Mengira kalau Dongfang Qing Chang cuma peri pendosa biasa, Lan Hua jadi meremehkan ancamannya. Kesal, Qing Chang pun sengaja menjahatinya dengan memotong rambut panjang Lan Hua dengan menggunakan kekuatan sihirnya, rambut yang susah payah Lan Hua pelihara selama 1000 tahun.
Sontak itu membuat Lan Hua jadi marah hingga dia langsung belas dendam dengan menjambak rambutnya Qing Chang. Anehnya, sepertinya pertukaran tubuh mereka sepertinya juga membuat Qing Chang merasakan sakitnya Lan Hua. Waktu Lan Hua menjambak rambutnya, Qing Chang bisa merasakan sakitnya.
Kemarahan Lan Hua tiba-tiba berubah jadi kesedihan hingga dia langsung menangis tersedu-sedu sambil menuntut Qing Chang untuk mengembalikan rambutnya. Dia mewek heboh banget dengan menggunakan wajahnya Qing Chang yang jelas saja membuat Qing Chang tidak senang... Hingga Qing Chang benar-benar tidak tahan lagi melihat wajah dan tubuhnya bertingkah kayak banci, dan akhirnya dia mau juga mengembalikan rambutnya Lan Hua seperti sedia kala dengan memakai kekuatan sihirnya.
"Kau orang pertama yang membuatku tunduk pada ancaman," geram Qing Chang saking kesalnya.
"Kau juga orang pertama yang membuatku menangis dengan suara pria," balas Lan Hua.
Lan Hua tidak tahan sedetik pun untuk tinggal di tubuh bobrok Qing Chang ini, jadi dia bertekad akan menghancurkan Formasi Haotian ini biar mereka bisa segera keluar dan kembali ke tubuh masing-masing.
Dia mencoba kekuatan Qing Chang, tapi kekuatannya Qing Chang terlalu besar dan kuat bagi Lan Hua sehingga Lan Hua malah terpental olehnya. Duh, bagaimana ini? Tapi segala hal di dunia ini ada sebab akibatnya.... Mereka pasti telah melakukan sesuatu yang membuat tubuh mereka tertukar.
Qing Chang yakin kalau mereka akan bisa bertukar tubuh kembali jika mereka mengulangi apa yang membuat mereka jadi seperti ini. Tapi apa?... Ah! Seketika itu pula mereka tiba-tiba memikirkan satu hal yang sama... ciuman.
Sementara itu di Istana Yongquan, Chang Heng mengunjungi temannya, Dewa Rong Hao, seorang peri yang tinggal di dalam lukisan (keren deh, benar-benar kayak hidup di dalam lukisan jaman kuno). Dari percakapan mereka, ternyata 30.000 tahun yang lalu, Chang Heng memiliki perjanjian pernikahan dengan Dewi Xi Yun.
Sayangnya kemudian Dewi Xi Yun menghilang entah ke mana dan tidak pernah ada kabarnya. Sebenarnya dia dan Dewi Xi Yun juga belum pernah sekalipun bertemu. Namun bahkan sampai sekarang, Chang Heng masih tetap bertekad untuk mencarinya sampai ketemu.
Dia juga memiliki saputangan yang sepertinya milik seorang wanita. (Hmm, siapakah pemilik saputangan itu? Tapi kalau dia tidak pernah bertemu dengan Dewi Xi Yun, berarti seharusnya saputangan itu bukan saputangannya Dewi Xi Yun dong. Apa ada wanita lain? Tapi kalau dia punya wanita lain, terus untuk apa dia masih mencari Dewi Xi Yun?)
Menyadari mereka mungkin bisa bertukar tubuh kembali dengan ciuman, Qing Chang langsung memaksa mau mencium Lan Hua. Tapi Lan Hua menolak, bahkan langsung menggunakan kekuatan sihir tubuh Qing Chang yang begitu hebat hingga Qing Chang terdorong keras ke segel Formasi Haotian.
Segel itu sontak menyetrum Qing Chang yang jelas saja membuat Lan Hua panik mencemaskan tubuhnya. Dia langsung menggunakan sihirnya Qing Chang untuk menyelamatkan tubuhnya, tapi kuatnya kekuatan sihir Qing Chang, sontak membuat Lan Hua terdorong begitu kuatnya tepat ke arah Qing Chang sehingga bibir mereka bersentuhan lagi dengan disertai petir (atau listrik) yang menyelubungi mereka.
Dan dugaan Qing Chang ternyata benar, ciuman mereka memancarkan kekuatan yang begitu dahsyat hingga jiwa mereka pun kembali ke tubuh masing-masing, bahkan berhasil meruntuhkan segel Menara Haotian dan seketika itu pula Dongfang Qing Chang benar-benar kembali menjadi Raja Bulan yang terkenal kejam dan keji.
Lan Hua sontak ketakutan menyadari orang yang dia kira peri pendosa biasa ini, memiliki kekuatan begitu besar. Namun jelas dia belum menyadari siapa sebenarnya orang yang dia kira peri pendosa ini. Parahnya lagi Qing Chang tiba-tiba saja langsung berusaha membunuhnya.
Namun ternyata, biarpun sudah kembali ke tubuh aslinya, entah kenapa Dongfang Qing Chang tetap bisa merasakan rasa sakitnya Lan Hua. Di dahinya tampak muncul sebuah tanda sihir yang kontan membuatnya merasakan sakitnya Lan Hua, menyakiti Lan Hua rasanya seperti menyakiti dirinya sendiri sehingga dia terpaksa harus segera melepaskan tangannya dari leher Lan Hua.
Berhubung segel Menara Haotian sudah terbuka, Lan Hua pun bergegas kabur dari sana. Qing Chang pun langsung keluar dari menara itu. Namun dengan kekuatan hebatnya, dia mampu mengembalikan menara itu seperti sedia kala seolah tak pernah terjadi apa pun.
Lan Hua mendarat kembali ke hutan dan mendapati buku kehidupannya Chang Heng sudah berubah. Sekarang Chang Heng sudah baik-baik saja, syukurlah, Lan Hua pun senang.
Chang Heng awalnya bisa merasakan ada yang aneh dengan Menara Haotian. Namun saat dia keluar dari lukisan, dia melihat Menara Haotian masih utuh. Namun tak lama kemudian, seorang pengawal istana muncul mengabarkan bahwa semua peri pendosa kabur dari Menara Haotian.
Kebetulan Chang Heng dan Rong Hao melewati hutan yang sama dengan Lan Hua. Lan Hua hampir saja ketahuan Chang Heng, namun dia berhasil menyembunyikan diri di balik pohon tepat waktu.
Tepat saat itu juga, perhatian Chang Heng teralih karena kehadiran dua peri pendosa yang menyerangnya. Namun jelas kedua peri pendosa itu bukan tandingan Chang Heng dan Rong Hao yang dengan cepat melumpuhkan dan menangkap mereka.
Chang Heng masih curiga ada orang di balik pohon, namun ternyata sudah tidak ada siapa-siapa di sana. Chang Heng akhirnya langsung pergi, namun dia tidak sadar kalau saputangan-nya terjatuh. Saat akhirnya dia sadar kalau saputangannya hilang, saputangan itu sudah tidak ada lagi di hutan. Entah menghilang ke mana atau entah diambil siapa.
Di Istana Yongquan, Lan Hua mendengar para peri menggosip tentang kehebatan Chang Heng yang telah berhasil menangkap semua peri pendosa yang kabur. Lan Hua sontak bangga pada Chang Heng dan langsung meremehkan Qing Chang, mengira Qing Chang juga pasti sudah tertangkap kembali oleh Chang Heng.
Lan Hua jadi tenang dan langsung pergi ke Kota Laut untuk menggunakan giok-giok spiritual milik keempat teman perinya untuk membeli obat yang bisa menyembuhkan akar anggreknya. Masalahnya, si penjual obat jual mahal banget dan menolak menurunkan harga obatnya.
Untungnya kemudian Lan Hua punya kesempatan untuk mendapatkan obatnya saat si penjual menuntutnya untuk membantunya mengantarkan baju ke Paviliun Liufang. Hmm, sepertinya orang-orang di paviliun itu sangat menakutkan sampai-sampai tak ada seorang pun yang berani mengantarkan baju itu ke sana. Tapi Lan Hua yang tidak tahu apa-apa tentang paviliun itu dan sangat membutuhkan obatnya, langsung setuju dan pergi ke sana dengan senang hati.
Kebetulan pada saat yang bersamaan di Paviliun Liufang, pemimpin Paviliun Liufang yang bernama Die Yi, mengarahkan para anak buahnya untuk mencari seseorang... hmm, mungkin yang dia cari adalah Dewi Xi Yun. Namun yang mereka dapatkan hanya peri bunga rendahan. Die Yi kesal dan berniat mau memusnahkan si peri bunga, namun si peri bunga tiba-tiba berhasil kabur.
Lan Hua kebetulan baru tiba di sana. Aura tempat itu memang terasa menyeramkan, namun Lan Hua berusaha menguatkan dan memberanikan dirinya memasuki tempat itu. Namun alangkah terkejutnya dia saat membuka lemari untuk meletakkan baju itu, dia malah mendapati si peri bunga bersembunyi di sana.
Si peri bunga benar-benar ketakutan dan memohon-mohon pertolongannya. Prihatin, Lan Hua pun membantunya dengan cara menggunakan kekuatannya untuk mengubah wujud si peri bunga ke dalam wujud aslinya, bunga foniks biar gampang disembunyikan di nampan.
Namun saat dia hendak pergi, tiba-tiba saja gelang ajaibnya merasakan keberadaan buku kehidupan. Aneh sekali, kenapa bisa ada buku kehidupan di paviliun ini padahal buku kehidupan seharusnya ada di dalam Kuil Si Ming.
Gelang ajaibnya merasakan buku kehidupan itu ada di balik sebuah pintu rahasia. Namun saat dia hendak masuk, ruangan itu ternyata dilindungi oleh kekuatan sihir. Namun berkat gelang ajaibnya yang memiliki kekuatan untuk memanggil buku kehidupan itu, Lan Hua pun berhasil mengambilnya.
Namun anehnya, saat dia mencoba menggunakan kekuatannya untuk melihat siapa pemilik buku kehidupan itu, dia malah mendapati buku kehidupan itu tak bernama. Aneh sekali.
Di tempat lain, Dongfang Qing Chang bertemu dengan anak buahnya, Wakil Jenderal Bulan berwujud naga air yang bernama Shang Que yang memberinya update tentang segala yang terjadi selama 30.000 menghilangnya Qing Chang.
Ternyata selama ini Qing Chang dirumorkan mati. Adiknya Qing Chang, Xun Feng yang kemudian menjadi Raja Bulan. Namun Xun Feng bisa dibilang, lemah dan tidak berdaya menghadapi para pemberontak.
Selama puluhan ribu tahun, klan mereka terus menghadapi berbagai konflik internal dan Klan Khayangan memanfaatkan kelemahan mereka itu untuk terus menyerang dan mengambil alih wilayah mereka.
Qing Chang jelas kesal mendengar semua informasi itu dan langsung bertekad untuk memimpin pasukan lama untuk membangkitkan kembali Klan Bulan mereka dan mengalahkan Klan Khayangan.
Dia lalu membawa Shang Que ke Dunia Misterius. Di Dunia Misterius inilah, peperangan antara Klan Bulan dan Klan Khayangan berlangsung 30.000 tahun yang lalu, di mana Gadis Chidi mengorbankan inti jiwanya dengan cara menusukkan pedangnya ke dirinya sendiri sehingga kekuatan dari dalam dirinya memancar begitu kuatnya hingga berhasil mengalahkan Dongfang Qing Chang dan menyegel para pasukan Klan Bulan menjadi patung pasir.
Sekarang, Qing Chang bertekad untuk membuka segel agar pasukannya terbebas dari wujud patung pasir mereka. Namun sayangnya, tidak mudah bagi Qing Chang untuk membuka segel Gadis Chidi biarpun Qing Chang sudah berusaha menggunakan segenap kekuatannya. Segel itu hanya bisa dibuka oleh Gadis Chidi. Tapi bagaimana caranya? Inti jiwa Gadis Chidi sudah hancur.
Sayangnya usaha Lan Hua untuk menyelamatkan peri bunga gagal dan mereka tertangkap dengan cepat. Lan Hua bahkan langsung dicambuk oleh Die Yi.
Yang tidak mereka ketahui, bahkan Lan Hua pun tidak menyadarinya, bahwa Qing Chang bisa merasakan rasa sakitnya Lan Hua. Bahkan luka-lukanya Lan Hua juga muncul di kulitnya Qing Chang. Dari situlah Qing Chang jadi tahu kalau Lan Hua sedang berada dalam bahaya.
Bersambung ke episode 3
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam