Atas saran Paman Phu itu, Bhop pun mulai giat membuntuti Gaysorn ke mana-mana sambil menampilkan senyum manis setiap kali Gaysorn melihatnya. Gaysorn sampai kesal dibuatnya, dia berusaha memberi berbagai isyarat pada Bhop untuk berhenti mengganggunya, bahkan pakai acara berakting seolah dia cewek kejam, jahat, dan sadis, tapi Bhop sama sekali tidak mempan diusir. Ya jelas lah, Bhop tahu betul kalau Gaysorn cuma akting.
"Apakah dikau marah karena daku memutuskan pertunangan kita?"
"Berhentilah memanggilku dikau dikau. Zaman sekarang mana ada yang menggunakan kata itu lagi. Aneh sekali."
"Oh, jika dikau tidak menginginkan daku memanggil engkau dikau, lalu dikau ingin daku memanggil engkau apa? Apa dikau tahu, selama tiga tahun ini daku selalu memimpikan dikau. Kita benar-benar memiliki takdir cinta bersama. Seandainya daku tahu dikau-lah tunangan daku, daku tidak akan pernah memutuskan pertunangan kita. Apakah dikau begitu membenci daku sampai dikau tidak mau melihat daku?"
"Aku tidak marah kau memutuskan pertunangan karena sejak awal aku tidak pernah mau bertunangan!"
Gaysorn menegaskan bahwa dia hanya memanfaatkan pertunangan mereka sebagai alasan untuk belajar Bahasa Inggris pada Uskup Pallegoix. Sebenarnya dia tidak berencana belajar terlalu lama, tapi pada akhirnya dia belajar cukup lama sampai akhirnya dia berhasil menguasai Bahasa Inggris dengan baik karena Bhop pergi terlalu lama.
4 tahun, ke mana saja Bhop selama itu? Apakah Bhop merasa dia tidak pantas untuk Bhop atau Bhop murni cowok kurang ajar? Mana dari kedua alasan itu yang membuat Bhop tidak pernah mau menemuinya?
"Oh, tidak. Maafkan daku telah membuat dikau menunggu terlalu lama. Bisakah daku meminta kita untuk bertunangan sekali lagi?"
"Kau sangat percaya kalau kita memiliki takdir cinta, bukan? Kalau begitu, bisakah kau menunggu?"
Bhop sontak antusias mendengarnya, "tentu saja. daku bisa menunggu selama apa pun."
"Kalau begitu... tunggulah sampai kehidupan berikutnya!" (Pfft!)
Hari ini kapal uap dari Inggris akhirnya tiba di Bangkok. Gaysorn antusias banget pergi ke pelabuhan untuk melihat kapal uap besar itu. Kebetulan Bhop juga berada di tempat yang sama bersama atasannya untuk menginpeksi kapal dan menyambut Mr. Hunter yang baru saja turun dari kapal uap tersebut.
Mr. Hunter adalah orang yang membawa kapal ini dari Inggris untuk dijual ke Siam, untuk digunakan sebagai kapal perang melawan Cochinchina (Vietnam).
Tapi fokus dan pikiran Bhop dengan cepat teralih gara-gara melihat Gaysorn yang cantik di kejauhan, sedang mengagumi kapal besar itu dengan terlalu antusias. Tapi tiba-tiba dia melihat Gaysorn tak sengaja tersenggol seseorang hingga dia kehilangan keseimbangan dan sontak oleng ke laut.
Shock, Bhop sontak lari untuk menyelamatkannya... tepat saat mendadak ada orang lain menarik Gaysorn dan jadilah Bhop yang tercebur ke laut. Pfft! Orang yang menyelamatkan Gaysorn itu ternyata Mathus yang sepertinya sudah beradaptasi dengan zaman barunya (Hmm, berarti sudah berapa lama Mathus hidup di zaman ini?).
Tangan Mathus jadi terluka dan berdarah gara-gara aksi penyelamatan barusan dan sontak heboh karenanya, soalnya dia takut darah. Cemas, Gaysorn ingin membalut lukanya pakai sobekan kain bajunya, tapi dia tidak kuat merobeknya.
Untungnya dia punya pelayan yang punya gigi kuat kayak gigi macan yang mampu merobek kain dengan sekali gigit. Woah! Mathus sontak kagum hingga dia refleks bereaksi, "keren!"
Kata modern yang sontak mengagetkan Gaysorn karena itu sama persis dengan kata aneh yang pernah dia baca di buku jurnalnya Kade. Jelas saja Kade jadi heran dan penasaran dengannya, tapi juga tidak tahu apa yang harus dia tanyakan padanya, akhirnya dia cuma membantu membalut luka Mathus tanpa menyadari kalau Bhop sudah keluar dari air dan jelas saja pemandangan itu membuatnya jadi cemburu berat.
Mathus baru sadar saat itu kalau pistolnya terjatuh, namun saat dia hendak mengambilnya, dia malah keduluan Bhop yang dengan kesalnya mengarahkan pistol itu padanya sambil menuntut dari mana dia mendapatkan senjata ini.
Dari informasi Bhop, ternyata Luang Awutwiset yang namanya terukir di pistol itu adalah gelar kehormatan yang diberikan Raja kepada Mr. Hunter (Lah? Berarti Mr. Hunter leluhurnya Mathus dong?), dan karena pistol ini pemberian Raja, makanya Bhop tak percaya saat Mathus mengklaim bahwa dia mendapatkan pistol itu dari Mr. Hunter sebagai hadiah. Mathus pasti mencurinya!
Dia bahkan langsung menggeledah Mathus dan menemukan beberapa barang aneh lain seperti kacamata hitam dan benda kotak tipis tapi berat yang sontak menarik perhatian Gaysorn karena dia ingat pernah melihat gambar benda yang sama di buku jurnalnya Kade, bahkan namanya pun sama, smartphone.
Gaysorn jadi semakin penasaran sama Mathus yang memiliki banyak persamaan dengan Kade. Maka saat Bhop bersikeras menyita pistolnya Mathus itu, Kade berkata padanya dalam Bahasa Inggris bahwa dia akan mendapatkan kembali pistol ini untuk Mathus dan meminta Mathus untuk menemuinya besok di gereja.
Keesokan harinya, Gaysorn pun mendatangi rumah Bhop saat Bhop sedang tidak ada di rumah, berusaha merayu ibunya Bhop, sebelum kemudian mulai menawarkan 'jus anggur' impor. Pfft! Pastinya itu bukan jus anggur biasa. Hanya dengan satu gelas saja, ibunya Bhop langsung mabuk.
Gaysorn pun akhirnya punya kesempatan untuk memasuki kamarnya Bhop untuk mencari pistol itu, tapi dalam prosesnya malah menemukan banyak sekali lukisan wajahnya (lebih tepatnya, lukisannya Kade) yang jelas saja langsung membuatnya semakin jijik sama Bhop.
Tapi yang tidak dia sadari, ibunya Bhop di luar juga menawarkan jus anggur itu ke Pi, dan jadilah sekarang semua orang mabuk. Dan saat Bhop pulang dan menanyakan Gaysorn, mereka santai saja menunjuk kamarnya Bhop.
Tepat saat dia hampir putus asa, Gaysorn akhirnya menemukan sebuah pistol di bawah bantalnya Bhop... tepat saat Bhop mendadak muncul di belakangnya sambil tersenyum menggoda dan memberitahu bahwa itu adalah pistolnya sendiri dan tidak ada pelurunya, jadi percuma Gaysorn arahkan padanya.
Ah! Bhop mendadak baru sadar sedetik kemudian pistolnya siapa yang Gaysorn cari dan jelas saja dia jadi cemburu dan langsung mengancam akan memenjarakan orang yang bernama aneh itu. Kesal, Gaysorn mengaku bahwa dia menginginkan pistolnya Mathus untuk ditukar dengan sesuatu.
Tak lama kemudian, mereka akhirnya menemui Mathus di gereja dengan membawakan semua barangnya. Tapi Gaysorn menegaskan bahwa mereka hanya akan mengembalikan semuanya kalau Mathus menjawab pertanyaan-pertanyaannya.
Tentu saja pertanyaan-pertanyaannya berhubungan dengan segala informasi yang tertulis di buku jurnalnya Kade, yang anehnya banyak memiliki kesamaan dengan Mathus namun buku ini ditulis pada masa pemerintahan Raja Narai di Kerajaan Ayutthaya.
Mathus langsung sadar kalau dia dan Kade ini memiliki kesamaan, mereka sama-sama penjelajah waktu yang berasal dari masa depan. Mathus akhirnya mengaku bahwa dia berasal dari tahun 2021, lebih tepatnya, 177 tahun dari masa sekarang.
3 tahun yang lalu, dia datang kemari gara-gara pistol ini. Waktu itu dia begitu kebingungan dan ketakutan. Saat dia menanyakan kereta MRT, warga lokal tidak ada yang mengerti, malah mengira kalau dia orang bule, jadi mereka mengarahkannya ke kantornya Mr. Hunter.
Di sana, dia bertemu dengan istrinya Mr. Hunter. Berkat kemampuannya yang lancar berbahasa Inggris, dia akhirnya dipekerjakan jadi sales di tokonya Mr. Hunter. Dia bisa melakukannya dengan mudah karena di masanya, Mathus bekerja berjualan online.
Berkat itu, Mr. Hunter jadi mempercayainya dan menjadikannya tangan kanannya. Mathus menjelaskan bahwa tangan kanan itu maksudnya orang kepercayaan, bukan tangan kanan beneran.
Lalu kemudian dia akhirnya sadar kalau dia kembali ke zaman leluhurnya. Nama keluarga Mathus adalah Huntrakul yang kemungkinan berasal dari nama Hunter.
Selama 3 tahun ini, Mathus sudah berulang-ulang kali berusaha untuk kembali ke masanya, tapi tidak pernah berhasil... hingga kemudian dia akhirnya sadar bahwa ada satu perbedaan yang tidak bisa membuatnya kembali ke masanya.
Saat dia menghilang waktu itu bertepatan dengan gerhana matahari. Jadi kemungkinan dia baru bisa kembali jika terjadi gerhana matahari lagi. Tapi masalahnya, entah kapan akan ada gerhana matahari lagi.
Gaysorn tahu siapa orang yang tepat yang bisa memperkirakan kapan gerhana matahari akan muncul lagi. Siapa lagi kalau bukan gurunya, Uskup Pallegoix, yang dengan cepat menghitung siklus gerhana matahari, dan memutuskan bahwa gerhana matahari akan terjadi lagi dua bulan yang akan datang.
Tapi Uskup Pallegoix memperingatkan bahwa gerhana matahari akan berlangsung sangat singkat, jadi jangan sampai Mathus kehilangan kesempatan. Jika tidak, entah kapan lagi dia akan punya kesempatan lain.
Kalau begitu, sebelum Mathus kembali ke masanya, Gaysorn usul agar mereka membaca jurnalnya Kade bersama-sama. Soalnya Kade menulis seluruh sejarah negara ini, termasuk tentang Mr. Hunter, bahkan Uskup Pallegoix pun ada - dia adalah seorang penulis kamus 4 bahasa.
Tapi Uskup Pallegoix dengan cepat merebut buku itu dan menguncinya di dalam kotak kembali dan melarang mereka membacanya lagi. Dia tidak mau tahu tentang bagaimana masa depan dirinya dan dengan tegas memperingatkan mereka untuk tidak kepo tentang masa depan. Biarkan segalanya, baik atau buruk, berjalan sesuai takdir Tuhan.
Bersambung ke part 3
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam