Tak sengaja mendengar Zhou Ying berkata tentang masuk ke istana dengan cara memanjat bagian dinding istana yang minim penjagaan, Hai Shi langsung nekat memakai cara yang sama dan menyelinap masuk ke istana, tapi malah ketahuan dan tertangkap oleh Zhou Ying dengan cepat.
Hai Shi beralasan kalau dia cuma mau melihat-lihat seperti apa istana, tapi Zhou Ying tak peduli dan keukeuh menyeretnya pulang sambil mengomeli ketidakpatuhannya, bahkan mengancam Hai Shi untuk membantunya mengerjakan semua tugasnya selama sebulan ini atau dia akan melaporkan masalah ini sama shifu.
Mereka berniat menyembunyikan masalah ini dari shifu biar mereka tidak dihukum, tapi shifu mereka malah sudah menunggu di depan gerbang begitu mereka masuk Aula Jifeng dan penasaran mereka dari mana.
Hai Shi dan Zhou Ying sontak menjawab secara bersamaan, tapi jawaban mereka berbeda yang jelas saja mencurigakan. Canggung, Hai Shi dengan tampang tanpa dosa mengkambinghitamkan Zhou Ying, mengklaim kalau tadi dia sedang latihan tapi Zhou Ying malah memaksanya pergi bersenang-senang di tempat hiburan.
Berhubung tak mungkin mengakui kebenarannya, terpaksa Zhou Ying mengiyakannya saja sambil menahan kesal. Untungnya Jian Ming percaya dan tidak mempermasalahkannya lebih jauh. Aman!
Kaisar bosan dengan sengalanya, bahkan sekotak mutiara koleksinya sama sekali tidak bisa menyenangkannya. Tapi saat Kasim Mu mulai membahas tentang festival lampion, Kaisar jadi teringat masa lalunya.
Flashback.
Dulu, dia dan Jian Ming pernah jalan-jalan di festival lampion dengan mengenakan topeng (sepertinya waktu itu dia belum menjadi Kaisar dan dia juga sangat ceria dibanding sekarang). Di festival itulah, Kaisar tak sengaja melihat seorang wanita yang memakai kalung duyung. Wanita itu memakai topeng, tapi Kaisar langsung jatuh cinta padanya.
Dia bahkan langsung mengejar wanita itu dan mencopot topengnya tanpa permisi, dan semakin jatuh cinta begitu melihat wajahnya yang cantik. Kaisar mengenalinya, dia adalah Zi Zan - putri dari negeri Zhunian, dan langsung melancarkan rayuan padanya. Dan tampak jelas kalau Zi Zan juga menyukai Kaisar.
Flashback end.
Malam itu juga, Kaisar mengajak Jian Ming jalan-jalan ke festival lampion seperti dulu. Tapi setiap kedai yang mereka lewati, justru membuat Kaisar sedih teringat kenangan-kenangan indahnya bersama Zi Zan dulu.
Pada saat yang bersamaan, Hai Shi juga jalan-jalan bersama Zhou Ying. Namun langkahnya seketika terhenti saat melihat sepasang suami-istri membeli sepasang aksesoris giok, dia tampak semakin tertarik dengan aksesoris itu saat si penjual berkata bahwa aksesoris itu memiliki makna romantis dan cocok diberikan untuk orang terkasih.
Melihat ketertarikan Hai Shi, Zhou Ying tiba-tiba berinisiatif membelikan satu untuk Hai Shi. Err... dia tidak ada maksud romantis sih sama Hai Shi, malah sebenarnya dia beli banyak. Wkwkwk! Ini semua mau dia bagi-bagikan untuk semua pria di Aula Jifeng, biar Aula Jifeng tidak dikira aulanya para pria lajang.
"Aku tidak tahu harus diberikan pada siapa." Tolak Hai Shi.
"Jika tidak ada, berikan saja pada Shifu." Santai Zhou Ying sambil menyodorkan satu padanya.
Tapi Hai Shi terlalu ragu dan canggung dan langsung mengembalikan benda itu kembali ke Zhou Ying. "Kau berikan sendiri saja padanya."
Tepat saat kembang api menyala di langit, Hai Shi tak sengaja bersenggolan dengan seseorang yang agak mencurigakan. Maka Hai Shi pun pergi membuntuti orang itu tanpa pamit sama Zhou Ying.
Zhou Ying sendiri juga tidak perhatian sama Hai Shi karena tepat saat itu juga, dia melihat seorang wanita cantik yang kontan membuatnya terpesona. Tiba-tiba ada beberapa helai benang merah terjatuh ke kakinya. Zhou Ying memungutnya, padahal cuma sebentar dia mengalihkan pandangannya, namun wanita cantik itu mendadak menghilang entah ke mana. Dan saat itulah, Zhou Ying baru sadar kalau Hai Shi juga menghilang.
Saat mereka melewati kedai wedang ronde, Kaisar kontan membeku dengan sedih teringat kenangan indahnya makan wedang ronde bersama Zi Zan persis di tempat itu dulu, mereka dulu benar-benar pasangan yang sangat mesra dan romantis, dan saling mencintai satu sama lain. Kaisar pun memutuskan mampir dan memesan dua mangkok.
Namun tiba-tiba muncul sekelompok orang yang menyerang mereka. Err, bukan. Lebih tepatnya, menyerang Jian Ming. Kaisar sampai heran, padahal jelas-jelas nyawanya yang lebih berharga, tapi yang diserang malah Jian Ming.
Sama seperti sebelumnya, saat Jian Ming bersusah payah melawan para penjahat itu, Kaisar santai-santai saja melanjutkan makan wedang rondenya.
Hai Shi baru tiba di tempat saat itu dan melihat Kaisar sendirian di meja tanpa perlindungan. Dia langsung memanfaatkan kesempatan itu untuk diam-diam mendekati Kaisar, berniat menyerangnya dengan puntalan ikannya.
Kaisar menyadari kehadirannya, namun tiba-tiba para penjahat itu justru menyelamatkan Kaisar dan balas menyerangnya, sehingga jadilah Hai Shi terlibat dalam pertarungan itu. Dia dan Jian Ming langsung saling bekerja sama melawan para penjahat itu.
Tapi kemudian dia memerintahkan Hai Shi untuk melindungi Kaisar, sementara dia sendiri terus melawan para penjahat itu. Hai Shi kesal harus menjaga orang yang dibencinya, tapi tak ada yang bisa dilakukannya selain menuruti perintah Shifu. Kaisar juga sepertinya menyadari kebencian Hai Shi padanya, tapi dia diam saja.
Untungnya Jian Ming sudah mempersiapkan segalanya sejak awal. Zhou Ying dan semua anggota Aula Jifeng cepat datang mengamankan Kaisar. Jian Ming cepat-cepat memancing para penjahat itu ke tempat lain sembari memerintahkan para anak buahnya untuk membawa Hai Shi pulang.
Membiarkan para penjahat itu mengepungnya di tengah hutan, Jian Ming bisa menduga kalau dalang dari penyerangan ini pastilah seseorang yang dia kenal, makanya mereka menyerangnya. Dan karena mereka malah melibatkan orang lain yang tidak seharusnya terlibat, Jian Ming tidak bisa mengampuni mereka, dan langsung bergerak cepat mengalahkan semuanya lalu memerintahkan para anak buahnya untuk menghabisi semua penjahat itu tanpa sisa.
Yah, bisa ditebak ini ulah siapa, Menteri Su. Dia langsung kesal setengah mati saat mendengar semua anak buahnya dihabisi. Menteri Su bisa menebak kalau Jian Ming melakukan itu pasti karena Jian Ming curiga bahwa dirinyalah dalang dari penyerangan ini.
Dia yakin kalau Jian Ming tidak ingin ada informasi yang bocor, dan juga ingin menyembunyikan masalah ini dari Kaisar. Karena itulah, Menteri Su memerintahkan anak buahnya untuk lebih berhati-hati mulai sekarang.
Mengira Jian Ming terluka, Hai Shi masuk kamar Jian Ming untuk mengantarkan obat, tapi malah melihatnya bertel****ng dada. Hai Shi jadi tersipu malu dan gugup karenanya. Dia bahkan jadi terlalu malu menatap mata Jian Ming lalu cepat-cepat undur diri.
Bahkan gara-gara itu, Hai Shi jadi bermimpi liar, dia bermimpi mendatangi festival lampion bersama Shifu dalam dandanan wanita, memberinya aksesoris giok pasangan, lalu tiba-tiba Shifu menariknya mendekat, berkata bahwa ia akan selalu menemani Hai Shi dalam festival lampion setiap tahun lalu menciumnya mesra.
Hai Shi sontak terbangun dari mimpi indah itu dengan wajah panas dan langsung menepuki wajahnya sendiri biar sadar dari mimpi liar itu. Dia benar-benar berusaha keras mengenyahkan Shifu dari pikirannya, tapi malah terus melihat bayangan Shifu, bahkan di baskom air yang kontan saja membuat Hai Shi jadi makin salting.
Maka kemudian dia memutuskan untuk menghukum dirinya sendiri dengan mencatat kitab 200 kali dan menolak sarapan, karena kalau sarapan sudah pasti akan bertemu Shifu. Tapi bahkan setelah mengurung diri di ruang baca seharian sama sekali tidak bisa menenangkan hatinya setiap kali dia bertemu Shifu.
Jian Ming jelas heran melihat keanehannya hari ini, tapi dia cuma mengira kalau Hai Shi sedang sakit dan menyarankannya untuk berobat.
"Alangkah bagusnya kalau memang ada obatnya." Gerutu Hai Shi dalam hati. Dia menyangkal sakit lalu buru-buru pamit dengan alasan mau latihan dan mengerjakan semua tugasnya yang tertunda.
Di istana, Kaisar bosan seperti biasanya, namun kemudian Kasim Mu datang memberitahu bahwa Zhunian mengirimkan sebuah titah. Menteri Su yang datang untuk memberitahukan kabar gembira dari Zhunian, Pangeran ke-4 yang selama ini hidup di Zhunian sebagai jaminan, akan segera kembali untuk melaksanakan pernikahan.
Kaisar hampir senang. Tapi kemudian Menteri Su juga mengabarkan bahwa Pangeran ke-4 akan pulang dengan membawa serta Tuan Putri Ti Lan. Raja Zhunian menginginkan pernikahan politik antara Putri Ti Lan dengan Kaisar.
Senyum Kaisar sirna seketika. Kaisar tidak setuju dan menolak, tapi Menteri Su dengan gigih berusaha membujuknya untuk tetap menerima kedatangan Putri Ti Lan demi keselamatan Pangeran ke-4.
Kaisar kesal mendengarnya. Tapi tiba-tiba Kaisar ganti topik membahas penyerangan yang terjadi di festival lampion.Menteri Su langsung tegang, tapi dengan lancarnya dia berakting seolah dia tak tahu menahu.
Hmm, Kaisar jelas curiga sama dia. Tapi pada akhirnya Kaisar memutuskan untuk tidak membahasnya lebih jauh dan hanya memutuskan untuk menerima semua permintaan Raja Zhunian.
Segala persiapan pun mulai dilakukan untuk menyambut kedatangan Putri Ti Lan, termasuk membuat baju khusus untuk Putri Ti Lan yang sepenuhnya diserahkan pada Divisi Penyulaman Istana yang dipimpin oleh Penyulam Ju.
Penyulam Ju jelas punya perasaan pada Jian Ming. Hari itu, dia datang membawakan kabar tentang pergerakan musuh mereka, sekaligus membawakan hadiah teh mahal khusus untuk Jian Ming.
Tapi Jian Ming sama sekali tidak memiliki perasaan yang sama padanya. Malah dengan dinginnya dia membagikan teh mahal itu untuk semua muridnya. Penyulam Ju jadi sedih dan canggung karenanya.
Hai Shi galau teringat hubungan dekat Shifu dengan Kaisar. Apa yang akan Shifu lakukan jika benar-benar ada orang yang membunuh Kaisar. Menurut Zhou Ying, sudah pasti Shifu akan mengjungkirbalikkan dunia untuk menemukan pelakunya lalu membunuhnya. Hai Shi jadi makin gelisah mendengarnya.
Tapi dia penasaran sama para penyerang di festival lampion waktu itu. Sepertinya mereka menarget Shifu, apa Shifu punya musuh?
"Shifu adalah pisau tajam yang disembunyikan Kaisar. Tentu saja punya banyak musuh. Meski mereka tak punya dendam padanya, tapi mungkin mereka takut dan ingin mematahkan pisau tajam ini."
"Tapi aku tidak paham. Kenapa Shifu memerintah untuk membunuh semua pembunuh itu tanpa sisa. Apa dia tidak ingin tahu siapa dalangnya?"
"Kalau itu aku tidak tahu. Jika aku tahu, maka Aula Jifeng ini... mana mungkin masih diurus Shifu." Canda Zhou Ying.
"Aku hanya ingin tahu, ada apa di balik semua ini?" Hai Shi penasaran.
"Dengan otakmu itu kau masih mengkhawatirkan Shifu. Sia-sia aku mengira kau punya pasangan. Aku bahkan senang untukmu. Tak kuduga kalau kau malah sebaliknya. Hatimu selalu memikirkan Shifu. Sungguh berbakti. Kapan kau juga memikirkan kakakmu ini."
Hai Shi sontak sebal menjambak cepol rambut Zhou Ying, tapi malah membuat kancing lengan bajunya nyangkut di rambut Zhou Ying. Dan tepat saat itu juga, Shifu mendadak muncul dan salah paham melihat keakraban mereka.
Shifu dia langsung membawa Zhou Ying bicara berdua dengannya dan to the point mengingatkan dan menegaskan pada Zhou Ying bahwa Hai Shi adalah 'Adik laki-lakinya'... adik laki-laki... jadi jangan melewati batas.
Zhou Ying langsung paham pikiran Shifu dan buru-buru meyakinkan Shifu bahwa Shifu salah paham. Dia kakak seperguruannya Hai Shi dan berjanji akan mengajarkan hal-hal baik saja pada Hai Shi dan tidak akan melewati batas.
Hai Shi tidak bisa tidur malam itu, tiba-tiba ada yang mengetuk pintunya. Awalnya dia mengira Zhou Ying yang datang, tapi ternyata Shifu. Dia tahu kalau Hai Shi tidak bisa tidur nyenyak belakangan ini, jadi dia memutuskan untuk menemani Hai Shi bermeditasi di depan kamarnya untuk membantu Hai Shi tidur.
Bersambung ke episode 3
***
Jadi, ke mana kah Zi Zan sekarang? Tebakanku dia sudah meninggal dunia, makanya Kaisar sedih di festival lampion dan tampak selalu bosan seperti tidak punya semangat hidup tapi tak punya pilihan selain bertahan hidup.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam