.
Yao Yao menduga mungkin Jin Yan itu penjahat. Xun Ran langsung cemas dan ingin menyelidiki Jin Yan. Yao Yao langsung tertawa mendengarnya, dia kan cuma bercanda. Lagipula profesornya bilang kalau Jin Yan itu baru saja kembali dari Amerika.
Jadi bahkan sekalipun dia punya catatan kriminal, maka pastinya semua itu ada di Amerika. Polisi biasa seperti Xun Ran tidak akan bisa menyelidikinya.
Jin Yan bermimpi buruk. Dalam mimpinya, dia dirantai (seperti adegan opening) dan seseorang yang mendatanginya dan memandangnya dengan tatapan liar.
Jin Yan tersentak bangun dari mimpi buruk itu bersamaan dengan Zi Yu yang datang membawakan surat kontrak yang sudah ditanda tangani Yao Yao. Zi Yu berkata bahwa setelah dia menyerahkan segala keperluan Yao Yao, dia akan pergi ke Jiangzhou dan dia sudah memenuhi kulkasnya Jin Yan.
Zi Yu lalu tanya apakah untuk penerjemahan kali ini Jin Yan ingin penerjemahannya ditulis tangan. Tidak, lebih baik diketik saja, jawab Jin Yan. Kenapa? Karena tulisan tangannya Yao Yao sangat jelek.
Keesokan harinya, Yao Yao bekerja seorang diri di ruang belajar. Saat dia sedang masak air di dapur, dia melihat ada tongkat pancing di pojokan.
Saat dia hendak kembali ke ruang belajar, tiba-tiba dia mendengar suara-suara aneh seperti suara-suara bantingan dan besi-besi berkelontangan dari sebuah kamar yang tertutup di pojok.
Zi Yu pernah memperingatkannya untuk tidak naik ke lantai atas dan tidak boleh pula masuk ke kamar pojok di itu. Tapi Yao Yao malah jadi penasaran begitu mendengar suara-suara aneh dari kamar terlarang itu. Tepat saat dia sampai didepan kamar terlarang itu, Jin Yan keluar dengan pakaian dan masker aneh.
Kasus anak hilang itu semakin bertambah. Kali ini anak ke-6 itu hilang saat dia naik bis. Anak-anak hilang yang sebelumnya sepertinya juga sama, hilang saat mereka naik bis.
Xun Ran dan partnernya lalu pergi ke halte bis, tempat anak-anak itu menghilang. Di sekitar area halte bis itu, ada sebuah jalan menuju gunung tempat villa Bo Jin Yan berada. (Waduh!) Xun Ran langsung curiga.
Setelah selesai mengerjakan tugasnya, Yao Yao membuka jendela untuk menikmati pemandangan indah di luar. Dia lalu keluar, jalan-jalan ke danau.
Disana dia mendapati tongkat pancing yang dia lihat di dapur tadi, sekarang sedang bertengger di tepi danau. Tapi anehnya, dia tidak melihat keberadaan Jin Yan. Yao Yao akhirnya menghabiskan waktunya memancing sendirian.
Beberapa saat kemudian, dia membawa semua peralatan mancing itu pulang. Dia lalu mengirim pesan ke Jin Yan mengatakan kalau dia membawa pulang peralatan pancingnya dan ikan-ikan hasil tangkapannya. Tapi Jin Yan tidak membalas pesannya. Jin Yan baru membalas pesannya setelah Yao Yao pulang.
Xun Ran ikut makan malam bersama Yao Yao dan keluarganya. Dia lalu bertanya pada Yao Yao, berapa banyak orang yang tinggal di villa itu atau sekitarnya. Hanya Jin Yan, jawab Yao Yao.
Tapi Xun Ran masih penasaran, apa mungkin ada orang lain yang tinggal di villa itu tapi Yao Yao belum mengetahuinya?
"Mungkin saja. Aku belum pernah ke lantai 2 dan di lantai 1 ada kamar tertutup. Kalau tuan Bo itu orang jahat maka mungkin dia juga membunuh orang disana" jawab Yao Yao.
Yao Yao sebenarnya cuma bercanda tapi Xun Ran langsung menyuruh orang untuk menyelidiki villa itu. Tapi sejauh ini, dari informasi yang didapatkannya, dia tidak menemukan hal-hal mencurigakan.
Jin Yan sedang memasak ikan hasil tangkapan Yao Yao. Saat tengah menunggu masakannya matang, dia tampak melirik kamar terlarang yang lagi-lagi terdengar suara-suara aneh dan kayaknya sih ada bayangan yang mondar mandir.
Lalu setelah masakannya jadi, dia membuka kamar itu dan berkata entah pada siapa "Ini adalah hukumannya. Sekarang kau tahu rasanya takut"
Beberapa hari kemudian, Yao Yao tidak bisa pulang gara-gara hujan lebat dan badai petir. Parahnya lagi, listrik tiba-tiba mati. Yao Yao takut dan langsung berusaha memanggil Jin Yan berkali-kali sampai akhirnya Jin Yan muncul bagai hantu.
"Tuan Bo, listriknya mati"
"Kau memanggilku cuma mengatakan hal yang sudah jelas?"
"Apa anda punya lilin?"
"Ada"
"Dimana?"
"Tidak tahu"
"Lalu kapan listriknya akan diperbaiki?"
"Berdasarkan cara listriknya mati, pasti dikarenakan jaringan di sekitar sini yang kelebihan beban. Tapi aku tidak bisa memperbaikinya. Aku sibuk. Tolong jangan ganggu aku"
"Tuan Bo"
"Apa lagi?"
"Disini dingin sekali, bisakah kau pinjamkan aku kaos?"
"Aku tidak suka orang lain memakai bajuku"
Terpaksalah akhirnya Yao Yao hanya bisa duduk di sofa sambil berusaha bertahan dari udara dingin sampai akhirnya dia punya ide untuk menghangatkan dirinya dengan menyalakan kompor gas.
Di dapur itu juga, Yao Yao akhirnya menemukan beberapa batang lilin lalu menyalakannya dengan api kompor. Lalu setelah itu Yao Yao membuka freezer yang isinya ikan semua, dia mengambil satu lalu memasaknya.
Saat masakannya baru jadi dan dia sedang mencuci panci, Jin Yan tiba-tiba muncul lagi dan langsung mencicipi masakannya Yao Yao tanpa izin "Rasanya tidak enak, dagingnya terlalu matang dan terlalu asin"
Dan walaupun dia mengejek tapi nyatanya dia malah ingin memakannya lagi. Yao Yao yang tersinggung, langsung merebut sumpitnya Jin Yan dan membalas ketus.
"Aku tidak pernah mengundangmu untuk ikut makan"
Jin Yan tiba-tiba mengambil satu ikan lalu memasaknya sama persis seperti Yao Yao tapi dia membuatnya dengan cara dan rasa yang jauh lebih baik.
Dan dia memasaknya bukan untuk dia makan tapi untuk dia pamerkan ke Yao Yao, lalu setelah itu dia langsung naik kembali ke lantai. Yao Yao mencoba sesuap dan memang rasanya lebih enak.
Tiba-tiba Yao Yao mendengar suara-suara dari ruang belajar. Ternyata salah satu jendelanya terbuka, Yao Yao pun langsung menutupnya. Tapi tiba-tiba saja kaca jendela atas pecah dan pecahan terjatuh tepat ke arah Yao Yao. Tapi untunglah Yao Yao berhasil menghindarinya.
Tiba-tiba Jin Yan muncul lagi dengan memakai night vision goggle lalu menggendong Yao Yao dan berkata "Tanpa night vision goggle ini kurasa kau tidak akan bisa melewati pecahan kaca itu dan kembali ke sofa. Terutama karena kecepatan dan reaksimu tidak seberapa bagus"
Jin Yan menggendong Yao Yao kembali ke sofa lalu meninggalkannya sebentar untuk mengambil jaket yang dia tinggalkan di dapur.
Dengan mata super tajamnya, dia mengamati Yao Yao pasti sudah mengambil satu suap ikan hasil masakannya. Dia lalu kembali ke ruang belajar dan memberikan jaketnya itu untuk Yao Yao.
"Terima kasih"
"Itu bajunya Fu Zi Yu"
Jin Yan lalu menanyakan penilaian Yao Yao terhadap masakannya. Yao Yao mengakui kalau masakannya Jin Yan memang jauh lebih baik dari masakannya "Tapi kata-katamu tadi sangat kejam"
Di tengah-tengah hutan, tampak seseorang tengah menggali sebuah kuburan, memasukkan sesuatu kedalamnya lalu menguburnya kembali.
Bersambung ke episode 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam