Alice akhirnya pulang dengan kesal, bahkan langsung membanting pintu begitu saja dan menolak masak lagi. Dia langsung menelepon Petra dan memerintahkannya untuk mencari informasi tentang Alan.
Sementara itu, Alan memerintahkan Pan untuk mencari sebuah tempat yang aman dan bagus untuk melakukan negoisasi bisnis. Hari senin depan, sekitar 10 orang. Pan penasaran dengan bisnisnya itu, tapi Alan menolak memberitahu apapun lebih lanjut.
Pan memberitahukan hal itu ke Dawin dan Dawin menyampaikannya ke Alice. Alice jelas penasaran dan langsung kesal karena Dawin tidak tahu menahu tentang negoisasi bisnis apa yang dilakukan Alan. Seharusnya Dawin menyelidikinya, apa sih yang dia lakukan?!
Dawin juga jadi kesal mendengar omelannya dan langsung menyerahkan semangkok kari hijau padanya, yang dia lakukan sekarang ini adalah memasakkan kari hijau untuk Alice.
"Kalau kau sibuk, aku akan mencari tahu sendiri." Kesal Alice. "Dan jangan mencegahku untuk melakukan apapun."
"Bahkan sekalipun saya melakukannya, Yang Mulia juga tidak pernah mendengarkan!"
Kate sudah siap untuk bertugas menggantikan peran Alice. Karena Kate tertarik di bidang herbal medis, jadi Raja Henry ingin Kate memilih negara yang dia inginkan untuk melakukan penelitiannya dan menjadi wakil negara mereka di sana. Dan Kate langsung memanfaatkan kesempatan ini untuk memilih Thailand.
Mona sinis mendengar Kate yang sekarang memiliki peran lebih besar daripada ayahnya. Kate membela diri dan menegaskan bahwa dia sebenarnya tidak ingin mengambil tugas ini.
"Baguslah kalau kau tidak menginginkannya karena kakekmu tidak memberikan tugas ini secara permanen. Segalanya hanya permainan dan kau hanya bidak di papan catur." Sinis Mona.
Mona menegaskan bahwa tak peduli seberapa keras usaha Kate, dia tidak akan pernah menjadi pewaris tahta. Jadi sebaiknya Kate jangan ambisius terhadap sesuatu di luar kemampuannya.
Kate tak gentar dan balas menegaskan kalau dia memang tidak ingin menjadi pewaris tahta. Segala hal yang dia lakukan hanya demi ayahnya dan kakeknya.
Andre yang sangat iri dengan Kate, langsung pergi begitu saja. Kate ingin mengejarnya, tapi Mona dengan cepat mencegahnya dan memberitahu bahwa dia menyuruh Alan untuk menyelidiki tentang Alice dari para anak buahnya Chatchai. Tapi sejauh ini belum ada perkembangan, jadi Mona memerintahkan Kate untuk melanjutkan tugas ini.
"Baik. Jika aku mendengar kabar tentang Alice, aku akan mengirim kabar secepat mungkin."
Raja Henry memberitahu Alice tentang Kate yang akan pergi ke Thailand dan mengingatkannya sekali lagi untuk menjaga dirinya sendiri dengan baik di sana.
Dawin kesal saat mendapati kari hijau-nya tak tersentuh sama sekali. Awalnya dia ingin membawa makanan itu ke kamarnya Alice, tapi dia masih kesal dan memutuskan untuk mengurungkan niatnya. Ngapain juga dia harus mengkhawatirkan Alice. Terserah Alice saja mau makan atau tidak.
Tiba-tiba Alice keluar kamar dan sekali lagi menuntut Dawin untuk membiarkannya bertemu Will. Dawin harus melakukan perintahnya. Dia benar-benar butuh bertemu Will karena dia yakin kalau Will bisa membantunya.
Dawin menolak. Permintaan Alice itu bisa membuat identitasnya terbongkar dan itu terlalu beresiko. Tugas utamanya adalah memastikan keamanan Alice, pewaris tahta Hrysos.
Tak ada yang bisa dia lakukan, Alice akhirnya kembali ke kamarnya dengan kesal. Dawin pun kesal hingga dia langsung membuang semua kari hijaunya.
Tapi gara-gara Alice begitu percaya dan yakin pada Will, Dawin jadi penasaran dan akhirnya mulai menyelidiki tentang Will.
Pan memberitahu timnya bahwa Will itu pangeran dari negara Dionysus yang tertarik dalam bidang bisnis dan sangat ahli dalam negoisasi bisnis, terutama bisnis antar bangsa dan punya pengetahuan hukum dagang berbagai negara.
Belakangan ini dia tinggal di Thailand dan sering bertemu dengan Alan. Karena itulah, Pan yakin bahwa negoisasi bisnis yang dimaksud Alan pastilah negoisasi bisnis dengan Will.
Informasi dari Pan itu membuat Dawin jadi galau teringat kepercayaan Alice yang begitu besar pada Will. Tapi Dawin ragu mengingat hubungan Will dengan Alan.
"Apa ada update tentang Alan?" Tanya Alice ketus.
"Besok pertemuannya. Saya akan mencari tahunya bersamaan dengan Yang Mulia."
Alice kesal mendengarnya. "Itu artinya kau belum memiliki perkembangan apapun. Kenapa kau belum memiliki informasi apapun?!"
Tapi saat Alice berbalik, dia malah mendapati Dawin sudah menghilang bagai hantu.
Sementara itu di Hrysos, seorang jenderal menyerahkan laporan daftar tersangka pada Raja Henry. Petra lalu datang melapor bahwa Alan menghubungi perdana menteri, meminta mereka untuk mengirimkan emas ke Thailand. Raja Henry jelas curiga dan langsung memerintahkan Petra untuk menyelidiki tujuan Alan.
Alice tidak bisa tenang di rumah, tapi juga tidak bisa ke mana-mana karena Dawin sedang berjaga di depan sambil memoles sepatunya.
Dia makin tidak tenang saat Petra meneleponnya untuk melaporkan tentang permintaan Alan tersebut. Ini aneh karena selama ini Hrysos tidak pernah mengekspor emas ke Thailand, tapi Alan malah memaksa dengan memanfaatkan titelnya dengan alasan kerja sama antar kedua negara
Pada saat yang bersamaan, timnya Dawin mendapatkan informasi tentang siapa-siapa saja yang akan hadir dalam rapatnya Alan, salah satunya adalah direktur eksekutif dari asosiasi perdagangan emas di Thailand.
Menggabungkan kedua informasi yang mereka miliki, Dawin dan Alice kompak curiga bahwa Alan pasti bermaksud membuka pasar emas di Thailand.
Melalui kamera CCTV yang mereka pasang di tempat meeting, mereka bisa melihat meeting itu, di mana mereka melihat Alan datang bersama Will untuk bertemu partner bisnis mereka, Dom.
Alice tidak curiga apapun melihat keberadaan Will di sana, malah dia mengira bahwa keberadaan Will di sana akan bisa membuktikan pada Dawin bahwa Will adalah orang baik.
Dia semakin yakin saat Will setuju-setuju saja dengan segala persyaratan dan prosedur legal dari asosiasi perdagangan emas, sementara Alan malah tidak sabaran dan kesal dengan segala syarat dan prosedur itu.
Alan tidak mau menunggu terlalu lama, karena jika kelamaan, maka emasnya akan dikirim ke Cina. Tapi Will dengan tenang dan kepala dingin, menyela Alan dan mengakhiri rapat sampai di sini. Alice jadi kesal sama Alan, untung saja ada Will yang membantu negoisasi itu.
Alan kembali ke hotelnya sambil menggerutu kesal. Ayah, ibu dan kakeknya pasti akan mengomelinya habis-habisan dan menertawainya kalau mereka sampai tahu.
Will santai meyakinkan Alan untuk tidak khawatr. Melakukan kesalahan memang wajar saat baru mulai, tapi dia tidak boleh mudah menyerah. Lagipula emasnya akan segera dikirim ke mereka, jadi dia tinggal menunggu saja.
Andre dan Mona mendatangi Raja Henry sambil protes keras gara-gara beliau tiba-tiba saja memecat beberapa menteri yang lebih berpihak pada Andre. Sikap Raja Henry ini sudah keterlaluan.
"Dibandingkan ketidakmampuan mereka yang gampang goyah oleh kebohongan kalian bahwa Alice sudah mati, ini sama sekali tidak keterlaluan." Balas Raja Henry.
Mona langsung menantang Raja Henry untuk mengungkapkan keberadaan Alice dan membuktikan dirinya masih hidup. Tapi Raja Henry tak gentar dan menolak menuruti keinginan mereka. Para menteri itu tidak akan dipecat jika mereka tidak mendukung orang yang salah. Mereka sendiri yang sudah menyusahkan para menteri itu.
Andre jadi kesal banget sama Mona. Semua ini gara-gara ide bodohnya Mona hingga segalanya berubah jadi seperti ini dan langsung mengusir Mona.
Petra datang melaporkan kabar dari Alice tentang apa yang sedang
dilakukan Alan di Thailand. Raja Henry berpikir kalau ini juga pasti
gara-gara Mona yang memaksa putranya untuk membuktikan diri.
Raja Henry lalu memerintahkan Petra untuk menyampaikan perintahnya ke Alice agar Alice tetap diam saja, pokoknya jangan melakukan apa-apa. Masalah emas itu, biarpun sekarang gagal, tapi Alan pasti akan mencari cara untuk mengirim emas itu lagi.
Raja Henry yakin bahwa emas itu tidak akan digunakan untuk keuntungan pribadi saja. Tapi Raja Henry memutuskan untuk membiarkannya dan dia sendiri yang akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu.
Setelah Petra pergi, Raja Henry mengambil sebuah koin dan memutar-mutarnya sembari menatap foto keluarganya dengan sedih. Namun entah kenapa, tiba-tiba saja dia merasa tak enak badan lalu pingsan.
Alice lagi-lagi bermimpi buruk dirinya dikejar-kejar oleh sosok misterius lalu ditikam sama Mona. Mimpi itu sontak membuatnya menjerit-jerit ketakutan dalam tidurnya hingga Dawin datang membangunkannya, dan Alice langsung memeluk Dawin erat-erat. Saat akhirnya dia tenang dan menyadari apa yang dilakukannya, Alice langsung melepaskan diri dengan canggung.
Keesokan harinya, Dawin membawa Alice ke pantai biar Alice bisa santai dan menenangkan dirinya daripada sumpek di dalam rumah terus. Dia perhatikan Alice sangat stres belakangan ini. Dia bahkan membawakan teh chamomile yang bermanfaatkan untuk mengurangi stresnya Alice.
Alice benar-benar tersentuh dengan semua perhatiannya ini dan setulus hati mengucap terima kasih padanya. Alice jadi ingat akan pertemuan pertama mereka di pulau dulu.
Waktu itu, Alice benar-benar mengira kalau Dawin tuh orang jahat. Dawin mengerti, pantas saja Alice menendangnya keras-keras waktu itu. Masih terasa sakit loh sampai sekarang.
"Maaf. Tapi waktu aku bilang aku adalah putri, kenapa kau tidak mempercayaiku?"
"Tidak mungkin ada seorang pun yang mempercayai Yang Mulia dalam kondisi seperti waktu itu."
"Seburuk itukah?"
"Sangat buruk, Yang Mulia."
"Kau jujur sekali. Sejak hari pertama kita bertemu sampai hari ini. Inilah yang kusuka."
Alice lalu rebahan di pasir, mengabaikan kekhawatiran Dawin karena Dawin takut Alice kotor. Sudah lama sekali dia tidak se-rileks ini.
Alice jadi ingat masa kecilnya. Saat tidak banyak hal yang perlu dia pikirkan, tanpa memiliki tanggung jawab apapun, tidak takut apapun, tidak curiga apapun, dan juga tidak perlu berpura-pura menjadi seseorang yang bukan dirinya.
Tapi baru juga dia ngomong begitu, tiba-tiba dia penasaran sama kabar Alan. Katanya tidak ingin memikirkan apapun?
"Benar juga. Karena P'Will bersama Alan. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan."
Dawin ragu akan hal itu. Karena dari hasil penyelidikan, mereka mengetahui bahwa Will dan negaranya justru sedang mengalami masalah finansial, bahkan negara mereka sedang diambang kebangkrutan sekarang.
Sedangkan masalah finansial pribadinya sendiri, itu terjadi karena Will merugi banyak di pasar saham dan salah dalam berinvestasi.
Tapi berhubung Alice sangat amat percaya pada Will, jadi Dawin terlalu ragu tidak mengungkapkan fakta itu pada Alice, mungkin takut Alice tidak akan mempercayainya.
Bersambung ke part 5
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam