Sinopsis The Kinnaree Conspiracy episode 3 - Part 1

Mendengar Wichayen sudah mengetahui masalah ini dan curiga kalau Wichayen akan memanfaatkan kasus ini untuk menghancurkan negara mereka dengan cara mengadu domba antara Siam dan Perancis, Yommaraj (atasannya In) bergegas mengirim surat ke Petracha (Yang pernah nonton atau baca sinopsis Bupphae Sanniwaat, masih ingat kan siapa Petracha?) yang ada di Lavo agar Petracha memberitahu Raja Narai tentang perkara ini sebelum keduluan Wichayen.

 

Saat ini tersangka utama memang hanya Jan. Entah apakah benar dia pelakunya atau tidak, entah apakah Jan memiliki komplotan yang membantunya melakukan pembunuhan atau tidak, tapi yang pasti, karena Jan adalah orang Siam, maka mereka harus segera menemukannya lebih dulu sebelum ketahuan pihak Perancis.

Yang jadi masalah, halangan terbesar mereka saat ini adalah Robaire yang masih belum jelas di pihak mana kesetiaannya berada. Mereka bisa berada dalam masalah besar kalau sampai kesetiaan Robaire ada di pihak Wichayen.

"Lakukan segala cara untuk membebaskan Siam dari masalah ini. Kita tidak boleh membiarkan orang Siam disalahkan. Jika tidak, tanah Ayutthaya bisa hangus," perintah Yommaraj.

Anak buahnya Jan sepanjang hari mengintip rumah Ibunya Jan dari balik sesemakan. Hari itu ada satu orang yang sekilas tidak tampak mencurigakan, mereka hanya bisa melihat bagian punggungnya karena dia selalu membelakangi mereka. 

Kemarin mereka melihat dua orang wanita yang datang untuk mengurus Ibunya Jan, makanya mereka sekarang mereka mengira kalau yang sekarang juga dua wanita yang sama, padahal sebenarnya tidak.

Salah satunya sebenarnya Jan yang sengaja mengambil resiko menyamar dan datang untuk menemui ibunya karena dia merindukan dan mengkhawatirkan sang ibu yang tengah sakit. Tapi Ibu lebih mengkhawatirkan keselamatannya dan dengan berlinang air mata menyuruhnya untuk tidak kembali lagi kemari karena sekarang Jan adalah tersangka utama kematian Kapten Jan. 

Hmm... Jan tampak agak kaget mendengar Kapten Jan mati, tapi dia senang juga, orang itu memang pantas mati. Wanita yang membantu Jan menyamar, menyadari kalau anak buahnya In mungkin akan curiga kalau mereka kelamaan, jadi dia bergegas mengajak Jan pergi.


Namun di tengah jalan, anak buahnya In mendadak mengejarnya dan hampir saja menangkapnya, mungkin karena mereka memperhatikan sosoknya yang memang tidak terlihat seperti perempuan saat dia berdiri. 

Namun Ibunya Jan berhasil menyelamatkan Jan dengan teriak memanggil Jan. Para anak buahnya In jadi mengira kalau Jan ada di rumah ibunya, maka mereka pun bergegas kembali ke sana, melewatkan kesempatan emas untuk menangkap Jan. 


In mendadak mendatangi rumah sekaligus kliniknya Pudsorn. Karena Pudsorn menolak keluar menemuinya, jadi dia nekat saja menerobos masuk, tapi malah mendapati Pudsorn memberikan resep obat pasien melalui Mee yang pura-pura jadi dokter, dia sontak salah paham dan dengan garangnya menuduh Pudsorn dokter gadungan dan menghasut semua orang untuk berhenti memeriksakan diri mereka ke Pudsorn.

Tapi terlepas dari pemainan Pudsorn dan Mee, salah satu pasien justru lebih membela Pudsorn karena nyatanya Pudsorn memang sudah banyak menolong pasien. 

Tapi tetap saja In sinis dan jahat banget sama Pudsorn, bahkan sampai menghina ayahnya Pudsorn, entah kenapa dia dendam kesumat sama ayahnya Pudsorn. Dan jelas saja Pudsorn jadi kesal setengah mati sama dia, tidak terima ayahnya yang seorang dokter terhormat, malah dihina tanpa alasan seperti ini, memangnya apa salah ayahnya pada In? Apa ayahnya pernah menyinggung In?

"PERNAH! Dan aku masih menunggu kesempatan untuk balas dendam!" teriak In penuh dendam, "suatu hari nanti, aku bersumpah akan menutup klinik Dokter Mhod!"

"Coba saja kalau kau berani. Sampai saat itu tiba, sebaiknya kau jangan sakit dan mendatangi kami karena kau sudah tidak lagi diterima di sini!"

Pudsorn langsung pergi dengan penuh amarah, tapi In tak peduli dan terus mengikutinya karena dia belum mengutarakan maksud utama dari kedatangannya yang sebenarnya ingin membahas tentang Kapten Jean.


Dia menegaskan bahwa tidak boleh ada investigasi lebih lanjut lagi. Pokoknya Pudsorn harus menuruti skenarionya, memberitahu semua orang bahwa Kapten Jean bertengkar dengan bule lain yang kemudian menusuknya lalu membuang mayatnya ke sungai dan Kapten Jean mati karena tenggelam.

Ini bukan permintaan pribadi, tapi berhubungan dengan keselamatan negara. Kapten Jean itu bukan pedagang biasa, dia bekerja di perusahaan Hindia Timur dan melapor langsung ke Kerajaan Perancis. 

Dia salah satu orang kepercayaan Raja Perancis dan dia mati di tanah Ayutthaya. Sekarang saja pihak Perancis ingin sekali menguasai dua benteng utama Siam. Jika sampai pelaku pembunuhan Kapten Jean adalah orang Siam, itu bisa dijadikan alasan bagi pihak Perancis untuk menyerang Siam. 

Sejak Wichayen ditunjuk oleh Raja Narai untuk menjadi penasihat kerajaan, para bule itu semakin hari semakin memiliki kekuasaan besar di kerajaan Ayutthaya. Kekuasaan mereka bahkan lebih besar daripada orang Siam sendiri.

Yang jadi masalah adalah mereka masih belum tahu Wichayen berada di pihak mana. Tapi Wichayen terkenal memiliki ambisi yang sangat besar. Dia juga bukan orang Siam, banyak bangsawan Siam yang berpikir kalau dia adalah mata-mata Perancis. 

Jika Wichayen benar-benar memihak Perancis, maka sudah pasti dia akan memanfaatkan kasus ini untuk melakukan politik adu domba. Mungkin saja sekarang dia sedang menyusun rencana bagi pihak Perancis untuk melakukan invasi pada Ayutthaya.

Dia akan menuduh orang Siam sebagai pelaku pembunuhan Kapten Jean. Jika itu sampai terjadi, maka armada Perancis yang sudah siap siaga, pasti akan langsung beraksi menyerang negara mereka. Jadi sebaiknya sekarang Pudsorn segera menentukan sikap dan keberpihakannya, dan sebaiknya dia segera mundur dari kasus ini. 


Pudsorn seketika galau, sebelumnya dia tidak pernah berpikir kalau kasus ini bisa sangat memengaruhi keselamatan negara. Tapi bagaimana dengan kehormatan dan martabatnya sebagai seorang dokter jika dia mundur begitu saja dari kasus ini? Bagaimana dia bisa terus menjadi dokter jika dia berbohong?

"Aku juga mengorbankan kehormatan dan martabatku dengan datang kemari!" kesal In, "aku berjanji akan menangkap pelakunya. Kau hanya perlu menolak permintaan Monsieur Robaire dan abaikan apa yang kau lihat waktu otopsi."

Pudsorn hanya punya waktu satu malam untuk memikirkannya karena besok Raja pasti sudah mengetahuinya karena mereka sudah meminta Petracha untuk memberitahu Raja tentang perkara ini sebelum keduluan Wichayen. Pikirkan apa yang paling penting saat ini, kasus ini atau keselamatan negara.

Usai misa pemakaman, Robaire memberitahu Clara tentang hasil otopsi mereka kemarin dan kemungkinan bahwa Kapten Jean dibunuh. Mungkin juga keselamatan Clara terancam, tapi jangan khawatir, Robaire akan menempatkan beberapa penjaga untuk melindungi Clara.

Setelah semua orang pergi, Clara sontak menangis sedih di atas peti mati suaminya. Namun tiba-tiba  dia merasakan kehadiran seseorang di balik tembok. Jan-lah yang nekat pergi ke sana, mungkin ingin melihat jasad penjahat yang pernah menjahatinya.

Dari flashback ingatan Jan, sepertinya dendam kesumat Jan pada Kapten Jean bukan hanya karena Jan dituduh membunuh anak buahnya Kapten Jean, tapi juga ada hubungan dengan kematian wanita yang Jan cintai. Tapi entah bagaimana detilnya, segalanya masih misterius saat ini.

Clara perlahan mendekati tempat persembunyian Jan, namun tiba-tiba Robaire kembali dan saat itulah Jan secepat kilat melarikan diri.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments