Shopping mall-nya Peng Peng sukses dan diserbu banyak pelanggan. Sementara itu, Peng Peng sedang memijat Ibu Suri yang penasaran dengan shopping mall-nya.
Ibu Suri memperhatikan, sejak adanya shopping mall ini, Peng Peng dan para selir tidak lagi bertengkar.
Alasannya memanggil Peng Peng kemari adalah karena Ibu Suri ingin Peng Peng mencarikan sesuatu untuknya, sebuah vas porselen pemandangan musim panas Chang San Chien. Apa di mall-nya Peng Peng menjual barang itu?
"Chang San Chien? Apa dia adiknya Chang Da Chien (Pelukis terkenal Cina)?"
"Chang Da Chien? Aku tidak pernah dengar nama itu."
"Nenek. Aku akan mencarikan barang itu untukmu. Tenang saja."
"Aku tahu Peng Peng lah yang paling patuh."
Peng Peng lalu bertemu diam-diam dengan seorang kasim yang menjual barang seni. Si kasim meyakinkan bahwa dia sudah berpengalaman dalam bidang ini selama 20 tahun. Dia bisa mendapatkan apapun yang Peng Peng butuhkan.
Dia lalu membawa Peng Peng ke sebuah bebatuan tempat dia menyembunyikan barang-barangnya dan memberikan vas porselen pesanan Peng Peng.
Puas mendapatkan vas pesanan Ibu Suri, Peng Peng penasaran dengan barang jualannya yang lain, tapi malah mendapati replika patung David.
Si kasim sontak berlutut ketakutan dan memohon ampunan. Bahkan saking takutnya mendapat hukuman, si kasim menawarkan vas porselen itu gratis.
Tapi Peng Peng berniat memiliki patung itu dan menggunakan kesempatan itu untuk mengancam si kasim agar dia memberikan patung itu padanya dan sebagai gantinya dia akan pura-pura tak tahu menahu.
Si kasim tidak mengerti mengapa, itu kan cuma patung replika. Apalagi patung itu terlarang di negara ini. Peng Peng langsung menjitak kepala si kasim, justru dia sedang membantu si kasim menyingkirkan patung itu.
Si kasim akhirnya setuju dan dengan senang hati memberikan patung itu pada Peng Peng. Senang, Peng Peng langsung membawa pulang patung itu sampai lupa dengan vas porselennya.
Keesokan harinya, Peng Peng panik mencari-cari patung Davidnya yang entah menghilang ke mana. Lu Li sampai bingung dia cari apa sih? Davidnya menghilang, jawab Peng Peng.
"Siapa itu David?"
"David itu karyanya Michelangelo. Aku baru saja mendapatkannya dari seorang kasim."
Lu Li santai, dia kira apa. Itu kan cuma patung, mereka bisa membeli yang baru. Tidak bisa, kalau mereka sampai kehilangan patung itu dan ketahuan, maka mereka bisa dihukum.
Lu Li jadi semakin heran, memangnya ada apa dengan patung itu? Terpaksalah Peng Peng harus mengakui patung apa itu dan bahayanya bagi mereka jika mereka ketahuan memiliki patung terlarang itu. Yang paling buruk mereka bisa dipenggal.
Shock, Lu Li sontak menjerit ketakutan. Tadi dia mengirimkan patung itu lewat departemen pengiriman ke Ibu Suri. Soalnya patung itu kan ditutupi kain tadi, jadi dia kira itu vas porselen.
Peng Peng shock. "Mati aku! Mati aku! Mati aku! Kalau Nenek sampai melihatnya, kita benar-benar akan berada dalam bahaya!"
Yang Yan sedang mengurusi paketannya saat Peng Peng bergegas datang dan langsung mengacak-acak semua paketan yang baru datang. Yang Yan tidak terima pekerjaannya diacak-acak, apa Peng Peng mau menghancurkan usahanya sendiri?
"Aku mengirim barang yang salah. Bantu aku mencarinya!"
Yang Yan akhirnya membantu Peng Peng, sementara Peng Peng sibuk membuangi semua paket yang tertata rapi di rak.
Capek dan kepanasan, Peng Peng santai saja membuka rompinya yang sontak membuat Yang Yan malu. Parahnya lagi, dia bahkan sampai mimisan. Peng Peng terus mengacak-acak tempat itu tapi tetap saja tak bisa menemukan patung itu.
Peng Peng menanyai Kasim Qiang tentang masalah departemen pengiriman yang sekarang mulai berkembang pesat itu.
Kasim Qiang membenarkan. Sekarang ini, semua pengiriman barang di istana ditangani oleh departemen itu, termasuk pengiriman sayur mayur dapur kerajaan.
Qi Sheng penasaran, jika dia mengirimkan sesuatu, apakah orang yang bertanggung jawab menangani kiriman itu akan tahu barang apa yang dia kirimkan itu?
Kasim Qiang menyangkal. Keuntungan dari pengiriman itu adalah kerahasiaan. Asalkan barangnya dibungkus dengan rapi dan alamat penerimanya ditulis dengan jelas, takkan ada yang bisa membuka paketannya.
Mendengar itu, Qi Sheng menyuruh Kasim Qiang untuk membantunya mengirimkan sesuatu dan menyuruh Kasim Qing untuk menulis pesan pada si penerima: Melihat ini sama dengan melihatku.
Belum sempat Kasim Qiang pergi, seorang kurir datang membawakan sebuah surat penting untuk Qi Sheng. Tapi berhubung surat itu sepertinya penting, Qi Sheng langsung mengisyaratkan Kasim Qiang untuk balik badan.
Yang mengejutkan, surat itu adalah surat cinta berjudul 'Apel Kecil' dan pengirimnya adalah Kasim Qiang. Pfft! Kayaknya salah kirim deh. Bingung, Qi Sheng menyuruh Kasim Qiang untuk menulis Apel Kecil.
Begitu Kasim Qiang selesai menulis, Qi Sheng menyuruhnya balik badan lagi dan memperingatkannya untuk tidak berbalik tanpa seizinnya. Dia langsung membandingkan kedua tulisan dan yakin lah dia kalau pengirimnya memang Kasim Qiang.
Tepat saat itu juga, seorang pelayan datang membawakan apel kiriman dari Ibu Suri. Tapi gara-gara surat cinta itu, Qi Sheng jadi trauma dengan apel dan langsung marah-marah membanting apel itu, dia tidak mau melihat apel lagi di masa mendatang!
Dia lalu pergi, meninggalkan Kasim Qiang yang masih terus menunduk di sana, menunggu perintah darinya tapi malah mendapati Qi Sheng sudah pergi entah kemana. Qi Sheng tidak mau makan apel, yah sudah, Kasim Qiang makan saja.
Keesokan harinya, Qi Sheng baru bangun tidur saat dia melihat Kasim Qiang datang dengan wajah sumringah. Dia membawakan air lalu mengelap tubuh Qi Sheng dengan antusias, sama sekali tidak menyadari ekspresi tak nyaman Qi Sheng.
Parahnya lagi, tiba-tiba saja dia menepuk-nepuk Qi Sheng sambil memuji-muji bentuk tubuh Qi Sheng yang gagah perkasa. Dia memberitahu bahwa banyak orang yang terkagum-kagum dengan tubuh Qi Sheng, termasuk dirinya.
Qi Sheng jelas tak nyaman dengan kelakuan aneh kasimnya itu dan memutuskan untuk mengelap dirinya sendiri.
"Kasim Qiang, kau sudah melayaniku selama bertahun-tahun. Seharusnya kau tahu kalau aku tidak mau menyakiti siapapun. Tapi sekarang ini, lebih baik kau jaga jarak dariku. Minimal 3 meter."
Kasim Qiang sedih mendengarnya. Dia memperhatikan sepertinya belakangan ini Qi Sheng tidak puas dengannya, apa dia melakukan sesuatu yang salah?
"Saya mengikuti anda sejak saya masih kecil. Jika suasana hati anda buruk, saya juga sedih."
"Sudahlah, tidak usah dibahas lagi. Kau tidak melakukan sesuatu salah. Hanya saja, ini yang terbaik untuk kau dan aku."
Dia mencoba mengelap Qi Sheng lagi, tapi Qi Sheng langsung marah dan menyuruhnya menjauh 3 meter. Terpaksa Kasim Qiang menjauh dengan sedih.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam