Sinopsis Go Princess Go Episode 11

 


Setelah acara penobatan usai (acara penobatannya tidak diperlihatkan), Peng Peng dan Lu Li minum-minum untuk merayakannya.

Lu Li nyerocos tentang momen saat Peng Peng keluar dari aula sambil berpegangan tangan dengan Qi Sheng tadi.

Peng Peng juga benar-benar bahagia, baru kali ini dia merasakan rasanya berada di puncak tertinggi. Rasanya dunia ada dalam genggamannya. Apalagi saat para pejabat itu menyorakinya.

"Impian pria memang sesederhana itu."

Tapi Lu Li salah paham, mengira pria yang Peng Peng maksud adalah Qi Sheng. Sekarang Qi Sheng bukan cuma memiliki dunia, tapi juga memiliki Peng Peng. Dan sebaliknya, Peng Peng memiliki Kaisar. Pokoknya, Peng Peng orang yang paling beruntung sedunia.

Peng Peng kesal mendengarnya. "Apa kau akan mati kalau tidak merusak hariku?"


Lu Li tak sempat memikirkan kebingungannya karena tepat saat itu juga, Qi Sheng datang. Qi Sheng mengaku kalau dia datang karena dia sangat bahagia karena hari ini Peng Peng sudah resmi jadi permaisurinya.

Dia menuangkan arak untuk Peng Peng, tapi Peng Peng jadi cemas mengira Qi Sheng mau merayunya. Berniat menghindar, Peng Peng menolak minum dan pura-pura sakit kepala.

Tapi Qi Sheng tahu betul kalau dia cuma beralasan dan meyakinkan kalau dia hanya akan sebentar saja. Dia cuma mau ngobrol sebentar.


Qi Sheng lalu membahas tentang dirinya yang sudah tahu kalau dia akan menikahi Peng Peng sejak dia berumur 9 tahun. Orang-orang mengira kalau dia dipilih jadi Putera Mahkota karena dia cerdas dan bijak. Tapi sebenarnya tidak seperti itu.

Suatu hari, Kakeknya pernah membawanya dan Jiu Wang main ke rumah keluarga Zhang. Saat itulah mereka melihat Peng Peng yang saat itu berumur 5 tahun, sedang bermain dengan gembira di kebun. Kakeknya lalu menyuruhnya dan Jiu Wang untuk bermain bersama Peng Peng kecil.

"Lalu bagaimana dengan adik Jiang?"

"Saat kau berumur 5 tahun, kedua orang tua Jiang belum meninggal, jadi dia belum tinggal bersama keluarga Zhang. Dulu aku usil dan kau sangat imut dan menarik. Aku melihatmu dan tertarik padamu. Jadi aku bermain perang salju denganmu. Jiu Wang waktu itu menolak bermain dan lebih memilih menemani Kakek."

"Rupanya waktu kecil kau sudah bermain dan mengejar wanita," komentar Peng Peng.


Sejak saat itu, Kakeknya memperlakukan Qi Sheng berbeda dari cucu-cucunya yang lain. Kakeknya pernah bilang bahwa Peng Peng adalah gadis yang manis dan beruntunglah siapapun yang menikah dengannya.

Qi Sheng yakin bahwa saat Kakek melihat mereka bermain waktu itu, beliau teringat akan saat-saat kebersamaannya dengan Nenek.

"Semua itu sudah jadi masa lalu. Orang harus terus menatap ke depan. Sekarang sudah larut, kau harus berhenti minum." Ujar Peng Peng yang jelas-jelas ingin mengakhiri obrolan sampai di sini.


Qi Sheng mengerti maksudnya dan langsung beranjak pergi. Peng Peng membisiki Kasim Qiang untuk membawa Qi Sheng ke Istana You Lan (tempatnya Ying Yue), tapi Qi Sheng menyuruh Kasim Qiang untuk membawanya ke Istana Da Ming (kediaman Qi Sheng sendiri).


Suatu hari, Peng Peng sedang tidur saat Lu Li buru-buru datang untuk mengabarkan informasi yang baru didapatnya. Menurut sumber terpercaya, Qi Sheng beberapa hari ini sering mengunjungi Istana You Lan, tapi dia tidak pernah bermalam di sana.

"Kapan aku menyuruhmu untuk mencari tahu tentang hal-hal konyol itu?"

"Kulakukan atas inisiatifku sendiri untuk membantumu, Yang Mulia. Aku tidak akan membiarkan si Nyonya Jiang itu menjadi pusat perhatian."


Tapi dipikir-pikir lagi, Peng Peng merasa gosip ini bisa berguna juga nantinya. Seorang pelayan datang tak lama kemudian untuk mengabarkan bahwa para selir sudah datang.

Peng Peng kaget. "Kenapa mereka datang lagi?"

"Mereka bilang bahwa mereka ingin Yang Mulia Permaisuri memberi mereka keadilan."

Peng Peng benar-benar kesal, mereka pikir tempat ini grup PKK apa? Malas bertemu mereka, dia menyuruh Lu Li untuk memberitahu para selir itu bahwa grup ini lagi tutup hari ini, soalnya sekarang akhir pekan. Suruh mereka balik lain hari saja.

Tapi Lu Li mengingatkan bahwa sekarang Peng Peng lah yang bertanggung jawab atas urusan dalam istana. Kesal, terpaksa Peng Peng harus pergi juga menemui mereka.


Begitu dia datang, para selir itu langsung serempak menuntut keadilan sambil nangis air mata buaya. Mereka merasa diperlakukan tak adil oleh Peng Peng soalnya Peng Peng memperlakukan Ying Yue dengan lebih baik ketimbang mereka.

Asal Peng Peng tahu saja, beberapa hari yang lalu, mereka mencuri dengar para pelayannya Ying Yue justru menggosipkan Peng Peng.

Mereka bilang kalau Peng Peng itu jahat, licik, palsu banget, dan arogan hanya karena Kaisar lebih memperhatikannya.

Tapi mereka meminta Peng Peng untuk tidak bilang-bilang kalau dia mengetahuinya dari mereka. Apalagi belakangan ini Qi Sheng selalu pergi ke Istana You Lan dan si Ying Yue itu sudah menjadi istri palsunya Qi Sheng.


Tapi Peng Peng tahu betul maksud mereka yang sebenarnya. Mereka mengeluhkan masalah ini bukan karena dirinya, tapi karena Qi Sheng yang belakangan lebih memperhatikan Ying Yue. Iya kan?

Mereka membenarkannya, mereka tidak terima karena Qi Sheng lebih memperhatikan si istri palsu itu. Kalau begitu, apa yang harus Peng Peng lakukan untuk membantu mereka?

Pokoknya mereka menuntut Peng Peng untuk mengatasi masalah ini atau mereka akan terus nangis sampai mati. Mereka kompak mewek lagi. Tapi tiba-tiba salah satu selir nangis beneran hingga maskaranya luntur.


Tangisan mereka mendadak terhenti lalu heboh sendiri membahas maskaranya yang luntur. Si selir kesal, padahal dia sudah menyuruh pelayannya untuk membelikannya makeup anti air.

Dan seketika itu pula topik pembicaraan mereka berubah haluan membahas makeup anti air.

Bahkan saat Peng Peng berusaha membahas masalah yang tadi, mereka sudah tidak peduli lagi dan terus heboh menggosipkan masalah makeup lalu pergi meninggalkan Peng Peng untuk mencoba makeup anti air itu.


Malam harinya, Lu Li datang membawakan durian kesukaan Peng Peng. Tapi Peng Peng sedang tidak mood makan. Sejak dia menjadi permaisuri, dia jadi ketua persatuan istri dan harus membantu para wanita itu untuk menyelesaikan berbagai macam masalah sepele.

Heran dia, kenapa wanita itu suka cemburuan? Tidak bisakah mereka bersatu saja dan saling menyayangi satu sama lain? Tapi, kadang-kadang mereka memang bisa bersatu juga.

Contohnya hari ini, mereka semua bersatu untuk mengadu padanya tentang Ying Yue. Lalu tiba-tiba saja mereka lupa segalanya begitu membahas masalah makeup.

Lu Li merasa itu wajar saja, karena yang paling penting bagi seorang wanita adalah terlihat cantik. Tetap saja Peng Peng sulit memahaminya. Tapi dia menyadari bahwa persahabatan antar wanita bisa dibangun dengan cara shopping atau pergi ke kamar kecil.

Dia memang ingin para wanita itu bersatu, tapi tidak mungkin juga dia menyuruh mereka pergi ke kamar kecil seharian. Ah, dia punya ide. Dia bisa mengumpulkan mereka dalam satu tempat belanja.


Keesokan harinya, Peng Peng pergi menemui Qi Sheng untuk mengusulkan pembangunan tempat semacam shopping mall.

Dia bahkan sudah memikirkan nama untuk shopping mall-nya, namanya Alipengpeng (Wkwkwk! Alibaba jadi Alipengpeng?).


Qi Sheng tidak setuju, soalnya di ibukota ini sudah ada 4 pasar besar. Peng Peng menjelaskan bahwa belakangan ini, para wanita di istana selalu mendatanginya dengan bebagai macam keluhan. Dia malas banget, makanya dia mengusulkan rencana ini.

"Lalu apa hubungannya dengan mall yang kau sebut-sebut itu?"

"Kaisar, kau belum mengerti juga. Semua yang kulakukan ini demi dirimu."

"Demi aku?"

"Semua orang tahu kalau kau sering mendatangi Istana You Lan dan reaksi mereka cukup keras, hanya saja tak ada yang berani bicara padamu. Makanya aku mengusulkan tempat ini untuk mengalihkan perhatian para wanita itu."

Peng Peng meyakinkan bahwa dia melakukan ini untuk membantu meringankan kekhawatiran Qi Sheng dan bukan demi memenuhi keinginannya sendiri.

Dia meyakinkan bahwa para wanita itu bisa melupakan masalah cinta, patah hati, dll begitu mereka mendengar ada kiriman untuk mereka.

Apalagi jika mereka mengadakan departemen kurir pengiriman di dalam mall mereka. Dengan begitu, mereka bisa mendapatkan berbagai pengiriman dengan lebih cepat.


Tak lama kemudian, Jiu Wang dan Yang Yan ditugaskan di departemen pengiriman dan  sudah menerima bertumpuk-tumpuk paket sampai tangan mereka pegal gara-gara harus menulis sebanyak itu.

Yang Yan mengeluh, tapi Jiu Wang malah senyam-senyum memikirkan betapa pintarnya Peng Peng. Iya deh, Yang Yan mengalah dan kembali menulis dengan giat.


Para selir menggosipkan masalah shopping mall itu. Mereka yakin kalau ini cuma siasatnya Peng Peng untuk mendapatkan perhatian Kaisar.

Tapi ujung-ujungnya mereka tak mempermasalahkan masalah itu dan berganti topik membahas barang-barang yang dijual di mall itu dan berharap Peng Peng akan memberi mereka diskon.


Di tempat lain, Zhao memerintahkan anak-anak buahnya bahwa semua paketan ini sudah harus terkirim malam ini. Mereka meyakinkan Zhao untuk tidak cemas, mereka yang akan menyelesaikan pekerjaan ini untauk Zhao.

Tapi saat mereka mengambil paketan itu, mereka malah bingung sendiri dan mengaku kalau mereka tidak bisa membantu karena mereka tidak bisa membaca.

Terpaksalah Zhao yang akhirnya sibuk mondar-mandir mengurusi paket-paket itu sementara anak-anak buahnya malah molor. Lama-lama dia kesal dan kecapekan hingga akhirnya dia tepar di lantai.

Bersambung ke episode 12

Post a Comment

0 Comments