Peng Peng masuk ke acara pertemuan yang diadakan Ibu Suri dengan gaya sok imut. Tentu saja Ibu Suri memanggil mereka semua untuk memperlihatkan vas porselen antik yang baru saja ia dapatkan itu.
Berusaha membatalkan acara ini, Peng Peng mencoba menakut-nakuti Ibu Suri. Vas itu kan barang antik, bagaimana kalau ada salah satu dari mereka yang ceroboh dan memecahkan vas itu.
Tapi Ibu Suri tetap bersikeras memperlihatkan barang seni barunya itu dan menyuruh kasimnya untuk mengeluarkan benda itu.
Ibu Suri dengan bangga membuka kain penutupnya dan para penonton kontan menjerit heboh dan Peng Peng hanya bisa mengernyit ngeri, tak tahu harus bagaimana.
Ibu Suri tidak langsung melihatnya dan terus nyerocos membangga-banggakan barang seni barunya itu.
Saat akhirnya ia melihatnya, ia juga sontak shock dan marah-marah. Kesal karena itu bukan vas pesanannya, Ibu Suri menyuruh para kasimnya untuk menyelidiki masalah ini.
Peng Peng tiba-tiba punya ide dan meminta Ibu Suri untuk bicara berdua dengannya. Begitu mereka aman berduaan, Peng Peng mengakui bahwa dialah pelaku yang mengirimkan patung itu.
Ibu Suri tak percaya dan menduga kalau Peng Peng pasti sedang berusaha menutupi kejahatan orang lain. Peng Peng mengklaim kalau dia sendirilah yang salah... soalnya dia tidak boleh mengungkap nama pelaku yang sebenarnya. Jika sampai terungkap, maka masalah ini akan semakin runyam.
Ibu Suri jadi semakin penasaran, siapa yang berani mengancam seorang permaisuri? Katakan saja, Ibu Suri janji akan menegakkan keadilan untuk Peng Peng.
Peng Peng mengaku kalau orang itu adalah Qi Sheng. Dia mengklaim kalau Qi Sheng menyuruhnya untuk membeli patung itu dari pasar gelap dan tak sengaja terkirim ke Ibu Suri.
Percaya bualan Peng Peng, Ibu Suri menuntut apa sebenarnya tujuan mereka membeli patung itu. Peng Peng beralasan kalau dia dan Qi Sheng sedang berusaha membuat anak dan patung itu bertujuan untuk meningkatkan mood.
Mendengar itu, Ibu Suri memutuskan untuk tidak mempermasalahkan hal ini lagi. Ibu Suri bahkan berharap mereka bisa segera mendapatkan hasil dari kerja keras mereka. Peng Peng langsung berterima kasih dengan manjah.
Peng Peng sekarang pusing gara-gara insiden itu. Untunglah tadi dia cerdik sehingga dia bisa menghindari bencana ini. Ternyata Kaisar berguna juga kadang-kadang.
Baru dibicarakan, Qi Sheng muncul dengan membawa patungnya yang ditutupi kain. Dia menyuruh Kasim Qiang menaruh patung itu di meja dan menyuruh yang lain pergi, dia harus bicara berdua dengan permaisuri.
Wajah Qi Sheng tampak sangat serius sampai Peng Peng ketakutan. Tapi sepertinya dia belum membuka kain penutup patung itu dan bingung kenapa Ibu Suri berkata kalau dia mengembalikan patung ini kepada yang berhak. Dan kenapa beliau bilang kalau mereka harus melihatnya saat berduaan saja?
"Kau belum melihatnya?"
Qi Sheng membenarkan. Lega, Peng Peng langsung heboh mengklaim kalau matanya Qi Sheng belekan lalu pura-pura tak sengaja menyenggol patung itu sampai pecah berkeping-keping sambil mewek heboh.
Qi Sheng dengan cepat menyudahi aksi mewek hebohnya Peng Peng dengan memberikan surat cinta yang ditujukan untuk Lu Li itu.
Surat ini salah dikirimkan ke kediamannya dan mengingatkan Peng Peng untuk mengurus kesalahan sistem pengiriman express itu. Berusaha merayu Qi Sheng, Peng Peng sok imut memijatnya sambil nyanyi-nyanyi gaje.
Di luar, Lu Li duduk bersama Kasim Qiang. Dia tanya apakah Lu Li suka 'apel kecil'? Lu Li ketus berkata kalau dia lebih suka pir daripada apel. Kasim Qiang menjelaskan kalau yang dia maksud bukan buahan, melainkan puisi berjudul apel kecil.
Lu Li tetap nggak nyambung maksudnya dan terus saja nyerocos tentang buah-buahan. Dia bahkan mengaku kalau dia sebenarnya diam-diam suka mencuri duriannya Peng Peng, soalnya rasanya enak banget.
Qi Sheng keluar saat itu. Sekarang karena kesalahpahaman tentang surat cinta itu sudah jelas, Qi Sheng sudah tidak lagi mengharuskan Kasim Qiang untuk jaga jarak 3 meter darinya.
Ying Yue sedang menari-nari. Seorang kurir datang tak lama kemudian dengan membawakan kiriman Paduka. Tapi Ying Yue salah paham mengira Qi Sheng lah yang datang. Dia bahkan berdandan cantik dulu sebelum keluar untuk menyambut Qi Sheng.
Betapa kecewanya dia saat tahu kalau Kaisar sebenarnya tidak datang dan hanya mengirim pesan. Parahnya lagi, dia malah menyalahkan si kurir atas kesalahpahamannya sendiri.
Si kurir menyerahkan paketannya, tapi Ying Yue menyuruh si kurir untuk membukakannya. Ternyata Qi Sheng mengiriminya buah jeruk sukade. Ying Yue senang, Kaisar memang selalu memperlakukannya dengan baik.
Tapi melihat jeruk itu cuma setengah, si kurir menduga kalau maksud Kaisar mungkin beliau ingin putus dengan Ying Yue. Jika tidak, kenapa juga Kaisar mengiriminya setengah buah. Beliau bisa saja mengirimkan satu buah utuh.
Mendengar itu, Ying Yue menolak menerimanya. Ini pasti salah kirim, dia tidak mau tanda tangan. Beberapa hari yang lalu juga mereka salah kirim. Si kurir meyakinkan kalau dia tidak salah kirim karena paket ini dikirim lewat jalur VIP.
Ying Yue tetap menolak menerimanya dan memaksa si kurir mengembalikan buah itu. Dia bahkan menuduh Peng Peng sudah memperdayai Kaisar dan membodohinya. Tak mau menerimanya kembali, si kurir menyuruh Ying Yue mengembalikannya sendiri lalu buru-buru kabur.
Kasim Qiang dan Lu Li sibuk menata lilin-lilin dengan diawasi oleh Ibu Suri yang berniat membuat suasana romantis untuk Qi Sheng dan Peng Peng yang sampai saat ini belum mendapat keturunan.
"Yang Mulia, bagaimana anda bisa tahu kalau Permaisuri akan menyukai semua ini?" Tanya Lu Li
"Aku tidak tahu. Tapi aku tahu bahwa inilah yang biasanya dilakukan suamiku dan sangat efektif padaku."
"Kalau begitu, saya harap Permaisuri juga akan menyukainya."
Ibu Suri menyuruh mereka menyelesaikan persiapannya sementara ia sendiri harus mengecek bajunya Peng Peng.
Peng Peng sudah memakai baju pilihan Ibu Suri dengan bingung. Apa sebenarnya rencana Ibu Suri, para pelayannya juga tak ada yang mau buka mulut.
Ibu Suri datang tak lama kemudian dan menuntut Peng Peng untuk memperlihatkan bajunya. Peng Peng ragu, tapi akhirnya dia menurut. Para kasim kontan terpesona dibuatnya.
Bahkan Ibu Suri pun terpesona. Menyadari kemiripan Peng Peng dengan dirinya semasa muda, Ibu Suri akhirnya mengerti bagaimana dulu ia membuat suaminya jatuh cinta.
Peng Peng penasaran, apa benar Ibu Suri sendiri yang men-design baju ini. Tentu saja, belakangan ini Ibu Suri suka men-design baju.
Ia bahkan mendatangkan seorang penjahit baju dari negara barat, namanya Wei Tuo Li... yang merupakan pengucapan Cina dari Victoria.
Ibu Suri lalu membahas topik utama tentang event-nya ini. Tapi Peng Peng tak nyaman mendengarnya dan memutuskan menghindar dengan pura-pura sakit perut.
Selesai dengan persiapannya, Lu Li dan Kasim Qiang duduk berdua di luar sambil memandang bintang. Kasim Qiang malu-malu membahas mereka berdua, tapi Lu Li malah lebih memikirkan Kaisar dan Permaisuri dan menggerutui Ying Yue yang jadi penghalang di antara Qi Sheng dan Peng Peng.
"Kau mendengarkanku tidak sih?" Gerutu Kasim Qiang.
Kasim Qiang tidak terima diremehkan dan mengingatkan Lu Li bahwa Kaisar sudah mengumumkan mendiskriminasi orang itu adalah sebuah kejahatan. Walaupun dia kasim, tapi dia punya martabat... dan perasaan juga.
"Aku tidak merendahkanmu. Aku hanya... tidak menyukaimu."
Qi Sheng datang tepat saat itu juga dengan keheranan. Ada masalah penting apa sampai Permaisuri memintanya datang secepat mungkin? Lu Li tersenyum malu-malu, lebih baik Qi Sheng langsung masuk saja, nanti juga dia akan tahu.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam