Sinopsis Yali Çapkini (The Kingfisher) Episode 2 - Part 1

Seyran benar-benar menderita malam itu, dia terpaksa harus menjalani pertunangan dengan Ferit. Dia jadi sangat marah pada ayahnya, tapi ibunya berusaha keras memperingatkannya untuk menahan diri dan emosinya agar tidak membuat Kazim murka. Bibi juga tidak bisa membantu karena dia juga tidak mampu melawan kehendak Kazim.


Namun yang paling parah adalah saat dia harus memberitahukan masalah ini pada Suna yang sedari tadi di kamar dan belum tahu tentang perubahan situasi ini. 

 

Seyan benar-benar galau tak tahu bagaimana harus memberitahukan hal ini pada Suna dan terus berusaha untuk menyembunyikan tangan kirinya sembari berusaha meyakinkan Suna kalau ini bukan salahnya, segalanya serba mendadak sampai dia tidak bisa berkata-kata.

Suna awalnya mengira kalau Keluarga Korhan membatalkan lamaran mereka dan langsung menyalahkan dirinya sendiri atas kecerobohan dan kebodohannya, namun lama-lama dia mulai merasa aneh dengan sikap Seyran dan Ibu, dan saat itulah dia mulai memperhatikan tangan kiri Seyran yang sedari tadi disembunyikan di belakang punggung. 

Dia langsung menarik tangan kiri Seyran dan sontak shock melihat cincin tunangannya sekarang malah terpakai di jari Seyran. Suna dan Seyran benar-benar hancur. Harapan dan impian keduanya sama-sama hancur. 

Walaupun pasti ada amarah pada adiknya karena perubahan situasi ini, namun Suna yakin kalau Keluarga Korhan memang sudah tidak menginginkannya gara-gara kecerobohannya tadi. Sedangkan Seyran, dia  sungguh tidak ingin menikah, tapi dia tidak bisa melawan kehendak orang tua.

Bibi juga sebenarnya tidak senang dengan perubahan situasi ini karena jelas-jelas perubahan situasi ini bisa mempermalukan keluarga, para tetangga pasti akan menggosip yang tidak-tidak. Namun Kazim masa bodo, yang penting dia bisa menikahkan salah satu putrinya ke keluarga kaya. 

Untung saja Ferit menyukai Seyran, jika tidak, Kazim mungkin akan sangat murka pada Suna dan membunuh putrinya sendiri itu. Dia sama sekali tidak peduli biarpun mereka akan jadi bahan gosip, yang penting dia mendapatkan keuntungan dari pernikahan Ferit dan Seyran. Yaitu, dia meminta rumah di Istanbul agar mereka sekeluarga bisa pindah ke Istanbul.


Kazim bahkan tidak mau berlama-lama dan akan segera menikahkan kedua anak itu beberapa hari lagi. Hah? Seyran dan yang lain jelas shock saat mendengar kabar ini. Seyran tidak mau menikah, apalagi dengan orang asing. Pokoknya dia tidak mau!

Tapi perlawanannya itu sontak membuat Kazim murka hingga dia dengan kejamnya menjambak Seyran dan menyeretnya sepanjang jalan ke gudang dan mengurungnya sepanjang malam di sana, dan memperingatkan semua orang untuk tidak memberinya makan dan minum, dan semua orang terlalu takut sehingga mereka hanya bisa melihat dan tidak berani menolongnya


Sementara Seyran menderita, Ferit justru sedang bersenang-senang di diskotik saking senangnya setelah berhasil mendapatkan wanita yang dia inginkan. Abidin sampai heran sama dia, biasanya Ferit bukan tipe orang yang akan jatuh cinta pada pandangan pertama. 

Err... tapi nyatanya, biarpun dia suka sama Seyran, ke-playboy-annya jelas sulit dihilangkan. Bahkan saat Abidin meninggalkannya sebentar untuk menerima teleponnya Orhan, Ferit langsung dikerubungi oleh beberapa wanita lagi.

Iri hati membuat Suna jadi agak sinis pada Seyran sekarang dan jelas saja Ibu tidak senang dengan sikapnya itu dan langsung menegurnya, mengingatkannya bahwa Seyran sama sekali tidak bersalah, malah Seyran juga kebingungan kemarin malam. Apa yang terjadi semalam itu bukan kesalahan Seyran.

Sontak saja ucapan terakhir Ibu itu membuat Suna jadi teringat kecerobohannya semalam dan itu langsung membuatnya jadi histeris lagi merutuki kebodohannya sendiri.


Demi menghindari gosipan para tetangga, Kazim menyuruh Bibi untuk menyebar berita ke tetangga bahwa Keluarga Korhan kemarin datang untuk melamar Seyran dan bukan Suna. Selain itu, dia juga melarang Suna untuk pergi ke pasar untuk sementara waktu, pokoknya Suna tidak boleh keluar rumah sampai segalanya beres.

Jika bukan karena hari ini Keluarga Korhan menelepon untuk mengajak Seyran keluar untuk mempersiapkan pernikahan mereka secepatnya, Kazim mungkin tidak akan mengeluarkan Seyran dari kamar kurungannya. 

Seyran benar-benar frustasi saat mendengar alasannya dikeluarkan dari kurungannya, dia berusaha memohon-mohon pada Ibu untuk menolongnya keluar dari situasi ini, tapi Ibu benar-benar tidak bisa. Mereka semua tahu betul bahwa sudah tidak ada jalan kembali sekarang. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, Seyran tetap harus menjalankan takdirnya dan menikah dengan Ferit.

Usai membantu Seyran berdandan, Bibi berusaha meyakinkan Seyran bahwa ayahnya Seyran melakukan semua ini demi kebaikan dan masa depan Seyran. Kazim bisa saja menikahkan Seyran dengan siapa pun, tapi Kazim tidak sembarangan memilih menantu. Kazim ingin Seyran masuk ke keluarga yang baik agar statusnya juga naik.

Pfft! Seyran sinis mendengarnya, selama bertahun-tahun ayah mereka itu bahkan tidak pernah menatap mata mereka hanya karena mereka bukan putra. Tapi Bibi bersikeras meyakinkan Seyran bahwa mereka tetaplah berharga bagi ayah mereka dan ayah mereka itu hanya menginginkan mereka bahagia.

"Bibi pikir kakakku bahagia? Bibi tidak lihat bagaimana keadaannya kemarin? Bagaimana denganku?"

"Itu cuma satu momen. Satu momen dalam keseluruhan hidup itu tidak berarti," santai Bibi.

Malah sebenarnya, Bibi justru berharap dulu orang tuanya bisa bersikap seperti Kazim yang tegas untuk menikahkannya. Ya memang, dulu Bibi sendiri yang tidak ingin menikah. Dulu, Bibi cukup terkenal di seluruh penjuru kota. 

Tapi lihatnya dia sekarang, tua dan mengering di rumah ini. Bibi hanya tidak mau Seyran dan Suna jadi seperti dirinya. Tapi tetap saja Seyran tidak mau menikah dan bertekad akan mencari cara apa pun untuk menghindar dari pernikahan ini. Kalau tidak ada jalan keluar lain, maka dia akan kabur. Pokoknya dia tidak mau menikah dengan pria yang sudah mempermalukan Suna.


Yusuf tak sengaja mengetahui masalah ini dari seorang barber yang menggosip tentang keangkuhan Kazim setelah putrinya, Seyran, dilamar orang kaya semalam. Jelas saja Yusuf shock.

Dia langsung mendatangi rumah Seyran, tapi tidak berani masuk, jadi dia hanya mencoba menghubungi Seyran berulang kali namun tidak diangkat-angkat yang jelas saja membuatnya jadi semakin gelisah. 

 

Padahal itu karena Seyran tidak sedang memegang ponselnya saja. Seyran baru mengetahui misscall-nya Yusuf saat dia kembali ke kamar. Yusuf sontak heboh saat akhirnya Seyran menelepon dan menuntutnya untuk segera keluar rumah dan menemuinya di luar.

Seyran galau. Dia janji akan menemui Yusuf nanti, tapi dia memohon pada Yusuf untuk pergi sekarang, dia takut kalau Yusuf akan dilihat ayahnya. Baiklah, Yusuf menyuruhnya untuk menemuinya di pasar nanti, di tempat biasa mereka bertemu.

Namun saat Yusuf hendak pergi, dia malah melihat mobil mewah berhenti di depan rumah Seyran, lalu seorang Ferit keluar dari dalamnya dengan membawa sebuket bunga, dan jelas saja itu membuatnya kesal dan cemburu.

Tapi bunga itu bukan untuk Seyran, melainkan untuk Ibunya Seyran. Bibi kepedean mengira kalau dia juga bakalan diajak, tapi ternyata Ferit ingin pergi berduaan saja dengan Seyran. Pfft! Bibi kecewa.

Seyran ketus banget sama Ferit sepanjang jalan, kesal karena Ferit malah memilih dia padahal kemarin mereka datang untuk melamar Suna. Abidin jadi canggung karena harus menyaksikan perdebatan kedua calon pengantin itu. Tapi Abidin maklum sih, karena... "cinta yang besar biasanya dimulai dengan pertengkaran." (Pfft!)

Jadwal mereka hari ini cukup banyak. Pertama mereka berdua harus foto, Ferit sumringah banget waktu sesi foto. Lalu setelah itu mereka ke rumah sakit untuk pemeriksaan darah. 

Ferit masih gigih menggodai Seyran, tak peduli biarpun Seyran terus menolak serangannya, tapi Ferit juga masih sempat-sempatnya menelepon Pelin dan mengabarkan perkembangan rencana pernikahannya (Beuh!).

Pelin jelas tidak senang mendengar pacarnya akan segera menikah, makanya begitu selesai menelepon, dia langsung memutuskan untuk pergi menyusul Ferit ke Gaziantep.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments