Sinopsis Love Destiny The Movie - Part 3

Mr. Hunter sekarang berada di istana Pangeran untuk membicarakan pembayaran kapal uap itu. Tapi saat dia menyerahkan surat tagihannya, harga yang tertulis di sana malah jauh lebih besar dari kesepakatan awal. 

Mr. Hunter menjelaskan kalau itu karena dia harus berkorban lebih banyak modal gara-gara kapal ini sempat terjebak badai di Singapura. Tapi alasan itu pula yang digunakan Pangeran untuk menolak membelinya, karena Pangeran meyakini kalau keterlambatan tibanya kapal tersebut pasti karena Mr. Hunter merusak kapal itu. Dia bahkan menolak melihat kapal itu, sama sekali tak percaya kapal kapal yang terbuat dari baja bisa mengapung di atas air.

Jelas saja Mr. Hunter jadi kesal pada mereka semua, menuduh semua orang Siam itu ternyata penipu. Karena itulah, Mr. Hunter menyatakan bahwa dia akan menjual kapal itu ke armada Inggris biar pecah perang sekalian.

Panik, Bhop buru-buru menenangkan Mr. Hunter dan berusaha meyakinkannya bahwa dia punya cara yang bisa meyakinkan Pangeran bahwa kapal baja bisa mengapung di atas air.

Dan cara yang dimaksudnya adalah membuat replika miniatur kapal uap baja tersebut. Karena itulah, dia minta izin untuk menaiki kapal itu untuk mempelajari desain dan struktur kapal itu.

Para pejabat setuju, apalagi pembelian kapal ini, menurut Menteri Perbendaharaan Kerajaan, sangat penting dilakukan demi me-modernisasi militer mereka, bersiap-siap dari serangan penjajah Eropa yang mungkin saja sekarang ini sedang mengirimkan banyak mata-mata ke negara mereka.

Jadilah Bhop membawa Mathus dan Gaysorn naik ke kapal itu bersamanya. Tapi saat dia sedang fokus menggambar seluk beluk kapal itu, dia malah melihat Mathus asyik ngobrol dan mengajari Gaysorn tentang cara menyetir kapal itu yang jelas saja membuat Bhop cemburu berat.

Apalagi saat kemudian dia terang-terangan menanyakan apa sebenarnya niatan Mathus terhadap Gaysorn, Mathus malah bilang kalau dia suka sama Gaysorn dan ingin bergaul dengan Gaysorn yang jelas saja membuatnya kesal.

Mathus yang bisa melihat dengan jelas perasan Bhop pada Gaysorn, menjelaskan maksudnya adalah berteman dengan Gaysorn. Di masanya, pria dan wanita berteman itu wajar. Gaysorn itu sangat manis, siapa pun yang pernah bertemu dengannya pasti menyukainya.

Tapi Bhop tidak usah berpikir berlebihan tentang itu, dia tidak akan merayu Gaysorn, dia murni hanya ingin berteman dengan Gaysorn. Lagipula, sebentar lagi dia akan kembali ke masanya.

 

Eh tapi beneran deh, menurut Mathus, cara Bhop mendekati Gaysorn ini tidak akan berhasil. Coba pakai cara Mathus. Pertama-tama, pakai kacamata hitam untuk membuat penampilan Bhop makin keren. Pfft! 

Jadilah Bhop pakai kacamata hitam saat mulai mengerjakan miniatur kapalnya di bengkel hanya demi menarik perhatian Gaysorn padanya. Ya memang berhasil sih, gayanya yang nyentrik sontak menarik perhatian Gaysorn yang memandangnya seolah dia orang aneh. Pfft!

Cara kedua, membombardir Gaysorn dengan 'Like', err... maksudnya melakukan apa saja untuk menunjukkan cinta Bhop pada Gaysorn. Jadilah Bhop mulai membombardir Gaysorn dengan menaruh bunga melati di mana-mana, di setiap benda yang Gaysorn pakai. Bahkan di nasi yang dimakan Gaysorn juga ada bunga melati. Wkwkwk!

Gaysorn lama-lama jadi kesal dan langsung melemparkan bunga-bunga melati itu ke muka Bhop. Bhop sontak kesal juga sama Mathus. Tapi jangan khawatir, Mathus masih punya cara lain. Yaitu, take care and take her heart. Hah? Cara apalagi tuh?

Jadilah Bhop mulai merecoki Gaysorn ke mana-mana, berusaha menunjukkan perhatiannya dengan segala cara sampai Gaysorn risih banget dibuatnya dan dengan geram menyuruhnya untuk berhenti mengganggunya.

Tidak apa-apa, tidak apa-apa, jangan putus asa dulu, Mathus masih punya cara lain. Cara kali ini adalah yang paling penting, yaitu menghilang dari hadapan Gaysorn untuk membuat Gaysorn mengkhawatirkannya. Pokoknya lakukan segala cara untuk menghindari Gaysorn.

Jadilah Bhop mulai menghindari Gaysorn dengan segala cara... hingga beberapa hari kemudian, Gaysorn sendiri yang akhirnya mendekatinya dan menanyakan ada apa dengannya.

Tapi Bhop tetap meneruskan aktingnya dan dengan sengaja menutupi mukanya dari Gaysorn dan berusaha membuat Gaysorn cemburu dengan berbohong bahwa nanti dia tidak bisa mengantarkan Gaysorn pulang karena ada janji dengan seorang wanita. Sekarang dia sudah berhenti percaya dengan takdir cinta.

Gaysorn yang jelas bisa melihat aktingnya, santai saja menanggapinya dan langsung mengalihkan perhatiannya ke Mathus. Pfft! Gagal deh rencananya bikin Gaysorn cemburu, yang ada malah dia sendiri yang cemburu.

Akhirnya setelah hampir sebulan, replika miniatur kapal itu hampir jadi dan sekarang Bhop mencoba menghidupkan mesinnya. Hmm, kelihatannya lancar. Tapi ada yang aneh, Gaysorn memperhatikan mesinnya bekerja terlalu cepat.

Bhop awalnya nggak ngeh, mengira itu normal... sampai saat akhirnya dia benar-benar sadar kalau mesinnya memang terlalu cepat lalu tiba-tiba saja onderdilnya satu per satu mulai terlepas dari mesinnya. 

Waduh! Miniatur kapalnya mau meledak, Bhop sontak panik mendorong Gaysorn dan Mathus, menggunakan dirinya sendiri untuk melindungi mereka tepat saat miniatur kapal itu meledak.

Fiuh! Syukurlah Mathus dan Gaysorn tidak terluka. Tapi... Bhop kena tusukan tiang kapal tepat di bokongnya. Wkwkwk! 

Bhop sebenarnya ingin diobati dengan cara tradisional saja, tapi Mathus malah membawanya ke Dr. Bradley (Dan Beach Bradley, seorang tokoh sejarah nyata, seorang misionaris asal Amerika yang banyak berjasa dalam memperkenalkan pengobatan barat di Siam, orang pertama yang melakukan operasi di Siam dan juga mempublikasikan koran pertama berbahasa Thailand sehingga dia mendapat julukan Bapak Percetakan Thailand).

Jadilah sekarang Bhop harus menahan derita dijahit tanpa anestesi. (Wkwkwk!) Tapi tidak apa-apa, Bhop rela, yang penting Gaysorn dan Mathus aman dan tidak terluka. Mathus tersentuh sekaligus heran juga mendengarnya, "kau benar-benar rare (langka)."

Bhop jelas bingung apa maksudnya, tapi dia bahkan tidak sempat mempertanyakannya gara-gara Dr. Bradley mendadak melakukan jahitan terakhir dengan cukup keras yang sontak membuat Bhop menjerit pilu.

Tak lama kemudian, akhirnya segalanya sudah selesai. Gaysorn yang sedari tadi mendengar jeritannya dari luar, benar-benar mengkhawatirkannya. Bahkan kali ini, akhirnya, pertama kalinya sejak mereka saling mengenal, Gaysorn memanggilnya 'Khun P'. Duh! Bhop senang banget.

Bahkan sejak saat itu, Gaysorn mulai semakin perhatian pada Bhop. Biarpun dia masih jual mahal, tapi dia sudah tidak lagi sinis sama Bhop dan tidak pula mendorong Bhop menjauh darinya. Dia bahkan tersipu malu saat Bhop menggombalinya dan memberinya bunga.

Suatu hari, Gaysorn tak sengaja menguping percakapan Bhop dan Mathus bahwa Bhop ingin menikahinya. Jelas saja Gaysorn langsung senang. 

Tapi... saat Mathus bertanya apa yang membuat Bhop begitu yakin bahwa Gaysorn adalah jodohnya, Bhop malah menjawab karena selama beberapa ini, dia selalu memimpikan wanita yang mirip Gaysorn.

Hmm, jawaban yang jelas bisa membuat siapa pun salah paham, mengira kalau Bhop menyukai Gaysorn hanya karena Gaysorn mirip dengan wanita lain. Gaysorn sontak berubah kecewa setelah mendengar jawaban Bhop itu.

Apalagi saat kemudian Bhop melamarnya (dengan dibantu Mathus yang membuat acara lamaran cara modern dan romantis), Bhop malah membahas tentang wanita dalam mimpinya yang mirip dengannya.

Gaysorn kecewa, seandainya mereka tidak pernah dijodohkan, seandainya Bhop tidak pernah memimpikan wanita yang mirip dengannya, seandainya mereka hanya dua orang asing yang tak sengaja bertemu, apa mungkin Bhop masih ingin menikah dengannya? 

Sayangnya, Bhop sama sekali tidak punya jawaban untuk pertanyaan itu. Kesal, Gaysorn sontak pergi meninggalkannya sembari memperingatkannya untuk berhenti memanggilnya 'dikau' terus karena panggilan itu terasa seperti memanggil orang lain.

Bhop jadi sedih karenanya, tapi dia tetap bertanggung jawab dalam pekerjaannya hingga  akhirnya dia bisa berhasil menyelesaikan miniatur kapal itu. Pangeran sangat puas dengan hasil kerja Bhop. 

Tapi... dia tetap keras kepala menolak membeli kapal itu, mending membuat kapal sendiri, toh Siam punya teknisi yang sangat handal. Dia sama sekali tidak peduli dan tidak takut akan ancaman perang dengan Inggris.

Namun malam harinya, saat Bhop dalam perjalanan pulang naik perahu, dia tidak sengaja menyaksikan sesuatu yang mencurigakan. Ada beberapa pekerja yang menurunkan beberapa kotak barang dari kapal uap tersebut lalu membawanya ke Sanggar Teater Pangeran yang dipimpin oleh Pengawalnya Pangeran yang biasanya selalu memakai topeng. (Hmm, mencurigakan, mencurigakan, sepertinya mereka menyelundupkan sesuatu).

Penasaran sekaligus curiga, malam itu juga, Bhop langsung pergi ke gereja dan kebetulan bertemu Gaysorn yang masih belum pulang. Kali ini dia bukan mau merayu Gaysorn, melainkan untuk membaca kembali buku jurnalnya Kade, siapa tahu Kade menulis informasi tentang kapal uap itu.

Tapi saat mereka hendak mengambil kotak penyimpanan buku jurnal itu, bukunya sudah tidak ada, baru saja dicuri. Tapi malingnya kurang pintar, bahkan ceroboh. Bhop dengan cepat mengejarnya dan saat Bhop mau menghajarnya, si maling mendadak heboh sendiri, nubruk sana nubruk sini dan akhirnya terjatuh sendiri kena timpuk baskom. 

Yang tidak mereka sangka, si maling ternyata Mathus. Bukan karena dia mengkhianati mereka sih, dia juga penasaran akan satu hal yang sama dengan Bhop, kapal uap itu. Dia khawatir soalnya saat Mr. Hunter mendengar bahwa Siam menolak membeli kapal uap itu, dia sangat murka dan mengancam akan menjualnya ke Cochinchina.

Bersambung ke part 4

Post a Comment

0 Comments