Sinopsis Go Princess Go Episode 1

 


3 orang wanita melaju kencang di jalan raya. Yang satu pakai mobil sport, yang satu pakai motor, dan yang terakhirnya pakai err... kuda? (Pfft!).

Salah satu wanita menginstruksikan yang lain bahwa begitu mereka melihat target mereka, langsung saja bertindak, jangan kasih dia kesempatan untuk mengatakan apapun.


Pada saat yang bersamaan, seorang pria playboy sedang keliling di sebuah pesta dan menggodai para wanita di sana. (Hmm... apakah dia target ketiga wanita itu?)

Puas menggodai seorang wanita, pria itu menghampiri temannya sambil mengeluhkan para wanita barusan, mereka membosankan.

"Bro, kenapa kau suka gonta-ganti cewek? Apa kau tidak takut reputasimu hancur?" Heran temannya.

"Aku cuma mengatakan beberapa kata dan para wanita itu tidak mau melepaskanku. Apa itu salahku?"


Saat mengedarkan pandangannya, Zhang Peng malah menarget seorang wanita muda cantik yang sedang ngobrol bersama bosnya. Temannya tak percaya melihat itu, bisa-bisanya dia juga menarget ceweknya bos.


Ketiga wanita itu tiba di depan tempat pesta, tapi mereka dihadang oleh penjaga yang menuntut undangan mereka. Tentu mereka tak punya undangan, tapi itu bukan masalah. Salah satu wanita punya ide menulis nomor teleponnya di sebuah kertas, mengecupnya lalu memberikannya pada si penjaga.

Dasar cowok, dia langsung luluh seketika dan ketiga wanita itu pun diizinkan masuk. Dan yups, sesuai dugaan, target ketiga wanita itu adalah si pria playboy, Zhang Peng. Sepertinya mereka mantan-mantannya Zhang Peng yang sakit hati.


Begitu mereka melihat Zhang Peng, ketiga wanita itu langsung berpencar. Zhang Peng langsung panik melihat wanita pertama yang berjalan mendekatinya. Dia berusaha kabur, tapi malah dihadang wanita kedua.

Saat hendak melarikan diri lewat arah lain, Zhang Peng tak sengaja bertubrukan dengan ceweknya bos dan membuatnya tercebur ke kolam.

Kedua wanita itu berhasil menangkap Zhang Peng dan langsung menarik-narik jaketnya. Berusaha kabur dari mereka, Zhang Peng kontan melepaskan jaketnya dan menceburkan dirinya ke kolam.


Dia berniat menyelamatkan ceweknya bos itu, tapi wanita itu malah menendang kepala Zhang Peng dengan heel sepatunya. Kepala Zhang Peng langsung berdarah hingga membuatnya tenggelam makin dalam. Errr... ini di kolam renang kah? Kok aneh, kayaknya dalem banget airnya?

Lebih anehnya lagi, Zhang Peng membatin keheranan karena dia menyadari detak jantungnya tiba-tiba berhenti, tak ada.


Tiba-tiba segalanya berubah menjadi hitam... dan saat kita kembali melihat air, tampak ada sosok lain yang tenggelam bersama Zhang Peng, sebelum kemudian Zhang Peng menghilang. Hah?


Lalu entah bagaimana, kita kemudian melihat segalanya sudah berbeda. Zhang Peng tampak terkubur di dalam sebuah selimut sambil ngegalau antara pengen buang air tapi malas bangun.

Tapi akhirnya dia menyerah pada panggilan alam dan bangun dengan malas-malasan. Dia berjalan menggaruk-garuk d**anya saat tiba-tiba saja dia menyadari ada yang aneh, dia punya gunung kembar. What?

"Apa yang terjadi?" Herannya. Loh bentar, kok suaranya cewek? Zhang Peng shock mendengar suaranya sendiri yang aneh.


Dia mencoba menatap bayangannya di cermin, tapi malah mendapati bayangan yang balas menatapnya adalah wajah seorang wanita cantik. Masih bingung, dia mencoba meraba dirinya lagi lalu cepat-cepat mengecek bagian bawah.

Melihat bayangan dirinya di cermin, Zhang Peng sontak menjerit histeris. Teringat akan insiden di kolam renang itu, Zhang Peng berpikir mungkin dia tidak mati waktu itu.


Tiba-tiba terdengar suara orang-orang yang datang. Seorang pelayan datang dengan membawa seorang tabib. Melihat Zhang Peng sudah sadar, si pelayan langsung mewek penuh haru. Benar-benar lega karena nona-nya sudah sadar dan selamat.


Dia terus nyerocos panjang lebar, mengklaim bahwa jika nona belum siuman juga maka Jiang Shi pasti akan membunuh suaminya. Dia akan menyakiti Pangeran Zhao dulu lalu Pangeran Zhao akan mati mengenaskan lalu Jiang Shi akan bermesraan bersama pangeran mereka sepanjang hari dan sepanjang malam.

Zhang Peng jelas tidak mengerti ocehan gaje si pelayan itu. "Kau siapa? Apa yang kau bicarakan itu?"

"Aku? Aku Lu Li, nona. Masa Nona tidak mengingatku?"

"Kaulah yang 'nona'."


Panik melihat keanehan nonanya, Lu Li langsung meminta Tabib Song untuk memeriksa nonanya ini, mengira nonanya menceracau karena sakit.

Tabib Song pun bergerak mendekat untuk mengecek nadinya, tapi Zhang Peng langsung menendangnya menjauh. "Jangan sentuh aku! Kau siapa?"

"Saya? Saya Tabib Istana Song."

"Benar, Yang Mulia, dia Tabib Song. Dia sering datang untuk memeriksa anda setiap kali anda sakit. Apa anda lupa?"


Heran mendengar kata 'tabib istana', Zhang Peng tanya di mana ini? Lu Li bilang kalau ini adalah kamar istananya Zhang Peng.

"Kamar istana? Apa ini masih di Cina?"

"Cina? Aku tidak pernah dengar."

"Kalau begitu, katakan padaku. Aku siapa?"


Lu Li langsung tertawa mendengarnya. Tentu saja dia adalah Zhang Peng Peng, putri tunggal dari Menteri Pertahanan-nya Kaisar yang sekarang dan cucu dari jenderalnya kaisar yang terdahulu...

"Stop!" Bentak Peng Peng yang jadi semakin bingung mendengar semua itu. Dia kan cuma terjatuh ke kolam. Bagaimana bisa dia berubah dari Zhang Peng jadi Zhang Peng Peng?

"Kalaupun ini perjalanan waktu, seharusnya aku menjadi menjadi pria tampan dan gagah dong. Bagaimana bisa aku berubah jadi trandgender?"


Sedih dan cemas melihat keanehan nonanya, Lu Li memohon sekali lagi agar Peng Peng diperiksa tabib.

Tidak tahan lagi dengan semua ini, Peng Peng langsung menendang kedua orang itu keluar dari kamarnya... sebelum kemudian ingat kalau dia kebelet dan langsung panik memanggil-manggil mereka lagi. "Toiletnya di mana? Toiletnya di mana?!"


Keesokan harinya, Peng Peng bergulingan di kasur, masih dengan mata tertutup dan berpikir kalau kejadian kemarin pastilah cuma mimpi. Dengan pikiran itu, dia pun membuka mata dan langsung shock mendapati Lu Li sedang menatapnya.

"Kenapa bisa kau lagi?!"


Lu Li memintanya untuk tidak tidur terus soalnya sekarang sudah siang. Peng Peng curiga kalau Lu Li dibayar seseorang untuk membohonginya. Katakan siapa orangnya, Peng Peng janji akan membayarnya dua kali lipat.

Lu Li langsung mewek mendengarnya. Dia kan pelayan pribadinya Peng Peng yang tumbuh besar bersamanya sejak kecil. Tidak seharusnya Peng Peng mencurigainya. Dia pelayannya Peng Peng yang setia hanya pada Peng Peng seorang. Bagaimana bisa Peng Peng lupa? Dia tidak akan pernah menerima uang dari orang lain dan mengkhianati Peng Peng.

Shock, Peng Peng bertanya-tanya pada dirinya sendiri bagaimana caranya dia bisa kembali ke masanya. Ah, kematian. Di film-film kan biasanya seperti itu. Dia pasti bisa kembali begitu dia mati.


Maka Peng Peng pun mulai melakukan berbagai cara untuk membunuh dirinya sendiri, tapi semuanya digagalkan oleh Lu Li dengan berbagai alasan.

Saat dia mau menusuk dirinya sendiri dengan gunting, Lu Li mencegahnya dengan alasan kasihan sama guntingnya. Saat dia mencoba gantung diri di pohon, Lu Li mencegahnya dengan alasan kasihan pohonnya yang sudah bekerja keras untuk tumbuh sebesar ini.

Kesal, Peng Peng tanya apa yang terjadi padanya sebelum dia pingsan. Lu Li berkata kalau Peng Peng hampir tenggelam gara-gara Jiang Shi, apalagi Peng Peng tidak bisa berenang.


Mendengar dirinya tidak bisa berenang, Peng Peng langsung berniat menceburkan diri ke kolam. Tapi Lu Li lagi-lagi berhasil mencegahnya tepat waktu dan menjatuhkan Peng Peng ke tanah. Lu Li tak mengerti kenapa Peng Peng ingin mengakhiri hidupnya padahal dia kan istrinya Putera Mahkota?

"Memangnya kenapa kalau aku istrinya Putera Mahkota? Dengan penampilanku yang sekarang, aku bahkan takkan mau bersama Wu Ze Tian (Kaisar wanita pertama Cina)."

"Yang Mulia, siapa itu Wu Ze Tian?"


Bingung jawabnya, Peng Peng cuma bilang beda generasi dan mencoba melompat ke kolam lagi. Lu Li mencoba menghentikannya, tapi Peng Peng mendadak batal melompat dan jadilah Lu Li yang tercebur.

Dia sontak panik menjerit-jerit minta tolong takut tenggelam... sebelum akhirnya sadar kalau airnya cetek sepinggang. Tapi Lu Li malah mewek makin histeris.


Peng Peng lalu memanggil Tabib Song dan menariknya ke dalam kamar. Tapi terlebih dulu dia memeriksa setiap sudut, takut Lu Li mengganggunya lagi.

Yakin keadaan aman, Peng Peng tanya apakah Tabib Song punya He Ding Hong (racun arsenik). Tentu saja punya. Peng Peng langsung menuntut Tabib Song untuk memberikan racun itu padanya.


Tabib Song malah berceramah panjang lebar tentang bahaya racun itu dan betapa ribetnya untuk mendapatkan racun itu. Kesal, Peng Peng sontak menaboki Tabib Song sampai akhirnya dia menyerah kalah dan menyerahkan botol racun itu.


Peng Peng tak buang waktu untuk meminumnya... tepat saat Lu Li muncul dari belakangnya dan langsung mendorongnya supaya Peng Peng memuntahkan racun itu. Tapi racun itu sudah terlanjur tertelan. Peng Peng senang karena sebentar lagi dia akan mati.

Tapi Tabib Song malah dengan santainya memberitahu Lu Li bahwa yang dia berikan pada Peng Peng itu bukan He Ding Hong, melainkan obat per****ng yang sebenarnya dia peruntukkan untuk Putera Mahkota. Pfft! Tapi jangan khawatir, obat itu tidak akan berpengaruh pada wanita.


Peng Peng akhirnya berbaring dengan frustasi, kenapa mau mati saja susahnya minta ampun. Film-film itu ternyata cuma omong kosong.

Lu Li tiba-tiba muncul sambil cekikikan. Dia akhirnya mengerti, semua yang Peng Peng lakukan selama ini hanya untuk cari perhatian. Dia meyakinkan kalau Peng Peng bisa tenang sekarang.

Dia barusan mendapat kabar bahwa Ibu Suri sudah mendengar tentang emosinya Peng Peng yang tidak stabil dan berpikir kalau semua ini gara-gara Selir Jiang Ying Yue jahat yang mendorong Peng Peng dan Putera Mahkota ke air.

Karena itulah, si selir jahat itu sekarang dikurung di Istana Shen Ning untuk mendapatkan hukuman berat. Entah apakah dia bisa bertahan.


Mendengar dirinya jatuh ke air, Peng Peng tiba-tiba mendapat kilasan ingatan saat Peng Peng yang asli tenggelam di air. Err... nggak jelas gimana, kayaknya ada yang menyelamatkan Peng Peng dari air. Tapi sepertinya ada orang lain yang juga tenggelam dan diselamatkan seseorang juga.


Lu Li melanjutkan ceritanya. Sekarang ini Putera Mahkota dan Pangeran Zhao sedang berlutut di luar Istana Sheng Ning untuk memohon keringanan hukuman untuk si selir jahat itu.

Lu Li heran. Kalau Pangeran Zhao melakukan itu sih wajar, soalnya Jiang Ying Yue kan istrinya Pangeran Zhao. Yang tidak wajar itu Putera Mahkota juga ikutan berlutut. Yang dilakukan Putera Mahkota itu kan sama saja mempermalukan Kaisar dan mempermalukan Peng Peng.

"Si Jiang Ying Yue itu. Mendorong Putera Mahkota ke dalam air itu bisa dihukum mati."

Mendengar itu, semangat Peng Peng langsung bangkit lagi lalu mengajak Lu Li untuk melihat situasi. Lu Li senang melihat Peng Peng penuh semangat, dia seperti dirinya yang biasanya kalau seperti ini.


Eh, kukira Jiang Ying Yue bakalan dihukum dengan penuh kekejaman ala-ala drama-drama kerajaan gitu, eh ternyata dia malah dihukum dengan cara digantung lalu diputar-putar sampai kepalanya pening lalu kedua telapak kakinya digelitiki pakai bulu angsa. Hahaha! Hukuman macam apa ini?


Kedua pangeran sedang berlutut di depan. Saat Peng Peng tiba di sana, dia langsung nyempil di antara kedua pangeran. Tapi Qi Sheng, sang Putera Mahkota yang duduk di sebelah kanannya tiba-tiba mengusirnya dengan dingin. Peng Peng menunjuk dirinya sendiri, bingung apakah pria itu sedang bicara padanya.

Bersambung ke episode 2

Post a Comment

0 Comments