Lu Li menempelkan potongan-potongan mentimun ke wajah Peng Peng yang ngotot kalau dia merawat mukanya bukan karena dia jadi semakin girly.
Hanya saja selama beberapa hari mengalami kesulitan di perkemahan itu, mukanya jadi menua 10 tahun.
"Hanya dengan memikirkan Qi Sheng saja sudah membuatku marah, kenapa dia mengurungku dia perkemahan itu sekian lama? Lu Li, apa kau tahu bagaimana aku melewati hari-hariku di sana?"
"Yang Mulia, kau sudah sangat menderita. Sekarang setelah kita kembali, hari-hari kita akan semakin membaik."
"Membaik apanya? Aku tidak bisa membiarkannya begitu saja."
Peng Peng pun langsung pergi mencari Qi Sheng untuk melabraknya. Saat dia datang, dia malah mendapati Qi Sheng sedang dipijat oleh dua orang wanita muda.
Jelas saja Peng Peng langsung nyinyir menyindirnya yang malah enak-enakan di sini. Dia menyarankan sebaiknya dia menyuruh kedua wanita ini pergi dulu karena apa yang akan dia katakan ini tidak pantas didengar oleh orang luar dan mungkin bisa merusak martabat kerajaannya.
Qi Sheng meyakinkan kalau apapun yang diucapkannya tidak akan didengar siapapun di sini selain dirinya.
"Baiklah. Kalau begitu aku akan bicara. Kau membuliku dan mengurungku di tenda itu sekian lama sementara kau malah enak-enakan sendiri di sini!"
"Saat aku di Jiang Utara, lengan dan pundakku terluka. Ini saran dari tabib istana, dipijat sampai aku pulih kembali."
Tak percaya kalau ini pijatan biasanya, Peng Peng menuntut agar kedua pemijat itu memijatnya juga. Mendengar Peng Peng cemburu, Qi Sheng memegang tangan salah satu pemijat dan mengetuknya 3 kali.
Para pemijat itu mengerti kodenya dan mereka pun pergi dengan saling menuntun. Ternyata mereka tuna netra. Qi Sheng menjelaskan bahwa kedua pemijat itu adalah ahli pijat, tapi mereka tidak bisa melihat, mendengar, ataupun bicara.
Saat Peng Peng keluar, dia melihat Zhao sedang mabuk dan mencari-cari Ying Yue. Peng Peng memberitahu Lu Li bahwa penderitaannya selama dia berada di Jiang Utara itu gara-gara Zhao dan menyuruh Lu Li untuk menghajarnya.
Lu Li lamgsung menghajarnya dengan ganas dan baru berhenti saat Peng Peng menghentikannya.
Zhao tak mengerti kenapa dia dihajar seperti ini. Tidak kenapa-kenapa, Peng Peng cuma sedang melampiaskan amarah dan kebetulan dia tidak menyukai Zhao.
"Kudengar kau mencari istrimu. Memangnya apa yang terjadi?"
"Sejak kembali dari Jiang Utara, aku mabuk-mabukan setiap hari. Saat aku bangun, tiba-tiba istriku menghilang. Mereka bilang kalau Ying Yue sudah mati. Itu tidak masuk akal. Dia pasti pergi ke Adik Ke-3."
Zhao tak mengerti, apa yang membuatnya lebih rendah dari Qi Sheng. Jika dia dan Qi Sheng bertukar peran, dia bertanya-tanya apakah Ying Yue akan tetap seperti itu.
Karena itulah dia merencanakan penyerangan di Jiang Utara untuk menyingkirkan semua saingannya, sekaligus balas dendam karena dia diremehkan selama bertahun-tahun ini.
Peng Peng mengerti. Zhao ternyata bukan pengecut, dia hanya menahan semua penderitaannya. Zhao sungguh tak mengerti kenapa bisa ada orang seperti itu, apa sebenarnya yang dipikirkan wanita itu?
Peng Peng tak tahu apa Ying Yue pikirkan. Tapi dia mengerti perasaan Zhao. Hampir semua pria yang mengalami situasi seperti Zhao, pasti akan berpikir untuk membunuh orang.
Peng Peng hendak mengatakan sesuatu lagi, tapi Lu Li memanggilnya untuk tanya apakah dia harus lanjut memukuli Zhao.
Peng Peng hampir saja lupa, pria ini memang perlu dihukum. Lanjutkan! Lu Li pun lanjut memukul Zhao dengan ganas dan tanpa ampun.
Tapi walaupun puas memukuli Zhao, Peng Peng tetap saja tak bisa tenang memikirkan Qi Sheng naik tahta tanpa bantuan klan Zhang. Kalau begitu, sekarang tak ada lagi yang perlu dia takuti. Dia bisa jadi permaisuri atau tidak, juga belum pasti.
Lu Li santai. Menurutnya, Qi Sheng kan baru naik tahta dan masih membutuhkan bantuan klan Zhang untuk mengurus banyak hal lainnya. Jadi Peng Peng sabar saja menunggu dinobatkan sebagai permaisuri.
Peng Peng tetap tak yakin, apalagi hubungannya dengan Qi Sheng tidak terlalu baik. Dipikir-pikir lagi, Lu Li jadi merasa aneh juga. Apalagi sudah beberapa hari ini mereka belum bertemu Qi Sheng.
Baru diomongin, Qi Sheng mendadak muncul di hadapan mereka dan langsung menyeret Peng Peng keluar tanpa mengucap sepatah kata.
Di luar, mereka berpapasan dengan seorang pelayan yang menyapa Peng Peng sebagai 'Puteri Mahkota'.
Qi Sheng langsung marah mendengarnya. "Apa kau tidak punya otak? Dia Permaisuri!"
Peng Peng jelas terkejut mendengarnya. Si pelayan ketakutan. Kasihan melihat si pelayan, Peng Peng meyakinkannya untuk tidak khawatir, lagipula dia belum dinobatkan secara resmi kok.
Dia hendak membantu si pelayan bangkit, tapi Qi Sheng langsung menyeretnya ke suatu tempat sambil berkomentar. "Kau tahu cara mengasihani orang ternyata."
"Ini namanya gentleman. Apa kau yakin mau menjadikanku permaisuri?"
"Kalau aku tidak menobatkanmu, lalu siapa yang harus kunobatkan?"
Peng Peng tersenyum mendengarnya. Tapi kemudian Peng Peng memberitahu kalau Ying Yue ada di dalam.
Jadi ternyata dia tidak mati? Seharusnya Qi Sheng melihat seperti apa wajah Zhao. Sangat buruk sampai Peng Peng tak sanggup melihatnya.
"Kau melihatnya?"
"Tidak. Aku cuma dengar dari orang lain."
"Aku berhutang pada Pangeran Zhao. Tapi apa yang dilakukannya di Jiang Utara, tidak bisa kuterima. Aku tidak memberinya hukuman berat kali ini karena aku ingin memberinya jalan keluar."
"Bagiku, tidak penting apakah hukumannya berat atau tidak. Saat ini kau sudah berhasil dengan balas dendammu. Kau sudah melampiaskan kemarahanmu dan itu sudah lebih dari cukup."
Qi Sheng beralasan bahwa karena kebiasaan minum-minumnya Zhao yang semakin parah, dia sudah tidak bisa lagi menjaga Ying Yue dengan baik. Ying Yue sering sakit-sakitan, dia takut jika Ying Yue terus tinggal bersama Zhao, dia bisa gila.
"Jadi kau mencari cara untuk membawanya ke istana?" Peng Peng mengerti, lakukan saja apapun yang Qi Sheng inginkan. Dia akan mendukung.
"Sebenarnya aku hanya ingin kau menerimanya dan membiarkannya hidup."
"Tentu, tentu. Aku pasti akan menerimanya." Ujar Peng Peng dengan senyum manis, padahal diam-diam dia nyinyir. Qi Sheng menjadikannya permaisuri. Tapi kenyataannya, Qi Sheng malah menyisihkan tempat untuk ban serep.
Saat mereka masuk, Ying Yue sedang batuk-batuk (kayaknya cuma pura-pura). Jiwa lelaki-nya Peng Peng tidak tahan mendengar suara lemah tak berdaya itu dan langsung memanfaatkan kesempatan itu untuk memeluknya.
Tak suka melihat keanehan sikap istrinya, Qi Sheng langsung mengusir Peng Peng dan menyuruhnya menunggu di luar.
Terpaksalah Peng Peng keluar dan baru sadar saat itu kalau dia sudah terpengaruh oleh si wanita daun teh. Tapi dia penasaran dan akhirnya memutuskan untuk menguping.
Berduaan dengan Qi Sheng, Ying Yue berkomentar kalau sikap Peng Peng benar-benar berbeda daripada sebelumnya. Dia tidak terbiasa dengan sikapnya yang penuh perhatian seperti itu.
Qi Sheng tersenyum mendengarnya. "Dia memang sangat berbeda daripada sebelumnya."
Menyadari ekspresi Qi Sheng, Ying Yue langsung pura-pura batuk-batuk lagi dan mengkonfrontasi perubahan sikap Qi Sheng. Bukan saja Qi Sheng belum pernah mengunjunginya sejak dia kembali dari Jiang Utara, sekarang dia malah membawa Peng Peng bersamanya.
"Apa sekarang Paduka merasa kalau Jie Jie lebih menarik dariku? Kau dan aku punya janji seumur hidup. Aku penasaran apakah alasanmu membawaku ke istana hanya supaya aku bisa memulihkan diri?"
Qi Sheng membenarkan. Dia hanya takut kondisi kesehatan Ying Yue akan semakin memburuk jika dia tinggal lebih lama bersama Zhao. Dia menegaskan bahwa dia memindahkan Ying Yue kemari hanya demi mengamankannya, tidak ada alasan lain.
"Aku berhutang padamu. Tapi belakangan ini, perasaanku padamu dan perasaanku pada Peng Peng, mulai berubah."
Tak ingin mendengarnya lagi, Ying Yue langsung pura-pura batuk-batuk lagi. Cemas, Qi Sheng hampir saja menyentuhnya. Tapi dengan cepat dia sadar dan mengurungkan niatnya lalu pergi.
Saat dia keluar, Qi Sheng mendapati Peng Peng ketiduran dalam posisi jongkok. Qi Sheng membangunkannya dengan kakinya. Tapi saat Peng Peng hendak bangun, kakinya malah kesemutan.
"Kau akan segera menjadi Permaisuri, seharusnya kau selalu bersikap elegan dan terpuji. Berhentilah bersikap seperti petani gunung," omel Qi Sheng.
Peng Peng nyinyir. Apa boleh buat, tak ada tempat duduk di sini. Tak mungkin juga dia masuk, mereka berdua kan sedang bermesraan dan bermanis manja.
Tak ingin membahasnya lagi, Qi Sheng mengajaknya pergi dari sini. Tapi berhubung kakinya Peng Peng kesemutan, terpaksa Qi Sheng harus menyeretnya.
Saat Peng Peng terbangun pagi itu, dia mendapati beberapa pelayan sudah berjejer dengan membawakan berbagai persiapan untuk Peng Peng karena hari ini adalah hari penobatannya sebagai permaisuri.
Lu Li lalu mendadaninya sambil keheranan karena dulu Peng Peng tak pernah protes dengan segala hal yang dia pilihkan untuk Peng Peng, tapi sekarang Peng Peng jadi suka pilih-pilih.
"Pantas saja Zhang Peng Peng yang dulu tidak dicintai, itu karena selera penata gayanya yaitu kau, seleranya sangat low."
"Low?"
"Lu Li, bukan karena standarku tinggi, hanya saja kau kau terlalu berpikir dari sudut pandang wanita. Kau tidak mengerti apa yang diinginkan pria."
Dia mencontohkan pemilihan sebuah tusuk rambut. Peng Peng mengambil satu yang menurutnya paling menarik dari sudut pandang pria. Sederhana tapi elegan dan s~~si.
Tepat saat itu juga, Jiu Wang berjalan menuju kediaman Peng Peng dengan diiringi angin yang berhembus dan belahan baju yang cukup tinggi yang membuat sosoknya tampak begitu s~$si hingga para pelayan wanita klepek-klepek dibuatnya.
Lu Li selesai menata rambutnya, tapi Peng Peng langsung protes gara-gara Lu Li menata jambulnya kebesaran. Tapi keributan apa yang sedang terjadi di luar itu?
Jiu Wang masuk saat itu juga dan Peng Peng langsung tahu dialah penyebab keributan di luar itu. Sama seperti Peng Peng, dia juga memilih tusuk konde yang dipilih Peng Peng tadi. Menurutnya, yang ini elegan dan s~~si. Sangat sesuai untuk Peng Peng.
Karena dia ditugaskan oleh Kaisar untuk menjadi koordinator acara, makanya dia datang kemari untuk mengecek apakah Peng Peng puas dengan segala persiapannya. Peng Peng mengiyakannya dengan gaya sok imut yang sontak membuat Jiu Wang merinding.
Tapi kenapa Jiu Wang yang ditugaskan untuk mengurus acara ini. Karena ini perintah Qi Sheng, dia ditugaskan untuk mengepalai departemen urusan dalam istana dan menangani acara ini.
Berusaha menyemangatinya, Peng Peng meyakinkannya untuk tidak berkecil hati. Segala sesuatu memang harus dilakukan dari dasar dulu. Dia yakin kalau Jiu Wang pasti bisa melakukan sesuatu yang hebat.
Tapi menurut Jiu Wang, Qi Sheng justru sedang menyulitkannya. Memang, tampaknya Qi Sheng tidak menghukumnya atas insiden Jiang Utara. Tapi Qi Sheng memberinya pekerjaan rendahan.
Itu sih tidak seberapa. Qi Sheng malah membawa masuk Ying Yue ke istana, bukankah itu sama saja Qi Sheng sedang menginjak-injaknya. Posisinya sebagai permaisuri mungkin takkan lama dan akan segera tergantikan.
Mereka lalu ke belakang agar tidak didengar orang lain. Peng Peng menggambar sebuah segitiga yang melambangkan Jiu Wang, klan Zhang dan klan Yang.
Jiu Wang dan klan Yang sudah bersekutu, mereka cuma kurang dukungan dari pihak klan Zhang. Hanya jika mereka bertiga bergabung, mereka bisa membentuk segitiga emas. Dia menjelaskan bahwa segitiga emas, adalah segitiga yang paling kokoh dan sulit dihancurkan.
"Jadi Pangeran Ke-9, pikirkan masalah ini baik-baik. Kau mau berada di pihakku atau tidak?"
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam