Sinopsis Go Princess Go Episode 9


Keesokan harinya, Peng Peng tersentak bangun dan langsung ingat untuk menganti kompresnya Jiu Wang. Dia langsung menyambar kain kompresnya dan hendak melesat pergi saat tiba-tiba dia menyadari Jiu Wang sudah bangun.

Tapi dia bingung kenapa Jiu Wang senyam-senyum. "Apa demam membuatmu jadi bodoh? Apa kau masih ingat siapa aku?"

Jiu Wang malah menggeleng. Percaya kalau Jiu Wang hilang ingatan sungguhan, Peng Peng memberitahu kalau dia adalah kakaknya Jiu Wang. Di masa mendatang, Jiu Wang harus memanggilnya Da Ge (kakak cowok).

"Peng Peng, aku sungguh tidak mengenalimu lagi. Semua yang kau lakukan sungguh mengejutkanku."

Menurutnya, Peng Peng yang sekarang sudah berubah menjadi seseorang yang tidak bisa lagi dikontrol Qi Sheng. Jika Peng Peng tidak bisa memilikinya, maka dia harus menghancurkannya.


Sebelum Peng Peng pergi ke Jiang Utara, dia terlalu mengkhawatirkan Peng Peng hingga dia tidak menaruh perhatian pada mata-matanya Qi Sheng.

Dia yakin kalau Qi Sheng sudah tahu pertemuan mereka waktu itu dan karena itulah dia jadi marah dan mau membunuh mereka.

Peng Peng tak menyalahkannya, Qi Sheng lah yang berpikir terlalu berlebihan padahal hubungannya dengan Jiu Wang hanya sebatas hubungan persaudaraan.

Jiu Wang tampak kecewa mendengarnya. Tapi bagaimanapun, dia memperingatkan Peng Peng untuk lebih berhati-hati saat mereka pulang nanti.


Tapi masalah perebutan tahta, Peng Peng bertanya-tanya apakah Jiu Wang pernah berpikir untuk mundur saja. Jalan yang harus dia tempuh pasti sangat sulit, tanggung jawabnya pun sangat berat, belum lagi Qi Sheng yang sangat dingin dan licik. Dia orang yang tidak mudah dikalahkan.

Jiu Wang bersikeras untuk memperjuangkannya. Qi Sheng lah yang telah mendorongnya untuk melakukan ini.

"Jika aku berjuang, maka aku mungkin bisa mendapatkan secercah harapan. Jika aku tidak berjuang, maka aku hanya bisa menunggu kematian."

Peng Peng bisa memahami perasaannya. Dia juga selalu merasa dirinya dalam bahaya. Mengetahui hidupnya ada di tangan orang itu membuatnya merasa tak tenang setiap hari. Entah apakah mereka akan bisa kembali hidup-hidup.

Jiu Wang rasa, mereka bisa tenang sekarang. Karena mereka sudah menggagalkan usaha pembunuhannya Qi Sheng, jadi sekarang dia pasti takkan sembrono untuk membuat tuduhan pada mereka lagi. Jika dia mau membunuh mereka lagi, maka dia harus membuat rencana lagi.

Kalau mereka masih bisa hidup, maka mereka tidak boleh kelaparan. Peng Peng pun pergi ke sungai untuk mencari makanan untuk mereka.


Sesampainya di sungai, dia melihat sesuatu yang dia kira ikan besar tapi ternyata itu Qi Sheng yang pingsan setelah berenang seharian. Qi Sheng pun tersadar setelah Peng Peng membangunkannya dan langsung ngomel-ngomel melihat pakaiannya Peng Peng yang terlalu terbuka.

Saat Peng Peng tanya kenapa dia bisa ada di sini, Qi Sheng malah mengklaim kalau dia tengah melarikan diri dari para pembunuh dengan bersembunyi di dalam air. Mendengar itu, Peng Peng jadi berpikir kalau para pembunuh lah yang menang.

"Kitalah yang menang."

"Lalu kenapa kau tampak kalah? Di mana para pengawalmu itu?"

"Aku tidak mendapat cukup udara saat berenang dan menghantam bebatuan yang membuat tanganku tidak bisa bergerak."


Menduga kalau lengannya Qi Sheng patah, Peng Peng pun pergi mencari ranting untuk menstabilkan lengannya.

Saat dia sedang sibuk mencari, Jiu Wang datang menyusulnya karena dia cemas, mengira Peng Peng bertemu hewan buas.

Peng Peng memberitahu kalau dia bertemu Qi Sheng di sungai. Jadi lebih baik Jiu Wang bersembunyi darinya, mereka berdua jangan sampai bertemu.

Tepat saat itu juga, Jiu Wang melihat sesuatu di belakangnya. Peng Peng sontak takut mengira ada binatang buas betulan, tapi tidak. Perlahan dia berbalik... dan mendapati Qi Sheng ada di belakangnya.


Peng Peng langsung tertawa sok centil sambil pura-pura menyapa Jiu Wang seolah mereka kebetulan bertemu barusan. Qi Sheng menatapnya tajam lalu melempar jubahnya untuk menutupi tubuh Peng Peng sebelum kemudian mengalihkan perhatiannya pada Jiu Wang.

Kedua pangeran itu saling melotot dengan sengit sampai Peng Peng takut kalau mereka akan berkelahi di sini.

Mendengar lengan Qi Sheng terluka, Jiu Wang menyarankan mereka untuk mencari tempat lain agar Jiu Wang bisa membantu memperbaiki lengannya Qi Sheng.


Jiu Wang merasa serangan para pembunuh itu aneh. Apa mungkin mereka orang luar yang menyamar jadi tentara mereka. Menurut Qi Sheng, para pembunuh itu takkan mungkin bisa  punya kesempatan untuk menyerang jika mereka tak mengetahui jejak militer kerajaan.

Kalau begitu, Jiu Wang menyimpulkan bahwa para pembunuh itu pasti didalangi oleh orang terdekat mereka. Kedua pangeran langsung saling berpandangan memikirkan orang yang sama.

"Tak kusangka dia akan berani melakukan itu," ujar Jiu Wang.

"Aku juga tak menyangka. Biasanya aku selalu meremehkannya."


Melihat interaksi mereka, Peng Peng ikut menebak. Apa mungkin Pangeran Zhao? Awalnya dia tidak percaya karena Zhao itu kan pengecut. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, Peng Peng mulai percaya.

Zhao memang bisa saja melakukan itu. Dia punya motif untuk melakukannya. Apalagi dia sudah lama memakai topi hijau itu. Kalau dia melakukan hal ini, pasti karena kesabarannya sudah habis.

"Kalian masih belum tahu artinya topi hijau, yah? Kukasih tahu kalian, topi hijau artinya istrimu selingkuh."


Mendengar itu, Qi Sheng tiba-tiba berjalan menjauh lalu menyuruh Peng Peng mendekat. Begitu Peng Peng berdiri di hadapannya, Peng Peng tiba-tiba menci~m bibirnya yang jelas saja membuat Jiu Wang kesal.

"Jika kau berani membuatku memakai topi hijau, akan kubunuh pria itu." Ancam Qi Sheng.

Peng Peng diam-diam nyinyir. Qi Sheng tidak tahu kalau kemarin dia sudah melakukan pernapasan buatan dari mulut ke mulut dengan Jiu Wang, mereka bahkan tidur bersama semalam.

Pura-pura jadi cewek lugu dan lemah, Peng Peng meyakinkan Qi Sheng untuk tidak khawatir, dia tidak punya keberanian untuk melakukan hal itu.


Tepat saat itu juga, mereka mendengar teriak-teriakan dari kejauhan. Karena mereka tak tahu apakah pasukan yang mencari mereka adalah pasukan kerajaan atau pembunuh, mereka pun bersembunyi untuk mengintip pasukan itu.

Peng Peng melihat mereka adalah pasukannya dan hendak berteriak memanggil mereka, tapi Peng Peng menghentikannya.

Dia mengingatkan bahwa jika salah satu atau mereka berdua mati, maka Zhao lah yang akan naik tahta dan negara ini akan hancur.

 

Berhubung Peng Peng tak punya siapa-siapa di tempat ini, maka biarkan dia jadi pahlawan untuk mereka. Peng Peng langsung naik dengan gaya gagahnya dan berteriak-teriak melabrak para pasukan itu. Tapi tiba-tiba kakinya terpeleset dan Peng Peng pun terjatuh dari tebing.


Saat Peng Peng membuka matanya, dia mendapati dirinya ada di dalam tenda dan Peng Peng ada di sana menemaninya. Peng Peng meremehkan lukanya dan tanya apakah tadi dia kelihatan keren.

Qi Sheng memberitahu kalau pasukan tadi adalah pasukannya. "Untung saja, jika mereka pembunuh, kau pasti takkan punya kesempatan untuk membual dan pura-pura kuat di hadapanku sekarang."

Dia ingin menanyakan Jiu Wang. Tapi karena takut Qi Sheng cemburu lagi, dia mencoba menanyakannya secara tak langsung. Saat dia pingsan, mereka berdua selamat kan? Qi Sheng mengiyakannya, tapi yang lain sudah kembali ke istana.


Qi Sheng lalu tanya apakah Peng Peng tahu siapa orang yang mengirim para pembunuh itu. Peng Peng hampir saja menjawab, tapi dia langsung menghentikan dirinya sendiri, menyadari kalau Qi Sheng sedang mengetesnya.

Kalau Qi Sheng tahu kalau dia mencurigai Qi Sheng, maka Qi Sheng pasti akan membunuhnya. Akhirnya dia memutuskan pura-pura tak tahu. (Bukannya mereka sudah membahasnya tadi dan sepakat Zhao pelakunya?)


Tiba-tiba seorang prajurit berteriak memanggil Qi Sheng karena ada laporan penting yang datang. Pesan itu dari Ibu Suri yang mengabarkan bahwa Ayahnya Qi Sheng mangkat semalam. Kematiannya begitu tiba-tiba. Karena itulah, Qi Sheng diminta segera pulang dan mengambil alih pemerintahan.

Qi Sheng langsung memerintahkan pengawalnya untuk segera menyiapkan para tentara. Tapi karena kejadian ini begitu mendadak, istana pasti sedang dalam status siaga penuh dan sangat berbahaya.

Karena itulah, Qi Sheng memutuskan untuk merahasiakan masalah ini dari Peng Peng dulu. Jadi dia memerintahkan si pengawal untuk memanggil beberapa prajurit dan pelayan untuk menemani Peng Peng di sini selama dia pergi.


Peng Peng sedang santai saat tiba-tiba dia mendengar suara ringkikan kuda dan seorang kepala prajurit memerintahkan yang lain untuk mengawal Qi Sheng kembali ke istana.

Peng Peng jelas bingung apa yang terjadi. Saat dia keluar, dia malah mendapati tempat itu kosong. Ke mana semua orang? Si pengawal memberitahu bahwa Qi Sheng memerintahkan Peng Peng untuk istirahat dan memulihkan diri di sini.

Peng Peng tidak terima ditinggal sendiri. Tapi si pengawal memberitahu bahwa Qi Sheng ada urusan mendadak, jadi dia harus bergegas kembali ke ibukota.

"Apa kau tahu kenapa dia harus bergegas kembali dan meninggalkanku sendirian di sini?"

"Itu... saya juga tidak tahu."

Bahkan saat dia memerintahkan si pelayan untuk memanggil Jiu Wang, dia memberitahu kalau Jiu Wang juga sudah kembali ke istana. Peng Peng jelas kesal dan langsung menabok si pengawal.


Beberapa hari berlalu begitu saja dan tetap saja belum ada orang yang datang. Peng Peng jadi stres dan menggila sendirian. Untunglah Kasim dan Lu Li datang tak lama kemudian.

Peng Peng malah kumat mengendusi tubuh Lu Li saking senangnya bisa ketemu Lu Li lagi. Tapi kemudian, Kasim memberitahukan kabar mengejutkan.

Kaisar sudah mangkat dan Qi Sheng naik tahta beberapa hari yang lalu dan mereka datang untuk menjemputnya atas perintah Qi Sheng.


Di istana, seorang kasim datang ke kediaman Jiu Wang dengan membawakan titah Kaisar dan menyuruhnya untuk berlutut. Jiu Wang tampak benar-benar marah mendengarnya, tapi terpaksa dia tetap melakukannya.

Berkat jasa Jiu Wang menyelamatkan Puteri Mahkota, Qi Sheng menghadiahkan seribu perak dan seribu hektar tanah dan menaikkan status politiknya 1 tingkat.

Jadi semua tugasnya Jiu Wang sebelumnya akan dialihkan ke departemen urusan dalam negeri. Dan pembatasan rumah tangga Jiu Wang juga akan dibebaskan.


Si kasim lalu mendatangi Pangeran Zhao dengan membawakan titah untuknya. Tapi Pangeran Zhao sedang mabuk berat dan terus menerus memaksa si kasim untuk minum.

Baru saat Qi Sheng datang, Zhao berhenti menyiksa si kasim. Zhao nyinyir, apa Qi Sheng datang kemari untuk mengejeknya? Bunuh saja dia kalau itu yang Qi Sheng inginkan. Qi Sheng menyangkal kalau Zhao akan mati, dia terlalu mencemaskan sesuatu yang tidak perlu.

Si kasim membacakan titahnya, tapi Zhao bersikeras menolak mendengarnya dan menutup kupingnya rapat-rapat.

Dalam titahnya, Qi Sheng masih memandang hubungan persaudaraan mereka. Karena itulah, walaupun Zhao telah membuat beberapa anggota keluarga kerajaan dalam bahaya di Jiang Utara, tapi Qi Sheng memutuskan untuk memaafkan Zhao dari hukuman mati.

Dia akan tetap menjadi pangeran, tapi semua tugasnya dicabut dan dia harus tetap tinggal di dalam rumah.


Zhao jelas kesal dengan titah itu dan langsung membantingnya. Apa Qi Sheng pikir kalau dia akan berterima kasih hanya karena Qi Sheng tidak membunuhnya?

"Kau mengutuk hatiku. Itu jauh lebih kejam daripada membunuhku."

"Akan datang hari saat kau mengerti niatanku."

"Aku tidak mengerti. Aku tidak mengerti. Aku tidak akan pernah mengerti!"

Bersambung ke episode 10

Post a Comment

0 Comments