Sinopsis Go Princess Go Episode 4

 


Peng Peng lapar, tapi tak ada satupun daging di meja makan. Lu Li memberitahu bahwa gara-gara Peng Peng membuat Qi Sheng marah di hutan waktu itu, sekarang dia dilarang makan daging. Peng Peng jadi kesal dan tidak selera makan, mending dia tidur saja.


Jadilah dia bergulingan di kasur dengan perut kelaparan. Tiba-tiba Yang Yan terjun dari langit-langit. Niatnya mendarat dengan gaya keren, tapi malah kejedot meja.

Peng Peng langsung kesal melihat pria itu lagi. Berandal kayak dia berasal dari keluarga mana sih? Waktu itu dia juga yang membuat Peng Peng dalam masalah.

"Salam, Yang Mulia. Saya adalah Yang Yan - putra dari Jenderal Yang Yu. Saya diperintah oleh Pangeran Ke-9 untuk mengunjungi anda."


Dia datang membawakan ayam panggang yang langsung saja disambar Peng Peng. Dengan rakusnya dia mencabik-cabik ayam panggang itu sampai Yang Yan melongo keheranan.

"Dia sudah berapa lama tidak makan daging?"

Tapi Peng Peng heran, bagimana caranya Yang Yan masuk kemari. Yang Yan dengan bangga berkata kalau dia ini ahli bela diri, dia punya jurus rahasia terbang dan berjalan melewati tembok.


Yang Yan membuktikannya dengan pamer jurus terbangnya. Tapi lagi-lagi, pendaratannya tidak mulus, malah terpeleset dan terjatuh ke meja.

Malu, Yang Yan tetap berusaha menampilkan gaya keren dan berkata. "Aku tahu kau dalam masalah. Makanya aku datang untuk membantumu, jie jie (kakak perempuan)."


Peng Peng tidak terima di panggil jie jie. Mereka kan baru bertemu dua kali, tidak sopan memanggilnya jie jie. Yang Yan mengoreksi, mereka bertemu 3 kali. Sebenarnya mereka pernah bertemu di rumah bordir waktu itu, tapi Peng Peng tidak mengenalinya.

Sama seperti Jiu Wang, Yang Yan juga berkata kalau dia ada di sana waktu itu karena ada urusan bisnis. Tapi Peng Peng sama sekali tak mempercayainya, dia malah meminta Yang Yan untuk mengajaknya ikut serta kalau lain kali mereka ke sana lagi.


Yang Yan ngotot kalau Peng Peng sudah salah paham. Dia terus nyerocos panjang lebar tentang pertemuan mereka waktu itu dan memuji-muji tentang betapa cantiknya Peng Peng.

Kesal karena terus menerus dipandang sebagai wanita, Peng Peng sontak berteriak menyuruh Lu Li untuk membawakan kue osmanthus.


Begitu Lu Li datang membawakan kuenya, Peng Peng langsung menjejalkan kue-kue itu ke mulut Yang Yan sampai dia hampir tersedak dan tak bisa bernafas.

Ketakutan, Yang Yan langsung memohon maaf lalu buru-buru pamit. Dia berbalik pergi... dan DUK! kejedot palang pintu.


Dia kembali menemui Jiu Wang dengan kepala benjol dan cegukan sambil nyerocos kalau dia tidak mau makan kue osmanthus lagi.

Dia melapor kalau dia tidak mendapat informasi apapun tentang hubungan Peng Peng dengan Qi Sheng, dia malah hampir mati tadi.

"Kalau begitu, aku tidak akan menyuruhmu untuk mengunjunginya lagi."

"Tidak! Tidak! Kakak Ke-9, aku cuma bercanda. Aku suka dengan kepribadian Puteri Mahkota. Dia penuh semangat. Aku merasa dia seperti kembali muda lagi. Sama sekali tidak seperti yang orang-orang bilang tentangnya, istri yang tidak disayang dan getir."

"Itu artinya, Puteri Mahkota sudah menemukan bayangan masa kecilnya."

Perutnya Yang Yan mendadak sakit gara-gara kebanyakan makan dan langsung buru-buru keluar ke toilet.

 

Keesokan harinya, Peng Peng main kontes melotot dengan Lu Li. Tapi lama-lama dia bosan dan menolak main lagi. Lu Li mencoba mengusulkan berbagai permainan dan hiburan lainnya, tapi semuanya ditolak Peng Peng.

Tiba-tiba Peng Peng jelalatan menatap tubuh Lu Li lalu menyuruh Lu Li untuk memberikan tangannya.

Qi Sheng diberitahu bahwa ramai orang berkumpul di kediamannya Puteri Mahkota dan menyarankan Qi Sheng untuk datang dan melihat apa yang dilakukan Peng Peng.


Qi Sheng pun pergi... dan mendapati Peng Peng lagi dansa tango dengan Lu Li dan mereka benar-benar tampak mesra. Apalagi Peng Peng memanfaatkan kesempatan itu untuk meraba tuhuh Lu Li.


Setelah mereka selesai, Qing Shen dan Peng Peng duduk berhadapan dimana Qi Sheng memberitahu bahwa dia akan pergi menemani Peng Peng pulang pada Hari Anak Perempuan.

Peng Peng menolak pergi dengan alasan kalau dia sudah menjadi bagian dari keluarganya Qi Sheng, jadi sekarang dia tidak mau dan tidak perlu pulang.

"Kau terus menerus menolak pulang, apa karena kau menghindari sesuatu?" Tanya Qi Sheng curiga.


Peng Peng menyangkal tapi juga tidak bisa memberikan alasan lain. Qi Sheng melemparkan buku Silsilah Keluarga Zhang dan tanya salah satu wanita yang tergambar dalam buku itu. Peng Peng jelas tak tahu dan cuma bisa menjawab dengan kedip-kedip mata.

"Itu ibumu, Fan Shi."

Tak ingin membahas masalah ini lebih jauh, Peng Peng berusaha menghindar dengan alasan sakit kepala. Tapi Qi Sheng tahu betul kalau dia cuma akting dan berkata kalau dia hanya akan memberi waktu 3 hari. Pada saat itu, Peng Peng harus bisa memberikan alasan yang bisa dia terima.


Jadilah Peng Peng menggalau ria dan berkhayal liar, membayangkan dirinya diikat di papan eksekusi dan Qi Sheng jadi eksekutornya pakai baju yang super aneh bin ajaib.

Tapi semua alasannya tidak ada yang masuk akal yang jelas saja ditolak Qi Sheng dan Peng Peng pun dipenggal.


Dia lalu pergi menemui Qi Sheng sambil bawa durian sambil pura-pura jadi orang Thailand. Dia nyerocos panjang lebar mempromosikan durian itu, tapi Qi Sheng malah menutup hidungnya dan menyuruhnya untuk to the point saja.

Tak menemukan alasan yang masuk akal, Peng Peng terpaksa jujur menceritakan siapa dirinya yang sebenarnya.


Bahwa ada seorang pria bernama Zhang Peng yang hidup di tahun 2015. Dalam sebuah pesta yang ada kolam renangnya, seorang wanita cantik tiba-tiba tercebur ke kolam.

"Menurutmu, apakah dia akan menyelamatkan wanita itu atau tidak?"

"Tentu saja dia harus diselamatkan."

"Betul! Dia pasti melompat ke kolam untuk menyelamatkan wanita itu. Tapi apa yang terjadi setelah itu? Yang Mulia pasti bisa menebaknya dengan tepat."

Qi Sheng menebak kalau setelah wanita itu diselamatkan, wanita itu menganggap si pria sebagai pahlawannya dan memberikan hadiah besar pada pria itu.

Salah! Justru pria itu ditendang si wanita sampai pingsan. Dan saat pria itu sadar, dia malah berakhir di tempat ini dan berubah dari Zhang Peng ke Zhang Peng Peng.


Qi Sheng jelas tidak mempercayai cerita tidak masuk akal itu dan menuduh Peng Peng menceritakan kisah itu hanya untuk menyindirnya karena dia tidak meyelamatkan Peng Peng lebih dulu.

Peng Peng berusaha menyangkal. Dia sama sekali tidak menyinggung atau apapun, dia bahkan tidak peduli akan hubungan Qi Sheng dengan Ying Yue. Dia kan Putera Mahkota, wajarlah kalau dia punya banyak istri dan selir.

"Jangan mengalihkan topik!"

"Jadi artinya kau tidak percaya padaku?"

"Bukan aku tidak percaya padamu, aku setengah tidak percaya padamu. Aku hanya tidak mengerti apa kau katakan barusan."

Jika Peng Peng mengatakan yang sebenarnya, lalu apakah di tempat lain itu dia sudah menikah?

Peng Peng bersumpah dia belum pernah menikahi siapapun. Kalau dia menikahi orang lain, dia akan disambar petir... dan petir langsung menyambar-nyambar saat itu juga.


"Yang Mulia, apa kau puas dengan penjelasanku?"

"Akan kupikirkan lagi. Kau kembali saja dulu."

"Baiklah, aku pergi. Pikirkan baik-baik. Oh, jangan lupa makan duriannya. Rasanya enak loh."


Tepat setelah Peng Peng pergi, Ying Yue yang sedari tadi bersembunyi, akhirnya bisa keluar dengan tampang sinis tapi langsung pasang senyum manis pada Qi Sheng.

Dia yakin kalau Peng Peng itu sudah kerasukan roh jahat. Makanya dia menyarankan agar Qi Sheng mendatangkan biksu ke istana untuk mengusir roh jahat itu.

Tapi Qi Sheng ingat ada sebuah kisah misteri yang mirip dengan kisah yang diceritakan Peng Peng tadi. Ada seorang wanita yang berubah hanya dalam waktu semalam, dia bahkan tidak ingat orang tuanya dan teman-temannya.

Sikap dan tutur katanya sangat berbeda dari sebelumnya. Orang bilang, raganya sama tapi jiwanya beda.


Peng Peng tiba di kediamannya dengan lesu. Dia sungguh tidak menyangka kalau hidup di zaman ini, kepalanya terus menerus terikat ke lehernya (bisa dihukum mati setiap saat).

"Aku mungkin bisa membodohi mereka saat ini. Tapi aku bertanya-tanya apakah lain kali hidup kita masih ada dalam genggaman kita."


Ying Yue mengklaim kalau dia juga pernah mendengar sebuah kisah. Ada seorang wanita yang ditakdirkan jadi kutukan kematian untuk suaminya.

Tapi si suami tidak percaya dan tetap menikahi wanita itu. Alhasil, si suami pun mati tak lama kemudian. Ying Yue hanya mencemaskan keselamatan Qi Sheng.

 

Peng Peng mau tidur. Tapi Lu Li menyuruhnya tidak tidur dulu. Dia malah terkikik sambil menyodorkan sebuah baju yang sudah dia persiapkan untuk Peng Peng.

Mengira Lu Li sedang berusaha merayunya, Peng Peng dengan senang hati memakai baju s~~si itu sambil bergaya ala model sampai Lu Li melongo dibuatnya.


Lu Li lalu menyeretnya keluar ke bawah pohon sakura dan menyuruhnya untuk menunggu di sini lalu buru-buru pergi.

Dan ternyata yang datang adalah Qi Sheng yang langsung terperangah melihat sosok punggung Peng Peng yang tampak mempesona. Tapi saat Peng Peng berbalik, mereka berdua serempak saling membentak dengan kesal.


Qi Sheng langsung memprotes pakaiannya Peng Peng yang terlalu terbuka. Di mana etiketnya? Apa Peng Peng tidak tahu kalau dia akan datang?

Peng Peng kesal menyadari Lu Li sengaja mendadaninya seperti ini untuk Qi Sheng. Apa Qi Sheng pikir kalau dia mau memakai baju ini? Jika bukan karena Lu Li... Ah, sudahlah. Percuma dijelaskan.

"Intinya, aku... tidak tertarik... padamu!"

Qi Sheng langsung nyinyir sambil menjauh. Sepertinya dia mulai tergoda saat melirik tubuh Peng Peng, tapi dia cepat-cepat menguasai diri dan tegas membentak Peng Peng ganti baju.


Malam berikutnya, Qi Sheng datang lagi, masih bersikeras menyuruh Peng Peng untuk menghapal silsilah keluarga Zhang. Peng Peng dengan lesu membuka-buka buku itu. (Err... leluhurnya Zhang Peng Peng itu Monkey King? Hahahaha!)

Peng Peng tak mengerti apa pentingnya menghapal nama-nama leluhur? Mereka kan tidak mengenalnya? Dia sungguh tidak bisa mengingatnya. Qi Sheng sontak membanting gelasnya dengan kesal.


Tapi sudahlah, dia akan membacakannya untuk Peng Peng dan Peng Peng cuma perlu menghapalnya. Qi Sheng menunjukkan salah satu gambar, apa Peng Peng ingat ini gambarnya siapa?

"Err... wanita tua itu kelihatannya sudah mencapai masa menopause. Tapi dari alisnya, aku bisa tahu kalau dia sudah tua."

"Omong kosong apa itu? Ini ibumu, Nyonya Fan, yang kutanyakan kemarin!"

"Oh, sorry. I'm so sorry. Maaf. Aku tidak bisa mengingat wajah."


frustasi, Qi Sheng mencoba tetap bersabar dan menunjukkan gambar seorang pria. Yang ini siapa? Peng Peng asal saja menjawab itu ayahnya.

"Ini sepupumu!"

"Se-sepupu? Tapi dia kelihatan kayak babi tua."

"Babi tua? Bicara apa kau ini!"

Bersambung ke episode 5

Post a Comment

0 Comments