Sinopsis Love Destiny The Movie - Part 4

Gaysorn satu-satunya yang tidak setuju untuk membaca buku jurnal itu karena tidak ingin melawan Uskup Pallegoix, tapi karena dia kalah suara, akhirnya dia terpaksa membukakan kotak itu untuk mereka.

Memang ada informasi tentang kapal uap itu. Kade menulis bahwa nantinya Mr. Hunter akan diusir dari Siam. Entah apa informasi selanjutnya yang Kade tulis yang sontak membuat Mathus sangat terkejut. 

Tapi yang pasti, informasi ini sepertinya terlalu sensitif sehingga dia sengaja menyembunyikannya dari mereka. Kebetulan sedang terjadi petir menggelegar di luar yang refleks membuat Gaysorn dan Bhop saling berpelukan, saat inilah Mathus langsung merobek satu halaman penting itu dan menyembunyikannya dari mereka.

Entah apakah di halaman yang dia sobek itu ada informasi tentang Pangeran, namun Mathus sendiri tidak memiliki pengetahuan tentang Pangeran yang dimaksud Bhop. Tapi Bhop khawatir dan curiga dengan keterlibatan dua orang itu, karena itulah, dia meminta bantuan Mathus untuk mencari bukti apa pun yang bisa dia temukan di kantornya Mr. Hunter.

Jadilah Mathus mulai memata-matai dan membuntuti Mr. Hunter. Malam itu, dia melihat Mr. Hunter sepertinya menemui seseorang di sebuah perahu. Sayangnya, dia malah ketahuan sama Pengawal Bertopengnya Pangeran.

Tepat saat si Pengawal Bertopeng hendak menembaknya, Mr. Hunter tiba-tiba muncul, tapi yang tidak disangka Mathus, Mr. Hunter justru menyelamatkannya. Hmm, sepertinya si Pengawal Bertopeng dan Mr. Hunter bersekongkol.

Pada saat yang bersamaan, Bhop menjalankan misinya sendiri, menyelinap masuk ke Sanggar Teater Pangeran dengan dibantu Paman Phu (yang memang bekerja di sana). Awalnya mereka kesulitan karena ada anggota teater yang curiga sama mereka, tapi Paman Phu dengan cepat menghantamkan serulingnya sampai orang itu pingsan.

Mereka pun bisa masuk gudang dengan mudah, dan menemukan ada beberapa kotak besar dan panjang. Saat mereka membukanya, awalnya tidak ada yang mencurigakan karena bagian permukaan isi kotak itu hanya beberapa gulung kain.

Tapi Bhop tak yakin, dan benar saja, saat dia membuka gulungan kain paling atas, langsung terlihat bagian bawah kotak itu penuh berisi senjata-senjata api. OMG! Apakah ini artinya, Mr. Hunter dan Pangeran tengah merencanakan kudeta? 

Begitu mereka kembali ke kantor mereka, Mr. Hunter langsung menginterogasi Mathus sambil menodongnya dengan senjata. Ketakutan, Mathus akhirnya mengeluarkan senjata leluhurnya tersebut dan mengaku pada Mr. Hunter bahwa dia adalah keturunan Mr. Hunter yang datang dari masa depan.
Dia berusaha memperingatkan Mr. Hunter untuk tidak mengikuti rencana kudeta Pangeran karena Mr. Hunter bisa diusir dari negeri ini. Tapi sayangnya, Mr. Hunter tak mempercayai semua ucapannya.

Dia mengaku bahwa dia dan Pangeran sudah sepakat untuk membatalkan pembelian kapal uap tersebut, dan dia menyetujui kesepakatan dengan Pangeran karena Pangeran berjanji akan memberikan jabatan menteri Perbendaharaan Kerajaan padanya. 

Setelah itu, Mr. Hunter langsung mengunci Mathus di sana agar Mathus tidak mengganggu rencana besarnya besok. Aww, kasihan Mathus, padahal besok waktunya gerhana matahari.


Gaysorn tidak bisa tidur memikirkan Bhop. Sebenarnya, selama ini dia masih menyimpan bunga-bunga pemberian Bhop, bahkan sampai bunga-bunga itu mengering. Tapi malam ini, tiba-tiba saja ada angin kencang yang meniup semua bunga-bunga itu. Gaysorn mendadak firasat buruk karenanya, apakah ini pertanda buruk?

"Pertanda apa, jao ka?" tanya Pi sambil mengibaskan kain dengan kencang. Pfft! Ternyata anginnya dari dia.

Setelah semalaman terkurung, akhirnya Mathus diselamatkan oleh Bhop. Mathus begitu terharu hingga dia langsung memeluk Bhop erat-erat yang jelas saja membuat Bhop risih. Jadi bagaimana Bhop bisa kemari?

Jadi ceritanya, karena sedari tadi Mathus tidak datang-datang ke Kuil Prayun padahal hari ini seharusnya mereka mengantarkan Mathus pergi ke zaman aslinya, Bhop jadi curiga bahwa terjadi sesuatu yang buruk pada Mathus, makanya dia bergegas datang kemari dan menyelamatkan Mathus. 

Mathus mengaku bahwa dia dikurung Mr. Hunter karena dia mengetahui rahasianya Mr. Hunter. Mathus akhirnya mengaku bahwa dalam jurnalnya Kade, disebutkan alasan Mr. Hunter diusir dari negara mereka adalah karena dia yang meletakkan meriam di atas kapal uap dan menembakkannya ke dinding kota (dinding istana kerajaan). Dan sekarang Mr. Hunter tengah menjalankan misinya tersebut.

Alasan Mathus merobek dan menyembunyikan informasi ini dari mereka adalah karena dia takut Bhop akan memenjarakan Mr. Hunter padahal Mr. Hunter bahkan belum menjalankan aksinya. Jelas saja Bhop jadi kesal padanya, bisa-bisanya Mathus cuma mengkhawatirkan leluhurnya daripada seluruh rakyat negeri ini.

Tak lama kemudian, Mathus pergi menemui Gaysorn di di depan konstruksi bangunan Kuil Prayun dan memberitahu Gaysorn tentang segalanya. Gaysorn shock, karena rencana inikah, makanya hari ini Pangeran membawa Ayahnya Gaysorn dan Menteri Perbendaharaan Kerjaan pergi dinas dadakan di Pak Nam?

Gaysorn pun langsung bergegas pulang untuk mengirim kabar darurat ke ayahnya agar ayahnya segera kembali ke ibu kota. Sebelum pergi mengikuti nonanya, Pi terlebih dulu memberikan segulung kertas ke Mathus. Aww, ternyata itu lukisan mereka bertiga dengan latar belakang kapal uap, hadiah perpisahan dari Gaysorn untuk Mathus.

Mathus begitu terharu dengan kebaikan teman-temannya sehingga dia akhirnya memutuskan untuk membantu mereka mumpung gerhana matahari belum muncul.


Bhop tengah bersembunyi di sesemakan, mengintip para pekerja bule tengah menaikkan meriam ke atas kapal uap. Eeeh tiba-tiba ada bule pipis di sana. Pfft! Sekalian saja Bhop hajar dia sampai semaput lalu mencuri seragamnya untuk menyamar masuk ke dalam kapal.

Gaysorn memberikan surat panggilan darurat itu pada Pi dan menyuruhnya untuk mengirimkan surat ini pakai kuda express, dia sendiri mau pergi ke kapal uap. Tapi dia malah terhambat gara-gara Pi terlalu mengkhawatirkannya dan terus berusaha mencegahnya pergi. 

Gaysorn sampai hampir emosi dibuatnya, untungnya dia berhasil menguasai dirinya dengan cepat dan memohon pada Pi untuk menuruti perintahnya saja dan tidak perlu mengkhawatirkannya.


Gaysorn lalu bergegas pergi ke pelabuhan untuk mengonfrontasi Mr. Hunter. Dan tepat saat itu juga, Mathus mendadak muncul menyergap Mr.Hunter. Sayangnya, bahkan sebelum mereka sempat melakukan sesuatu, si Pengawal Bertopeng muncul menghadang mereka.

 
Jadilah Mathus dan Gaysorn ditangkap dan diikat di atas kapal uap. Tak lama kemudian, saat bulan perlahan bergerak menutupi matahari, kapal uap itu berhenti tepat di depan dinding kota dan si Pengawal Bertopeng memerintahkan para pengawalnya untuk mengarahkan meriam tepat ke dinding kota.

Yang tak disangka, bahkan Mr. hunter pun tidak tahu menahu tentang masalah ini dan sontak kaget menyadari siapa target meriam itu. Sebelumnya dia mengira bahwa meriam ini akan ditembakkan ke atas langit sebagai acara perayaan ultah kapten kapal.

OMG! Si Pengawal Bertopeng ternyata pengkhianat yang sebenarnya, dan dia berniat untuk mengkambinghitamkan Mr. Hunter dan yang lain. Mr. Hunter pun langsung ditangkap dan diikat bersama Mathus dan Gaysorn.

Pangeran bahkan tidak terlibat sama sekali dengan hal ini karena komplotan si Pengawal Bertopeng ternyata adalah Phra Surasawad, penasihat kerajaan, dan dia berniat mengkambinghitamkan Mr. Hunter hanya untuk balas dendam karena Mr. Hunter seenaknya menaikkan harga kapal uap itu. 

Si pengkhianat inilah biang keladi dari perseteruan antar Pangeran dan Mr. Hunter karena dialah yang awalnya menghasut Pangeran untuk membeli kapal uap itu, dia terlihat seolah dia mau membantu membujuk Pangeran untuk mau membeli kapal itu, tapi kemudian menghasutnya untuk tidak membeli kapal uap itu. 

Dia terlihat seolah dia setia pada negara. Padahal di sisi lain, dia justru bekerja sama dengan para prajurit Inggris untuk menyerang istana agar Inggris bisa menguasai negara ini.

Para prajuritnya si Pengawal Bertopeng mulai bersiap menyalakan meriam-meriam itu. Untungnya ada satu orang yang luput dari mata mereka, siapa lagi kalau bukan Bhop yang sejak awal menyembunyikan dirinya.

Tepat saat meriam itu mulai dinyalakan, Bhop dengan penuh keberanian menggunakan tali tambang untuk menarik meriam itu sekuat tenaga sehingga meriam itu tertembak ke atas langit, pelurunya jatuh dan meledak di dalam air, tepat di bawah kapal uap itu, yang sontak saja membuat kapal jadi oleng hingga beberapa prajuritnya si Pengawal Bertopeng berjatuhan ke laut dan si Pengawal Bertopeng pingsan terjepit meriam.


Suara meriam itu terdengar oleh orang-orang yang berada di sekitar sungai, termasuk Paman Phu yang langsung menggunakan teropongnya ke arah sungai. Dengan alat itulah dia mengetahui segala kejadian di kapal.

Untungnya Bhop sendiri tidak kenapa-kenapa, tapi di saat seperti ini, dia malah masih sempat-sempatnya meminta pujian Gaysorn, "tadi daku... keren, kan?"

Astaga! Gaysorn iyain ajalah, "keren banget, jao ka! Keren, Tuan Pelaut! Sekarang tolong bebaskan aku."

Bhop buru-buru melepaskan tali ikatan mereka sembari menyuruh mereka untuk mencari tempat bersembunyi. Tapi dia penasaran apakah nantinya Siam akan menjadi negara jajahan Inggris? Tentu saja Mathus menyangkal, Siam tidak pernah dijajah negara Eropa mana pun.

Bagus! Bhop berjanji akan membuat sejarah yang tertulis di masa depan, akan tetap sama. Terharu, Mathus sontak memeluknya erat, Bhop benar-benar leluhur yang baik.

Bersambung ke part 5

Post a Comment

0 Comments