Sinopsis Murphy's Law of Love Episode 5 - Part 1


Xiao Tong menemui Zi Yan di restorannya, mereka memasak bersama tapi kelihatan jelas kalau Xiao Tong tidak terlalu bisa masak.

Xiao Tong memberitahu Zi Yan tentang acara perjodohan yang akan diadakan biro jodohnya sebentar lagi dan dia berencana untuk membawa 10 pak mie instan.

"10 pak? Jangan. Apa kau tidak sadar kalau ada seorang koki berlisensi yang berdiri di sampingmu saat ini? Kalau kau tidak keberatan kau boleh membawanya bersamamu" kata Zi Yan menawarkan diri.

"Sungguh?"

"Jauh lebih baik kalau ada asisten"

Karena Xiao Tong yang ingin mentraktir, dia menyuruh Zi Yan untuk menunggu saja di meja dan biar dia sendiri yang memasak.

Tapi dengan kemampuan masak Xiao Tong yang jelas sangat kurang, Zi Yan jadi cemas. Tapi Xiao Tong bersikeras meyakinkannya untuk tidak cemas bahkan dengan pedenya berkata kalau dia sudah mengingat semua ajaran Zi Yan.


Zi Yan akhirnya menurutinya dan pergi meninggalkan Xiao Tong menyelesaikan masakannya sendiri. Setelah masakannya jadi, Zi Yan mencicipinya dan memuji rasanya yang lumayan.

Xiao Tong kaget mendengarnya, tapi saat dia mencobanya sendiri, ternyata rasanya sangat tidak enak.

"Bagaimana bisa kau bilang rasanya lumayan?" tanya Xiao Tong heran

"Kau tahu. Terkadang bukan rasa makanan yang membuat orang berpikir kalau rasanya enak. Dedikasi chef-nya juga turut berperan. Saat aku melihat betapa besar usahamu untuk memasak masakan ini, aku tahu kalau masakan ini pasti akan terasa lebih enak daripada masakanku"


Karena Xiao Tong masih mengira kalau Zi Yan hanyalah seorang koki yang bekerja di restoran ini, dia pun menyemangati Zi Yan bahwa suatu saat nanti Zi Yan pasti akan bisa membuka restoran secantik restoran tempatnya kerja ini. Xiao Tong bahkan berjanji akan sering datang berkunjung ke restoran masa depannya Zi Yan.


Zi Yan langsung tertawa mendengarnya dan akhirnya mengakui jati dirinya yang sebenarnya bos restoran ini. Zi Yan juga mengaku bahwa sebenarnya dialah yang memotret semua gambar yang terpajang di restoran ini, walaupun dia bukan fotografer profesional tapi baginya fotografi sama pentingnya dengan memasak.

Zi Yan mengaku bahwa karya yang paling disukainya adalah lukisan wanita yang terpajang di belakangnya Xiao Tong (lukisan wanita yang mirip Xiao Tong).

"Namanya adalah 'pertama'. Pertama seperti cinta pertama. Karena gadis dalam foto itu adalah awal dari perjalanan fotografiku. Di dunia ini setiap menit dan setiap detik selalu berubah. Tapi karena dia, aku menyadari bahwa foto bisa menangkap setiap momen yang menyentuh. Saat aku menekan tombol, aku merasa momen itu menjadi milikku seorang. Tapi sebenarnya rasanya agak aneh, karena aku sebenarnya tidak tahu siapa dia. Tapi dalam hatiku, dia telah menjadi seseorang yang sangat penting"


Saat Xiao Tong pamit pergi, bos biro jodoh datang. Tapi begitu melihat Xiao Tong, dia langsung bersembunyi dan diam-diam memperhatikan interaksi Xiao Tong dan Zi Yan.

Dia baru muncul setelah Xiao Tong pergi dan langsung menyapa Zi Yan dengan akrab. Wah, ternyata dia mamanya Zi Yan. Pantas saja bos biro jodoh kelihatan senang banget waktu Xiao Tong memilih restorannya Zi Yan untuk acara Hot Pick.

Setelah melihat interaksi Zi Yan dan Xiao Tong, bos biro jodoh langsung menggoda putra kesayangannya itu.

"Kukira saat kau menawarkan tempat gratis untuk acara Hot Pick kami, kukira kau melakukannya untuk mamamu. Ternyata tidak sesederhana itu yah?"


Hubungan ibu dan anak itu jelas kelihatan sangat akrab, bos biro jodoh tampaknya sangat setuju Zi Yan memilih Xiao Tong. Ia bahkan menawarkan diri untuk membantu mempercepat hubungan Zi Yan dan Xiao Tong tapi Zi Yan menolak bantuannya dan bersikeras untuk menangani masalah itu sendiri.


Keesokan harinya, Xiao Tong rapat di kantornya Jia Wei membahas acara perjodohan mereka. Mereka semua bekerja keras sehari semalam suntuk dan Jia Wei memanfaatkan segala kesempatan agar dia bisa bekerja didekatnya Xiao Tong.


Di hari perjodohan, satu per satu para peserta naik bis yang akan membawa mereka ke tempat acara. Sementara Xiao Tong sibuk mengecek laporan, Jia Wei diam-diam memandanginya.


Saat Jia Wei naik bis, dia langsung mengusir Shao Qiang yang ingin duduk disampingnya dengan harapan agar Xiao Tong akan duduk disampingnya nanti. Tapi sayang dia harus kecewa karena Xiao Tong ternyata lebih memilih duduk di belakangnya.


Perjalanan mereka diwarnai keceriaan. Sementara Jia Wei menikmati pemandangan alam di luar, Xiao Tong diam-diam memandangi Jia Wei dari belakang, ia teringat saat-saat kebersamaan mereka.

Saat Jia Wei menoleh ke belakang, sontak Xiao Tong langsung mengalihkan pandangannya dengan malu.


Saat mereka tiba di tempat acara, Zi Yan datang. Jia Wei langsung melotot kaget "Apa yang dia lakukan disini?"

"Dia? Aku yang memintanya datang untuk memasakkan makan malam nanti malam. Kalau tidak apa yang akan kita makan nanti?"

"Kenapa aku tidak tahu masalah ini?"

"Kau tidak tahu? Aku kan sudah memberitahu Simon. Dia tidak memberitahumu"


Kesal, Jia Wei langsung melempar tatapan membunuh ke arah Simon. Wah, tatapan menakutkan Jia Wei tampaknya kuat sekali sampai-sampai Simon yang sebenarnya tengah sibuk mengurus para peserta, langsung bergidik ngeri merasakan sesuatu yang membuat bulu kuduknya merinding.


Zi Yan menyapa Jia Wei sebagai si pria Hot Pick dan mengira Jia Wei datang sebagai peserta. Xiao Tong memperkenalkan Jia Wei sebagai CEO agensi perceraian yang bekerja sama dengan biro jodohnya untuk mengadakan acara perjodohan ini.

Zi Yan menyapanya dengan ramah tapi Jia Wei yang kesal dan cemburu, membalas sapaannya dengan sinis lalu cepat-cepat berlalu pergi.


Beberapa saat kemudian, Xiao Tong membantu Zi Yan membawa bahan-bahan makanan yang berat. Di tengah jalan, Xiao Tong berhenti sebentar karena kelelahan.

Saat Zi Yan ingin membantunya, Jia Wei tiba-tiba muncul. Tanpa mengatakan apapun, Jia Wei langsung mengambil alih semua barang-barang berat itu dari tangan Xiao Tong.


Saat semua orang sedang sibuk membangun tenda, Jia Wei tiba-tiba mengambil tempat tepat disampingnya Xiao Tong dan sukses membangun tenda hanya dalam waktu hitungan detik sampai membuat semua orang terkagum-kagum. Dan setelah jadi, Jia Wei ternyata memberikan tendanya itu untuk Xiao Tong. 


Saat Xin Xin dan Simon sibuk memulai acara dengan mengajak para peserta keliling, Xiao Tong membantu Zi Yan membersihkan bahan-bahan makanan. Melihat Xiao Tong tampak sangat akrab dengan Zi Yan, Jia Wei jelas saja langsung cemburu lagi.


Tepat saat itu, Shao Qiang datang dan langsung ngomel-ngomel melihat beberapa daun tergeletak didekat bahan-bahan makanan.

Karena mengira kalau daun-daun itu adalah daun-daun kotor yang terjatuh dari pohon, Shao Qiang pun langsung berlalu pergi dengan membawa daun itu untuk dia buang.


Shao Qiang tidak sadar kalau sebenarnya yang dia buang itu bukan daun sembarangan, tapi daun salam. Jelas saja saat Zi Yan kembali, dia langsung bingung karena tidak menemukan daun salam yang dia yakin dia letakkan di meja tadi.

Jia Wei langsung sadar kalau daun yang Zi Yan maksud pasti yang tadi dibuang Shao Qiang, tapi walaupun begitu dia tidak mengatakan apapun.

Saat Zi Yan ingin pergi mencari daun pengganti, Xiao Tong ingin ikut. Tapi Jia Wei langsung melarangnya pergi dengan alasan kalau dia harus bekerja dan bukannya berkeliaran untuk mencari dedaunan.

Zi Yan pun akhirnya pergi sendiri, tapi sebelum pergi dia meminta Xiao Tong untuk memotong sayuran sesuai yang dia ajarkan padanya kemarin malam, dia juga mengingatkan Xiao Tong untuk hati-hati dengan jarinya saat memotong sayuran.


Jelas saja Jia Wei jadi tambah kesal mendengarnya "Seperti yang dia ajarkan padamu kemarin malam? Hati-hati dengan jarimu?"

"Jangan cuma berdiam diri dan menggodaku kalau kau kesini bukan untuk membantu" protes Xiao Tong

"Memotong sayuran kan tidak sesulit itu"

"Kau pikir memotong sayuran itu mudah. Kalau begitu kenapa tidak kau lakukan saja sendiri?"

Jia Wei langsung mengambil pisaunya Xiao Tong dan menunjukkan kebolehannya yang kelihatan jelas cukup ahli dalam memotong sayuran. Bahkan Xiao Tong pun mengakui keahlian Jia Wei dalam memotong sayuran ternyata tidak buruk. Karena masalah memotong sayuran sudah diatasi Jia Wei, Xiao Tong langsung meninggalkannya untuk mencuci sayuran yang lain.


Setelah selesai memotong sayurannya, Jia Wei berusaha kembali untuk mendekati Xiao Tong yang sedang mencuci sayuran. Tapi saat dia hendak mengajak Xiao Tong bicara, Xiao Tong langsung menyela untuk minta bantuan Jia Wei mengambilkannya ikat rambut.

Semenit kemudian, Jia Wei kembali dengan membawa ikat rambut tapi bukannya memberikan ikat rambut itu ke Xiao Tong, dia malah langsung mengikatkan rambut Xiao Tong sendiri.


Malam harinya, acara perjodohan dilanjutkan dengan masuk ke labirin secara berpasangan. Saat Xiao Tong dan Jia Wei hendak masuk ke labirin, Simon yang bertugas jadi penjaga gerbang, memaksa mereka untuk menyerahkan ponsel mereka.

Xiao Tong protes kenapa ponsel mereka ikut disita padahal mereka kan mau masuk ke labirin bukan sebagai peserta tapi sebagai panitia yang mengawasi peserta.

Tapi Simon tidak peduli karena aturan yah aturan dan karenanya ia ngotot memaksa mereka menyerahkan ponsel mereka.


Xiao Tong dan Jia Wei akhirnya menurut dan menyerahkan ponsel mereka lalu masuk ke labirin. Tapi di tengah-tengah labirin, mereka malah tersesat gara-gara Xiao Tong lupa rutenya dan lebih parahnya lagi, Jia Wei juga tidak ingat rutenya. Dan karena ponsel mereka juga disita, mereka jadi tidak bisa membaca contekan rutenya.

Hukum Murphy nomor 7: Hal yang paling dibutuhkan disaat kritis, pasti selalu menghilang.


Awalnya, mereka berniat menunggu bantuan datang saja. Tapi tiba-tiba mereka mendengar suara lolongan binatang, sontak saja Xiao Tong langsung ketakutan dan menyarankan sebaiknya mereka jalan terus dan mencoba mencari jalan keluar daripada menunggu disini, bagaimana kalau mereka bertemu dengan ular seperti dulu.

Jia Wei tersenyum melihat ketakutan Xiao Tong lalu bertanya "Apa yang akan dilakukan pria 4G disaat seperti ini?"

"Seorang pria 4G tidak akan menunggu wanita meminta bantuan. Dan dia juga tidak akan memuji dirinya sendiri atas apa yang dia lakukan untuk seorang wanita"

Jia Wei jelas kesal dengan sindiran Xiao Tong. Tapi kemarahannya cuma bertahan sedetik karena tiba-tiba saja, Xiao Tong melompat bersembunyi di belakang punggungnya sambil menarik-narik bajunya Jia Wei karena ketakutan mendengar suara-suara binatang. Jia Wei langsung menarik tangan Xiao Tong dari bajunya.


"Berhentilah menarik bajuku. Pegang saja tanganku" ujar Jia Wei sambil menggenggam tangan Xiao Tong lalu menuntunnya pergi mencari jalan keluar. Xiao Tong diam-diam tersenyum.


Semua peserta sudah berhasil keluar dari labirin, tapi Xin Xin, Simon dan Shao Qiang malah menunggu didepan labirin dengan cemas karena Xiao Tong dan Jia Wei belum keluar-keluar juga.

Tepat saat itu, Zi Yan datang dan keheranan melihat mereka. Xin Xin memberitahunya kalau Xiao Tong masih belum keluar dari labirin. Cemas, Zi Yan pun ingin masuk untuk mencari Xiao Tong.

Tapi saat dia hendak masuk, Xiao Tong dan Jia Wei keluar bersama-sama. Dan paling mengejutkan, mereka melihat Xiao Tong dan Jia Wei bergandengan tangan seperti pasangan.


Saat menyadari apa yang teman-temannya lihat, Xiao Tong langsung melepaskan tangannya dari genggaman tangan Jia Wei. Jia Wei tampak kecewa walaupun dia pura-pura sok cool.


Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi wawancara. Seorang wanita bernama nona Zhang menyatakan rasa sukanya pada partnernya tuan Chen.

Saat Xiao Tong memberitahukan ketertarikan nona Zhang padanya, tuan Chen juga mengakui ketertarikannya pada nona Zhang hanya saja dia cemas akan statusnya yang seorang duda cerai. Awalnya Xiao Tong agak ragu menjawabnya karena sesi wawancaranya dengan nona Zhang tidak membahas masalah itu.

Tapi kemudian dengan penuh percaya diri, Xiao Tong meyakinkan tuan Chen untuk tidak cemas. Karena menurutnya dari hasil wawancaranya dengan nona Zhang tadi, dia yakin kalau nona Zhang sangat tertarik pada tuan Chen.

"Sebenarnya butuh waktu lama bagiku untuk memberanikan diri mengambil langkah ini"

"Saya mengerti kecemasan anda. Tapi semua orang yang berpartisipasi dalam acara ini, pernah terluka dalam hubungan mereka yang dulu. Tapi anda masih mau percaya pada cinta, jadi jika anda bertemu dengan seseorang yang anda sukai maka anda harus benar-benar berusaha untuk mengambil kesempatan itu, mengerti?"


Setelah semua peserta tidur, para panitia berkumpul didepan api unggun sambil minum bir yang Zi Yan bawa. Xin Xin memuji-muji Zi Yan yang telah membantu mereka menyiapkan makanan dan minuman yang layak jadi mereka tidak perlu makan mie instan seharian.

Xiao Tong juga merasa sangat berterima kasih atas bantuan Zi Yan yang menyempatkan diri ikut acara ini ditengah-tengah kesibukannya mengurus restoran.


Jia Wei sangat kesal dengan pujian Xiao Tong pada Zi Yan. Saking kesalnya, dia langsung melarang mereka minum bir. Ia lalu mengeluarkan minuman yang dibawanya sendiri, minuman yang menurutnya lebih cocok untuk merayakan pesta kesuksesan acara mereka, yaitu champagne.

Tapi begitu melihat champagne itu, Xiao Tong malah jadi sedih... karena champagne itu mengingatkannya pada malam perpisahannya dengan Kevin setahun yang lalu.


Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments