Sinopsis Murphy's Law of Love Episode 4 - Part 2

 



Keesokan harinya, Xiao Tong, Xin Xin dan Alan sibuk menggosipkan acara Hot Pick mereka. Xin Xin kagum pada Zi Yan yang sukses membantu mereka mengatasi kemarahan para member gara-gara Jia Wei telat, dia bahkan memutuskan kalau Zi Yan itu telah sukses meraih semua kriteria pria 4G.

Alan tidak sependapat, karena menurutnya yang dilakukan Zi Yan hanyalah membantu mereka mengulur waktu sampai Jia Wei datang. Jika Jia Wei tidak datang maka sudah pasti mereka pasti akan dibunuh oleh para member dan bos mereka.

"Siapa suruh dia terlambat" gerutu Xin Xin

"Memangnya kenapa kalau dia telat? Kau juga lihat sendiri kan waktu dia datang, dia kelihatan terengah-engah dan gugup. Pasti ada sesuatu yang menghambatnya dan dia mengatasi dengan hambatannya untuk datang ke acara kita sesuai janjinya. Seharusnya kau memberinya 1G yaitu Guts. Dan lagi, dia sendiri yang inisiatif menghadiri acaranya Xiao Tong. Itu membuktikan kalau hatinya tidak selamanya sama dengan penampilan luarnya yang dingin"


Tapi tiba-tiba Alan memikirkan kemungkinan lain tentang kenapa Jia Wei mau ikut serta dalam acara mereka kemarin, jangan-jangan Jia Wei naksir Xiao Tong.

Xiao Tong langsung mendengus tak percaya mendengarnya, tidak mungkin itu alasannya. Lagipula Jia Wei bilang sendiri kalau dia mau ikut karena dia hanya ingin membalas budi.

Tepat saat Xiao Tong dengan santainya menyatakan kelegaannya karena tidak perlu lagi bertemu dengan Jia Wei, dia sama sekali tidak menyadari kalau Jia Wei datang dari belakangnya dan mendengarkan semua gerutuannya. Saat dia berbalik dan melihat Jia Wei, dia langsung terdiam canggung.


Jia Wei datang ternyata bukan untuk menemui Xiao Tong tapi menemui bosnya Xiao Tong. Jia Wei datang untuk menawarkan proposal kerja sama antar kedua agensi.

Kerja sama untuk mengadakan acara perjodohan klien-kliennya Jia Wei yang sudah bercerai. Xiao Tong keberatan dengan kerja sama ini karena kedua perusahaan jelas berbeda tapi bos biro jodoh sangat setuju dan bersikeras untuk menerima kerja sama dengan agensi perceraiannya Jia Wei, terutama karena acara ini pasti akan sangat menguntungkan bagi kedua perusahaan.


Bos biro jodoh bahkan menunjuk Xiao Tong untuk menjadi penanggung jawab acara perjodohan ini, alasannya karena Xiao Tong adalah psikolog yang bisa membantu mengkonsultasi masalah para janda dan duda cerai.

Jia Wei pura-pura melotot kaget mendengarnya padahal diam-diam dia tersenyum bahagia. Xiao Tong berusaha menolak dengan alasan banyak kerjaan lain yang harus dilakukannya tapi bos biro jodoh dengan santainya berkata kalau dia akan menyerahkan pekerjaan Xiao Tong yang lain pada Xin Xin dan Alan. Akhirnya terpaksalah Xiao Tong menerima pekerjaan ini dengan berat hati. Tugas pertama yang diberikan Jia Wei pada Xiao Tong adalah survei tempat acara.


Saat Jia Wei kembali ke kantornya dan memberitahukan acara ini pada anak buahnya, mereka langsung terheran-heran kenapa mereka harus bekerja sama dengan biro jodoh padahal mereka kan bisa mengadakan acara itu sendiri.

Jia Wei dengan canggung beralasan kalau biro jodoh jauh lebih berpengalaman dalam membuat acara perjodohan dan lagi mereka punya psikolog profesional yang bisa membantu konsultasi klien mereka.


Jia Wei lalu membagi-bagi tugas. Saat dia mulai membicarakan masalah tugas survei tempat acara, dia membuat-buat berbagai alasan kalau mereka semua sudah cukup sibuk dengan tugas mereka masing-masing jadi terpaksalah dia sendiri yang harus mengurus masalah survei tempat acara. Pfft! padahal dia cuma pengen berduaan sama Xiao Tong tuh.


Keesokan harinya, Xiao Tong tengah sibuk membaca peta sambil menunggu kedatangan seseorang dari agensi perceraiannya Jia Wei yang akan ikut survei tempat acara bersamanya. Dan betapa kagetnya ia saat melihat yang datang ternyata bukan anak buahnya Jia Wei tapi Jia Wei sendiri.


"Kenapa kau disini?"

"Dengar yah, Biasanya, aku tidak perlu berurusan dengan hal-hal seperti ini secara langsung. Jika saja pegawaiku tidak terlalu sibuk, maka aku tidak akan..."

"Maka kau tidak akan apa?"

"Jadi... aku tidak punya pilihan. Menentukan tempat acara sangat penting untuk acara ini. Kalau tidak maka tidak mungkin aku akan ada disini"


"Kau tidak mau ada disini? Bukankah kau sendiri yang ingin mengadakan acara ini?"

Jia Wei langsung mengoreksi kalau dia mengadakan acara ini sebenarnya berkat idenya Xiao Tong.

"Jika kau tidak membantuku menyelesaikan masalahnya Linda. Aku tidak akan pernah menyadari betapa besarnya pasar perceraian yang sebenarnya. Jadi jika acara ini sukses besar maka kaulah yang paling berjasa"


Dalam perjalanan, Xiao Tong dan Jia Wei lagi-lagi berdebat sengit. Kali ini mereka memperdebatkan masalah pemilihan tempat acara yang menurut Xiao Tong terlalu terpencil di gunung dan tidak cocok untuk sebuah acara perjodohan yang biasanya diadakan di tempat-tempat yang jauh lebih menyenangkan.

Tapi Jia Wei tidak setuju karena para peserta acara ini adalah klien agensi perceraiannya, orang-orang yang ingin menikah untuk yang kedua kalinya biasanya lebih menyukai tempat yang punya pemandangan alam yang indah.


Saat mereka masih saja belum menemukan tempat itu, Xiao Tong menyarankan sebaiknya mereka mengadakan acara ini di pantai saja dimana mereka semua bisa bersenang-senang dengan surfing atau berenang dan siapa tahu mereka bisa melihat kembang api.

Tapi begitu menyebutkan kata kembang api, sontak mereka berdua langsung terdiam sedih teringat saat mereka melihat kembang api pada malam mereka berdua sama-sama dicampakkan kekasih mereka masing-masing. Jia Wei langsung menolak usul itu dan Xiao Tong menyetujuinya.


Malas berdebat dengan Jia Wei lagi, Xiao Tong pun memutuskan untuk tidur. Setelah beberapa lama, Jia Wei masih saja belum menemukan tempat yang diinginkannya itu.

Dia memutuskan untuk berhenti sebentar untuk membaca peta yang dipegang Xiao Tong (emangnya di mobilnya ga ada GPS yah?) dan baru saat itulah Jia Wei menyadari kalau Xiao Tong tertidur.

Dia mengambil peta yang Xiao Tong pegang secara pelan-pelan agar tidak membangunkan Xiao Tong, tapi gerakannya itu membuat Xiao Tong bergerak dalam tidurnya sampai akhirnya Xiao Tong pindah posisi menghadapnya. Jia Wei langsung terpana melihat wajah cantik Xiao Tong dalam tidurnya.


Setelah beberapa saat memandangi Xiao Tong yang tertidur, Jia Wei kembali melanjutkan perjalanan sampai akhirnya dia memarkir mobilnya di pinggir danau yang dikelilingi pemandangan alam yang sangat indah. Xiao Tong masih tidur lelap saat mereka sampai dan Jia Wei terus membiarkannya tidur.


Beberapa saat kemudian, Xiao Tong akhirnya terbangun dan langsung tercengang melihat indahnya pemandangan alam di sekitarnya dan Jia Wei yang tengah bersandar di pagar pembatas danau.

Saat Jia Wei melihat Xiao Tong sudah bangun, dia langsung menghampirinya dan langsung menyombongkan dirinya yang memilih tempat yang sangat indah dan cocok untuk acara mereka nanti.


Xiao Tong keluar dari mobil untuk mengagumi keindahan tempat itu. Saking senangnya, dia langsung memegang tangan Jia Wei dan menyeretnya sampai ke jembatan danau.


Sementara Xiao Tong memandang keindahan alam di sekitar mereka, Jia Wei memandangi Xiao Tong yang jauh lebih indah dari pemandangan alam di sekitar mereka.


Setelah beberapa lama mengelilingi tempat itu, mereka malah tersesat. Xiao Tong ingin kembali ke mobil tapi lupa jalan kembali, sementara Jia Wei malah tidak peduli mereka tersesat.

Hmm... jelas-jelas dia sengaja ingin jalan-jalan berdua lebih lama dengan Xiao Tong walaupun dia beralasan kalau dia masih ingin menikmati keindahan alam.


"Lagi pula kakimu kan terluka. Apa kau merasa lebih baik sekarang?" tanya Jia Wei

Xiao Tong langsung kaget dari mana Jia Wei bisa tahu kalau kakinya terluka. Jia Wei langsung canggung mendengar pertanyaan itu, dia tidak mau mengakui kalau dia memperhatikan Xiao Tong berjalan terpincang-pincang saat mereka di depan rumah sakit dan langsung cepat-cepat mengalihkan topik.


Saat Xiao Tong kembali melanjutkan perjalanan, Jia Wei tiba-tiba melihat sesuatu yang langsung membuatnya panik, seekor ular didepannya Xiao Tong. Sontak, Jia Wei langsung berlari untuk melindungi Xiao Tong.

Saat Jia Wei berusaha melakukan apa saja untuk membuat ular itu pergi, Xiao Tong terus menerus berteriak-teriak panik. Saking paniknya, Xiao Tong asal mengambil kunci mobilnya Jia Wei untuk dia lempar ke ular itu tapi malah nyangkut di atas ranting pohon.


Si ular akhirnya pergi tapi Jia Wei jadi kesal pada Xiao Tong karena kunci mobilnya nyangkut di atas pohon yang lumayan tinggi. Gara-gara itu mereka jadi bertengkar lagi.

Xiao Tong menyalahkan Jia Wei karena tidak berhasil mengusir si ular sampai dia harus melempar kunci mobil itu dengan maksud untuk melindungi Jia Wei dari ular itu.

Tidak terima, Jia Wei menyalahkan Xiao Tong yang bisanya cuma teriak-teriak sampai membuat si ular bukannya pergi malah tambah mendekat.


Xiao Tong lalu berusaha mengambil kunci itu. Tapi karena letak nyangkutnya terlalu tinggi, Xiao Tong jadi sulit untuk meraihnya. Dia berusaha dengan berbagai cara seperti menggoncang-goncang pohon itu dan mengambilnya dengan ranting, tapi tetap saja dia tidak berhasil mengambil kunci mobilnya Jia Wei. Bahkan setelah dia berpijak pada sebuah batu pun, dia masih tidak cukup tinggi untuk meraih kunci itu.


Awalnya, Jia Wei tersenyum geli melihat perjuangan Xiao Tong mengambil kunci mobilnya. Tapi setelah beberapa lama Xiao Tong masih belum bisa juga mendapatkan kuncinya, dia langsung menghampiri Xiao Tong lalu mengangkatnya. Mereka saling menatap selama beberapa saat sebelum akhirnya Jia Wei mengalihkan tatapan matanya dengan gugup.


Setelah Xiao Tong akhirnya berhasil meraih kunci mobil itu, Jia Wei menurunkannya dan mereka saling menatap. Saat Xiao Tong melepaskan diri, Jia Wei akhirnya menghembuskan napas yang sedari tadi ditahannya.


Dalam perjalanan kembali ke mobil, Jia Wei melihat Xiao Tong menggigil kedinginan. Jia Wei yang membawa jaket pun langsung melepaskan jaketnya.

Xiao Tong langsung tersenyum mengira kalau Jia Wei akan memberikan jaket itu padanya, tapi ternyata Jia Wei malah memakai jaket itu sendiri. Ha! dasar.

"Apa? Memangnya kau boleh kedinginan dan aku tidak boleh, begitu?"


Tapi Jia Wei hanya bermaksud menggodanya, lalu menawari Xiao Tong untuk memakai jaketnya bersama-sama. Saat Xiao Tong tidak mau melakukannya, Jia Wei langsung menarik Xiao Tong kesisinya sampai akhirnya mereka memakai jaketnya bersama-sama. Dan mereka pun kembali melanjutkan perjalanan.


Setelah beberapa saat berjalan sambil memeluk Xiao Tong, Jia Wei merasa Xiao Tong benar-benar kedinginan. Maka diapun langsung memakaikan jaket itu pada Xiao Tong... err, atau lebih tepatnya membungkus Xiao Tong dengan jaket itu sambil berpesan.

"Jangan berkeliaran lagi. Kalau lain kali kau bermasalah lagi maka aku tidak akan peduli"


Setelah mereka sampai mobil, Xiao Tong ingin mengembalikan jaket itu tapi Jia Wei menyuruh Xiao Tong untuk memakainya saja.


Saat Xiao Tong akhirnya pulang ke rumahnya, dia memikirkan kembali saat-saat kebersamaannya dengan Jia Wei tadi. Xiao Tong heran kenapa saat Jia Wei mengangkatnya untuk mengambil kunci mobil tadi, dia merasa hatinya berdebar kencang?

Dia tidak mengerti kenapa dia jadi seperti itu padahal Jia Wei itu kan pria NG. Tepat saat dia mengomeli dirinya sendiri untuk berhenti memikirkan Jia Wei, Jia Wei meneleponnya karena ternyata dia meninggalkan dompetnya di saku jaketnya.


Xiao Tong pun keluar untuk mengembalikan jaket dan dompetnya Jia Wei. Tapi saat dia hendak memberikan kedua barang itu, dompetnya tak sengaja terjatuh. Jia Wei tampak sangat panik. Saat dia berusaha mengambil dompet itu, dia malah keduluan Xiao Tong.

Ah, ternyata kepanikan Jia Wei karena di foto itu ada fotonya bersama mantannya. Dan gara-gara dompet itu terjatuh, Xiao Tong jadi tak sengaja melihat foto itu.


Tepat saat itu juga, Xiao Tong ditelepon Zi Yan yang mengajak Xiao Tong ketemuan besok malam. Seketika itu pula, Jia Wei langsung cemburu mode on. hehe.


Sesampainya di rumah, Jia Wei menyesal karena terlalu buru-buru mengambil dompetnya. Padahal suasana diantara mereka sudah cukup baik berkat perjalanan ke gunung tadi, tapi dia malah merusak segalanya hanya karena ingin mengambil dompetnya dan malah membuat Xiao Tong jadi melihat fotonya dan mantannya.


Saat dia hendak pindah duduk di sofa, dia mendapati Polo telah merusak sepatu high heels-nya Xiao Tong. Jelas saja Jia Wei langsung panik dan memarahi Polo.


Keesokan harinya, Xiao Tong menceritakan perjalanannya ke gunung kemarin bersama Jia Wei pada Xin Xin. Xin Xin memperingatkan Xiao Tong untuk selalu berhati-hati dan jaga jarak dari Jia Wei bahkan sekalipun perusahaan sekarang saling bekerja sama, karena Xin Xin yakin kalau Jia Wei itu ingin balas dendam pada Xiao Tong.


Di kantor, Alan dan Xin Xin kaget membaca proposal acara dari agensi perceraiannya Jia Wei yang mereka rasa sangat tidak cocok dengan suasana tempat acara yang terlalu terbuka.

Mereka heran kenapa Jia Wei mengusulkan acara mencicipi wine di alam terbuka, bagaimana kalau sampai ada serangga yang masuk kedalam winenya.

"Apa-apaan Ji Jia Wei ini? Saat dia melihat pemandangan indah yang bisa menyentuh hati orang lain, yang dia pikirkan ternyata cuma mencicipi wine" gerutu Xiao Tong


Xin Xin dan Alan langsung curiga mendengar Jia Wei membawa Xiao Tong ke tempat yang pemandangannya sangat indah sampai bisa membuatnya tersentuh.

Xiao Tong jadi malu dan canggung dengan pandangan curiga mereka, tapi kemudian dia cepat-cepat menjelaskan kalau Jia Wei hanya menemukan sebuah tempat yang pemandangannya sangat indah sebagai tempat acara.


Setelah memikirkannya baik-baik, Xiao Tong jadi curiga kenapa Jia Wei mengajak biro jodoh mereka bekerja sama kalau nantinya yang akan jadi peserta hanya member agensi perceraiannya Jia Wei yang semuanya janda atau duda. Xin Xin setuju dengannya, dia yakin kalau Jia Wei pasti punya maksud tersembunyi.


Tepat saat itu bos mereka datang dan mendengarkan percakapan mereka. Bos biro jodoh mengaku kalau dia sebenarnya tidak sepenuhnya percaya pada agensi perceraian itu.

Dia juga yakin kalau mereka pasti punya maksud tersembunyi. Bos biro jodoh yakin kalau agensi perceraian itu mengajak mereka bekerja sama pasti supaya mereka bisa mencuri pengetahuan mereka tentang bagaimana caranya membuat sebuah acara perjodohan. Pfft!


Bersambung ke episode 5

Post a Comment

0 Comments