Entah siapa wanita misterius yang datang di tengah acara pemakaman itu, tapi Clara memanggilnya dengan sebutan 'Yang Mulia', jadi mungkin dia anggota keluarga kerajaan.
Dia tampak sedih saat mengucap belasungkawa pada Clara, mengklaim bahwa Kapten Jean adalah orang yang baik dan guru yang baik yang telah berjasa mengajarinya Bahasa Perancis. Hmm... tapi apakah wanita ini benar-benar berduka atas kematian Kapten Jean? Entahlah, dia cukup misterius.
Robaire cs masih tinggal beberapa lama sampai saat lubang kuburan Kapten Jean ditutup. Namun tepat saat mereka sedang pamit pada Clara, Saen mendadak muncul, memberitahu In bahwa tadi mereka hampir saja menangkap Jan di pasar.
Anehnya, begitu mendengar nama Jan, Clara tampak sangat kaget. Hmm, apakah Clara mengenal Jan? Bahkan reaksi pelayannya Clara juga aneh dan tampak jelas gugup. Hanya Robaire seorang yang memperhatikan reaksi aneh Clara, dan jelas saja itu membuatnya heran.
Seusai pemakaman, wanita misterius itu bersama pelayan pribadinya memakai samaran pergi ke suatu tempat. Namun di tengah jalan, tiba-tiba mereka dihadang dua orang perampok.
Untungnya mereka terselamatkan oleh Jan yang kebetulan tadi mengikuti perahu mereka dalam usahanya melarikan diri dari para anak buahnya In. Wanita itu ingin tahu nama Jan, tapi Jan langsung pergi.
Melanjutkan perjalanannya, ternyata wanita mendatangi rumah ayahnya dan dari percakapan mereka, sepertinya mereka ada hubungan dengan Petracha dalam rencana kudeta untuk menggulingkan Raja Narai dan menyingkirkan Wichayen dari kerajaan mereka.
Terlepas dari hal-hal baik yang dia katakan tentang Kapten Jean pada Clara, tapi wanita misterius ini sepertinya tahu betul tentang sisi gelap Kapten Jean. Dia tahu bahwa walaupun banyak orang mengira bahwa Kapten Jean adalah orang baik, namun sebenarnya Kapten Jean itu memiliki banyak musuh. Karena itulah, dia yakin tidak akan mudah untuk menemukan pembunuh Kapten Jean.
Robaire jadi penasaran dengan Jan, tapi tentu saja In menolak menjawab dengan detil dan hanya berkata kalau Jan hanya tahanan kabur yang sedang mereka kejar untuk dikembalikan ke penjara.
Hmm, benarkah? Tapi, reaksi Clara saat mendengar nama Jan tadi, Robaire jadi penasaran, kalau Clara mungkin mengenal Jan. In tak percaya, mana mungkin seorang bangsawan seperti Clara mengenal tahanan rendahan seperti Jan.
Tapi Robaire tidak bisa menyingkirkan rasa penasarannya, jadi dia langsung mengajak mereka berdua untuk mendatangi Clara lagi. Tapi Robaire sengaja tidak langsung to the point dan terlebih dulu menanyakan apakah mungkin Kapten Jean pernah bercerita bahwa dia punya musuh.
Clara mengaku bahwa dulu dia sering mendengar mendiang suaminya mengeluh tentang saingan bisnisnya, Kapten Paul. Orang itu tidak datang ke pemakaman tadi karena dia sudah pergi ke Bangkok sejak dua hari yang lalu.
Tapi saat Robaire mulai menanyainya tentang Jan, reaksi Clara jelas menunjukkan kalau dia memang mengenal Jan. Tapi Clara yakin kalau kasus ini tidak mungkin ada hubungannya dengan Jan.
Clara mengaku bahwa dulu Jan pernah bekerja pada ayahnya sebagai buruh sampai saat dia menikah dengan Kapten Jean. Dia dan Jan pertama kali bertemu di hutan saat Jan menyelamatkannya dari seekor ular dan dari jebakan binatang.
Clara merasa berhutang budi pada Jan, makanya dia meminta ayahnya untuk mempekerjakan Jan sebagai buruh di rumah mereka sekaligus pengawalnya Clara. Lalu kemudian Jan berhenti bekerja untuk menikahi pelayannya Clara yang bernama Oun. Setelah itu, Jan dan Oun bekerja menjadi pedagang buah di pasar.
Menurut apa yang Clara ketahui, Jan tidak punya masalah dengan Kapten Jean, tapi dia punya masalah dengan salah satu anak buahnya Kapten Jean. Clara dulu mendengar bahwa salah satu anak buahnya Kapten Jean memperk*sa Oun. Karena itulah terjadi pertengkaran hebat hingga Jan tak sengaja membunuh anak buahnya Kapten Jean itu.
Jelas saja informasi itu membuat Robaire langsung mengerti kenapa In begitu berambisi untuk mencari dan menangkap Jan, karena Jan kemungkinan ada hubungan dengan kematian Kapten Jean.
Walaupun kesal karena Robaire akhirnya mengetahui tentang Jan, In jelas tidak terima dengan kesimpulan Robaire tentang keterlibatan Jan. Mereka tidak boleh asal menyimpulkan sebelum mereka mendengar kebenarannya dari mulut Jan.
Menurut Pudsorn, mungkin saja Jan memang tidak bersalah mengingat reaksi dan keyakinan Clara terhadap Jan. Mungkin saja pelakunya adalah Kapten Paul, Clara kan bilang kalau kedua Kapten adalah saingan bisnis yang sering berselisih, apalagi Kapten Paul langsung pergi ke Bangkok tak lama setelah Kapten Jean mati.
"Kasus ini tidak akan mudah. Madame Clara menyembunyikan sesuatu, dan sekarang kita punya tersangka baru," ujar Robaire.
Tengah malam, Jee baru selesai belajar saat dia menangkap basah Mee yang baru pulang, seperti biasanya, Mee memang hobi keluar malam untuk minum-minum sampai mabuk. Tapi kali ini dia tidak mabuk dan siapa sangka, kegiatannya itu akhirnya ada manfaatnya juga karena tadi dia mendengar gosipan orang-orang tentang adanya sebuah pemandian khusus pria (dalam artian g*y).
Menurut informasi dari temannya Mee, Kapten Jean katanya sering mengunjungi pemandian itu. Ditambah dengan fakta bahwa mayatnya ditemukan dalam keadaan mengenakan kain baju perempuan, maka itu artinya, kemungkinan besar Kapten Jean memang g*y. Mana ada cowok normal pakai baju perempuan, cuma cowok g*y yang akan melakukan itu. Tapi kalau memang begitu, aneh sekali, karena Kapten Jean kan punya istri.
Keesokan paginya, In datang menjemput Pudsorn (tapi sengaja tidak mengajak Robaire) untuk membawanya menemui pasutri yang menemukan jasad Kapten Jean karena pasutri itu ternyata memiliki barang bukti baru yang cukup penting yang baru mereka dapatkan dari sungai tak lama setelah mayat ditemukan, yaitu selembar kain sarung yang pastinya dipakai korban namun terlepas saat korban tenggelam.
Awalnya, karena kain itu kotor penuh lumpur, jadi kain itu tampak seperti kain biasa. Namun setelah Jeeb mencucinya, barulah kelihatan kalau itu adalah Kain Yang. Sebuah kain berkualitas tinggi yang memiliki pola batik sangat indah yang mengidentifikasikan bahwa pemilik kain ini memiliki strata sosial yang tinggi. Mungkin orang elite, bangsawan atau mungkin... wanita anggota keluarga kerajaan.
Biasanya Kain Yang memiliki nomor identifikasi. Tapi anehnya, tidak ditemukan nomor identifikasi di Kain Yang yang satu ini sehingga akan sulit bagi mereka untuk melacak pemiliknya.
Saat melihat pola kain itu, Pudsorn merasa agak familier seolah dia merasa pernah melihat kain itu sebelumnya, tapi In sontak sinis tak mempercayainya karena Kain Yang tidak mungkin dimiliki oleh orang biasa seperti Pudsorn.
In secara tak sengaja mengetahui bahwa Robaire ingin menanyai Count Kocha, ayahnya Clara, orang Siam namun beragama kristen, sekaligus bertugas sebagai interpreter bagi kementrian urusan luar negeri.
Maka dia sengaja datang dengan alasan bahwa sesi interview ini harus dihadiri oleh perwakilan kedua negara (Pfft! Nggak sadar diri. Dia sendiri nggak ngajak-ngajak Robaire). Pernyataan Count Kocha tentang Jan hampir sama dengan Clara. Tapi ada yang berbeda menurut pandangan Count Kocha.
Dulu Kapten Jean pernah menyuruhnya untuk menjauhkan Jan dari Clara karena Kapten Jean meyakini kalau Jan menyukai Clara, dan punya niat jahat pada Clara.
(Hmm, aku yakin Kapten Jean cuma menghasut karena dia ingin menikahi Clara. Tapi masalahnya... ) Count Kocha langsung percaya begitu saja. Makanya dia langsung menarik Jan dari tugasnya menjaga Clara dan hanya mempekerjakannya sebagai buruh. Dia jadi semakin percaya kalau Jan menyukai putrinya saat tak sengaja melihat Clara dan Jan berpegangan tangan.
Sebenarnya dia salah paham, Clara yang memegang tangan Jan gara-gara jari Jan terluka saat membantunya membuka kelapa. Tapi tetap saja Count Kocha curiga sama Jan, meyakini kalau Jan pasti punya maksud buruk pada Clara.
Yang jadi masalah, Clara dan Jan tetap saja nekat diam-diam bertemu. Tidak ada apa-apa sih sebenarnya, mereka hanya bergaul biasa selayaknya majikan dan pelayan yang akrab, dan Jan hanya membantu Clara memetik lotus, tapi tetap saja Count Kocha jadi menggila dan kesetanan melihat Jan dekat dengan putrinya, maka dia dengan kejamnya menghukum cambuk Jan.
Kedua pelayannya Clara berusaha membela Jan, tapi Count Kocha malah menuduh mereka komplotannya Jan. Jadi dia langsung menghukum cambuk mereka juga. Clara yang begitu panik dan khawatir akan keselamatan nyawa ketiga pelayannya, akhirnya membuat kesepakatan dengan ayahnya bahwa dia rela melakukan apa pun perintah Ayah asalkan Ayah membebaskan ketiga pelayannya.
Maka Count Kocha langsung menuntut Clara untuk menikah dengan Kapten Jean. Clara tampak jelas tidak ingin menikah dengan Kapten Jean, tapi demi keselamatan ketiga pelayannya, akhirnya dia setuju juga.
Setelah itu Jan menikahi Oun lalu Count Kocha mengusir mereka dari kediamannya. Tapi setelah Clara dan Kapten Jean menikah, Count Kocha sering mendengar kabar bahwa Kapten Jean sering berseteru dengan Kapten Jean.
Dia juga sering mendengar bahwa Oun sering kali mencoba menggoda Kapten Jean, bahkan sebelum Kapten Jean menikahi Clara (Hah?). Jan jadi cemburu berat hingga kemudian Jan membunuh anak buahnya Kapten Jean. (Kok bisa dia tidak merasa bahwa cerita yang dia sampaikan ini nggak sinkron? Kalau Oun menyukai Kapten Jean, lalu kenapa malah anak buahnya Kapten Jean yang dibunuh?)
Kapten Jean lalu menjebloskan Jan ke penjara, tapi sekarang Jan kabur dari penjara. Makanya Count Kocha yakin banget kalau Jan-lah yang membunuh Kapten Jean untuk balas dendam.
In dan Robaire jadi bingung, pernyataan Count Kocha dan Clara tentang Jan sangat berbeda. Yang satu meyakini Jan adalah pembunuhnya, tapi yang satu lagi tak yakin kalau Jan adalah pelakunya. Lalu siapakah yang jujur dan siapakah yang berbohong di antara ayah dan putri itu? (Hmm, menurutku dua-duanya jujur, hanya saja apa yang masing-masing ketahui dan tidak ketahui berbeda, makanya sudut pandang dan pemikiran mereka berbeda. Count Kocha lebih banyak mengetahui masalah dari omongan Kapten Jean yang bisa saja dipelintir, tapi dia sangat mempercayai apa pun yang dikatakan Kapten Jean, makanya dia tidak tahu apa-apa tentang kebusukan Kapten Jean)
Berkat saran ibunya, Pudsorn pun membawa Kain Yang itu untuk diperlihatkan pada bibinya yang merupakan orang dalam Istana, Yang Mulia Saraphee. Beliau adalah selir dari Raja yang terdahulu, tapi masih tinggal di istana sampai sekarang.
Saraphee-lah yang mengenali pola batik dalam kain itu adalah Kinnaree, makhluk legenda setengah burung setengah manusia. Dia menduga bahwa pemilik kain ini mungkin orang dalam istana, jadi dia setuju untuk membantu Pudsorn untuk mencari dan menyelidiki pemilik kain ini.
Pada saat yang bersamaan, kita melihat wanita misterius itu di istana, baru saja didandani dengan cantik dan megah, mengenakan baju dari kain berkualitas tinggi, lengkap dengan segala perhiasan besar-besar, dan akhirnya kita mengetahui namanya... Jao Jom (selir) Kinnaree. (Oww, menarik. Apa sebenarnya peran dia dalam kasus ini? Dia kah pembunuhnya?)
Bersambung ke episode 5
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam