Sinopsis New Life Begins Episode 4

Bagian tentang wanitanya ini memang sesuai gosip, Yin An memang memiliki selir banyak banget, merekalah para gadis yang dinamai dengan  para gadis istilah matahari.

Lucunya, biasanya kan harem tuh bersaing ketat, bahkan saling menjatuhkan satu sama lain, demi mendapatkan cinta dan perhatian suami, tapi ini malah sebaliknya. 

Istri dan semua selirnya Yin An malah akur banget, tapi tidak ada satu pun di antara mereka yang suka sama Yin An. Jadi alih-alih persaingan, istri dan para selir malah kompak bersahabat dan diam-diam hobi menggosipkan suami mereka. 

Mereka semua menyambut Li Wei dengan ramah dan hangat, bahkan dengan manisnya memberitahu Li Wei untuk mencari mereka saja jika suatu hari nanti Li Wei ditindas. Mereka lalu mengajak Li Wei untuk membuat mie panjang umur bersama mereka, karena hari ini adalah hari ultah salah satu selir yang bernama Bai Lu, sambil menggosipkan suami mereka yang nggak banget itu.


Yang tak mereka sangka, ternyata Li Wei sangat pintar membuat mie. Tenaganya juga kuat, makanya dia bisa mengadon mie dengan mudah dan otomatis membuat para wanita itu terkagum-kagum.

Sementara para wanita sibuk membuat mie sambil bercanda tawa riang, Yin An dengan kepedean tingkat dewanya mengira kalau canda tawa istri dan para selirnya itu karena mereka bahagia banget menjadi istri-istrinya.

Yin Zheng iyain aja semua kenarsisannya itu sebelum kemudian mulai fokus untuk membujuk Yin An untuk kembali ke istana dengan cara menyanjung kelebihan dan kemampuan Yin An yang bisa sangat berguna dalam pemerintahan, tapi Yin An jelas tidak mau, tapi dia juga tidak mau menolak secara blak-blakan, jadi dia buru-buru menghindar saja dengan alasan mau merayakan ultahnya Bai Lu dulu.

Di ruang makan, Haitang dan para selir dan Li Wei sedang makan bersama dengan riang gembira saat Li Wei tiba-tiba memperhatikan Bai Lu justru sedang sedih padahal ini ulang tahunnya.

Bai Lu takut kalau nanti malam Yin An akan mendatanginya, dan dia sama sekali tidak punya alasan untuk menghindar. 5 hari yang lalu dia sudah menggunakan alasan datang bulan untuk mencegah Yin An mendatangi kamarnya, sekarang dia tidak tahu harus bagaimana lagi.

Prihatin, selir sebelahnya yang bernama Shuang Jiang langsung menawarkan diri untuk mengorbankan dirinya untuk Bai Lu nanti malam, tapi gantian, kapan-kapan Bai Lu yang harus gantian menyelamatkannya. Mereka pasti bisa membodohi Yin An, soalnya Yin An kan biasanya tidak bisa membedakan. (Maksudnya?)

 

Selir lain usul, jika memang benar-benar tidak bisa menghindar dan sangat amat terpaksa, pakai saja obat. Usul yang kontroversial dan sontak memecah para selir, ada yang setuju, ada yang tidak. 

Dan lucunya, Li Wei langsung mencatat ide-ide mereka biar bisa dia gunakan untuk menghindari suaminya sendiri. Haitang dan para selir sontak prihatin mendengar Li Wei ternyata sama seperti mereka, maka Haitang dengan manisnya memberitahu Li Wei untuk mendatangi mereka jika dia ada masalah apa pun karena mulai sekarang, mereka sudah menganggap Li Wei sebagai adik mereka. (Aww, so sweet)

Mengalihkan topik, Haitang mengaku bahwa mereka semua sudah menduga kalau tujuan kedatangan Yin Zheng pastilah untuk membujuk Yin An kembali ke istana. Yin An sudah terlalu lama berkelana di dunia luar, Raja tidak mungkin membiarkannya begitu saja.

Menurut Li Wei, jika Yin An kembali ke istana itu bukan hal yang buruk. Dia bisa mendapatkan maaf Raja, mengamankan posisinya dan juga tidak akan menyusahkan istri dan para selirnya lagi. Selain itu, jika Yin An kembali ke istana, maka mereka akan lebih jarang bertemu dengannya, bukankah begitu? Hmm, ucapannya benar juga, Haitang dan para selir langsung setuju dengan ide bagus itu.

Tapi keceriaan mereka mendadak terganggu gara-gara kedatangan Yin An yang sontak membuat canda tawa mereka sirna seketika. Tidak ada satu pun yang mengharapkan kedatangannya, tapi Yin An terlalu narsis dan silau dengan dirinya sendiri hingga tidak bisa melihat sekitarnya.

Dan ternyata yang dimaksud para selir dengan Yin An tidak bisa membedakan adalah dia tidak bisa membedakan yang mana namanya siapa. Saking banyaknya selirnya, Yin An bahkan tidak bisa membedakan yang mana yang namanya Bai Lu dan yang mana yang namanya Shuang Jiang.

Usai makan, Haitang pun mulai mencoba membujuk Yin An untuk kembali ke istana. Membujuknya dari segi politik tidak berhasil, tapi saat Haitang mulai menakut-nakuti Yin An dengan menggunakan para selirnya, mengklaim bahwa jika dia tidak kembali ke istana maka Raja mungkin akan membubarkan para selirnya, Yin An seketika goyah.

Errr.... tapi ujung-ujungnya dia malah mewek dramatis sambil bernarsis ria tentang jasa-jasanya terhadap para selirnya, seolah jika bukan tanpa dia, para selir itu pasti akan menderita dan mati di jalanan. 


Beuh! Padahal menurut cerita para selir (pada Li Wei) sebenarnya tidak ada satu pun di antara para selir yang meminta pertolongannya. Mereka semua aslinya adalah gadis-gadis yang ingin mandiri, tapi Yin An mendadak muncul di hadapan mereka dan ngotot memaksa mereka untuk menjadi selirnya, mengira dirinya sangat amat berjasa menyelamatkan hidup mereka semua, seolah dia adalah pahlawan yang menyelamatkan gadis-gadis cantik dari kemelaratan.

Ancaman secara halus tentang dirinya akan dipisahkan dari para selirnya itu sukses membuat Yin An akhirnya mau juga kembali ke istana, dia bahkan berniat mau memboyong semua selirnya, tapi berhubung para selir belum memiliki keanggotaan resmi istana (karena mereka bukan selir resmi), jadi dia tidak bisa membawa semuanya.

Akhirnya dia pamitan dengan dramatis pada semua selirnya, dengan narsisnya mengira mereka pasti akan sangat amat merindukannya, tidak sadar kalau mereka semua justru sangat berharap dia segera pergi secepatnya.

Sesuai aturan istana, dia berniat mau membawa 4 selir saja dengan cara melakukan seleksi. Tapi bodohnya dia, dia tidak sadar kalau para selirnya justru pura-pura tak sengaja menggagalkan diri mereka biar tidak terpilih.


Mereka sontak girang banget saat akhirnya gagal, eeeeh, tapi Yin An malah tetap bersikeras untuk membawa 4 orang, jadi pada akhirnya dia memilih sendiri 4 selir tanpa seleksi. Hadeh! Para selir sontak menatapnya dengan tatapan setajam golok, tapi Yin An bahkan tidak menyadarinya sama sekali.

Di kediamannya Yin Zheng, Li Wei sepertinya sudah tidak bisa menghindar lagi sekarang, Yin Zheng tiba-tiba dengan tegas menyuruh Song Wu untuk pindah kamar dan berkata bahwa dia akan mendatangi kamar Li Wei nanti. Waduh! Li Wei galau.

Dia sontak gemetar ketakutan saat Yin Zheng mendatangi kamarnya tak lama kemudian. Dia bahkan langsung mendekat seperti hendak menciumnya yang sontak membuat Li Wei melompat dari kursinya sambil mengklaim kalau dia 'sudah ada'. Hah? Sudah ada apa?

"Aku... aku datang bulan." (Pfft! Alesan)

Yin Zheng tampak jelas kecewa mendengarnya, tapi jangan khawatir, dia tidak akan memaksa Li Wei untuk tidur dengannya kok (Yin Zheng so sweet, tapi kasihan juga. Hehe).

Dia lalu buru-buru mengalihkan topik dengan mengaku bahwa dia sebenarnya datang hanya untuk bertanya tentang apa yang sebenarnya Li Wei katakan pada Haitang hingga berhasil membuat Yin An berubah pikiran.

"Kami memahami perasaan sesama wanita. Sudah seharusnya sesama wanita saling membantu," aku Li Wei.

Yin Zheng kagum juga mendengarnya bisa mengakrabkan diri dengan siapa pun dengan mudah. Karena itulah, Yin Zheng meminta Li Wei untuk membantunya sekali lagi.

Biarpun dia tidak akan memaksa Li Wei untuk tidur dengannya, tapi tetap saja dia butuh bantuan Li Wei untuk menciptakan kesan bahwa mereka adalah keluarga yang bahagia di hadapan ayahandanya karena dia sebentar lagi akan mulai bekerja di istana.

Keluarganya tidak seperti keluarga pada umumnya, hubungan mereka semua sangat rumit, karena itulah, dia ingin Li Wei menjalin hubungan akrab dengan para istrinya saudara-saudaranya."Tenang saja, tidak masalah. Mulai sekarang, aku akan bekerja untukmu. Kau adalah tuanku."

Baiklah, kalau begitu, Yin Zheng pun pamit kembali ke kamarnya. Fiuh! Li Wei lega.

Keesokan harinya saat sarapan bersama, Li Wei tiba-tiba dengan riang mengusulkan agar Yin Zheng menceraikannya setelah Yin Zheng mulai bekerja di istana nantinya. 

Permintaan yang sontak membuat Yin Zheng kecewa dan sedih, tapi Li Wei bahkan tidak menyadarinya dan terus nyerocos ceria, mengklaim dirinya sangat amat tidak layak untuk menjadi selirnya Yin Zheng karena dia memiliki banyak sekali kekurangan. Yin Zheng terpaksa mengiyakannya saja walaupun tampak jelas dia tidak rela. (Aww, kasihan Yin Zheng)

Bahkan saking sedihnya, Yin Zheng mendadak kehilangan selera makannya hingga dia menolak semua menu makanan berdaging yang diusulkan Li Wei lalu bergegas pergi.


Sekolah Inner Garden mendadak ribut gara-gara si pengajar bertengkar hebat dengan Shangguan Jing. Awalnya dimulai gara-gara si pengajar yang ketus dan kejam itu membentak Ruan Si Si, Istrinya Pangeran Ke-7, hanya karena suara Si Si terlalu kecil saat menjawab pertanyaannya.

 Shangguan sontak membela Si Si hingga terjadilah keributan saling sindir antara Shangguan dengan si pengajar hingga akhirnya si pengajar yang sudah kalah debat, langsung menghukum mereka berdua untuk menyalin teks. Tak pelak kejadian ini mulai mengakrabkan Li Wei dan Hao Jia dengan Shangguan dan Si Si. 

Si Si memang memiliki sifat yang sama dengan suaminya, pendiam, pemalu dan sangat lambat. Tapi... siapa sangka kalau dia memiliki bakat dan kemampuan sangat langka, yaitu bisa menulis dengan kedua tangannya dengan lancar yang sontak membuat yang lain kagum.

Setiap orang memang memiliki keunikan masing-masing. Sama seperti makanan yang memiliki berbagai rasa yang berbeda, wanita juga tidak seharusnya memiliki satu penampilan saja.

Tapi Shangguan masih kesal dengan kejadian ini. Di kampung halamannya, Danchuan, tidak mungkin ada yang berani melakukan aturan kuno semacam ini pada sesama wanita.

Ngomong-ngomong tentang Danchuan, Li Wei jadi penasaran, katanya orang-orang di Danchuan sangat suka makan pedas ya? Shangguan membenarkan, dia bahkan membawa beberapa menu makanan pedas yang langsung dimakan dengan nikmat sama Li Wei. 

Senang sekali dia akhirnya bisa makan enak, beberapa hari ini dia dilarang masuk dapur dan hanya bisa ikut makan sayur mayur kesukaan Yin Zheng yang sama sekali tidak ada enak-enaknya.

Hao Jia memberi usul yang bagus untuk menyelesaikan masalahnya sesegera mungkin daripada cuma sekedar menunggu belas kasihan tuannya (Yin Zheng), yaitu dia aktif mengajak rekannya untuk bekerja sama. Oooh, Li Wei langsung paham siapa yang dimaksud Hao Jia, kepala koki di kediamannya Yin Zheng, Koki Liu.

Di dapur, Koki Liu dan asistennya sedang menggalau ria gara-gara tahu yang seharusnya hendak dia masak, malah rusak dan berambut, sudah pasti tidak bisa dimasak. 

Mereka jadi bingung harus bagaimana dan harus diganti menu apa mengingat Yin Zheng yang sangat pilih-pilih makanan dan tidak bisa asal makan sembarang makanan karena masalah lambungnya.

Saat inilah, Li Wei mendadak muncul dan mengusulkan agar mereka tetap memasak tahu itu jadi 'Tahu Busuk'. Dia meyakinkan bahwa tahu berambut ini benar-benar bisa dimasak dan dimakan, di kampung halamannya, biasanya mereka menggorengnya dan dimakan pakai sambal, enak banget.

Hmm, Koki Liu ragu dan ogah menurutinya. Err... tapi tak lama kemudian, akhirnya dia mau juga menggorengnya walaupun masih pesimis. Hehe.

 

Song Wu ada di sana saat Koki Liu menghidangkan tahu busuk itu, masih bersikeras mencoba menggoda Yin Zheng dengan memanggilnya 'Zheng gege', tapi Yin Zheng dengan tegas melarangnya untuk tidak memanggilnya seperti itu lagi, rasanya menggelikan, hiiiih.

Awalnya tidak ada yang menyadari perbedaan tahu itu, tapi Koki Liu sendiri yang heboh saat Yin Zheng hendak memakannya dan langsung berlutut memohon ampunan karena terpaksa menghidangkan tahu busuk itu.

Li Wei meyakinkan bahwa tahu busuk itu tetap bisa dimakan, malah dia meyakinkan bahwa tahu busuk itu bisa meningkatkan nafsu makannya Yin Zheng yang belakangan ini menurun.

Dia bahkan mencoba untuk meminta mereka semua mencicipinya, tapi tidak ada satu pun yang mau. Parahnya lagi, Song Wu dengan kasarnya menampik tahunya yang jelas saja membuat Li Wei langsung tertunduk sedih.

Yin Zheng jadi tidak enak pada Li Wei... hingga akhirnya dia mau juga memberanikan diri untuk mencoba mencicipi tahu busuk itu yang sontak saja membuat semua orang heboh. 

Namun yang tak disangkanya, ternyata tahu busuk itu memang beneran enak dan langsung memuji Koki Liu. Koki Liu senang, Li Wei juga senang, dan Yin Zheng pun senang karena melihat Li Wei senang.

Berkat keberhasilan tahu busuk ini, Li Wei akhirnya bisa meyakinkan Koki Liu untuk bekerja sama dengannya untuk membuat berbagai hidangan lezat sesuai resep kesukaan Li Wei.

Keesokan harinya sesuai saran Li Wei, Koki Liu menghidangkan mie ayam dengan bayam dan telur pitan yang awalnya, lagi-lagi, ditolak sama Yin Zheng. 

Tapi berkat bujukan Li Wei, Yin Zheng akhirnya mau juga mencobanya dan lagi-lagi, dia langsung suka. Bahkan Song Wu pun suka, sampai habis beberapa mangkok, masih minta nambah. Beuh! Doyan apa rakus?

Sementara Yin Zheng dan gurunya sedang membahas idenya Yin Zheng untuk mengubah UU perpajakan yang selama ini agak memberatkan rakyat kecil, Li Wei sedang berkumpul bersama teman-temannya, bahkan Haitang dan para gadis istilah matahari juga ikut datang meramaikan dengan membawa berbagai masakan khas dari wilayah masing-masing.


Tapi tiba-tiba Kepala Bibi Yan (yang dimaksud bibi ini adalah dayang istana senior, bertugas mengatur segala urusan istana dalam) muncul merusak suasana, menegur mereka dengan kejam hanya karena mereka berisik sambil makan, tidak sesuai etika. 

Dia bahkan mengancam akan memukul mereka dengan rotan jika mereka berulah seperti ini lagi, dan memberitahu mereka bahwa mulai sekarang, mereka semua berada di bawah pengawasannya.


Ajaran pertamanya adalah memasak, tapi begitu melihat hasil masakan Shangguan, dia sontak sinis menghinanya, mengklaim kalau masakannya ini bisa membuat suaminya menjauh, bahkan bisa saja dia bakalan diceraikan. Memang sih masakan Shangguan cukup buruk, tapi cara Bibi Yan yang terlalu kasar juga salah.

Inti dari pengajarannya sebenarnya hanyalah wanita harus bisa melakukan segala urusan rumah tangga agar bisa mendapatkan hati suami, pokoknya wanita harus selalu patuh pada suami karena di Xinchuan, prialah yang berkuasa. 

Tapi masalah utamanya adalah cara ajarnya yang memang agak kelewatan, pakai acara menghina orang lain hanya karena mereka tidak sama dengannya alih-alih fokus mengajari mereka untuk menjadi istri dan selir yang baik dan benar.

Parahnya lagi, saat Li Wei mengkritik cara ajarnya, Bibi Yan malah tambah makin kejam menuduh Li Wei melawannya dan langsung mengayunkan tangan untuk menampar Li Wei, tapi Hao Jia sigap pasang badan melindunginya dan Shangguan langsung menyodokkan bonggol sawi ke mulut Bibi Yan. Wkwkwk!

Bersambung ke episode 5

Post a Comment

0 Comments